Mata Ben terus berkedip menatap wanita yang sedang berjalan mendekatinya. Wanita menawan mengenakan gaun pink lembut yang sangat canitk. Kemudian tatapan Ben beralih pada istrinya yang berdiri di sampingnya.“Kamu pasti bercanda. Dia tidak mungkin Mia.” Ucap Ben tidak percaya.“Aku tidak bercanda, Ben. Dia memang Mia. Dia hanya tidak mengenakan kacamata dan merias wajahnya.” Ucap Charlotte bersikeras.Ben kembali menoleh melihat Mia yang menggandeng Reynard Metraxis. Ben tahu jelas siapa pria yang datang bersama Mia. CEO perusahaan Metraxis yang merupakan perusahaan yang besar. Bahkan perusahaan itu masuk dalam sepuluh besar perusahaan terbaik di Swiss. Bahkan perusahaan milih keluarga Dalton saja berada di peringkat yang sangat jauh. Karena itu banyak orang membicarakan Reynard saat melihatnya masuk.“Mr. Dalton. Selamat untuk pernikahanmu.” Reynard berdiri di hadapan Ben dan mengulurkan tangannya.Ben memandang pria itu tidak percaya. Kemudian dia memandangan tangan Reynard yang kec
Mia tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Reynard. Namun ketika Reynard melangkah mundur dan melepaskan tangan Ben, Mia bisa melihat wajah mantan kekasihnya berubah sangat pucat. Dia yakin Reynard telah mengatakan apapun yang membuat Ben sangat ketakutan.“Sebaiknya kita membiarkan pasangan pengantin ini menikmati waktu bahagianya, Mia. Ayo!” Reynard menggandeng tangan Mia dan berjalan menjauh dari Ben dan Charlotte.“Ben, kamu baik-baik saja?” tanya Charlotte.Ben menoleh menatap tajam ke arah Charlotte. “Seharusnya kamu bisa menjaga mulutmu, Charlotte. Jika terjadi apapun padaku dan keluargamu, maka semua adalah kesalahanmu.”Charlotte mendengus kesal. “Kesalahanku? Kamu menimpakan semuanya padaku? Apa kamu tidak bercermin, Ben? Kamu sendiri yang menjatuhkan dirimu dan keluargamu ke lubang.”Dengan amarah yang meledak Charlotte beranjak pergi meninggalkan Ben. Hal itu dilihat Mia yang berdiri di pinggir ruangan bersama dengan Reynard. Bibirnya menyunggingkan senyuman puas. Dia tah
"Jadi sekarang kamu mau menjadi kekasihku?" tanya Reynard penuh harap."Jika kamu benar-benar tidak memiliki hubungan terlarang dengan Mr. Frey, aku mau menjadi kekasihmu." Mia menganggukkan kepalanya.Kedua bahu Reynard terkulai. "Sudah kukatakan aku tidak memiliki hubungan seperti itu dengan Nash. Aku harus mengatakan berapa kali agar kamu percaya padaku, Mia?"Mia tertawa melihat Reynard tampak frustasi karena berusaha menjelaskan jika dirinya tak memiliki hubungan apapun dengan Nash."Aku meminta Nash melakukan drama itu hanya untuk membuat wanita yang dijodohkan denganku merasa ilfeel padaku dan menolak perjodohan itu. Karena aku sudah menyukaimu dan tak ingin kamu salah paham jika aku dijodohkan dengan wanita lain." Jelas Reynard.Mia berjinjit sedikit untuk mencium bibir Reynard sekilas. "Aku percaya padamu."Reynard menunduk untuk mencium Mia kembali. Kali ini ciuman mereka lebih dalam dan lebih manis karena perasaan mereka saling menyatu. Menciptakan ledakan gairah yang membu
"Sebenarnya selama ini aku salah paham karena berpikir jika kamu menyukaiku." Reynard berusaha menahan rasa malunya."Aku menyukaimu?" Mia tampak bingung."Kamu ingat setiap pagi ketika aku datang bersama Nash, kamu terlihat terpaku melihat kami. Setelah itu kamu akan mengatakan kekagumanmu. Saat itu aku pikir orang yang kamu kagumi adalah aku."Satu detik, Mia berusaha mencerna ucapan Reynard. Lalu detik berikutnya dia pun berusaha menahan tawanya."Jangan tertawa. Kamu sudah berjanji untuk tidak tertawa." Reynard mengingatkan Mia akan janjinya.Mia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tertawa. Hanya berusaha menahannya. Tapi aku tidak menyukai. Maksudku, saat itu aku menyukai Nash." Reynard menghela nafas berat. "Aku tahu setelah kamu melihat drama Nash.""Kamu mengetahuinya dan tetap menyukaiku?" tanya Mia tidak percaya.Reynard menganggukkan kepalanya. "Aku sudah terlanjur jatuh cinta padamu."Tubuh Mia membeku mendengar pernyataan cinta yang tulus. Hatinya terasa hangat karena uc
Keesokan harinya, Mia pergi bekerja dengan suasana hati yang gembira. Ingatan tentang kencannya semalam dengan Reynard membuat senyuman Mia semakin lebar. Dia bahkan menjerit tertahan karena terlalu senang. Saat memasuki gedung perusahaan Metraxis, Mia segera berlari menghampiri Alicia. Dia melihat sahabatnya itu sedang menunduk menatap ponselnya."Alicia!" Panggil Mia yang sudah berdiri di hadapan wanita itu.Alicia mendongak dan menatap Mia tak percaya. Bahkan mulutnya terbuka lebar karena terlalu terkejut."Mengapa ekspresimu seperti itu, Alicia?" heran Mia."Mia, ceritakan padaku apa yang terjadi semalam? Apa kamu jadi pergi ke pernikahan Ben dan Charlotte bersama dengan Mr. Metraxis?" tanya Alicia.Mia menempelkan jari telunjuknya di depan bibirnya. "Sstt... Jangan keras-keras. Nanti orang lain tahu.""Maaf, tapi aku benar-benar penasaran." Alicia menatap Mia agar dia menceritaannya.Mia menganggukkan kepalanya. "Aku memang pergi dengannya. Ben dan Charlotte tidak bisa menginjak-
Reynard sangat geram. Kedua tangannya terkepal di atas meja. Dia mulai tidak suka dengan keinginan Mia untuk merahasiakan hubungan mereka. Pasalnya saat ini dia melihat Thomas Watson, seorang pengusaha yang ingin berinvestasi dalam perusahaan Metraxis tengah memandang Mia dengan tatapan ingin menelanjangi. Pria paruh baya itu tanpa malu terus memandangi Mia.Reynard benar-benar heran bagaimana bisa Thomas tertarik pada Mia. Padahal wanita itu sama sekali tidak menggunakan pakaian yang terbuka. Tapi sepertinya Thomas memiliki mata jeli melihat berlian di balik pakaian kerja Mia yang membosankan."Penjelasan mengenai perusahaan Metraxis sudah dijelaskan oleh Miss Steltzer. Jika masih ada pertanyaan, bisa anda tanyakan, Mr. Watson." Reynard berusaha menahan emosinya."Profil perusahaan yang menarik, Mr. Metraxis."Sayangnya Reynard bisa menangkap kata 'menarik' yang diucapkan itu ditujukan pada Mia. "Selain itu kamu juga memiliki sekretaris yang menarik, Mr. Metraxis,” tambah Thomas."A
“Ya. Aku tahu aku tidak ingin memaksamu. Hanya jika kamu mau.”“Baiklah.”Reynard menghela nafas berat. “Jika itu yang kamu mau, aku tidak akan memberitahu....” Ucapan Reynard terhenti saat menyadari jawaban Mia.” Apa yang kamu katakan tadi?”Mia tersenyum melihat Reynard terlambat menyadari apa yang baru saja dia katakan. “Aku bilang ‘baiklah’. Kita bisa memberitahu orang lain jika kita berkencan.”Bibir Reynard tersenyum lebar. Dia segera menarik tubuh Mia dan memutarnya. Membuat wanita itu memekik kaget. Reynard menurunkan Mia kembali dan menatap wajah wanita itu. Tangannya menyentuh pipi Mia dan mengelusnya.“Terimakasih, Mia. Keputusanmu sangat berarti untukku.” Terlihat Reynard begitu bahagia.Mia tersenyum kemudian mengalungkan kedua tangannya di leher Reynard. “Dan kamu juga sangat berarti untukku, Reynard.”Hati Reynard melambung mendengar ucapan Mia. Dia pun menunduk untuk menyatukan bibir mereka. Awalnya pria itu melumat bibir Mia dengan begitu lembut. Namun detik berikutny
l"Kamu pasti bercanda." Ucap Mia tak percaya saat mendengarkan ucapan Reynard baru saja.Pria itu mengatakan jika dia mendatangkan seseorang untuk mempersiapkan Mia pergi ke sebuah pesta amal yang diadakan temannya malam ini. Mia memang setuju untuk memberitahu orang-orang tentang hubungan mereka. Tapi cara Reynard memberitahu hubungan mereka tidak pernah terpikirkan oleh Mia. Pria itu akan memanfaatkan media untuk menunjukkan jika Mia adalah kekasihnya.Reynard yang masih berbaring dengan selimut menutupi tubuh telanjangnya langsung menggelengkan kepalanya. "Sayangnya aku tidak bercanda, Agape mou. Aku memang sudah merencanakan ini sebelum kamu setuju untuk memberitahu orang-orang tentang hubungan kita."Mia menyangga tubuhnya dengan tangannya. Tatapannya berubah tajam mendengar ucapan Reynard. "Jadi kamu memang sudah tahu aku akan setuju? Apa kamu memang merencanakan pertemuan siang tadi? Agar kamu memiliki alasan agar kita tidak lagi menyembunyikan hubungan kita?"Reynard segera m
Mia menatap pantulan dirinya di depan cermin besar. Wanita itu mengenakan gaun putih gading yang terlihat indah. Gaun lengan panjang itu melebar di bagian bawah pinggang. Di belakangnya ekor gaun menjuntai beberapa meter. Gaun itu terlihat begitu mewah karena brokat emas yang menghiasi seluruh gaun."Apakah ini tidak terlalu berlebihan, Mrs. Vardalos?" tanya Mia kepada calon ibu mertuanya.Zeta berdiri di samping Mia. Wanita itu menatap penampilan calon menantunya dengan tatapan kepuasan. Bibirnya tersenyum lebar tampak sangat bahagia."Tidak ada yang berlebihan, Sayangku. Kamu sangat cantik." Zeta memeluk bahu Mia meyakinkan wanita itu."Tapi aku tidak yakin tampil dengan gaun ini, Mrs. Vardalos. Aku merasa tidak pantas mengenakannya." Mia menunduk sedih.Zeta memutar tubuh Mia sehingga wanita itu menghadap ke arahnya. Wanita itu menepuk bahu Mia sehingga menatap ke arahnya."Reynard sudah memberitahuku jika kamu kesulitan untuk percaya diri, Mia. Tak seorang pun di dunia ini yang bi
Reynard sudah mencarinya di seluruh resort. Namun dia belum kunjung menemukan tunangannya. Dia begitu ketakutan terjadi hal buruk pada Mia. Lalu tatapannya tertuju ke arah lautan. Dia berpikir mungkin saja Mia tidak sengaja jatuh ke lautan. Tapi segera Reynard menggelengkan kepalanya. Dia tahu hal aneh seperti itu hanya ada dalam drama-drama, tidaklah nyata.Tiba-tiba seorang pria mengenakan setelan hitam berjalan menghampirinya. Langkahnya terhenti tepat di hadapan Reynard. Mata Reynard mengamati pria itu dengan tatapan penuh tanda tanya."Apakah anda adalah Reynard Metraxis?" tanya pria itu.Reynard menganggukkan kepalanya. "Benar. Saya adalah Reynard Metraxis. Anda siapa?""Saya adalah Daniel Wade. Saya diperintahkan seseorang untuk mengantarkan anda ke suatu tempat." Pria itu memberitahu Reynard.Reynard memicingkan matanya menatap pria itu. "Siapa yang memerintahkan kamu kemari?"Pria itu tersenyum. "Saya tidak bisa memberitahu anda, Mr. Metraxis. Tapi ini berhubungan dengan tunan
"Jadi kamu memang merencanakan lamaran ini saat merencanakan liburan kita?" tanya Mia saat mereka sudah kembali ke kabin mereka. Reynard menarik Mia yang baru saja selesai mandi untuk duduk di pangkuannya. "Aku memang merencanakan liburan ini untuk melamarmu. Aku sudah sangat yakin tidak ingin melepaskanmu lagi. Karena kamu adalah wanita yang dikirim Tuhan untuk menemaniku di sisa hidupku." "Bisakah kamu berhenti untuk mengatakan hal-hal yang manis? Kamu membuat pipiku memerah." Mia menyentuh pipinya yang memanas. Reynard terkekeh melihat reaksi sang kekasih. "Aku hanya mengungkapkan isi hatiku, Agape mou. Kenapa wajahmu jadi seperti kepiting rebus?" "Kamu menyebalkan, Reynard." Mia mendengus kesal. Reynard mencium bibir Mia sekilas. "Bagaimana bisa pria tampan ini menyebalkan?" "Kenarsisan-mu mengingatkanku pada tingkat kepercayaan dirimu yang tinggi saat berpikir aku memujimu." Mia terkekeh geli. "Jangan ingatkan aku tentang hal itu." Kali ini Reynard yang tampak kesal. Mia t
Blue Magic merupakan salah satu spot menyelam terbaik. Lokasi ini berada di antara pulau Kri dan pulau Waisai. Dengan perpaduan laut berwarna biru muda yang cantik ditambah dengan keindahan kehidupan bawah lautnya sehingga tidak heran orang-orang menyebut tempat itu sebagai Blue Magic.Reynard dan Miayang sudah mengenakan pakaian dan perlengkapan menyelam sedang menikmati pemandangan kehidupan bawah laut di Blue Magic. Bersama dengan pemandu tour, mereka bersama mengelilingi tempat itu. Reynard menggandeng tangan sang kekasih untuk menjaga wanita itu berada di dekatnya. Seperti yang dikatakan pemandu mereka tadi karena arus yang kuat mampu menyeret penyelam ke laut terbuka.Namun perjuangan mereka tidaklah sia-sia. Karena mereka bisa melihat warna warni batu karang yang cantik serta hewan-hewan laut yang menakjubkan. Seperti ikan pari manta, barakuda, tuna dan makhluk laut yang paling populer di tempat itu adalah kumpulan jackfish.Setelah puas menikmati pemandangan bawah laut itu, Re
"Dan aku akan membuatmu juga sangat liar, Agape mou." Setelah mengucapkan kalimat itu, Reynard langsung menunduk. Bukan untuk mencium bibir Mia melainkan menggigit lembut telinga wanita itu.Hembusan nafas Reynard yang menerpa kulit Mia membuat wanita itu merinding geli. Namun dia merasakan sensasi aneh di perutnya. Seakan perutnya baru saja diguncangkan dengan keras."Reynard." Desah Mia."Kamu menyukainya, Agape mou?" bisik Reynard.Menyukainya? Mia bahkan tidak mengerti bagaimana tubuhnya berubah panas karena tindakan Reynard. Padahal pria itu bahkan belum menyentuh titik sensitif Mia tapi Reynard mampu membangkitkan hasrat liar dalam dirinya.Reynard beralih ke leher Mia. Menciptakan panas yang menjalar dalam setiap kecupannya. Tangan Reynard menyusup dalam kaos wanita itu menangkup salah satu bukit kembar Mia. Mia tak mampu berpikir dengan jernih ketika Reynard memberikan cumbuan serta remasan lembut di payudaranya. Ketika tangan Reynard menurunkan branya dan menyentuh putingnya
Raja Ampat di Indonesia adalah tempat yang dipilih oleh Reynard menghabiskan liburannya bersama dengan Mia. Keindahan pemandangan laut dan pantai sangat memikat pasangan itu begitu mereka sampai di Misool Eco Resort.Misool merupakan satu dari empat pulau terbesar di kepulauan Raja Ampat yang terletak di provinsi Papua Barat. Misool berbatasan langsung dengan laut Seram dan perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus. Sehingga tidak heran jika Raja Ampat terkenal dengan keindahan kehidupan bawah lautnya.“Tempat ini seperti surga, Reynard.” Mia melihat lautan berwarna biru kehijaun yang sangat indah.“Tempat ini seperti surga jika aku bersamamu, Agape mou.”Mia menoleh dan memperlihatkan rona merah di pipinya. “Berhentilah merayuku terus, Mr. Metraxis. Kamu akan membuatku meleleh seperti mentega di bawah sinar matahari.”Reynard tertawa mendengar perumpamaan sang kekasih. Pria itu meraih tangan Mia dan berjalan menyusuri jembatan kayu di atas laut. “Sayangn
Reynard melepaskan ciumannya. Sepasang kekasih itu segera menoleh. Karyawan wanita yang beberapa hari yang lalu tidak sengaja mendorong Mia hingga terluka berdiri di depan pintu dengan terkejut. Tidak butuh orang pintar untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan Reynard dan Mia dengan posisi Reynard yang menyergap tubuh Mia diantara dinding."Maafkan aku. Aku akan naik lift berikutnya." Wanita pirang itu segera mengalihkan perhatiannya.Tak lama kemudian pintu lift kembali tertutup. Reynard kembali mengalihkan perhatiannya pada wanita cantik yang terperangkap di hadapannya."Sepertinya kita akan membuat seisi kantor heboh." Mia meringis membayangkan berita baru tentang dirinya dan Reynard yang akan segera muncul."Aku pikir bukan berita buruk yang akan kita dengar." Reynard menyunggingkan senyuman."Bagaimana kamu bisa begitu yakin?" tanya Mia menatap sang kekasih."Apa kamu tidak sadar dengan posisi kita saat ini, Agape mou?" tanya Reynard.Mia melihat Reynard yang berdiri di hadapan
"Jadi kamu masih tidak akan memberitahuku ke mana kita akan pergi akhir pekan ini?" tanya Mia sembari menyantap burgernya.Setelah berpikir lama tentang makanan yang akan mereka pilih sebagai menu makan siang mereka, akhirnya Mia mendesak Reynard untuk pergi ke restoran cepat saji. Dia ingin menikmati burger. Sudah lama wanita itu tidak memakannya. Terakhir kali dia makan makanan bertumpuk itu adalah ketika Alicia mengajaknya untuk merayakan ulang tahun Alicia berdua dengannya."Sudah kukatakan itu adalah kejutan." Reynard menyantap burger bagiannya.Mia berpikir Reynard akan terlihat kaku memakan makanan cepat saji itu. Karena selama ini pria itu selalu menyantap makanan-makanan dari koki terbaik. Tapi ternyata dugaan Mia salah. Gerakan tangan Reynard saat memegang burger itu begitu luwes. Seolah pria itu sudah sering memakannya."Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku kenakan, Reynard? Bagaimana jika aku salah kostum? Maksudku bagaimana jika aku mengenakan kaos dan celana pendek tap
Reynard dan Mia sudah berada di dalam mobil pria itu. Namun Reynard tidak segera menghidupkan mesin mobilnya. Pria itu memilih memusatkan perhatiannya pada Mia. Wajah wanita itu tampak pucat. Dia tahu tidak mudah bagi Mia menghadapi situasi seperti tadi."Apakah kamu baik-baik saja, Agape mou?" Reynard mengulurkan tangan menggenggam tangan Mia.Akhirnya wanita yang sejak tadi diam mulai menoleh menatap sang kekasih. Bibirnya berusaha menyunggingkan senyuman. "Aku... Aku baik-baik saja, Reynard.""Kamu yakin? Wajahmu tampak pucat, Agape mou." Tangan Reynard berpindah menyentuh pipi Mia."Sebenarnya aku memang tidak baik-baik saja, Reynard. Aku sangat takut. Bahkan tanganku sampai gemetar seperti ini." Mia mengangkat kedua tangannya yang masih gemetar."Maafkan aku, Agape mou. Kamu harus menghadapi Mama seperti itu. Seharusnya aku tahu lebih awal jika Mama datang kemari. Salahku tidak memperingatkanmu lebih dulu." Sesal Reynard."Jadi benar ibumu selalu melakukannya? Maksudku bersikap