“Nicole sedang dirawat di rumah sakit.”Kaylee melirik Katarina yang berusaha membuat Kaylee percaya untuk kesekian kalinya dengan semua ucapannya yang ambigu dan tentu saja tidak benar. Mau dipercaya sekalipun Katarina akhirnya tidak akan serius dengan semua ucapan serta ulahnya. Berbeda dengan pemikiran Kaylee, Katarina berusaha memberitahu keadaan Nicole kepada temannya itu perlahan dan santai, sebab saat ia mengatakan serius pun Kaylee tidak akan peduli karena tahu itu taktik yang dimainkan oleh Katarina.“Aku hanya memberitahumu agar tidak penasaran mengapa Nicole tidak datang ke rumah untuk mengganggu nantinya. Keadaannya cukup parah karena beberapa bagian tubuhnya harus dijahit,” jelas Katarina lagi yang kemudian menyuapkan nasi ke mulutnya.Tidak mendengar tanggapan apapun dari Kaylee, Katarina menatap wanita itu. kaylee masih sibuk dengan mengoles selai pada roti sebelum wanita itu memakannya. “Kau tidak merasa khawatir?” tanya Katarina tidak percaya dengan ekspresi wajah ten
Di sinilah Kaylee berada. Menatap kaca dengan ruangan yang menampakkan sosok tubuh seseorang di dalam sana yang terbaring dengan mata terpejam. Tidak bisa ia pungkiri, perasaan khawatir sekaligus rindu menggebu di dalam hatinya jika tetap diam tanpa melakukan apapun. Raut wajah cemas tidak dapat ia sembunyikan sejak kedatangannya ke rumah sakit ini, mengabaikan apapun dengan fokusnya hanya demi seseorang yang terbaring di sana.Ya … setelah cukup lama berpikir dengan keputusannya, Kaylee akhirnya menyerah dan lebih memilih untuk melihat keadaan Nicole meski saat ini jam menunjukkan pukul satu pagi. Dimana semua orang tengah terlelap kecuali mereka yang memang memiliki tugas untuk shif malam di rumah sakit ini misalnya. Kaylee sengaja berada di luar ruangan dan memperhatikan lewat jarak jauh, ia tidak mau mengganggu Nicole dengan kedatangannya, apalagi sebelumnya, keluarga Nicole juga berada di sini sampai akhirnya mereka menemukan Kaylee dan membiarkan wanita itu yang menunggui Nicole
Nicole terus menampakkan senyumnya dengan sorot mata yang tidak henti menatap wanita cantik dihadapannya. Siapa lagi jika bukan pujaan hatinya? Dimana wanita itu kini tengah fokus dengan kain lap untuk membersihkan tubuh Nicole.“Tidak bisakah kau berhenti menatapku?”Nicole menggeleng dengan cepat. Tentu saja dia tidak akan berhenti menatap apalagi terhadap Kaylee yang sudah lama tidak ia temui. Jangankan menatap, bahkan Nicole benar-benar akan mengikat wanita itu hanya agar tetap berada di dekatnya dan tidak lagi pergi jauh.“Kau tidak sedang merencanakan sesuatu setelah ini, bukan?”Tiba-tiba saja perasaan tidak enak muncul dalam benak Nicole begitu mengingat bahwa Kaylee sebelumnya bersifat begitu abai kepadanya, dan sekarang wanita itu justru berbeda sekali dari terakhir ia lihat. Entah ini karena Kaylee benar-benar khawatir kepadanya atau memang ada maksud tertentu agar Nicole menyetujui keinginan wanita itu setelahnya. Meski terasa aneh bagi Nicole, tetapi ia merasa tenang mesk
Kaylee mendudukkan diri di samping Nicole setelah ia rasa Nicole perlu tahu lebih banyak tentang dirinya, terlebih mengapa ia sampai trauma dengan kata selingkuh. Nicole juga memberikan ruang agar Kaylee tetap nyaman dengan posisinya.“Sebenarnya ini tidak terjadi denganku,” ujar Kaylee memulai ceritanya. Mengabaikan Nicole yang kini berfokus dengannya.“Saat usiaku masih lima tahun, Ibu dan Ayahku bertengkar hebat bahkan sampai aku tidak terurus karena permasalahan yang mereka hadapi. Ya … apalagi jika bukan karena perselingkuhan.”Terlihat raut wajah kecewa tetapi tetap terlihat tenang yang Nicole tangkap, tetapi ia juga tidak mau membuat Kaylee berhenti dengan ceritanya. Memang Kaylee akan menceritakan apapun yang terjadi dengannya saat atau bahkan jika mereka tidak bersama sekalipun, tetapi melihat wanita itu kini menceritakan salah satu traumanya membuat Nicole semakin ingin terus bersama Kaylee dan mengetahui apapun tentang wanita itu.“Aku melihat sendiri bagaimana hubungan mer
Nicole menghembuskan napas panjang karena bosan. Sudah setengah hari Kaylee pergi meninggalkan dirinya sendirian setelah pamit untuk kembali pulang, tetapi justru kini Nicole merasa menyesali perbuatannya karena dengan Kaylee pergi, dirinya kesepian dan bahkan tidak ada hal apapun yang ingin ia lakukan. Namun sesekali ia akan mengingat ucapan manis Kaylee sebelum wanita itu benar-benar pergi.“Tenang saja. Aku akan kembali secepatnya karena tempat ternyamanku ada di sini,” ujar Kaylee dengan memamerkan senyuman manis yang membuat Nicole gemas dan terus melayangkan kecupan pada wajah cantik wanita itu. Nicole menggelengkan kepala dengan senyuman yang tersungging di bibirnya. Kaylee hanya beberapa saat bersamanya, tetapi mampu membuatnya kembali gila. Wanita itu tidak berubah sama sekali dan mungkin sifatnya kemarin-kemarin untuk melindungi diri dan Nicole mengerti akan hal itu. Bagaimanapun setelah ini ia tidak akan membuat Kaylee kecewa lagi dengannya karena sampai kapanpun ia tidak
Kaylee dan Nicole menghabiskan waktu berdua sebab Nicole tidak mau kembali ke rumah sakit jika Kaylee tidak terus bersamanya, dan lagipula Nicole berkata bisa memanggil dokter jika ia merasa kurang nyaman dengan keadaannya. Hal itu membuat Kaylee membiarkan pria itu beristirahat sebentar di rumahnya hingga malam, tetapi perasaan was-was menghantui Kaylee sebab entah Katarina atau kedua orang tuanya pasti akan menyempatkan datang untuk menjenguk dirinya.Baru saja terpikirkan dengan teman serta kedua orang tuanya itu, pintu terbuka dengan menampakkan kedua orang tua Kaylee serta Katarina yang sebelumnya saling tertawa langsung merubah ekspresi menjadi datar setelah melihat apa yang sedang terjadi di ruang tamu. Nicole yang tertidur dipangkuan Kaylee dengan wanita itu yang mengusap lembut rambut Nicole.“Kaylee … kau bercanda?”Kaylee mengisyaratkan untuk diam dengan jari telunjuk berada di depan bibir. Takut jika tidur Nicole akan terganggu dengan suara Katarina yang sungguh menggelega
Kaylee terburu-buru untuk sampai ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar bahwa Nicole telah sadar. Hal itu membuatnya tidak terlalu fokus dengan jalanan dan dari kejauhan seorang pengendara motor tampaknya juga tidak begitu fokus hingga laju motornya tetap dalam kecepatan tinggi. Kaylee yang sedang membawa belanjaannya tetap berjalan dengan sesekali melihat ponselnya, mengabaikan bahwa pengendara motor itu semakin dekat hingga akhirnya …“Nona!”Tubuh Kaylee melayang dan berakhir ambruk ke tanah setelah mendapatkan dorongan kuat seseorang. Ia meringis kesakitan dengan kedua telapak tangannya yang ia gunakan sebagai penyangga tubuh.“Nona kau tak apa?”Suara seseorang dari belakang membuat Kaylee yang ingin beranjak dari posisinya menoleh lebih dahulu. Pria tidak ia kenali yang sekarang langsung membantunya beranjak padahal lengan dan pipinya berdarah. Kaylee merasa waktu berjalan begitu cepat tanpa ia sadari dengan kenyataan yang terjadi. Berbagai pertanyaan melingkupinya saat ini, m
“Kau mendiamkanku sepanjang hari hanya karena kesalahpahaman? Yang benar saja.”Nicole hanya melirik Kaylee sebentar dan kembali melanjutkan bermain game demi mengusir rasa bosannya. Mengabaikan Kaylee agar wanita itu paling tidak merasa bersalah dan mengakui kesalahannya di depannya, tetapi yang Kaylee lakukan sejak tadi? Wanita itu lebih memilih diam saja dan membaca buku tanpa menggubris Nicole yang sedang merajuk saat ini.Kini wanita itu mendekat, mendudukkan diri di pinggiran brankar dan menatap Nicole lekat-lekat. Kemudian menghembuskan napas pelan dan mengalihkan pandangan. Lihat … dia tetap tidak peduli dengan Nicole yang sungguh kesakitan merasakan kecemburuan setelah melihat adegan tidak terduga tadi? Yang benar saja.“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kau sudah melihat semuanya dan tentu menyalahi tindakan yang ku lakukan.” Kaylee mulai berujar tanpa memandang Nicole sedikitpun. “Michele menolongku dan bahkan terluka. Apa salahnya jika aku mengobatinya sebagai rasa teri