Home / Romansa / Jebakan Nikah Kontrak / 22. Tahu Segalanya

Share

22. Tahu Segalanya

Author: Vhiaraya
last update Last Updated: 2023-07-07 11:02:45

"Ti-tidak, aku ingat. Hanya saja, kau tidak perlu menungguku. Kau turun ke bawah saja dulu dan aku akan menyusul setelah mandi," balas Yuriko sedikit gugup.

Sekali lagi, ia harus membuat alasan untuk menyembunyikan wajah aslinya. Jadi, ia harus berusaha agar Wolf mau keluar dan ia bisa dengan leluasa merias wajahnya kembali setelah mandi. Beruntung, ia tidak pernah lupa membawa perlengkapan make up-nya di tas. Jadi, ia tidak akan kesulitan untuk membuat alasan tidak bisa mandi selain di rumahnya sendiri.

"Tidak bisa. Kita harus turun sama-sama agar Papa dan Mama tidak curiga," tolak Wolf tegas.

"Kenapa harus curiga? Bukankah Papa sudah percaya seratus persen dengan sandiwara kita?" tanya Yuriko dengan dahi yang berkerut dalam.

"Memangnya kau lupa, apa yang Papa katakan sebelumnya?" sanggah Wolf balik bertanya.

Sebelumnya atau lebih tepatnya semalam, Antariksa mengingatkan akan selalu mengawasi Wolf. Hal itu ia katakan karena tidak mempercayai pernikahan putranya dengan Yuriko.

"Tentu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jebakan Nikah Kontrak    23. Menunjukkan Wajah Aslinya

    "Hah?" Yuriko semakin membelalakkan matanya tidak percaya.Ia tidak berpikir kalau Wolf dan ibunya begitu mirip. Kenapa mereka kompak sekali membahas masalah itu? Kenapa tidak berhenti ketika ia meminta mereka untuk berhenti membahas masalah itu dan justru semakin menjadi-jadi?"Sudah cukup, Ma. Kasihan Yuri sampai terkejut begini," kata Wolf meminta agar sang ibu berhenti."Astaga! Maaf, Sayang, mama hanya bercanda," terkejut Grizeljoy lekas mengusap lengan menantunya berusaha menenangkan."Ti-tidak apa-apa, Ma," balas Yuriko terbata."Ya sudah, sana kalian sarapan dulu. Setelah itu, kalian pergi berbelanja. Kalian tidak lupa, 'kan?" ujar Grizeljoy mengingatkan.Ia hanya tidak ingin putranya melupakan janjinya semalam. Ia juga tidak ingin membuat Yuriko kecewa setelah semalam diperlakukan kurang baik oleh Antariksa. Ya, meskipun akhirnya semua masalah sudah selesai."Iya, Ma. Pokoknya apa pun yang Yuri inginkan dan butuhkan, Wolf akan membelikannya," balas Wolf bersemangat."Bagus. Y

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    24. Akan Kubuat Kau Menunjukkan Wajah Aslimu

    "Ti-tidak. Aku sama sekali tidak butuh bantuanmu," tolak Yuriko cepat."Kenapa tidak? Aku yakin kau butuh bantuanku," tanya Wolf bersikeras."Karena aku tidak membawa bingkai foto," sahut Yuriko tegas.Sebenarnya, ia ingin membawa foto dirinya dengan ibu dan juga neneknya. Namun, mengingatkan bahwa ia akan tinggal di rumah Wolf. Jadi, ia mengurungkan niatnya itu daripada nanti ketahuan."Benarkah?" Wolf terlihat begitu terkejut, "Aku pikir kau membawa bingkai foto," imbuhnya sambil tersenyum canggung."Tidak. Jadi, bisakah aku istirahat sebentar?" pinta Yuriko tidak ingin berlama-lama berinteraksi dengan Wolf."Baiklah. Nanti kalau kau butuh sesuatu, kau tinggal bilang saja padaku dan kau tidak perlu sungkan," balas Wolf.Yuriko mengangguk dan Wolf pun lekas berbalik. Baru saja hendak keluar, Yuriko sudah memanggilnya. Bahkan dari nada suaranya pun terdengar sangat tergesa-gesa."Ada apa? Apa kau butuh sesuatu?" tanya Wolf setelah membalikkan tubuhnya."Aku melupakan sesuatu tentang p

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    25. Jantungnya Berdesir

    "Masuklah!" pinta Wolf agar Yuriko masuk ke dalam mobil."Maaf, Mas, aku bisa pergi ke kantor sendiri," tolak Yuriko ketika Wolf mengajaknya pergi bersama.Beberapa hari kemudian setelah Wolf dan Yuriko tinggal bersama, akhirnya mereka kembali bekerja. Selama masa cuti, Yuriko sibuk menemani neneknya di rumah sakit, begitu juga dengan Wolf yang setia menemani. Sebelum itu, mereka pergi berbelanja ke sebuah departemen store. Meski Yuriko sering sekali menolak barang-barang yang Wolf tawarkan, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih, Reza sudah membelikan banyak baju dan teman-temannya seperti, tas, sepatu, dan aksesoris lainnya."Aku tahu, tapi kita bekerja di tempat yang sama, Yuri," ujar Wolf kekeh."Aku juga tahu, tapi aku tidak ingin ada orang lain yang melihat kita bersama," tolak Yuriko lagi. Ia hanya tidak ingin dunianya di perusahaan hancur gara-gara ada yang melihatnya berangkat kerja bersama Wolf. Jadi, lebih baik ia pergi naik angkutan umum daripada nanti menyesal.

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    26. Menyebarkan Foto

    Terlihat seorang wanita sedang menatap Yuriko dan Wolf bergantian dengan tatapan tidak percaya. Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan memotret adegan di mana Yuriko menempelkan jari telunjuknya di bibir Wolf."Ehem!" dehem seseorang.Sontak, Yuriko menarik tangannya dan sedikit mendorong tubuh Wolf menjauh. Kemudian, mereka berdua menoleh ke asal suara. Di sana, terlihat seorang pria sedang berdiri dengan canggung merasa tidak enak. Sementara wanita tadi sudah menutup pintu lift sebelum ada yang melihatnya."Saya permisi, Pak," pamit Yuriko. Ia membungkukkan tubuhnya dan keluar dari lift."Dia siapa, sih? Ganggu saja." Wolf menatap kesal seseorang itu. Sepersekian detik kemudian, pintu lift tertutup."Pagi, Bu. Saya Rasya, karyawan baru di sini. Maaf, saya mau tanya. Ruangan Divisi lima di mana, yah? Dari tadi saya cari-cari, tapi tidak ketemu-ketemu," kata seseorang tadi yang ternyata memiliki nama Rasya."Oh, kebetulan saya juga dari Divisi lima. Jadi, kamu bisa ikut saya," balas Yu

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    27. Mengobral Tubuhnya

    Setelah wanita itu mendekat, karyawan lain pun ikut mendekat. Entah itu pria atau wanita, mereka semua menjadi penasaran ingin mengetahui kebenarannya. Saat ini, di kepala mereka muncul pertanyaan tentang apa yang membuat Wolf mau didekati wanita berwajah pas-pasan seperti Yuriko."Jangan asal bicara! Ini hanya foto editan," kata Nana menimpali."Editan dari mana? Sudah jelas-jelas itu foto asli dan Yuri sudah mengklarifikasinya." Wanita itu tersenyum sinis sambil menatap Yuriko dari atas ke bawah."Kapan? Dari tadi Yuri diam saja dan tidak mengatakan apa-apa," tanya Nana masih berusaha membela Yuriko."Tadi sama si anak baru. Jadi, berhenti membelanya," sahut wanita itu.Karena terlalu kesal, Yuriko tidak melihat situasi dan kondisi. Ia menuduh Rasya di depan banyak karyawan termasuk wanita itu. Wanita yang sangat mengagumi dan menginginkan Wolf menjadi miliknya."Kenapa kau diam saja? Jadi, jampe-jampe apa yang kau pakai untuk mendapatkan Pak Wolf?" tanya wanita itu lagi."Maaf, aku

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    28. Kau Berani Menyentuh Istriku?

    Wolf bergegas melangkah keluar diikuti Reza di belakangnya. Langkahnya yang besar dan tergesa membuat sang sekretaris kesulitan untuk mengejar. "Brengsek!" umpat Wolf kesal dikala melihat semua karyawan berkumpul layaknya penonton sebuah konser.Reza yang sudah berada di belakang Wolf lekas membelah kerumunan dan memberikan bosnya jalan. Jantungnya berdegup kencang memikirkan kemarahan yang akan mengguncang seluruh isi perusahaan. Tepat berada di depan, Wolf melihat dua orang wanita sedang menarik paksa tangan Yuriko. Beruntung, ada Nana yang membantu menahan."Apa yang kalian lakukan pada istriku?!" bentak Wolf murka.Teriakannya berhasil membuat semua orang terdiam. Apalagi dua wanita yang menarik tangan Yuriko. Mereka berdua langsung membeku bagai bongkahan es di kutub."I-istri?" batin semua orang bertanya-tanya. Mereka menatap Yuriko tidak percaya.Sejak kapan Yuriko menjadi istri dari CEO di perusahaan itu? Sejak kapan wanita berwajah pas-pasan seperti Yuriko mengalahkan wanita

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    29. Sejak Kapan Kau Tahu

    Jantung Yuriko seolah ingin melompat keluar. Bagaimana kalau Wolf semakin penasaran dan menarik tangannya? Lalu, bagaimana kalau Wolf melihat riasan wajahnya yang berantakan hingga hampir menunjukkan wajah aslinya?"Aku tanya kenapa kau diam saja, Yuri?" tanya Wolf membuat Yuriko semakin panik."Ti-tidak ada," sahut Yuriko terbata."Kalau memang tidak ada apa-apa, ya sudah lepaskan tanganmu," ujar Wolf masih berencana membongkar wajah asli Yuriko."Tidak mau," tolak Yuriko.Penolakannya bertepatan dengan pintu lift terbuka. Jadi, Yuriko langsung berlari keluar berusaha menyelamatkan diri. Meskipun demikian, ia tetap tidak akan bisa lari jauh. Tujuannya adalah ruang kerja Wolf karena jika kembali ke bawah, akan ada banyak karyawan yang memergokinya."Astaga, Yuri-Yuri," gumam Wolf gemas sambil menggeleng pelan. Ia berjalan perlahan mengikuti Yuriko sampai di ruangannya."Aku pinjam toilet sebentar, Mas," kata Yuriko sambil melangkah ke arah kamar mandi yang ada di ruangan itu."Untuk a

    Last Updated : 2023-07-07
  • Jebakan Nikah Kontrak    30. Karena Aku Mencintaimu

    Yuriko melempar surat perjanjian itu ke wajah Wolf. Ia benar-benar kecewa dengan apa yang telah Wolf lakukan padanya. Ingin rasanya ia membayar royalti dan lepas dari perjanjian itu, tetapi jumlahnya tidak bisa dibayangkan. Sepuluh kali lipat dari yang telah ia terima saja ia tidak mampu, apalagi harus menggantinya sampai seratus kali lipat."Kenapa kau diam saja? Jawab! Jawab!" Yuriko melangkah maju dan mencengkeram kerah kemeja Wolf. Kemudian, ia lanjut bertanya sambil mengguncangnya, "Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku, huh?!""Karena aku mencintaimu, Yuri. Aku melakukan semua ini karena aku ingin kau menjadi milikku," jelas Wolf.Akhirnya, terlontar kata cinta itu meski sebelumnya Wolf ragu untuk mengutarakan perasaannya. Awalnya, ia takut cintanya akan bertepuk sebelah tangan dan ia juga takut akan ditolak. Dan sekarang, ia terpaksa mengutarakannya karena situasi."Apa? Cinta? Cinta kau bilang?" Yuriko tertawa terbahak-bahak mendengar kata cinta keluar dari mulut Wolf, "Kau

    Last Updated : 2023-07-07

Latest chapter

  • Jebakan Nikah Kontrak    49. Senang Sekali Menguji Kesehatan Jantungku

    "Anak kita laki-laki, Mas," kata Yuriko mengingat sang suami belum tahu."Jangan bercanda, Yuri! Hal seperti ini tidak bisa kau jadikan sebagai candaan," protes Wolf tidak suka."Aku serius, Mas. Kalau tidak percaya, kau bisa lihat di papan nama. Bahkan nama putra kita belum ditulis," ujar Yuriko menjelaskan.Sontak, Wolf langsung berjongkok dan memeriksa papan nama. Di sana terlihat jelas di bagian nama kosong dan di bagian jenis kelamin menunjukkan tulisan laki-laki."Astaga!" Wolf terlihat seperti orang yang sedang melihat hantu. Manik mata dan mulutnya terbuka lebar. Ia sampai jatuh terjengkang ke belakang karena terlalu terkejut melihat bayinya berjenis kelamin laki-laki."Bagaimana bisa?" Wolf menyentuh kepalanya dan sedikit mencengkeram rambutnya.Beruntung waktu itu tidak hanya membeli pakaian berwarna pink saja, tetapi ada warna ungu juga. Jadi saat ini, bayi laki-laki itu memakai pakaian berwarna ungu. Tidak masalah jika anak laki-laki memakai pakaian warna itu."Maaf, Mas.

  • Jebakan Nikah Kontrak    48. Dua Garis

    "A-apa? Ha-hamil?" Manik mata Wolf terbelalak dengan senyum yang mengembang, "Apa kau sungguh hamil, Sayang?" imbuhnya bertanya pada sang istri."Aku tidak tahu, Mas," sahut Yuriko menggeleng bingung.Selama ini, ia hanya menikmati kehidupan rumah tangganya dengan Wolf. Ia bahkan tidak sadar akhir-akhir ini sering sekali makan. Porsinya masih normal, tetapi ia sering menikmati camilan. Baik ketika di rumah maupun di perusahaan."Coba kau beli test pack di apotik. Kalau tidak, panggil dokter keluarga kita ke rumah," kata Grizeljoy menyarankan."Nah iya, Benar. Kalau bisa, panggil dokter kandungan saja ke rumah biar lebih pasti," timpal Antariksa ikut menyarankan.Rupanya selain Wolf, dan Grizeljoy yang terlihat bersemangat, Antariksa pun jauh lebih bersemangat daripada mereka berdua. Namun alih-alih meminta putra San menantunya pergi ke rumah sakit, ia justru berkata untuk membawa dokter spesialis kandungan ke rumah."Bagaimana kalau test pack saja? Nanti kalau positif, Yuri sama Mas W

  • Jebakan Nikah Kontrak    47. Kau Hamil?

    "Kita sudah menikah, tapi hanya sedikit orang yang tahu. Menurutmu, apa kita perlu membuat perayaan untuk mengumumkan pernikahan kita?" Satu bulan berlalu setelah drama merajuk yang Wolf buat. Kini, pria itu sedang bermanja-manja dengan Yuriko di dalam selimut. Mereka baru saja menyelesaikan ritual percobaan pembuatan anak yang entah sudah berapa puluh atau mungkin berapa ratus kali."Siapa bilang sedikit? Semua karyawan di perusahaan tahu tentang status kita. Jadi aku pikir, kita tidak perlu merayakannya. Itu hanya akan buang-buang waktu dan uang saja," tolak Yuriko.Tidak peduli mau seberapa banyak orang yang tahu tentang pernikahannya. Yang paling penting sekarang hidupnya sudah bahagia. Tanpa ada yang ditutup-tutupi dan saling terbuka satu sama lain meski hanya hal kecil sekalipun."Tidak, Sayang. Untuk hal seperti ini tidak bisa dibilang sebagai buang-buang uang." Wolf menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan pemikiran sang istri.Selain karyawan di perusahaan, Wolf ingin men

  • Jebakan Nikah Kontrak    46. Satu, Dua, atau Tiga?

    Yuriko menatap manik mata Wolf yang terlihat berkaca-kaca. Terlihat sekali bahwa pria itu sudah terlalu putus asa. Tidak tahu harus melakukan apa dan dengan cara apa agar Yuriko mau memiliki anak dengannya."Kenapa? Apa masih belum cukup?" tanya Wolf nyalang. Rasa-rasanya, kesabarannya sudah habis tak bersisa."Tidak. Aku setuju untuk memiliki anak," sahut Yuriko sedikit menyusutkan tubuhnya. Sebelumnya memang Wolf pernah marah, tetapi kali ini berbeda. Tatapan matanya menunjukkan kemarahan, kekesalan, kekecewaan, dan perasaan lainnya yang tercampur menjadi satu membuat Yuriko kesulitan sekedar untuk bernafas."Hah? Apa? Aku tidak salah dengar, 'kan?" tanya Wolf terkejut.Baru saja ia pasrah atas penolakan yang akan Yuriko lontarkan. Namun ternyata, ia mendengar jawaban yang sangat ingin ia dengar. Bahkan ia sampai tidak bisa mempercayai pendengarannya."Sama sekali tidak. Jadi, kau menginginkan berapa anak? Satu, dua, atau tiga?" sahut Yuriko mantap."A-apa?" Wolf kembali dikejutkan

  • Jebakan Nikah Kontrak    45. Tatap Aku, Yuri!

    "M-mas?" Yuriko langsung menjauhkan tubuhnya dengan raut bingung."Kenapa? Tidak bisa? Mau kembali sama Devon? Ya sudah, sana." Wolf melebarkan matanya dan berkata dengan nada malas. Lalu, ia melangkah ke arah meja kerjanya berusaha mengabaikan Yuriko.Terlihat, Yuriko sedang mengigiti kuku jari tangannya. Menatap Wolf dengan raut keragu-raguan. Haruskah ia mengatakan alasannya?"Bu-bukannya aku tidak mau. Aku hanya ..." Yuriko sengaja menggantung kalimatnya membuat Wolf penasaran."Hanya apa? Hanya karena kau belum mempercayaiku?" tanya Wolf berbalik dan menatap wanita itu sinis."Tidak, bukan karena itu. Aku hanya ... Takut, Mas," sahut Yuriko sambil menundukkan kepalanya.Mendengar kata takut terlontar, sontak membuat Wolf mengurungkan niatnya untuk duduk. Ia kembali mendekat ke arah Yuriko dan menyentuh bahunya."Tatap aku, Yuri!" pinta Wolf.Melihat bagaimana kondisi sang istri saat ini membuat Wolf tidak tega. Sebenarnya, ia tidak bisa jauh meski hanya sebentar. Namun, ia terpak

  • Jebakan Nikah Kontrak    44. Kalau Begitu, Berikan Aku Seorang Anak

    "Itu tidak benar, Mas. Hal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia." Yuriko menyentuh lengan Wolf dan tangisnya semakin pecah."Turun!" seru Wolf."Tidak, Mas. Aku tidak akan turun sebelum kau mempercayai kata-kataku," tolak Yuriko sambil menggeleng cepat.Wolf menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar. Ia pikir, Yuriko tidak akan pernah mau mendengarkan ucapannya. Jadi, ia memutuskan untuk keluar dan menurunkan semua barang belanjaan di depan lobby apartemen. Setelah itu, ia menarik tangan Yuriko agar turun dari mobil."Mas, aku mohon! Kali ini saja percaya padaku. Semua yang aku katakan benar. Aku tidak sengaja bertemu dengannya dan aku tidak ingin memiliki anak bukan karena dia." Yuriko berjalan mengikuti Wolf yang hendak masuk ke dalam mobil."Minggir!" seru Wolf ketika Yuriko menghalangi jalannya."Mas, aku mohon!" lirih Yuriko. Namun sayangnya, sang suami sama sekali tidak peduli dengan permohonannya.Wolf menyentuh bahu Yuriko dan mendorongnya ke samping. La

  • Jebakan Nikah Kontrak    43. Aku Mohon Percaya Padaku!

    "Tidak, Mas, jangan dengarkan dia. Aku sama sekali tidak ada niatan untuk kembali bersamanya, bahkan meski aku mati sekalipun," sergah Yuriko menimpali.Sumpah demi apa pun, kali ini Yuriko benar-benar takut Wolf akan salah paham. Apalagi sang suami memergokinya berpelukan dengan Devon meski bukan atas dasar keinginannya."Ayo kita pulang!" Wolf mengabaikan uluran tangan Devon dan menunjukkan raut dingin. "Mas? Kau percaya padaku, 'kan?" tanya Yuriko dengan raut khawatir."Aku bilang pulang," balas Wolf dingin.Ia menatap Yuriko dengan manik mata membola. Bagaimana bisa sang istri sulit sekali untuk diajak bicara? Bahkan ini yang kedua kalinya Yuriko tidak mau mendengar ucapannya."Iya kita akan pulang, tapi aku ambil belanjaan kita dulu sebentar," ujar Yuriko sambil menunjuk ke arah meja di mana barang belanjaannya berada.Wolf melepaskan tangannya dan membiarkan sang istri mengambil barang belanjaan. Kemudian, ia berjalan lebih dulu tanpa berniat untuk mengambil alih belanjaan itu.

  • Jebakan Nikah Kontrak    42. Rasanya Ingin Mati

    "Aku bilang aku akan mengeluarkannya di luar," ujar Wolf lebih dingin dari sebelumnya. Tangannya mencengkeram setir mobil kuat-kuat agar amarahnya tidak terlampiaskan pada Yuriko."I-iya, Mas." Yuriko melirik sekilas dan melihat betapa dingin ekspresi wajah Wolf saat ini. Meskipun demikian, ia bersikap seolah tidak tahu. Meremas jemarinya dan membuang pandangan ke arah samping.Selama perjalanan setelah pembahasan mengenai pengaman, tidak ada sepatah kata pun yang terlontar. Namun setelah sampai di rumah, Wolf kembali bersikap seperti biasa. Ia sedikit merasa bersalah karena sudah bersikap dingin pada Yuriko."Mau mandi bersama? Aku janji tidak akan macam-macam," tawar Wolf.Sebesar itu cinta Wolf pada Yuriko. Jika pria lain di luaran sana, mungkin akan mendiamkan Yuriko atas apa yang telah wanita itu lakukan. Meminta anak langsung ditolak dan diminta memakai pengaman ketika melakukan hubungan intim."Mau," balas Yuriko mengangguk dengan seulas senyuman.Kini, mereka berdua berjalan

  • Jebakan Nikah Kontrak    41. Khawatir Akan Hamil

    "Tidak, Sayang. Berdua tidak cukup dan kita perlu adanya anak untuk melengkapi keluarga kita. Setidaknya, kita harus memiliki satu agar hidup kita terasa lebih lengkap," balas Wolf sambil menjauhkan tubuhnya dan duduk.Jujur, ia sangat terkejut mendengar jawaban Yuriko. Tidak pernah terpikir sebelumnya kalau Yuriko akan menolak memiliki anak dengannya. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat rasa cintanya terhadap sang istri berubah. Ia hanya perlu membujuknya agar mau memiliki anak.Yuriko membuat posisi duduk. "Maaf, aku tidak bisa. Aku sudah merasa cukup hanya dengan kita berdua saja," ujar Yuriko bersikeras."Baiklah. Kalau boleh tahu, apa yang membuatmu tidak ingin memiliki anak? Kau ... Bukan karena kau masih meragukanku 'kan, Yuri?" tanya Wolf ragu."Tidak, Mas, bukan." Yuriko meraih tangan Wolf, "Aku sama sekali tidak meragukanmu. Apalagi setelah apa yang kau lakukan barusan," lanjutnya sambil menggeleng cepat.Untuk saat ini, Yuriko memang tidak meragukan kesetiaan Wolf. Han

DMCA.com Protection Status