Home / Romansa / Jebakan Nikah Kontrak / 18. Film Aksi Di Atas Tempat Tidur

Share

18. Film Aksi Di Atas Tempat Tidur

Author: Vhiaraya
last update Last Updated: 2023-07-01 12:17:44

"Wolf mohon hentikan, Pa! Berapa kali Wolf harus jelaskan kalau Yuri istri sungguhan dan bukan pura-pura?" seru Wolf kesal.

Ia sama sekali tidak memikirkan apa yang seharusnya pengantin baru lakukan. Biasanya, mereka akan mengambil cuti dan pergi bulan madu. Akan tetapi, Wolf sama sekali tidak memikirkan hal itu dan justru membuat sang ayah curiga.

"Bagaimana papa bisa berhenti kalau kau menipu papa seperti ini?" geram Antariksa.

"Wolf tidak menipu, Papa. Kalau Wolf pergi bulan madu, lalu bagaimana dengan perusahaan? Lagi pula, Yuri juga tidak ingin kami pergi bulan madu," sanggah Wolf berusaha menjelaskan.

"Kau tidak perlu khawatir. masalah perusahaan papa yang akan urus." Antariksa beralih menatap Yuriko, "Dan kau Yuri, alasan apa yang membuatmu tidak ingin pergi bulan madu? Bukankah sudah sepantasnya pengantin baru pergi bulan madu?"

"Bukan tanpa alasan Yuri tidak ingin pergi bulan madu, Pa," kata Wolf menimpali.

Yuriko terlihat panik dan Wolf bergegas menyentuh jemarinya yang berg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jebakan Nikah Kontrak    19. Bersihkan Riasan Wajahmu

    Wolf menoleh ke samping. Tatapan matanya langsung bertemu dengan tatapan mata Yuriko. Istri kontraknya itu melebarkan matanya sambil menggeleng pelan, mengisyaratkan agar ia menolak permintaan ayahnya untuk menginap."Tidak, Pa. Wolf dan Yuri mau pulang saja," tolak Wolf."Memangnya kenapa? Menginap semalam saja di sini dan besok pagi kalian bisa pulang" tanya Antariksa bersikeras."Wolf mau menghabiskan waktu berdua saja dengan Yuri. Mau puas-puasin di dalam kamar dan Wolf tidak ingin ada satu orang pun yang mengganggu." Pria tampan itu menoleh ke arah kakaknya, "Wolf tidak mau ada yang mengintip dan merusak malam pertama Wolf dan Yuri," lanjut Wolf sambil memelototi Cassiopeia."Siapa juga yang akan mengganggu? Sudah kubilang kalau tadi itu aku tidak sengaja." Cassiopeia masih tetap berusaha membela diri.Alasan mengapa ia menguping karena tidak percaya adiknya sudah menikah. Bagaimana mau percaya? Beberapa hari yang lalu saja masih membahas masalah Theona. Dan sekarang, tiba-tiba a

    Last Updated : 2023-07-01
  • Jebakan Nikah Kontrak    20. Memeluk dan Memeluk

    "Yah, bersihkan wajahmu dari riasan sebelum kau pergi tidur," ulang Wolf sambil mengangkat sebelah alisnya."Tidak perlu. Aku biasa tidur menggunakan riasan," tolak Yuriko berusaha sedatar mungkin.Bagaimana bisa ia membersihkan riasan wajahnya, sedangkan ia berusaha menyembunyikan wajah aslinya?"Jangan membantah. Bersihkan riasanmu atau wajahmu akan muncul banyak jerawat," kekeh Wolf. Sepertinya ia lupa wajah asli Yuriko yang pernah ia lihat sebelumnya."Tidak akan. Aku sudah terbiasa tidur tanpa menghapus riasan wajahku," tolak Yuriko lagi.Wolf menghela nafas panjang. "Ya sudah terserah kau saja." Ia beranjak bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Berdiri di depan wastafel untuk mencuci tangan dan menggosok gigi. Setelah selesai, ia membuka lemari penyimpanan di sana dan meraih sikat gigi baru. Meletakkan di gelas penyimpanan dan bergegas keluar."Sikat gigimu berwarna kuning. Jangan bilang kalau kau terbiasa tidur tanpa menggosok gigi," kata Wolf sebelum Yuriko sempat menjawab.

    Last Updated : 2023-07-01
  • Jebakan Nikah Kontrak    21. Merasakan Malam Pertama

    Yuriko membuka matanya lebar-lebar. Bola matanya bergerak ke sana kemari dan menangkap sofa dalam keadaan kosong. Kemudian, ia baru sadar ketika menggerakkan jemarinya. Ia mengusap perlahan dada bidang Wolf sekedar untuk memastikan."Astaga, Tuhan! Kenapa aku bisa tidur di sini? Kenapa juga aku memeluk Pak Wolf?" rutuk Yuriko dalam hati.Wanita itu mengerutkan wajahnya dengan mata terpejam erat. Tidak lupa dengan tangannya yang ditarik secara perlahan. Ia akan bangun dan pindah ke sofa sebelum Wolf menyadari keberadaannya. Jangan sampai Wolf memergokinya tidur di tempat tidurnya. Apalagi sampai memeluknya seperti itu."Mmm." Wolf bergerak secara perlahan mengetahui rencana Yuriko. Melihat pergerakan Wolf, sontak Yuriko berhenti bergerak sambil menahan nafas. Raut wajahnya benar-benar tidak enak takut akan ketahuan. Belum bisa bernafas dengan lega, tiba-tiba Wolf kembali bergerak dan memeluknya erat."Astaga, Tuhan! Apa yang harus aku lakukan sekarang?" batin Yuriko frustasi."Mmm." W

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    22. Tahu Segalanya

    "Ti-tidak, aku ingat. Hanya saja, kau tidak perlu menungguku. Kau turun ke bawah saja dulu dan aku akan menyusul setelah mandi," balas Yuriko sedikit gugup.Sekali lagi, ia harus membuat alasan untuk menyembunyikan wajah aslinya. Jadi, ia harus berusaha agar Wolf mau keluar dan ia bisa dengan leluasa merias wajahnya kembali setelah mandi. Beruntung, ia tidak pernah lupa membawa perlengkapan make up-nya di tas. Jadi, ia tidak akan kesulitan untuk membuat alasan tidak bisa mandi selain di rumahnya sendiri."Tidak bisa. Kita harus turun sama-sama agar Papa dan Mama tidak curiga," tolak Wolf tegas."Kenapa harus curiga? Bukankah Papa sudah percaya seratus persen dengan sandiwara kita?" tanya Yuriko dengan dahi yang berkerut dalam."Memangnya kau lupa, apa yang Papa katakan sebelumnya?" sanggah Wolf balik bertanya.Sebelumnya atau lebih tepatnya semalam, Antariksa mengingatkan akan selalu mengawasi Wolf. Hal itu ia katakan karena tidak mempercayai pernikahan putranya dengan Yuriko."Tentu

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    23. Menunjukkan Wajah Aslinya

    "Hah?" Yuriko semakin membelalakkan matanya tidak percaya.Ia tidak berpikir kalau Wolf dan ibunya begitu mirip. Kenapa mereka kompak sekali membahas masalah itu? Kenapa tidak berhenti ketika ia meminta mereka untuk berhenti membahas masalah itu dan justru semakin menjadi-jadi?"Sudah cukup, Ma. Kasihan Yuri sampai terkejut begini," kata Wolf meminta agar sang ibu berhenti."Astaga! Maaf, Sayang, mama hanya bercanda," terkejut Grizeljoy lekas mengusap lengan menantunya berusaha menenangkan."Ti-tidak apa-apa, Ma," balas Yuriko terbata."Ya sudah, sana kalian sarapan dulu. Setelah itu, kalian pergi berbelanja. Kalian tidak lupa, 'kan?" ujar Grizeljoy mengingatkan.Ia hanya tidak ingin putranya melupakan janjinya semalam. Ia juga tidak ingin membuat Yuriko kecewa setelah semalam diperlakukan kurang baik oleh Antariksa. Ya, meskipun akhirnya semua masalah sudah selesai."Iya, Ma. Pokoknya apa pun yang Yuri inginkan dan butuhkan, Wolf akan membelikannya," balas Wolf bersemangat."Bagus. Y

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    24. Akan Kubuat Kau Menunjukkan Wajah Aslimu

    "Ti-tidak. Aku sama sekali tidak butuh bantuanmu," tolak Yuriko cepat."Kenapa tidak? Aku yakin kau butuh bantuanku," tanya Wolf bersikeras."Karena aku tidak membawa bingkai foto," sahut Yuriko tegas.Sebenarnya, ia ingin membawa foto dirinya dengan ibu dan juga neneknya. Namun, mengingatkan bahwa ia akan tinggal di rumah Wolf. Jadi, ia mengurungkan niatnya itu daripada nanti ketahuan."Benarkah?" Wolf terlihat begitu terkejut, "Aku pikir kau membawa bingkai foto," imbuhnya sambil tersenyum canggung."Tidak. Jadi, bisakah aku istirahat sebentar?" pinta Yuriko tidak ingin berlama-lama berinteraksi dengan Wolf."Baiklah. Nanti kalau kau butuh sesuatu, kau tinggal bilang saja padaku dan kau tidak perlu sungkan," balas Wolf.Yuriko mengangguk dan Wolf pun lekas berbalik. Baru saja hendak keluar, Yuriko sudah memanggilnya. Bahkan dari nada suaranya pun terdengar sangat tergesa-gesa."Ada apa? Apa kau butuh sesuatu?" tanya Wolf setelah membalikkan tubuhnya."Aku melupakan sesuatu tentang p

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    25. Jantungnya Berdesir

    "Masuklah!" pinta Wolf agar Yuriko masuk ke dalam mobil."Maaf, Mas, aku bisa pergi ke kantor sendiri," tolak Yuriko ketika Wolf mengajaknya pergi bersama.Beberapa hari kemudian setelah Wolf dan Yuriko tinggal bersama, akhirnya mereka kembali bekerja. Selama masa cuti, Yuriko sibuk menemani neneknya di rumah sakit, begitu juga dengan Wolf yang setia menemani. Sebelum itu, mereka pergi berbelanja ke sebuah departemen store. Meski Yuriko sering sekali menolak barang-barang yang Wolf tawarkan, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih, Reza sudah membelikan banyak baju dan teman-temannya seperti, tas, sepatu, dan aksesoris lainnya."Aku tahu, tapi kita bekerja di tempat yang sama, Yuri," ujar Wolf kekeh."Aku juga tahu, tapi aku tidak ingin ada orang lain yang melihat kita bersama," tolak Yuriko lagi. Ia hanya tidak ingin dunianya di perusahaan hancur gara-gara ada yang melihatnya berangkat kerja bersama Wolf. Jadi, lebih baik ia pergi naik angkutan umum daripada nanti menyesal.

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    26. Menyebarkan Foto

    Terlihat seorang wanita sedang menatap Yuriko dan Wolf bergantian dengan tatapan tidak percaya. Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan memotret adegan di mana Yuriko menempelkan jari telunjuknya di bibir Wolf."Ehem!" dehem seseorang.Sontak, Yuriko menarik tangannya dan sedikit mendorong tubuh Wolf menjauh. Kemudian, mereka berdua menoleh ke asal suara. Di sana, terlihat seorang pria sedang berdiri dengan canggung merasa tidak enak. Sementara wanita tadi sudah menutup pintu lift sebelum ada yang melihatnya."Saya permisi, Pak," pamit Yuriko. Ia membungkukkan tubuhnya dan keluar dari lift."Dia siapa, sih? Ganggu saja." Wolf menatap kesal seseorang itu. Sepersekian detik kemudian, pintu lift tertutup."Pagi, Bu. Saya Rasya, karyawan baru di sini. Maaf, saya mau tanya. Ruangan Divisi lima di mana, yah? Dari tadi saya cari-cari, tapi tidak ketemu-ketemu," kata seseorang tadi yang ternyata memiliki nama Rasya."Oh, kebetulan saya juga dari Divisi lima. Jadi, kamu bisa ikut saya," balas Yu

    Last Updated : 2023-07-07

Latest chapter

  • Jebakan Nikah Kontrak    49. Senang Sekali Menguji Kesehatan Jantungku

    "Anak kita laki-laki, Mas," kata Yuriko mengingat sang suami belum tahu."Jangan bercanda, Yuri! Hal seperti ini tidak bisa kau jadikan sebagai candaan," protes Wolf tidak suka."Aku serius, Mas. Kalau tidak percaya, kau bisa lihat di papan nama. Bahkan nama putra kita belum ditulis," ujar Yuriko menjelaskan.Sontak, Wolf langsung berjongkok dan memeriksa papan nama. Di sana terlihat jelas di bagian nama kosong dan di bagian jenis kelamin menunjukkan tulisan laki-laki."Astaga!" Wolf terlihat seperti orang yang sedang melihat hantu. Manik mata dan mulutnya terbuka lebar. Ia sampai jatuh terjengkang ke belakang karena terlalu terkejut melihat bayinya berjenis kelamin laki-laki."Bagaimana bisa?" Wolf menyentuh kepalanya dan sedikit mencengkeram rambutnya.Beruntung waktu itu tidak hanya membeli pakaian berwarna pink saja, tetapi ada warna ungu juga. Jadi saat ini, bayi laki-laki itu memakai pakaian berwarna ungu. Tidak masalah jika anak laki-laki memakai pakaian warna itu."Maaf, Mas.

  • Jebakan Nikah Kontrak    48. Dua Garis

    "A-apa? Ha-hamil?" Manik mata Wolf terbelalak dengan senyum yang mengembang, "Apa kau sungguh hamil, Sayang?" imbuhnya bertanya pada sang istri."Aku tidak tahu, Mas," sahut Yuriko menggeleng bingung.Selama ini, ia hanya menikmati kehidupan rumah tangganya dengan Wolf. Ia bahkan tidak sadar akhir-akhir ini sering sekali makan. Porsinya masih normal, tetapi ia sering menikmati camilan. Baik ketika di rumah maupun di perusahaan."Coba kau beli test pack di apotik. Kalau tidak, panggil dokter keluarga kita ke rumah," kata Grizeljoy menyarankan."Nah iya, Benar. Kalau bisa, panggil dokter kandungan saja ke rumah biar lebih pasti," timpal Antariksa ikut menyarankan.Rupanya selain Wolf, dan Grizeljoy yang terlihat bersemangat, Antariksa pun jauh lebih bersemangat daripada mereka berdua. Namun alih-alih meminta putra San menantunya pergi ke rumah sakit, ia justru berkata untuk membawa dokter spesialis kandungan ke rumah."Bagaimana kalau test pack saja? Nanti kalau positif, Yuri sama Mas W

  • Jebakan Nikah Kontrak    47. Kau Hamil?

    "Kita sudah menikah, tapi hanya sedikit orang yang tahu. Menurutmu, apa kita perlu membuat perayaan untuk mengumumkan pernikahan kita?" Satu bulan berlalu setelah drama merajuk yang Wolf buat. Kini, pria itu sedang bermanja-manja dengan Yuriko di dalam selimut. Mereka baru saja menyelesaikan ritual percobaan pembuatan anak yang entah sudah berapa puluh atau mungkin berapa ratus kali."Siapa bilang sedikit? Semua karyawan di perusahaan tahu tentang status kita. Jadi aku pikir, kita tidak perlu merayakannya. Itu hanya akan buang-buang waktu dan uang saja," tolak Yuriko.Tidak peduli mau seberapa banyak orang yang tahu tentang pernikahannya. Yang paling penting sekarang hidupnya sudah bahagia. Tanpa ada yang ditutup-tutupi dan saling terbuka satu sama lain meski hanya hal kecil sekalipun."Tidak, Sayang. Untuk hal seperti ini tidak bisa dibilang sebagai buang-buang uang." Wolf menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan pemikiran sang istri.Selain karyawan di perusahaan, Wolf ingin men

  • Jebakan Nikah Kontrak    46. Satu, Dua, atau Tiga?

    Yuriko menatap manik mata Wolf yang terlihat berkaca-kaca. Terlihat sekali bahwa pria itu sudah terlalu putus asa. Tidak tahu harus melakukan apa dan dengan cara apa agar Yuriko mau memiliki anak dengannya."Kenapa? Apa masih belum cukup?" tanya Wolf nyalang. Rasa-rasanya, kesabarannya sudah habis tak bersisa."Tidak. Aku setuju untuk memiliki anak," sahut Yuriko sedikit menyusutkan tubuhnya. Sebelumnya memang Wolf pernah marah, tetapi kali ini berbeda. Tatapan matanya menunjukkan kemarahan, kekesalan, kekecewaan, dan perasaan lainnya yang tercampur menjadi satu membuat Yuriko kesulitan sekedar untuk bernafas."Hah? Apa? Aku tidak salah dengar, 'kan?" tanya Wolf terkejut.Baru saja ia pasrah atas penolakan yang akan Yuriko lontarkan. Namun ternyata, ia mendengar jawaban yang sangat ingin ia dengar. Bahkan ia sampai tidak bisa mempercayai pendengarannya."Sama sekali tidak. Jadi, kau menginginkan berapa anak? Satu, dua, atau tiga?" sahut Yuriko mantap."A-apa?" Wolf kembali dikejutkan

  • Jebakan Nikah Kontrak    45. Tatap Aku, Yuri!

    "M-mas?" Yuriko langsung menjauhkan tubuhnya dengan raut bingung."Kenapa? Tidak bisa? Mau kembali sama Devon? Ya sudah, sana." Wolf melebarkan matanya dan berkata dengan nada malas. Lalu, ia melangkah ke arah meja kerjanya berusaha mengabaikan Yuriko.Terlihat, Yuriko sedang mengigiti kuku jari tangannya. Menatap Wolf dengan raut keragu-raguan. Haruskah ia mengatakan alasannya?"Bu-bukannya aku tidak mau. Aku hanya ..." Yuriko sengaja menggantung kalimatnya membuat Wolf penasaran."Hanya apa? Hanya karena kau belum mempercayaiku?" tanya Wolf berbalik dan menatap wanita itu sinis."Tidak, bukan karena itu. Aku hanya ... Takut, Mas," sahut Yuriko sambil menundukkan kepalanya.Mendengar kata takut terlontar, sontak membuat Wolf mengurungkan niatnya untuk duduk. Ia kembali mendekat ke arah Yuriko dan menyentuh bahunya."Tatap aku, Yuri!" pinta Wolf.Melihat bagaimana kondisi sang istri saat ini membuat Wolf tidak tega. Sebenarnya, ia tidak bisa jauh meski hanya sebentar. Namun, ia terpak

  • Jebakan Nikah Kontrak    44. Kalau Begitu, Berikan Aku Seorang Anak

    "Itu tidak benar, Mas. Hal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia." Yuriko menyentuh lengan Wolf dan tangisnya semakin pecah."Turun!" seru Wolf."Tidak, Mas. Aku tidak akan turun sebelum kau mempercayai kata-kataku," tolak Yuriko sambil menggeleng cepat.Wolf menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar. Ia pikir, Yuriko tidak akan pernah mau mendengarkan ucapannya. Jadi, ia memutuskan untuk keluar dan menurunkan semua barang belanjaan di depan lobby apartemen. Setelah itu, ia menarik tangan Yuriko agar turun dari mobil."Mas, aku mohon! Kali ini saja percaya padaku. Semua yang aku katakan benar. Aku tidak sengaja bertemu dengannya dan aku tidak ingin memiliki anak bukan karena dia." Yuriko berjalan mengikuti Wolf yang hendak masuk ke dalam mobil."Minggir!" seru Wolf ketika Yuriko menghalangi jalannya."Mas, aku mohon!" lirih Yuriko. Namun sayangnya, sang suami sama sekali tidak peduli dengan permohonannya.Wolf menyentuh bahu Yuriko dan mendorongnya ke samping. La

  • Jebakan Nikah Kontrak    43. Aku Mohon Percaya Padaku!

    "Tidak, Mas, jangan dengarkan dia. Aku sama sekali tidak ada niatan untuk kembali bersamanya, bahkan meski aku mati sekalipun," sergah Yuriko menimpali.Sumpah demi apa pun, kali ini Yuriko benar-benar takut Wolf akan salah paham. Apalagi sang suami memergokinya berpelukan dengan Devon meski bukan atas dasar keinginannya."Ayo kita pulang!" Wolf mengabaikan uluran tangan Devon dan menunjukkan raut dingin. "Mas? Kau percaya padaku, 'kan?" tanya Yuriko dengan raut khawatir."Aku bilang pulang," balas Wolf dingin.Ia menatap Yuriko dengan manik mata membola. Bagaimana bisa sang istri sulit sekali untuk diajak bicara? Bahkan ini yang kedua kalinya Yuriko tidak mau mendengar ucapannya."Iya kita akan pulang, tapi aku ambil belanjaan kita dulu sebentar," ujar Yuriko sambil menunjuk ke arah meja di mana barang belanjaannya berada.Wolf melepaskan tangannya dan membiarkan sang istri mengambil barang belanjaan. Kemudian, ia berjalan lebih dulu tanpa berniat untuk mengambil alih belanjaan itu.

  • Jebakan Nikah Kontrak    42. Rasanya Ingin Mati

    "Aku bilang aku akan mengeluarkannya di luar," ujar Wolf lebih dingin dari sebelumnya. Tangannya mencengkeram setir mobil kuat-kuat agar amarahnya tidak terlampiaskan pada Yuriko."I-iya, Mas." Yuriko melirik sekilas dan melihat betapa dingin ekspresi wajah Wolf saat ini. Meskipun demikian, ia bersikap seolah tidak tahu. Meremas jemarinya dan membuang pandangan ke arah samping.Selama perjalanan setelah pembahasan mengenai pengaman, tidak ada sepatah kata pun yang terlontar. Namun setelah sampai di rumah, Wolf kembali bersikap seperti biasa. Ia sedikit merasa bersalah karena sudah bersikap dingin pada Yuriko."Mau mandi bersama? Aku janji tidak akan macam-macam," tawar Wolf.Sebesar itu cinta Wolf pada Yuriko. Jika pria lain di luaran sana, mungkin akan mendiamkan Yuriko atas apa yang telah wanita itu lakukan. Meminta anak langsung ditolak dan diminta memakai pengaman ketika melakukan hubungan intim."Mau," balas Yuriko mengangguk dengan seulas senyuman.Kini, mereka berdua berjalan

  • Jebakan Nikah Kontrak    41. Khawatir Akan Hamil

    "Tidak, Sayang. Berdua tidak cukup dan kita perlu adanya anak untuk melengkapi keluarga kita. Setidaknya, kita harus memiliki satu agar hidup kita terasa lebih lengkap," balas Wolf sambil menjauhkan tubuhnya dan duduk.Jujur, ia sangat terkejut mendengar jawaban Yuriko. Tidak pernah terpikir sebelumnya kalau Yuriko akan menolak memiliki anak dengannya. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat rasa cintanya terhadap sang istri berubah. Ia hanya perlu membujuknya agar mau memiliki anak.Yuriko membuat posisi duduk. "Maaf, aku tidak bisa. Aku sudah merasa cukup hanya dengan kita berdua saja," ujar Yuriko bersikeras."Baiklah. Kalau boleh tahu, apa yang membuatmu tidak ingin memiliki anak? Kau ... Bukan karena kau masih meragukanku 'kan, Yuri?" tanya Wolf ragu."Tidak, Mas, bukan." Yuriko meraih tangan Wolf, "Aku sama sekali tidak meragukanmu. Apalagi setelah apa yang kau lakukan barusan," lanjutnya sambil menggeleng cepat.Untuk saat ini, Yuriko memang tidak meragukan kesetiaan Wolf. Han

DMCA.com Protection Status