“Artur … bangunlah.”Suara Katarina seolah masuk ke dalam mimpi Artur yang membuat pria itu hanya bergerak kecil dan tidak kunjung membuka matanya. Katarina mencoba mengambil kompresan dan menghembuskan napas pelan karena suhu tubuh Artur tidak kunjung menurun. Ia mencoba menepuk-nepuk pipi Artur agar pria itu segera membuka matanya sebab ia sudah selesai membuatkan bubur dan menyiapkan obat untuk pria itu.“Artur.”Artur masih juga belum membuka mata meski ia bisa mendengar jelas suara Katarina disekitarnya. Matanya begitu berat apalagi sifat hangat yang menjalar dari seluruh bagian tubuhnya membuatnya enggan melihat.“Artur kau harus makan sesuatu.”Artur masih bergerak tidak nyaman yang membuat Katarina mulai khawatir. Wanita itu berusaha menepuk-nepuk pipi Artur dan sesekali menggoyangkan tubuh Artur hanya demi membuat pria itu segera sadar dari tidurnya, tetapi sampai beberapa kali Katarina masih saja tidak kunjung melihat Artur membuka mata.“Hei … jangan bercanda. Ayo buka mata
Selepas kepergian Katarina, apartement Artur sungguh terasa sepi dan kembali senyap seperti semula. Sedangkan pria itu masih duduk dalam kesendiriannya dengan wajah tertunduk. Ia mengakui kesalahannya dan penyesalan tidak dapat ia salahkan. Seperti inilah yang ia takutkan ketika menjalin hubungan dengan wanita yang baru ia kenal. Ketakutan yang selalu saja membuatnya memilih mundur dan mengabaikan perasaan kesepian yang sesekali mengusik, tetapi kehadiran Katarina sungguh mampu menagganggu egonya yang sebelumnya terus mengacuhkan wanita. Wanita itu sungguh menganggu pikirannya bukan karena kesalahan yang Artur katakan tempo lalu, melainkan memang Katarina mampu menggoyahkan ego yang dimiliki Artur sebelumnya.Sejak kepergian Katarina pula, hari-hari Artur terasa hambar dan tidak ada semangat apapun untuk ia mulai dari awal. Ia kehilangan jati dirinya yang selalu mengabaikan wanita sebelumnya dan terus merasa buruk setiap kali. Tidak ada yang dapat ia lakukan. itu keputusan Katarina un
“Kau dimana? Aku menunggumu di luar.”Katarina terus berjalan keluar dengan ponsel di satu telinga sebab sedang bicara dengan Kaylee. Mereka berpisah sebelumnya karena buku yang dicari oleh Kaylee berada di rak yang cuku jauh dengan buku yang ingin dibeli oleh Katarina.“Aku akan segera datang. Tunggu sebentar.”“Baiklah.”Katarina menyimpan ponselnya seraya mengedarkan pandangan untuk melihat apakah ada tempat untuk ia membaca sebentar bukunya seraya menunggu Kaylee keluar. Ia tersenyum tipis dan beranjak menuju ke salah satu kursi kosong yang berada tidak jauh dari toko buku yang kini ia datangi bersama Kaylee.Ya … sejak perpisahannya dengan Artur, Katarina mencoba menyibukkan diri demi bisa melupakan semua tentang Artur. Untungnya Kaylee selalu mengerti dengan keadaannya dan berusaha terus menemani dirinya saat ia membutuhkan. Nicole juga sesekali meluangkan waktu demi menemani mereka pergi meski pada dasarnya kepergian mereka hany untuk berbelanja atau melihat-lihat taman sekalip
“Katty aku sudah mengatakan dengan jelas padamu untuk tidak lagi menggangguku. Kau tahu aku sibuk dan perlu kau ingat bahwa kita tidak lagi memiliki hubungan apapun hingga kau bisa bebas menemuiku.”Katty tersenyum dan kembali mendekap tubuh Artur yang sedang sibuk menggambar desain di atas kertasnya. “Kau lelah maka dari itu terus marah-marah denganku. Istirahatlah. Aku akan membelikanmu makanan enak dan kita makan setelahnya.”Artur menghembuskan napas panjang yang terkesan begitu kesal. Cukup sudah kesabarannya menghadapi Katty yang semakin hari semakin sesuka hati mengganggu dirinya bahkan wanita itu berani datang ke kantornya dan mengatakan kepada semua orang bahwa mereka sudah tunangan hingga para karyawan yang ingin memintanya pergi menjadi enggan sebab takut kepada Artur.“Kau tidak bodoh dengan semua yang ku katakan saat kita di mobil.”“Jangan lagi membahasnya. Aku tidak menyukainya.”“Lalu kau pikir dengan mengabaikannya aku jadi menyukainya?” tanya Artur dengan nada tinggi
Artur melepaskan pagutannya dan menatap Katarina yang mengerjapkan matanya lalu ikut menatapnya. Artur menoleh pada Katty dan tersenyum simpul. “Lihat … aku tidak lagi membutuhkanmu dank u harap kau enyah dari kehidupanku.”Artur kemudian mengambil tangan Katarina dan mengajak pergi wanita itu, sedangkan teman Katarina yang syok melihat bos-nya mencium Katarina tidak tahu harus melakukan apa dan kemudian menatap Katty yang mendengkus dan mengalihkan pandangan. Tunggu … bukankah sebelumnya Katty berkata pada semua orang bahwa hubungannya dengan bos-nya sudah sampai tahap tunangan? Lalu …“Pergi kau, brengsek!” sungut Katty pada teman Katarina yang masih menatap bingung ke arahnya serta beberapa karyawan lain yang juga terlihat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.Katty mengusap wajahnya dengan kasar. Keyakinannya salah dan Artur justru memperlihatkan dengan jelas semua kepadanya. Sebelumnya Katty hanya ingin memastikan apakah pria itu benar-benar bisa melupakannya atau tidak,
“Kau tahu apa yang terjadi hari ini?”“Melihat wajahmu yang penuh karisma membuatku yakin itu hal yang menyenangkan. Katakan saja apa itu.”Katarina terkikik dengan segera mendekati Kaylee yang sedang menyiapkan makanan tanpa menaruh tasnya lebih dahulu. perasaan bahagia yang menyita perhatiannya membuat Katarina ingin mengatakan kepada semua orang akan apa yang telah terjadi dengannya.“Aku kembali dengan Artur.”“Oh …”Katarina menaikkan satu alis dengan mulut membentuk huruf ‘o’ begitu melihat ekspresi datar yang diperlihatkan Kaylee. “Oh? Hanya oh?” tanya Katarina masih tidak percaya.Kaylee berjalan menuju meja makan dan menaruh dua piring lauk di atas meja sebelum kembali menghampiri Katarina di dapur. “Memangnya apa yang kau harapkan? Aku sudah lama menduganya.”“Tunggu … sudah lama menduganya? Jadi kau berpura-pura ikut bersedih ketika aku sedang patah hati sebelumnya?” tanya Katarina masih tidak percaya seraya mendudukkan diri di kursi dan menatap Kaylee yang kembali berjalan
Kecupan singkat pada pipinya membuat Katarina menoleh. Membalikkan tubuhnya dan menatap sosok Artur tepat di depannya. Tengah menampilkan senyuman yang begitu memikat perhatian Katarina.“Kau sudah bangun?”Artur mengangguk dan kembali melayangkan ciuman pada kening wanita itu cukup lama. Menikmati masa-masa mereka bersama tanpa ingin membuat kesalahan sedikitpun. Tidak perlu melakukan banyak hal sebab bisa menatap seseorang yang membuat jantungmu berdetak lebih dari cukup dan Artur merasakannya sejak bersama Katarina. Semua yang ada pada wanita itu begitu menyita perhatiannya bahkan dengan sisi buruknya sekalipun.Ah … memang benar jika sudah cinta maka akan terbutakan dengan semuanya.“Satu jam sebelum kau bangun.”“Satu jam?” tanya Katarina tidak yakin dan segera beranjak untuk melihat jam. “Kenapa kua tak membangunkanku, huh?”Tubuh Katarina kembali ditarik masuk ke dalam selimut begitu wanita itu ingin beranjak turun dari ranjang. “Sudah terlambat untuk masuk ke kantor. Izin saja
“Mau ikut denganku?”Katarina menatap bingung pada Artur yang tiba-tiba datang dan terlihat begitu gugup. Pria itu bahkan bertanya kepadanya tanpa menatap. Apa yang sebenarnya terjadi?“Katty mengalami kecelakaan dan sedang kritis di rumah sakit.”Katarina mengalihkan pandangan begitu mendengar apa yang membuat Artur begitu khawatir dan ternyata temanya masih tentang masalalu pria itu, meski Katarina berusaha mencegah rasa cemburu yang membuncah tiap kali nama Katty disebut tetapi ia juga tidak bisa memungkiri bahwa ia merasa iri dengan keberadaan wanita tersebut.“Katty tidak memiliki siapapun. Ayahnya dipenjara sebab narkoba dan ibunya telah tiada sejak dia kecil. Bukan tanpa alasan aku ingin datang sebab aku tahu semua tentangnya.”Katarina meneguk salivanya dengan susah payah. Ia lantas beranjak untuk segera bersiap dan menemani Artur ke rumah sakit. Katarina merasa bodoh sebab terlalu berpikir negative terhadap Katty dan berusaha menampik kenyataan dengan ego-nya yang tinggi, tet