Suara ketukan di pintu membuat tidur Max yang nyenyak terganggu. Pria itu perlahan mulai membuka matanya. Dia mengerjapkan matanya untuk beradaptasi dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar hotel. tatapan pria itu langsung tertumbuk pada wanita yang tidur dalam pelukannya. Orlena berbaring di sampingnya dengan tangan yang melingkar di tubuh Max memeluknya di balik selimut. Max bisa merasakan kulit mereka yang tidak mengenakan pakaian apapun saling menempel sehingga memberikan kehangatan satu sama lainnya.Lalu terdengar kembali suara ketukan di pintu membuat Max teringat alasan dia terbangun. Akhirnya pria itu menyibakkan sedikit selimutnya, perlahan melepaskan tangan Orlena yang memeluknya dan berusaha agar tidak membuat wanita itu terbangun. Kemudian dia turun dari ranjang dadn menyelimuti tubuh Orlena. Dia bisa merasakan tubuhnya lengket karena mereka belum membersihkan tubuhnya. Orlena sangat l
“Kenapa kamu melanggar janjimu, Max?”Tubuh Max menegang mendengar suara itu. Pria itu mendongak menatap bayangan dirinya di cermin. Tapi bayanga itu sama sekali tidak mirip dengan dirinya. Terutama tatapan matanya yang begitu tajam. Karena bayangan di cermin itu memang bukanlah Max, melainkan Rey.“Aku tidak melanggar janji apapun padamu, Rey.” Max tampak sangat serius.”Tapi kamu mengatakan akan menjauh dari… dari wanita itu.” Rey tampak sulit menyebutkan nama Orlena. Karena baginya nama Orlena akan selalu mengingatkannya pada kejadian yang tidak ingin diingatnya.“Aku tidak bisa melakukannya.”Rey memicingkan matanya dengan tatapan tidak suka. “Kenapa kamu tidak
Hal pertama yang dilakukan Orlena dan Max untuk berpetualang di Paris adalah menaiki kapal pesiar menyusuri sungai Seine yang membelah kota Paris menjadi menjadi dua, yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Cara ini jauh lebih cepat dan tidak melelahkan dibandingkan harus berjalan kaki. Karena dengan menaiki kapal pesiar, mereka bisa berkeliling kota Paris dan bisa melihat tempat-tempat yang ikonik. Seperti menara Eiffel, museum Louvre, katedral Notre Dame, jembatan Alexander III hingga Ponts Des Arts yang terkenal dengan jembatan gembok cinta.Saat ini Orlena dan Max menikmati sarapan mereka di tingkat bawah. Mereka bisa makan sambil menikmati pemandangan kota Paris yang indah. Liburan mereka semakin luar biasa ketika merasakan makanan yang dihidangkan begitu lezat.“Aku pikir kamu akan mengajakku ke menara Eiffel lebih dahulu.” Max memasukkan potongan dag
"Tapi sebenarnya aku penasaran apa yang membuatmu menghindariku, Max?” tanya Orlena ingin tahu apa yang dipikirkan oleh kekasihnya. Namun melihat Max tampak ragu untuk menjawab membuat Orlena tidak mau memaksakan pria itu."Maafkan aku, Max. Jika kamu tidak mau menjawabnya, maka kamu tidak perlu menjawabnya."Penjaga toko itu memberikan apa kantong berisi satu set cangkir yang dibeli oleh Orlena. Max mengeluarkan uang untuk membayarnya. Setelah itu mereka melangkah kembali.Tatapan Max tertuju pada Orlena yang berjalan di depannya. Wanita itu tampak asyik melihat benda-benda antik yang ditata di depan toko-toko. Pria itu masih memikirkan pertanyaan Orlena. Ingin sekali pria itu menjawabnya. Ingin sekali pria itu memberitahu kebenaran apa yang sedang dipikirkan olehnya. Tapi peringatan Rey membuatny
Rey tampak terkejut mendengar ucapan Orlena. Pria itu memicingkan matanya menatap wanita itu. “Aku? Orang yang sudah membuatmu berubah adalah aku?”Orlena menganggukkan kepalanya. “Ya, kamulah orangnya, Rey.”“Tapi kenapa aku?” Rey tidak mengerti mengapa dirinya yang sudah mengubah kebencian dalam hati Orlena. Karena dia tidak pernah melakukan hal yang baik pada wanita itu.“Kamu ingat saat kamu muncul setelah kepribadian Theo muncul?”“Ada apa dengan hal itu?” tanya Rey dengan suara dingin.“Saat itulah aku mengetahui jika Theo tercipta karena rasa bersalah yang kamu rasakan setelah menghancurkan hidupku. Lalu kamu juga merasa tersiksa ketika mendengar nama ay
Max membuka matanya. Hal pertama yang dilihatnya adalah Orlena yang berbaring di sampingnya dengan mata terbuka dan bibir menyunggingkan senyuman. Max pun membalas senyuman wanita itu. "Jadi siapa yang muncul semalam?" tanya Max. "Rey."Tubuh Max menegang mendengar ucapan Orlena. Pria itu menatap wanita yang masih telanjang dibalik selimut. “Apa katamu? Rey yang muncul semalam?” terkejut Max.Orlena menganggukkan kepalanya. “Ya, Rey yang muncul semalam. Ada apa, Max?” wanita itu bisa melihat sang kekasih tampak sangat gusar.Tentu saja Max takut mendengar yang muncul adalah Rey. Dia ingat bagaimana Rey memperingatkannya untuk tidak menjalin hubungan asmara dengan Orlena. Jika Rey muncul semalam, maka Rey pasti membicarakan sesuatu pada wanita itu.“Apakah Max mengatakan sesuatu yang aneh?”Orlena memicingkan matanya menatap pria itu. “Sesuatu yang aneh? Seperti apa?”“Seperti pertanyaan tentang hubungan kita.”Wanita itu mengingat pembicaraannya dengan Rey. Kemudian Orlena mengangg
Esmee menoleh saat mendengar suara itu. Dia bisa melihat seorang pria tampan mengenakan kemeja biru dengan lengan digulung itu duduk di samping Esmee. Pria itu kemudian memesan minuman yang sama dengan Esmee.“Kamu siapa?”Tatapan pria itu kembali tertuju pada wanita yang sudah menarik perhatiannya sejak tadi. Bibirnya menyunggingkan senyuman ke arah wanita yang saat ini mengenakan gaun pendek berwarna merah.“Namaku Romain. Kita memang belum mengenal, tapi aku ingin mengenalmu.” Pria itu mengulurkan tangannya sehingga memperlihatkan kulit maskulinnya berwarna kecoklatan dengan sebuah jam tangan hitamnya.Esmee menatap tangan Romain dengan tatapan tidak tertarik. Kemudian tatapannya beralih pada wajah tampan pria itu. “Sayangnya aku tidak te
Ide yang dipikirkan oleh Romain adalah membawa Esmee menuju sebuah taman hiburan. Esmee yang sedikit mabuk, berdiri di depan pintu gerbang sebuah taman hiburan yang sudah tutup itu. Kemudian tatapan wanita itu beralih pada Romain yang berdiri di sampingnya.“Taman hiburan? Jadi ini adalah idemu untuk meredakan kesedihanku?” tanya Esmee tidak percaya.Romain menganggukkan kepalanya. “Ya, ini adalah ideku, Manis. Tidak hanya anak kecil yang menyukai taman hiburan. Tapi orang dewasa pun juga menikmati semua wahana di taman hiburan. Apakah kamu tidak menyukainya, Manis?”Esmee menggelengkan kepalanya. “Bukan begitu. Aku bukannya tidak menyukainya. Hanya saja aku terkejut ini adalah ide yang kamu pikirkan. Tapi bagaimana kita bisa masuk? Sekarang sudah malam, pasti taman hiburannya sudah tut
Mia menatap pantulan dirinya di depan cermin besar. Wanita itu mengenakan gaun putih gading yang terlihat indah. Gaun lengan panjang itu melebar di bagian bawah pinggang. Di belakangnya ekor gaun menjuntai beberapa meter. Gaun itu terlihat begitu mewah karena brokat emas yang menghiasi seluruh gaun."Apakah ini tidak terlalu berlebihan, Mrs. Vardalos?" tanya Mia kepada calon ibu mertuanya.Zeta berdiri di samping Mia. Wanita itu menatap penampilan calon menantunya dengan tatapan kepuasan. Bibirnya tersenyum lebar tampak sangat bahagia."Tidak ada yang berlebihan, Sayangku. Kamu sangat cantik." Zeta memeluk bahu Mia meyakinkan wanita itu."Tapi aku tidak yakin tampil dengan gaun ini, Mrs. Vardalos. Aku merasa tidak pantas mengenakannya." Mia menunduk sedih.Zeta memutar tubuh Mia sehingga wanita itu menghadap ke arahnya. Wanita itu menepuk bahu Mia sehingga menatap ke arahnya."Reynard sudah memberitahuku jika kamu kesulitan untuk percaya diri, Mia. Tak seorang pun di dunia ini yang bi
Reynard sudah mencarinya di seluruh resort. Namun dia belum kunjung menemukan tunangannya. Dia begitu ketakutan terjadi hal buruk pada Mia. Lalu tatapannya tertuju ke arah lautan. Dia berpikir mungkin saja Mia tidak sengaja jatuh ke lautan. Tapi segera Reynard menggelengkan kepalanya. Dia tahu hal aneh seperti itu hanya ada dalam drama-drama, tidaklah nyata.Tiba-tiba seorang pria mengenakan setelan hitam berjalan menghampirinya. Langkahnya terhenti tepat di hadapan Reynard. Mata Reynard mengamati pria itu dengan tatapan penuh tanda tanya."Apakah anda adalah Reynard Metraxis?" tanya pria itu.Reynard menganggukkan kepalanya. "Benar. Saya adalah Reynard Metraxis. Anda siapa?""Saya adalah Daniel Wade. Saya diperintahkan seseorang untuk mengantarkan anda ke suatu tempat." Pria itu memberitahu Reynard.Reynard memicingkan matanya menatap pria itu. "Siapa yang memerintahkan kamu kemari?"Pria itu tersenyum. "Saya tidak bisa memberitahu anda, Mr. Metraxis. Tapi ini berhubungan dengan tunan
"Jadi kamu memang merencanakan lamaran ini saat merencanakan liburan kita?" tanya Mia saat mereka sudah kembali ke kabin mereka. Reynard menarik Mia yang baru saja selesai mandi untuk duduk di pangkuannya. "Aku memang merencanakan liburan ini untuk melamarmu. Aku sudah sangat yakin tidak ingin melepaskanmu lagi. Karena kamu adalah wanita yang dikirim Tuhan untuk menemaniku di sisa hidupku." "Bisakah kamu berhenti untuk mengatakan hal-hal yang manis? Kamu membuat pipiku memerah." Mia menyentuh pipinya yang memanas. Reynard terkekeh melihat reaksi sang kekasih. "Aku hanya mengungkapkan isi hatiku, Agape mou. Kenapa wajahmu jadi seperti kepiting rebus?" "Kamu menyebalkan, Reynard." Mia mendengus kesal. Reynard mencium bibir Mia sekilas. "Bagaimana bisa pria tampan ini menyebalkan?" "Kenarsisan-mu mengingatkanku pada tingkat kepercayaan dirimu yang tinggi saat berpikir aku memujimu." Mia terkekeh geli. "Jangan ingatkan aku tentang hal itu." Kali ini Reynard yang tampak kesal. Mia t
Blue Magic merupakan salah satu spot menyelam terbaik. Lokasi ini berada di antara pulau Kri dan pulau Waisai. Dengan perpaduan laut berwarna biru muda yang cantik ditambah dengan keindahan kehidupan bawah lautnya sehingga tidak heran orang-orang menyebut tempat itu sebagai Blue Magic.Reynard dan Miayang sudah mengenakan pakaian dan perlengkapan menyelam sedang menikmati pemandangan kehidupan bawah laut di Blue Magic. Bersama dengan pemandu tour, mereka bersama mengelilingi tempat itu. Reynard menggandeng tangan sang kekasih untuk menjaga wanita itu berada di dekatnya. Seperti yang dikatakan pemandu mereka tadi karena arus yang kuat mampu menyeret penyelam ke laut terbuka.Namun perjuangan mereka tidaklah sia-sia. Karena mereka bisa melihat warna warni batu karang yang cantik serta hewan-hewan laut yang menakjubkan. Seperti ikan pari manta, barakuda, tuna dan makhluk laut yang paling populer di tempat itu adalah kumpulan jackfish.Setelah puas menikmati pemandangan bawah laut itu, Re
"Dan aku akan membuatmu juga sangat liar, Agape mou." Setelah mengucapkan kalimat itu, Reynard langsung menunduk. Bukan untuk mencium bibir Mia melainkan menggigit lembut telinga wanita itu.Hembusan nafas Reynard yang menerpa kulit Mia membuat wanita itu merinding geli. Namun dia merasakan sensasi aneh di perutnya. Seakan perutnya baru saja diguncangkan dengan keras."Reynard." Desah Mia."Kamu menyukainya, Agape mou?" bisik Reynard.Menyukainya? Mia bahkan tidak mengerti bagaimana tubuhnya berubah panas karena tindakan Reynard. Padahal pria itu bahkan belum menyentuh titik sensitif Mia tapi Reynard mampu membangkitkan hasrat liar dalam dirinya.Reynard beralih ke leher Mia. Menciptakan panas yang menjalar dalam setiap kecupannya. Tangan Reynard menyusup dalam kaos wanita itu menangkup salah satu bukit kembar Mia. Mia tak mampu berpikir dengan jernih ketika Reynard memberikan cumbuan serta remasan lembut di payudaranya. Ketika tangan Reynard menurunkan branya dan menyentuh putingnya
Raja Ampat di Indonesia adalah tempat yang dipilih oleh Reynard menghabiskan liburannya bersama dengan Mia. Keindahan pemandangan laut dan pantai sangat memikat pasangan itu begitu mereka sampai di Misool Eco Resort.Misool merupakan satu dari empat pulau terbesar di kepulauan Raja Ampat yang terletak di provinsi Papua Barat. Misool berbatasan langsung dengan laut Seram dan perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus. Sehingga tidak heran jika Raja Ampat terkenal dengan keindahan kehidupan bawah lautnya.“Tempat ini seperti surga, Reynard.” Mia melihat lautan berwarna biru kehijaun yang sangat indah.“Tempat ini seperti surga jika aku bersamamu, Agape mou.”Mia menoleh dan memperlihatkan rona merah di pipinya. “Berhentilah merayuku terus, Mr. Metraxis. Kamu akan membuatku meleleh seperti mentega di bawah sinar matahari.”Reynard tertawa mendengar perumpamaan sang kekasih. Pria itu meraih tangan Mia dan berjalan menyusuri jembatan kayu di atas laut. “Sayangn
Reynard melepaskan ciumannya. Sepasang kekasih itu segera menoleh. Karyawan wanita yang beberapa hari yang lalu tidak sengaja mendorong Mia hingga terluka berdiri di depan pintu dengan terkejut. Tidak butuh orang pintar untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan Reynard dan Mia dengan posisi Reynard yang menyergap tubuh Mia diantara dinding."Maafkan aku. Aku akan naik lift berikutnya." Wanita pirang itu segera mengalihkan perhatiannya.Tak lama kemudian pintu lift kembali tertutup. Reynard kembali mengalihkan perhatiannya pada wanita cantik yang terperangkap di hadapannya."Sepertinya kita akan membuat seisi kantor heboh." Mia meringis membayangkan berita baru tentang dirinya dan Reynard yang akan segera muncul."Aku pikir bukan berita buruk yang akan kita dengar." Reynard menyunggingkan senyuman."Bagaimana kamu bisa begitu yakin?" tanya Mia menatap sang kekasih."Apa kamu tidak sadar dengan posisi kita saat ini, Agape mou?" tanya Reynard.Mia melihat Reynard yang berdiri di hadapan
"Jadi kamu masih tidak akan memberitahuku ke mana kita akan pergi akhir pekan ini?" tanya Mia sembari menyantap burgernya.Setelah berpikir lama tentang makanan yang akan mereka pilih sebagai menu makan siang mereka, akhirnya Mia mendesak Reynard untuk pergi ke restoran cepat saji. Dia ingin menikmati burger. Sudah lama wanita itu tidak memakannya. Terakhir kali dia makan makanan bertumpuk itu adalah ketika Alicia mengajaknya untuk merayakan ulang tahun Alicia berdua dengannya."Sudah kukatakan itu adalah kejutan." Reynard menyantap burger bagiannya.Mia berpikir Reynard akan terlihat kaku memakan makanan cepat saji itu. Karena selama ini pria itu selalu menyantap makanan-makanan dari koki terbaik. Tapi ternyata dugaan Mia salah. Gerakan tangan Reynard saat memegang burger itu begitu luwes. Seolah pria itu sudah sering memakannya."Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku kenakan, Reynard? Bagaimana jika aku salah kostum? Maksudku bagaimana jika aku mengenakan kaos dan celana pendek tap
Reynard dan Mia sudah berada di dalam mobil pria itu. Namun Reynard tidak segera menghidupkan mesin mobilnya. Pria itu memilih memusatkan perhatiannya pada Mia. Wajah wanita itu tampak pucat. Dia tahu tidak mudah bagi Mia menghadapi situasi seperti tadi."Apakah kamu baik-baik saja, Agape mou?" Reynard mengulurkan tangan menggenggam tangan Mia.Akhirnya wanita yang sejak tadi diam mulai menoleh menatap sang kekasih. Bibirnya berusaha menyunggingkan senyuman. "Aku... Aku baik-baik saja, Reynard.""Kamu yakin? Wajahmu tampak pucat, Agape mou." Tangan Reynard berpindah menyentuh pipi Mia."Sebenarnya aku memang tidak baik-baik saja, Reynard. Aku sangat takut. Bahkan tanganku sampai gemetar seperti ini." Mia mengangkat kedua tangannya yang masih gemetar."Maafkan aku, Agape mou. Kamu harus menghadapi Mama seperti itu. Seharusnya aku tahu lebih awal jika Mama datang kemari. Salahku tidak memperingatkanmu lebih dulu." Sesal Reynard."Jadi benar ibumu selalu melakukannya? Maksudku bersikap