“Setahun kami menikah, Sergio terkena penyakit gagal ginjal kronis yang sudah sangat parah. Dia harus segera melakukan transplantasi ginjal, kalau tidak, dokter mengatakan hidupnya mungkin tidak akan lama lagi.”
“Ya Tuhan.” Agatha menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan.
“Kau tahu, keajaiban apa yang muncul setelahnya?”
“Apa?”
“Ternyata ginjalku adalah satu-satunya yang cocok saat itu. Dan tanpa pikir panjang, aku langsung bersedia untuk mendonorkan salah satu ginjalku untuknya. Karena aku tidak ingin kehilangannya, Agatha. Aku tidak bisa memikirkan hal lain selain menyelematkannya saat itu juga.”
Agatha mengulurkan tangan untuk mengelus lengan terbuka Candice, seolah menyalurkan kekuatan sekaligus merasa bersalah karena membuat sahabatnya membuka kembali kenangan yang menyedihkan.
“Operasinya berhasil, namun setelah sadar, Sergio sangat marah karena aku mengambil keputus
Mendengar dua kata terakhir Agatha, bukannya tersinggung, Andrew malah tersenyum. Dengan tawa mencemooh seolah Agatha baru saja mengatakan lelucon.“Karena aku mencintaimu. Bukankah aku sudah pernah mengatakan sebelumnya, kalau aku tertarik padamu? Dan semakin lama, kurasa perasaan ini sudah bertumbuh menjadi lebih dalam.”“Jangan gila. Kau tampan dan kaya, pasti banyak gadis yang mengantre untuk memenangkan hatimu. Kau tidak perlu bersusah payah dan membuang waktumu untuk mendekati wanita yang sudah bersuami.”“Tapi kalian tidak menikah sungguhan. Setahuku, kontrak pernikahan itu akan berakhir dalam beberapa bulan. Kalau kau tidak ingin mengakhirinya lebih cepat, aku bersedia menunggu.”“Andrew, aku tidak ingin memberikan harapan apa pun padamu. Jadi, tolong berhentilah mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal.”“Apa mencintai dan menginginkanmu adalah tindakan yang tidak masuk akal?”
“Kau tidak harus melakukannya, sungguh.”“Aku harus. Atau pria lain yang tidak tahu diri akan datang dan mengatakan anak itu adalah miliknya. Aku tidak terima.” Ucapnya telak.Agatha menghela napas, merasa tidak akan pernah menang jika berdebat dengan pria itu. Jadi Agatha memilih mengalah dan membiarkannya saja.“Lagipula dari mana dia tahu tentang kontrak pernikahan itu?” Setelah menggumamkan rasa penasarannya, Liam menghubungi Luca untuk mencari tahu kebenarannya.“Aku tidak akan melepaskannya begitu saja.” Liam menggenggam erat ponselnya.“Liam, jangan memperpanjang masalahnya.” Agatha meraih salah satu lengan pria itu.“Dia sudah berani terang-terangan menggoda wanitaku, aku tidak akan membiarkannya.” Pria itu menatap Agatha tajam dan penuh keyakinan, membuat Agatha tersengat perasaan itu lagi untuk kesekian kalinya.***“Menurutmu, dari mana dia
“Tentu saja tidak. Keberanianku tidak sebesar itu untuk berebut wanita denganmu.”“Baguslah kau cukup tahu diri. Dan lagi, kenapa kau memanggilnya Nyonya Agatha sejak tadi? Bukankah aku menyuruh semua orang yang bekerja padaku untuk memanggilnya Nyonya Stefano? Dia adalah istriku yang sah sekarang.” Kalimat terakhirnya diucapkan dengan begitu lantang.“Maaf, Tuan Stefano. Aku tidak sengaja.” Liam menunduk sembari menahan senyum melihat tingkah pria itu.“Kalau kau berani melakukannya lagi, aku akan memotong setengah gajimu.”“Aku tidak berani.”***Liam membawa Agatha ke garasi mobilnya, dan perlahan membuka kain berwarna biru yang sejak tadi digunakan untuk menutup matanya.Agatha mengerutkan keningnya, dari sekian banyak koleksi mobil mewah milik Liam, ada satu mobil yang sepertinya sengaja diletakkan di tengah depan untuk menarik perhatiannya.“Apa ini?”
Agatha menoleh dan tersenyum, tanpa sadar kaki telanjangnya melangkah melewati karpet bulu domba menuju pria itu, lalu memeluknya dengan posesif.“Aku akan mencari pria lain.”“Kau berani melakukannya?” Liam menaikkan sebelah alisnya sembari membalas pelukan istrinya.“Tentu saja. Kau sudah meninggalkanku selama berminggu-minggu, kukira kau sudah terjerat pesona gadis Australia dan tidak berniat pulang lagi ke Italia.” Agatha memajukan bibirnya kesal.“Memangnya ada gadis lain yang lebih memesona selain dirimu?” Liam menjatuhkan bibirnya di atas puncak kepala Agatha, sembari menahan tawa melihat tingkah kekanakan Agatha.Sisi lain Agatha yang dia sukai.“Apa kau sangat merindukanku sampai menjadi sekesal ini?”“Yang benar saja. Itu tidak mungkin.” Agatha mencebikkan bibirnya, secepat kilat segera melepaskan pelukannya dari leher Liam, namun pria itu lebih dulu menahannya untuk mempertahankan posisi mereka.Agatha selalu mengelak dengan cepat setiap kali Liam melakukan pendekatan perso
“Hmm, lipsticknya enak.” Tawa kecil histeris keluar dari mulut Agatha.Liam menciumi Agatha dengan hasrat menggebu-gebu, membuat Agatha merespons sama bergairahnya. Dia tak mampu lagi menahan diri, tubuhnya selaras dengan pria itu, sangat ingin menikmati pria itu seutuhnya lagi.Liam melepaskan bibir Agatha dan duduk di pinggi ranjang, meraih bagian belakang gaunnya dan membuka risleting, kemudian tersenyum saat melihat kepanikan di mata Agatha saat dirinya mulai melepas gaun itu dari bahunya, dan menurunkan lengan gaun itu. Dia tidak memakai bra karena sudah memakai korset ketat. Agatha merasakan puncak payudaranya mengeras ketika gaunnya melorot ke pinggang.“Aku tidak sabar untuk menikmati ‘makan malam’ku.” Liam menyeringai saat berhasil membebaskan seluruh kain dari tubuh istrinya.Mereka kembali ke ranjang, dan Liam langsung menindih tubuh Agatha. Tubuh gadis itu serasa meledak oleh sensai saat Liam mulai menyatuka
“Andrew menarik seluruh kepemilikan sahamnya dari Juliette. Nilai saham Juliette terancam turun kalau berita ini sampai tersebar.” Lanjutnya.“Apa? Tapi dia adalah generasi ketiga dari pendiri Juliette sebelumnya. Apa dia gila?” Cetus Liam, merasa penasaran dengan keputusan bodoh pria itu.“Kita pergi dulu.”Liam menarik napas dalam dan kasar.“Aku akan mengantar Agatha pulang lebih dulu.”“Tidak bisa. Kita harus pergi sekarang, Candice akan mengurus istrimu. Kau tidak perlu khawatir.”“Brengsek!” Umpatnya pelan, tidak berharap Agatha mengetahui kondisinya.***“Andrew Gard adalah generasi ketiga dari pendiri Juliette, kalau sampai berita tentang dirinya yang melepaskan seluruh saham Juliette miliknya, ini akan merusak nilai saham Juliette sampai ke tingkat terendah.” Liam tampak serius mendengarkan penjelasan Luca.“Benar, karena i
“Sudah kukatakan, aku tidak akan melibatkannya dalam urusan bisnis. Jadi apa pun rencanamu, lupakan saja.” Ucapan Liam terdengar jengah sekaligus kesal.“Dengarkan dulu. Nyonya Stefano mungkin bisa membantumu dengan uangnya.”“Maksudmu, meminjam uang pada Agatha?” Sebelah alis Liam tertarik ke atas.“Bisa dikatakan begitu. Bukankah setelah pernikahan itu, kau sudah resmi menjadi walinya? Kau bisa meminjam uang warisannya yang jumlahnya sangat besar itu.”“Tidak. Itu adalah milliknya, aku tidak akan menggunakannya.”“Pikirkanlah baik-baik. Sampai saat ini, Nyonya Agatha masih belum tahu mengenai jatah warisan yang ditinggalkan oleh mendiang ayahmu. Setidaknya sampai kita memperoleh persetujuan dari dewan direksi di Crissolo. Setelah itu kau bisa mengembalikannya dan memastikan Nyonya Stefano mendapatkan haknya secara utuh saat usianya menginjak 25 tahun nanti.” Jelas Damian penu
“Tuan Carlo Stefano, sebelum meninggal beliau membuat surat wasiat yang berisi tentang pembagian harta warisan miliknya. Seluruh hartanya dibagi menjadi empat sama rata antara kau, Tuan Liam, Tuan Adrian, dan juga ibumu. Masing-masing dari kalian mendapatkan 25% dari total kekayaan Tuan Carlo Stefano.”“Apa? Tidak mungkin.” Agatha menutup mulut dengan tangannya, dia tahu ayah tirinya adalah orang yang sangat baik, namun dirinya tidak menyangka, Carlo Stefano akan memberikannya jumlah warisan yang sama besarnya dengan kedua putra kandungnya.Agatha merasa tersentuh dengan kasih sayang ayah tirinya, namun juga terkejut, karena selama ini dirinya tidak pernah mengetahui tentang hal ini, Liam juga tidak pernah memberitahunya apalagi membicarakannya.“Namun karena Nyonya Stefani dan juga Tuan Adrian Stefano telah tiada, jadi secara otomatis bagian mereka berdua akan dialihkan kepadamu, dan juga pada Tuan Liam Stefano. Kau memiliki 25% mi
Agatha tidak pernah menyangka kebahagiaan yang sesunguhnya akan datang seperti ini. Hingga membuatnya berkali-kali meyakinkan diri kalau semua yang terjadi bukanlah mimpi. Rasanya masih seperti kemarin dia bertemu dengan Liam untuk pertama kalinya setelah perpisahan selama 14 tahun. Rasanya baru kemarin juga mereka menikah dan menghadapi berbagai cobaan dan segala kesalahpahaman.Dan rasanya, seperti baru kemarin juga mereka bertemu kembali setelah perpisahan kedua selama lima tahun. Setelah melewati semua perjalanan panjang itu, akhirnya dia bisa mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Liam sudah berubah 180 derajat dari saat pertama kali mereka bertemu.Pria itu selalu memanjakan dan menunjukkan rasa cintanya setiap saat, setiap hari. Dia juga menepati janjinya untuk selalu memprioritaskan keluarganya, membahagiakan Agatha dan anak-anaknya. Liam bahkan dengan tulus memindahkan makam ibunya di samping makan ayah dan kakaknya di rumah lama mereka, tidak lagi memisah
“Kukira aku tidak akan pernah puas jika menyangkut dirimu. Bukankah aku sudah sering mengatakannya?” Liam memainkan jari jemarinya di bahu telanjang Agatha.“Kuharap Noah tidak akan pernah menemukan kita dalam keadaan seperti ini.”“Tidak akan. Aku sudah mewanti-wanti Bibi Emy untuk ‘menjaganya’ dengan baik. Kalau sampai bocah itu lolos, aku akan memecatnya.”“Kau ini, masih saja suka sembarangan memecat orang.” Agatha memutar bola matanya malas, menanggapi sikap Liam yang masih suka seenaknya sendiri.***Sudah berminggu-minggu berlalu. Noah sudah mulai bisa beradaptasi hidup di lingkungan Cedar Hills yang dipenuhi dengan vila-vila orang kaya dengan jarak yang sangat jauh antar satu vila dengan vila lainnya. Kehidupannya sama sekali berbeda dengan saat dirinya masih tinggal di Borghetto.Di tempat tingal lamanya, rumah tetangganya berjarak tidak begitu jauh. Namun di Cedar Hills, Noah harus menerima kenyataan kalau dirinya bahkan tidak memiliki tetangga. Setelah pindah ke Como, ayahn
“Tentu saja aku tahu. Aku juga tahu makanan kesukaan semua orang di rumah ini.”“Sungguh?”“Bibi Emy adalah koki terbaik di sini. Kalau kau ingin makan sesuatu, tinggal katakan saja padanya.” Sahut Liam.“Hebat. Ayah bahkan memiliki seorang koki pribadi!”“Baiklah, kau sudah mendapatkan kamarmu. Sekarang giliran ayah mengantar ibumu ke kamar.”“Hm, bersikap baiklah padanya.”“Bibi Emy, tolong jaga dia dengan baik. Pastikan dia tidak tiba-tiba muncul di kamarku.” Ucap Liam memperingati.“Baik, Tuan Stefano.” Bibi Emy mengangguk dan tersenyum, paham betul dengan maksud perkataan majikannya itu.***“Apa Noah menyukai kamar barunya?” Tanya Agatha tanpa memalingkan pandangannya dari kebun lily putih di hadapannya.“Dia sangat menyukainya. Sekarang dia sedang menikmati tortellini cokelat kesukaannya.” Jawab Liam, pria itu berjalan mendekati Agatha dan melingkarkan tangannya posesif di pinggang istrinya.“Baguslah.” Responsnya singkat.“Kau baru tiba beberapa menit di sini dan langsung meli
“Itu—sama sekali bukan urusanku.” Liam menyeringai, menikmati pemandangan menyedihkan dari orang-orang yang telah berlaku buruk pada anak dan istrinya selama lima tahun ini.“Bukankah kalian juga bersikap tidak adil pada Agatha dan Noah saat mereka tidak memiliki apa pun?”“Tuan Stefano, mohon maafkan kesalahan kami di masa lalu. Tidak bisakah kau melupakannya dan—”“Tidak. Sudah kukatakan aku bukan orang pemaaf, jadi jangan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin bisa kulakukan.” Liam menggamit lengan Agatha dan membawanya pergi dari sana, mengabaikan rintihan orang-orang yang memohon padanya.Liam tidak peduli, baginya orang-orang yang bersalah pantas untuk dihukum dan menerima karma mereka. Sama sekali tidak layak untuk dimaafkan. Orang-orang itu layak untuk menuai apa yang telah mereka tabor. Sekaligus sebagai peringatan bagi yang lainnya, kalau tidak boleh sembarangan memperlakukan orang lai
“Sejak awal aku sudah menyadari kemiripanku denganmu, hanya saja aku tidak ingin terlalu berharap. Aku takut kalau kenyataannya tidak sesuai dengan yang kuharapkan. Jadi aku memilih menunggu sampai kau memberitahuku lebih dulu.”Liam menjulurkan tangan untuk mengusap wajah Noah yang sudah basah oleh air mata.“Sekarang dengarkan baik-baik. Aku adalah ayahmu. Ayah yang mencintai dan sangat menginginkanmu. Kau akan selalu menjadi lebih penting daripada hidupku sendiri. Ingat itu baik-baik, oke?” Noah mengangguk mendengar penjelasan ayahnya.“Kalau begitu bersiaplah, aku akan mengantarmu ke sekolah.”“Tidak mau.” Liam mengerutkan keningnya mendengar penolakan Noah.“Aku tidak ingin berada di sekolah itu lagi. Ayah juga mengatakan kemarin kalau aku bisa mendapatkan sekolah yang lebih baik dari sekolahku yang di sini.”“Itu memang benar. Ayah akan mengantarmu ke sekolah bu
“Aku tidak mau.” Agatha menarik diri sepenuhnya dari berpelukan dengan Liam.“Kenapa?” Tanya pria itu bingung.“Usiaku sudah 29 tahun sekarang.”“Di mataku, kau terlihat jauh lebih muda dan cantik dari gadis muda mana pun.”“Aku hanya akan hamil satu kali lagi. Apa kau keberatan? Atau mau mencari wanita lain untuk memenuhi keinginanmu yang ingin memiliki banyak anak itu?”Liam menarik napas dalam sebelum menjawab, berusaha tidak ada kesalahan pengucapan dan membuat Agatha berubah pikiran.“Terserah kau saja. Berapa pun tidak masalah. Bagiku, asalkan bisa hidup dan menua bersamamu, itu saja sudah cukup. Keinginanku yang paling besar sekarang adalah menjalani hidup denganmu dan juga Noah. Dan berusaha memprioritaskan kebahagiaan kalian berdua.”“Kata-katamu terdengar manis, dari mana kau mempelajarinya?”“Aku mempelajarinya darimu.” Li
“Kau penyihir kecil menantang dengan segala kebaikannya. Dan juga istri yang kucintai. Sangat-sangat kucintai.” Jawabnya.“Kau sudah mengatakannya kemarin.”“Aku akan lebih sering lagi mengatakannya. Sesering mungkin.” Liam tak lagi menyangkal perasaannya, dan dia akan berusaha sejujur mungkin, terutama untuk membuat Agatha tetap di sisinya.Agatha merasa tubuhnya panas dan berkeringat, namun Liam dengan gerakan cepat bangkit dan meraup tubuhnya kembali dalam pelukan. Liam menciumnya, Agatha secara sadar dan sukarela membalas ciumannya.Saat tiba-tiba Liam menghentikan ciumanya, pria itu mendesah di atas bibir Agatha yang peka. Dia mengangkat kedua tangannya dan menangkup wajah Agatha, mata abu-abunya yang gelap penuh dengan hasrat yang menuntut tanggapan positif.“Aku tak akan pernah merasa puas akan dirimu, Tesoro—sayang. Kumohon, pulanglah bersamaku.”Dada Agatha serasa direma
“Anggap saja begitu. Agar rencana balas dendamku ini berjalan lancar, sebaiknya kau ikut pulang bersamaku. Dengan begitu aku bisa menghukummu—tidak—menghamilimu sebanyak yang bisa kau terima.”“Dasar kau mesum.”“Kau kira mudah menahan diri selama lima tahun?”“Siapa suruh kau tidak mencari pelampiasan lain. Dengan kualifikasimu, pasti banyak wanita yang tertarik.”“Kau pikir aku pria seperti apa? Aku adalah pria yang sudah menikah. Aku tidak ingin mengotori diriku dengan berselingkuh!”Sekarang Agatha yakin wajahnya pasti sudah sangat merah. Kenyataan bahwa suaminya tidak menginginkan wanita lain selain dirinya terdengar cukup melegakan.“Aku akan melihat Noah dulu.” Agatha berusaha menghindari Liam dengan menjadikan putranya sebagai alasan.Sejujurnya, dia merasa perlu membujuk anak itu agar tidak terlalu memusuhi Liam. Agatha paham dengan sikap Noah
Merasa malu karena terpergok oleh putranya sendiri tengah melakukan perbuatan tidak senonoh.“Oh, maafkan aku, Agatha. Apa kami datang di saat yang tidak tepat? Haruskah aku membawa Noah pergi lagi?” Tanya Frank dengan hati-hati, pria itu kesulitan berkata-kata melihat tatapan Liam yang setajam pisau.“Kukira paman orang yang baik, ternyata kau lebih mesum dari pria mana pun yang mencoba mendekati ibuku.” Noah segera berlari ke arah keduanya, lalu memberikan beberapa tinju pada Liam, membuat pria itu terhuyung ke belakang akibat serangan dadakan itu.“Apa yang kau lakukan?” Liam berusaha menghalau tangan Noah kecil yang bergerak sangat cepat ke arahnya.“Aku membencimu, karena sudah berani mencium ibuku. Aku akan memukulmu dan menendang pantatmu!” Teriaknya dengan amarah yang meluap-luap.“Agatha.” Liam menatap Agatha seolah meminta pertolongan.“Berhentilah kalian berdua.&rdq