Beranda / Romansa / Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam / 4.Siapa Maximilian Steltzer?

Share

4.Siapa Maximilian Steltzer?

Penulis: Marrygoldie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-19 01:28:49

Orlena membuka pintu rumahnya. Terlihat di wajah cantiknya tampak begitu kesal. Pasalnya Bruno tidak bisa membuatnya puas. Sehingga efek obat perangsang yang diminumnya, masih bisa dirasakannya. 

"Kamu sudah pulang?" 

Suara itu membuat Orlena mendongak. Dia bisa melihat seorang wanita berambut pirang duduk di atas sofa besar dengan laptop berada di pangkuannya. 

"Mau bagaimana lagi, Loody. Klienku sudah puas." Orlena mengangkat kedua bahunya. 

"Sepertinya dia tidak bisa memuaskanmu. Bagaimana jika aku yang memuaskanmu?"

Orlena meninju perut seorang pria yang berdiri di sampingnya. Pria bernama Russel Lee itu langsung meringis sakit dan memegangi perutnya. Sedangkan Aloody yang melihatnya langsung tertawa. 

"Sepertinya kamu sudah bosan disini, Russel. Apakah kamu mau diusir dari sini?" Orlena melayangkan tatapannya tajam ke arah pria itu. 

Russel langsung menggelengkan kepalanya. "Ampun, Orlena. Aku masih mau hidup di sini. Ampuni nyawaku."

Orlena menganggukkan kepalanya. "Baguslah, kalau begitu jaga ucapanmu. Kalau tidak aku akan tendang burungmu."

Russel menutupi selangkangannya dengan kedua tangan untuk melindunginya dari Orlena. Aloody tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah konyol satu-satunya pria dalam rumah ini. Sebenarnya Orlena tidak serius mengatakannya, tapi beginilah cara mereka bercanda. 

Orlena menghampiri Aloody dan duduk di sampingnya. Kemudian dia memeluk wanita yang saat ini mengenakan piyama pendek dengan corak stroberi. 

"Apakah kamu sudah menemukan informasinya, Loody?" tanya Orlena. 

Pria berdarah Asia itu ikut duduk di samping Orlena dan memeluk wanita itu. 

"Informasi apa?" tanya Russel penasaran. 

"Informasi tentang pria yang memperkosa Orlena delapan belas tahun yang lalu." Jawab Aloody kembali mengotak-atik laptopnya untuk membuka sebuah dokumen. 

Russel menegakkan kepalanya terkejut. "Kamu menemukannya dimana, Orlena?"

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya saat makan malam dengan seorang klien." Jelas Orlena masih ingat dengan pertemuannya dengan Max. 

"Aku sudah mengumpulkan semua informasinya." Aloody menggeser laptopnya sehingga Orlena dan Russel bisa melihat informasi itu. "Namanya Maximilian Steltzer. Presiden Direktur perusahaan Kimo."

Orlena menghela nafas berat. "Aku sudah mendengar itu. Apakah tidak ada informasi yang menarik?" 

Aloody menganggukkan kepalanya. "Ada. Sebenarnya perusahaan Kino ini adalah milik keluarga istrinya, Esmee Wedler."

"Jadi pria itu menjadi Presiden Direktur karena merayu anak bosnya?" tebak Russel. 

Aloody menganggukkan kepalanya. "Nilai seratus untukmu, Russel."

Orlena mendengus sinis. "Sungguh menjijikkan. Bahkan dari dulu kehidupannya masih menjijikkan. Tapi anehnya dia tidak mengenaliku. Apakah wajahku berubah banyak sejak usiaku lima belas tahun?" Orlena ingat respon Max yang biasa saja. 

Aloody menggelengkan kepalanya. "Tidak, kamu tidak berubah banyak. Aku sudah melihat fotomu saat masih sekolah."

"Mungkin dia mengalami amnesia." Celetuk Russel. 

"Amnesia?" Orlena melepaskan pelukannya dan menegakkan  tubuhnya menatap pria di sampingnya. "Apa maksudmu?"

"Mungkin saja dia mengalami kecelakaan yang melukai kepalanya sehingga dia mengalami amnesia."

Orlena mendengus sinis. "Mungkin itu hukuman dari Tuhan."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan untuk balas dendam, Orlena?" tanya Russel penasaran. 

Bibir wanita dengan tinggi seratus enam puluh lima sentimeter itu menyunggingkan senyuman penuh arti. "Balas dendam? Aku akan menghancurkan hidupnya sampai hancur berkeping-keping."

Aloody dan Russel yang mendengarkan langsung menganggukkan kepalanya. 

Russel menepuk bahu Orlena. "Kami siap membantumu, Orlena."

Aloody menganggukkan kepalanya. "Benar, karena kita adalah sahabat."

Tiba-tiba smartphone Orlena berdering. Dia mengambil benda itu dari dalam tas. Melihat nama bosnya, wanita langsung mengangkat panggilan itu. 

"Ada apa, Fey?" tanya Orlena. 

"Oh, Orly sayang. Apakah aku mengganggumu? Aku harap Tuan Jannings tidak keberatan." Ucap seorang wanita dengan suara centil. 

"Tidak, Fey. Tuan Jannings sudah pergi. Aku bahkan sudah pulang ke rumah. Ada apa?"

"Ada seseorang yang ingin kamu menemaninya. Apakah kamu masih sanggup?" 

Bibir Orlena tersenyum senang. "Tentu saja masih sanggup. Aku akan datang ke sana sekarang."

"Aku menunggumu, cantik." 

Orlena memasukkan smartphone ke dalam tas. Kemudian dia berdiri. "Aku pergi dulu. Pekerjaan menantiku."

"Hati-hati, Orlena." Seru Russel. 

Wanita itu melambaikan tangan sebelum akhirnya meninggalkan rumah itu.

***

"Apakah kamu tidak bisa memberikan pekerjaan ini padaku, Fey? Kenapa kamu memberikan banyak pekerjaan untuk Orly?" tanya wanita bernama Ursula sembari memegangi lengan ramping milik Feyrin Blanc. 

Feyrin menghela nafas berat. "Ursula, bukan aku yang ingin memberikan pekerjaan ini pada Orlena. Tapi mereka sendiri yang meminta Orlena secara khusus. Aku tidak bisa mengecewakan klien. Lagipula kamu juga memiliki klien yang khusus memintamu, bukan? Jadi berhentilah iri pada Orlena."

Ursula mendengus kesal. "Menyebalkan. Padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi kenapa aku tetap menjadi nomor dua. Apakah Orlena menggunakan ilmu hitam untuk memikat mereka?" Ursula mendengus kesal. 

"Benar, Ursula. Aku memang menggunakan ilmu hitam bernama 'Give the best of me'." 

Seketika Ursula tersentak kaget karena tiba-tiba wanita itu berada di sampingnya. 

Orlena tahu menempati posisi pertama dalam pekerjaan ini pasti banyak yang iri termasuk Ursula. "Kamu tidak bisa memberikan yang terbaik dan tidak bisa menahan emosimu, Ursula. Itulah kenapa kamu tidak bisa mengalahkanku." Orlena mendengus sinis. 

Feyrin menghela nafas berat melihat Orlena dan Ursula saling melayangkan tatapan penuh kebencian. 

"Sudah, sudah, jangan bertengkar. Orlena, sebaiknya kamu cepat pergi ke ruang VIP nomor satu. Dia sudah menunggumu. Dia klien baru. Jadi kuharap kamu membuat dia menjadi pelanggan tetap." Feyrin menatap Orlena penuh harap. 

Wanita yang masih mengenakan gaun hitam itu mengacungkan tangannya membentuk huruf 'O'. "Siap, Bos!"

Orlena berjalan meninggalkan ruangan bosnya. Seketika wanita itu disambut dengan suara musik yang keras dan hiruk pikuk orang yang menikmati malam itu. Dia menghampiri sebuah lorong khusus. Di mana ada banyak pintu. Sampai di depan pintu VIP nomor satu, Orlena membuka pintu itu. Seketika bibirnya menyunggingkan senyuman. 

***

Bab terkait

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   5.Pria Aneh

    Kamu masuk jebakanku, Max. Pria yang menjadi klien baru Orlena ada Max. Berbeda dengan pria yang ditemuinya di restoran, Orlena bisa melihat penampilan pria itu terbilang seperti preman. Dengan sepatu boots hitam, celana jeans hitam yang robek di bagian lutut, kaos hitam, jaket kulit hitam dan kacamata hitam."Wow… apakah kamu merubah penampilanmu untukku, Tampan?" Orlena pun berjalan masuk dan menghampiri Max yang duduk di sofa. Kemudian wanita itu dengan berani duduk di atas pangkuan pria itu. Melingkarkan satu lengannya di leher Max. "Jadi kamu datang kemari setelah mengantarkan istrimu pulang, Max?" Orlena mengelus pipi pria itu dengan sentuhan menggoda.Tiba-tiba pria itu menggulingkan tubuh wanita itu ke sofa lalu menindihnya. Alih-alih meringis sakit, Orlena justru tersenyum. Kedua tangannya digantung di leher Max. "Jadi kamu ingin langsung bermain, Tampan? Kalau begitu aku akan menyanggupinya.” Orlena menarik leher Max dan langsung menciumnya. Membawa pria itu ke dalam sebu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   6.Pen-stabil

    Terdengar suara pintu lift terbuka. Seorang pria mengenakan setelan hijau keabu-abuan berjalan memasuki apartemen milik Max. Seperti biasanya dia akan menyiapkan sarapan yang dia beli dalam perjalanan. Saat masuk ke dapur, pria bernama Altherr Caspari terlonjak kaget. Pasalnya dia melihat atasannya sudah duduk di meja makan menikmati kopi paginya. Bahkan Max sudah terlihat rapi dengan setelan biru bergaris-garis merah.“Oh, God. Kamu mengejutkanku, Max.” Altherr mengelus dadanya yang berdebar kencang.Max sama sekali tidak menanggapinya karena terlalu sibuk dengan pikirannya. Kemudian Altherr memilih kembali berjalan menuju kabinet dapur. Mengeluarkan dua potongan segitiga tuna sandwich. Setelah membuang kantongnya, Altherr menghampiri Max dan meletakkan piring itu di hadapan pria itu.“Apakah Rey membuatmu tidak tidur? Karena itukah kamu sudah siap sepagi ini?” tanya Altherr, satu-satunya orang yang mengetahui masalah penyakit mental yang dialami oleh Max. Memang benar, Max memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   7.Alter Ego Lainnya

    Orlena mengamati private lift yang memiliki desain yang mewah. Dengan banyaknya ornamen berwarna emas membuat lift itu tampak berkelas. Memikirkan dirinya akan bertemu dengan Max, membuat api kebencian semakin terbakar dalam dirinya. Rencana balas dendamnya pada Max sudah menjadi blueprint dalam pikirannya. Kamu akan merasakan pembalasan dariku, Pria Brengsek. Bahkan pembalasan itu akan lebih menyakitkan berkali-kali lipat dibandingkan yang kamu berikan padaku. Tekad Orlena dalam hati. Mendengar suara pintu lift terbuka, perhatian Orlena pun tertuju pada pemandangan apartemen mewah milik Max. Wanita itu melangkah keluar dari lift. Seorang pria asing berjalan menghampiri Orlena. “Selamat siang, Nona. Saya adalah Altherr Caspari. Saya adalah sekretaris Tuan Steltzer.” Pria itu mengulurkan tangannya. Wanita yang saat ini mengenakan blouse biru muda dengan rok putih itu membalas uluran tangan Altherr. “Saya adalah Orly. Lalu di mana Tuan Steltzer? Kenapa aku tidak melihat dia?” Sejak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   8.Gadis Yang Cengeng

    Mia? Bukan Max dan juga bukan Rey. Tapi Mia? heran Orlena dalam hati saat mendengar jawaban dari pria itu.Akhirnya wanita itu berjalan menghampiri bathtub. Dia berlutut di samping bathtub. Dia bisa melihat Max menatapnya dengan mata berlinang dan bahunya yang masih gemetar. Kemudian Orlena mengulurkan kedua tangannya menyentuh bahu Max. Wanita itu mengguncangkan tubuh pria itu.“Dasar Menyebalkan!!! Sampai kapan kamu mau mempermainkanku, HUH? Kamu pikir dengan berpura-pura menjadi gadis cengeng bisa membuatku percaya? Dasar Pria aneh.” Omel Orlena yang berpikir Max sedang bersandiwara.Setelah puas mengguncangkan tubuh pria itu, Orlena menghentikannya untuk melihat reaksi Max. Pria itu memasang ekspresi sedih sebelum akhirnya kembali menangis keras. Bahkan karena terlalu keras membuat Orlena harus menutup kedua telinga dengan tangannya.“MIA BUKAN PRIA ANEH!!! PADAHAL MIA TIDAK MENYAKITI KAKAK, TAPI KENAPA KAKAK JAHAT PADA MIA. HUAA…..”Orlena bisa melihat Max terlihat seperti gadis

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24
  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   9.Sangat Liar

    “Sayangnya aku bukan Mia, Nona cantik.” Orlena memicingkan matanya. “Kamu bukan Mia. Dan aku juga yakin kamu bukan Max. Jadi siapa kamu?” Pria beranjak naik sehingga sekarang wajahnya tepat berada di atas wajah Orlena. Tatapan mereka saling bertaut. Meskipun wajah pria di hadapannya adalah milik Max, tapi Orlena bisa merasakan hal yang berbeda dari cara pria itu menatap dirinya. Karena Orlena pernah berada di posisi yang sama seperti itu bersama dengan Rey, Orlena yakin pria di hadapannya ini bukanlah Rey. Pasalnya Rey memiliki tatapan yang sangat tajam dan juga dia sangat kasar. Sedangkan pria di hadapannya saat ini memiliki tatapan yang nakal. Orlena sudah banyak menghadapi banyak tipe pria. Wanita itu mengenali pria seperti apa dengan tatapan seperti yang dilihatnya. Pria yang sering menggoda banyak wanita. Jari telunjuk Max menyusuri garis bibir Orlena. “Aku akan memberitahumu siapa aku setelah kamu melakukan sex denganku.” Orlena tersenyum sinis. “Sex? Itu adalah perkara mud

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   10.Memperbaiki Kesalahan

    Alarm di ponsel membuat tidur Max terganggu. Perlahan pria itu membuka matanya. Dia perlu beradaptasi dengan sinar matahari pagi yang sudah menerangi kamarnya. Kemudian pria itu mengulurkan satu tangannya untuk meraih ponselnya. Setelah mendapatkan smartphone di tangannya, Max langsung mematikan alarmnya. Dia bisa melihat jam sudah menunjukkan jam enam pagi.Tiba-tiba Max merasakan ada yang bergerak di sampingnya. Dia bahkan bisa mendengar suara seorang wanita mengerang karena tidurnya terusik. Saat Max menleh ke samping, betapa terkejutnya pria itu saat melihat Orlena berbaring di atas lengannya. Dan yang membuat Max semakin terkejut adalah wanita itu sama sekali tidak mengenakan apapun. Dia hanya menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut. “Sial. Apa yang sebenarnya terjadi semalam?” tentu saja Max tidak bisa mengingat apapun karena bukan dirinya yang menguasai tubuhnya semalam.“Yang terjadi semalam adalah kita melakukan sex.”Suara itu sontak membuat Max terkejut. Bahkan karena t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   11.Membuatmu Menyukaiku

    Orlena duduk di depan komputer dengan tatapan bosan. Sudah sangat lama Orlena tidak menggunakan komputer. Sehingga ketika Arthur menyuruhnya untuk memasukkan beberapa data, Orlena tidak bisa mengerjakan dengan cepat. Wanita itu menguap untuk kesekian kalinya. Semalam dia berhubungan sex dengan Troy hingga jam tiga pagi. Sehingga Orlena kurang tidur. Dan ketika jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, wanita itu tidak bisa lagi menahan kantuknya. Orlena menelungkupkan kepalanya di atas meja dan menjadikan kedua tangannya sebagai bantal. Dalam sekejap wanita itu sudah beralih ke alam mimpi.Di ruang kerjanya, Max sedang memeriksa hasil penjualan makanan yang diproduksi oleh Kimo. Pria itu terlihat begitu serius membaca seiap angka dengan teliti. Bulan kemarin perusahaan kimo sedang dilanda masalah mengenai perusahaan lain yang meniru produk mie instan buatan kimo sehingga berbuntut pada kasus hukum. Tapi melihat penjualan bulan ini, tampaknya ada peningkatan yang signifikan. Membua

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   12.Kecoak Yang Sangat Mengganggu

    Max yang sedang menyantap makan siangnya, menyentuh bibirnya. Dia ingat bagaimana ciuman Orlena nyaris menghancurkan akal sehatnya. Padahal selama ini dia ahli dalam hal menahan diri. Tapi dia tidak bisa melakukannya saat bersama dengan Orlena. Seakan wanita itu memiliki feromon yang mampu memikat dirinya. Max menggelengkan kepalanya dengan keras berusaha untuk menyingkirkan Orlena dari kepalanya. Saat dia hendak melanjutkan makannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Pria itu meletakkan sendok di atas kotak makanannya. Kemudian dia mengambil smartphone yang tergeletak di atas meja. Dia bisa melihat nama ‘Esmee’ muncul di layar smartphone lipat miliknya.“Ada apa, Esmee?” tanya Max menyapa wanita itu setelah menggeser tombol hijau menerima panggilan itu.“Apakah aku mengganggu pekerjaanmu, Max?” tanya Esmee dengan ragu.“Tidak, aku sedang menikmati makan siangku. Jadi kamu sama sekali tidak mengganggu. Apakah ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan, Esmee?” Max yakin ada hal penting yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03

Bab terbaru

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   247.Pernikahan

    Mia menatap pantulan dirinya di depan cermin besar. Wanita itu mengenakan gaun putih gading yang terlihat indah. Gaun lengan panjang itu melebar di bagian bawah pinggang. Di belakangnya ekor gaun menjuntai beberapa meter. Gaun itu terlihat begitu mewah karena brokat emas yang menghiasi seluruh gaun."Apakah ini tidak terlalu berlebihan, Mrs. Vardalos?" tanya Mia kepada calon ibu mertuanya.Zeta berdiri di samping Mia. Wanita itu menatap penampilan calon menantunya dengan tatapan kepuasan. Bibirnya tersenyum lebar tampak sangat bahagia."Tidak ada yang berlebihan, Sayangku. Kamu sangat cantik." Zeta memeluk bahu Mia meyakinkan wanita itu."Tapi aku tidak yakin tampil dengan gaun ini, Mrs. Vardalos. Aku merasa tidak pantas mengenakannya." Mia menunduk sedih.Zeta memutar tubuh Mia sehingga wanita itu menghadap ke arahnya. Wanita itu menepuk bahu Mia sehingga menatap ke arahnya."Reynard sudah memberitahuku jika kamu kesulitan untuk percaya diri, Mia. Tak seorang pun di dunia ini yang bi

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   246.Keberadaan Mia

    Reynard sudah mencarinya di seluruh resort. Namun dia belum kunjung menemukan tunangannya. Dia begitu ketakutan terjadi hal buruk pada Mia. Lalu tatapannya tertuju ke arah lautan. Dia berpikir mungkin saja Mia tidak sengaja jatuh ke lautan. Tapi segera Reynard menggelengkan kepalanya. Dia tahu hal aneh seperti itu hanya ada dalam drama-drama, tidaklah nyata.Tiba-tiba seorang pria mengenakan setelan hitam berjalan menghampirinya. Langkahnya terhenti tepat di hadapan Reynard. Mata Reynard mengamati pria itu dengan tatapan penuh tanda tanya."Apakah anda adalah Reynard Metraxis?" tanya pria itu.Reynard menganggukkan kepalanya. "Benar. Saya adalah Reynard Metraxis. Anda siapa?""Saya adalah Daniel Wade. Saya diperintahkan seseorang untuk mengantarkan anda ke suatu tempat." Pria itu memberitahu Reynard.Reynard memicingkan matanya menatap pria itu. "Siapa yang memerintahkan kamu kemari?"Pria itu tersenyum. "Saya tidak bisa memberitahu anda, Mr. Metraxis. Tapi ini berhubungan dengan tunan

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   245.Pemberian Zeta

    "Jadi kamu memang merencanakan lamaran ini saat merencanakan liburan kita?" tanya Mia saat mereka sudah kembali ke kabin mereka. Reynard menarik Mia yang baru saja selesai mandi untuk duduk di pangkuannya. "Aku memang merencanakan liburan ini untuk melamarmu. Aku sudah sangat yakin tidak ingin melepaskanmu lagi. Karena kamu adalah wanita yang dikirim Tuhan untuk menemaniku di sisa hidupku." "Bisakah kamu berhenti untuk mengatakan hal-hal yang manis? Kamu membuat pipiku memerah." Mia menyentuh pipinya yang memanas. Reynard terkekeh melihat reaksi sang kekasih. "Aku hanya mengungkapkan isi hatiku, Agape mou. Kenapa wajahmu jadi seperti kepiting rebus?" "Kamu menyebalkan, Reynard." Mia mendengus kesal. Reynard mencium bibir Mia sekilas. "Bagaimana bisa pria tampan ini menyebalkan?" "Kenarsisan-mu mengingatkanku pada tingkat kepercayaan dirimu yang tinggi saat berpikir aku memujimu." Mia terkekeh geli. "Jangan ingatkan aku tentang hal itu." Kali ini Reynard yang tampak kesal. Mia t

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   244.Bukit Pianemo

    Blue Magic merupakan salah satu spot menyelam terbaik. Lokasi ini berada di antara pulau Kri dan pulau Waisai. Dengan perpaduan laut berwarna biru muda yang cantik ditambah dengan keindahan kehidupan bawah lautnya sehingga tidak heran orang-orang menyebut tempat itu sebagai Blue Magic.Reynard dan Miayang sudah mengenakan pakaian dan perlengkapan menyelam sedang menikmati pemandangan kehidupan bawah laut di Blue Magic. Bersama dengan pemandu tour, mereka bersama mengelilingi tempat itu. Reynard menggandeng tangan sang kekasih untuk menjaga wanita itu berada di dekatnya. Seperti yang dikatakan pemandu mereka tadi karena arus yang kuat mampu menyeret penyelam ke laut terbuka.Namun perjuangan mereka tidaklah sia-sia. Karena mereka bisa melihat warna warni batu karang yang cantik serta hewan-hewan laut yang menakjubkan. Seperti ikan pari manta, barakuda, tuna dan makhluk laut yang paling populer di tempat itu adalah kumpulan jackfish.Setelah puas menikmati pemandangan bawah laut itu, Re

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   243. Sangat Liar

    "Dan aku akan membuatmu juga sangat liar, Agape mou." Setelah mengucapkan kalimat itu, Reynard langsung menunduk. Bukan untuk mencium bibir Mia melainkan menggigit lembut telinga wanita itu.Hembusan nafas Reynard yang menerpa kulit Mia membuat wanita itu merinding geli. Namun dia merasakan sensasi aneh di perutnya. Seakan perutnya baru saja diguncangkan dengan keras."Reynard." Desah Mia."Kamu menyukainya, Agape mou?" bisik Reynard.Menyukainya? Mia bahkan tidak mengerti bagaimana tubuhnya berubah panas karena tindakan Reynard. Padahal pria itu bahkan belum menyentuh titik sensitif Mia tapi Reynard mampu membangkitkan hasrat liar dalam dirinya.Reynard beralih ke leher Mia. Menciptakan panas yang menjalar dalam setiap kecupannya. Tangan Reynard menyusup dalam kaos wanita itu menangkup salah satu bukit kembar Mia. Mia tak mampu berpikir dengan jernih ketika Reynard memberikan cumbuan serta remasan lembut di payudaranya. Ketika tangan Reynard menurunkan branya dan menyentuh putingnya

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   242. Raja Ampat

    Raja Ampat di Indonesia adalah tempat yang dipilih oleh Reynard menghabiskan liburannya bersama dengan Mia. Keindahan pemandangan laut dan pantai sangat memikat pasangan itu begitu mereka sampai di Misool Eco Resort.Misool merupakan satu dari empat pulau terbesar di kepulauan Raja Ampat yang terletak di provinsi Papua Barat. Misool berbatasan langsung dengan laut Seram dan perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus. Sehingga tidak heran jika Raja Ampat terkenal dengan keindahan kehidupan bawah lautnya.“Tempat ini seperti surga, Reynard.” Mia melihat lautan berwarna biru kehijaun yang sangat indah.“Tempat ini seperti surga jika aku bersamamu, Agape mou.”Mia menoleh dan memperlihatkan rona merah di pipinya. “Berhentilah merayuku terus, Mr. Metraxis. Kamu akan membuatku meleleh seperti mentega di bawah sinar matahari.”Reynard tertawa mendengar perumpamaan sang kekasih. Pria itu meraih tangan Mia dan berjalan menyusuri jembatan kayu di atas laut. “Sayangn

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   241.Tertangkap Basah

    Reynard melepaskan ciumannya. Sepasang kekasih itu segera menoleh. Karyawan wanita yang beberapa hari yang lalu tidak sengaja mendorong Mia hingga terluka berdiri di depan pintu dengan terkejut. Tidak butuh orang pintar untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan Reynard dan Mia dengan posisi Reynard yang menyergap tubuh Mia diantara dinding."Maafkan aku. Aku akan naik lift berikutnya." Wanita pirang itu segera mengalihkan perhatiannya.Tak lama kemudian pintu lift kembali tertutup. Reynard kembali mengalihkan perhatiannya pada wanita cantik yang terperangkap di hadapannya."Sepertinya kita akan membuat seisi kantor heboh." Mia meringis membayangkan berita baru tentang dirinya dan Reynard yang akan segera muncul."Aku pikir bukan berita buruk yang akan kita dengar." Reynard menyunggingkan senyuman."Bagaimana kamu bisa begitu yakin?" tanya Mia menatap sang kekasih."Apa kamu tidak sadar dengan posisi kita saat ini, Agape mou?" tanya Reynard.Mia melihat Reynard yang berdiri di hadapan

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   240. Keberanian

    "Jadi kamu masih tidak akan memberitahuku ke mana kita akan pergi akhir pekan ini?" tanya Mia sembari menyantap burgernya.Setelah berpikir lama tentang makanan yang akan mereka pilih sebagai menu makan siang mereka, akhirnya Mia mendesak Reynard untuk pergi ke restoran cepat saji. Dia ingin menikmati burger. Sudah lama wanita itu tidak memakannya. Terakhir kali dia makan makanan bertumpuk itu adalah ketika Alicia mengajaknya untuk merayakan ulang tahun Alicia berdua dengannya."Sudah kukatakan itu adalah kejutan." Reynard menyantap burger bagiannya.Mia berpikir Reynard akan terlihat kaku memakan makanan cepat saji itu. Karena selama ini pria itu selalu menyantap makanan-makanan dari koki terbaik. Tapi ternyata dugaan Mia salah. Gerakan tangan Reynard saat memegang burger itu begitu luwes. Seolah pria itu sudah sering memakannya."Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku kenakan, Reynard? Bagaimana jika aku salah kostum? Maksudku bagaimana jika aku mengenakan kaos dan celana pendek tap

  • Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam   239. Gemetar

    Reynard dan Mia sudah berada di dalam mobil pria itu. Namun Reynard tidak segera menghidupkan mesin mobilnya. Pria itu memilih memusatkan perhatiannya pada Mia. Wajah wanita itu tampak pucat. Dia tahu tidak mudah bagi Mia menghadapi situasi seperti tadi."Apakah kamu baik-baik saja, Agape mou?" Reynard mengulurkan tangan menggenggam tangan Mia.Akhirnya wanita yang sejak tadi diam mulai menoleh menatap sang kekasih. Bibirnya berusaha menyunggingkan senyuman. "Aku... Aku baik-baik saja, Reynard.""Kamu yakin? Wajahmu tampak pucat, Agape mou." Tangan Reynard berpindah menyentuh pipi Mia."Sebenarnya aku memang tidak baik-baik saja, Reynard. Aku sangat takut. Bahkan tanganku sampai gemetar seperti ini." Mia mengangkat kedua tangannya yang masih gemetar."Maafkan aku, Agape mou. Kamu harus menghadapi Mama seperti itu. Seharusnya aku tahu lebih awal jika Mama datang kemari. Salahku tidak memperingatkanmu lebih dulu." Sesal Reynard."Jadi benar ibumu selalu melakukannya? Maksudku bersikap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status