Tiga hari sudah saat Katty sudah diperbolehkan pulang dengan izin dokter dan tentu saja, sesuai keinginan wanita itu bahwa ia akan menginap di Apartement Artur sebelum pergi ke luar negeri. Katarina sesekali melirik Artur yang tengah mengemudi di depan sedangkan dirinya dan Katty berada di belakang. Ia masih penasaran dengan yang dibahas Katty dengan Artur sebelumnya, dimana Artur sedang mempersiapkan sesuatu tetapi pria itu bahkan hanya diam saja dan tidak memberitahukan apapun kepadanya.Katty yang melihat kegelisahan Katarina tersenyum dan menepuk lengan wanita itu mengalihkan pikirannya. “Kau tidak pulang dan terus menemaniku. Terimakasih.”Katarina ikut tersenyum dan mengangguk kemudian. “Bukan masalah. Aku sudah mengatakan bahwa aku akan ikut merawatmu, jadi tidak perlu sungkan dan merasa bersalah karena itu juga kemauanku sendiri.”Katty tersenyum dan mengangguk. Sedangkan Artur yang berada di depan ikut tersenyum melihat hubungan Katarina dan Katty yang semakin akrab. Meski me
Katarina merasa canggung dengan keberadaan kedua orang tuanya yang turut hadir dalam lamaran yang dipersiapkan oleh Artur, tetapi bukan wajah senang yang ia lihat dari kedua orang itu melainkan wajah datar dan tidak menunjukkan kebahagiaan seperti yang ia lihat dari semua orang. Kini, Katarina sedang menghadap kedua orang tuanya dengan segala kekhawatiran yang entah mengapa menyelimuti dirinya.“Ayah … Ibu ... aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun dari kalian tentang hubunganku dengan Artur, hanya saja aku memang butuh waktu untuk menemui kalian dan tentu saja, aku tidak ingin kalian kecewa dengan pilihanku.”“Butuh waktu sampai kau bahkan dilamar di depan kami saat kami bahkan tidak tahu apapun? Itu bukan lelucon, Katarina.”Katarina menundukkan wajahnya dengan rasa bersalah. Ayahnya murka dan tentu saja Katarina menyadari betul kekecewaan yang diperlihatkan oleh kedua orang tersebut.“Sejak kapan kau mulai berhubungan dengannya?”“Namanya Artur, Ayah,” tegur Katarina menegaskan
Sejak kehamilan Kaylee, semua orang terus memperhatikan dirinya dan bahkan cenderung berlebihan termasuk kedua orang tuanya. Seperti saat ini, kedua orang tua sekaligus mertuanya tiba-tiba datang ke rumah dan membawakan berbagai makanan dengan alasan orang hamil muda terbiasa menginginkan suatu makanan hingga meja makannya bahkan penuh dengan hidangan yang … Kaylee bahkan tidak berminat dengan salah satunya.“Makan saja apa yang kau inginkan, Sayang. Jangan merasa malu ketika kau menginginkan sesuatu.”Kaylee menoleh kepada ibu mertuanya yang terlihat begitu senang dengannya. Ia tersenyum kecil dan mengangguk mengerti. “Ibu … Ayah … dan semua orang, aku sedang hamil bukan sedang melakukan live streaming percobaan makanan,” keluhnya setelah sekian lama memendam.Keempat orang itu saling pandang dengan ucapan Kaylee beserta wajah sungkannya. Pamela kemudian mendekat dan menggandeng lengan Kaylee. “Sayang … kau tidak perlu memakan semuanya. Ambil saja yang kau inginkan.”Kaylee melepaska
“Masuk.”Pintu terbuka dengan seseorang yang masuk ke dalam. Sosok itu terus menatap pada pemilik ruangan dari tempatnya.“Ada apa?” tanya Brad tanpa melihat siapa yang datang ke ruangannya dengan berkas yang sedang ia baca.Sosok itu kembali mendekat. “Bisakah kita bicara, Tuan?”Brad mengalihkan pandangannya dari berkas di tangannya, menatap sosok pria di depan mejanya yang menyunggingkan senyuman tipis begitu tatapan mereka bertemu. “Saya tidak ada waktu,” balasnya seraya kembali membaca berkas pekerjaannya.“Waktu jam makan siang hampir selesai dan Anda bahkan belum memakan apapun.”“Saya sudah makan sebelumnya. Tidak perlu merepotkanmu dengan kebutuhanku.”Artur, pria itu tersenyum dan menaruh bekal makanan di meja Brad. “Maaf jika mengganggu, tetapi saya harap Anda bisa menghargai kerja keras saya untuk menemui Anda hari ini.”Brad melirik bekal makanan di depannya, dimana makanan yang ada di dalamnya adalah beberapa potong daging dengan sayur yang selalu menjadi minatnya. “Saya
“Ada satu orang yang cocok melakukannya, tetapi aku tidak yakin dia akan mau menerima tawaranku sebab dia termasuk orang yang pilih-pilih dalam pekerjaan.”Artur mengernyitkan kening. “Itu bukan masalahku, Tuan Ethan. Jika kau berminat aku siap bekerja sama denganmu tetapi aku tidak mau merugi dengan menyetujui pekerjaan yang orangnya tidak siap dalam segala hal.”Ethan mengangguk mengerti. “Aku akan coba menghubunginya, tetapi jika berkenan aku ingin meminta waktu sebelum kau menemukan klien lain untuk menerima tawaran ini, Tuan. Apakah bisa?”Artur berpikir sebentar. “Sejauh ini ada tiga dari orang yang menghubungi untuk bertemu dan kau salah satunya. Jika kedua orang ini memiliki kemampuan yang baik aku tentu lebih memilih mereka dibandingkan dirimu, Tuan Ethan.”Ethan membasahi bibirnya dengan keraguan. Dirinya sungguh berminat melakukan kerja sama dengan Artur apalagi pengelolaan perusahaan milik pria itu sungguh baik dan tidak pernah menurun yang bisa menghasilkan kapan saja tan
“Kau tak apa?”Katarina segera membantu Artur berdiri setelah membiarkan pria itu bersembunyi di kamar mandi dengan pelipis yang masih berdarah. Katarina mengedarkan pandangan sebentar untuk memastikan kedua orang tuanya benar-benar telah pergi dan Artur akan aman di dalam kamarnya. Ia menghembuskan napas pelan seraya mengajak Artur mendudukkan diri dipinggiran ranjang dengan dirinya yang mengambil kotak P3K.“Maafkan aku. Aku sungguh tidak tahu jika itu dirimu,” sesal Katarina seraya menuangkan cairan anti septik ke kapas lalu menarik wajah Artur untuk ia bersihkan. “Kau terluka.”Artur diam saja dengan Katarina yang berwajah penuh kekhawatiran melihat dirinya terluka. Ia tersenyum kecil dan mengambil tissue untuk membersihkan darah di tangannya. “Kau tak percaya aku akan datang?”Katarina mengganti kapas yang telah ia gunakan dengan kapas yang lain. Menuangkan kembali cairan anti septik lalu beralih ke luka Artur. “Lukanya panjang. Itu tidak menyakitimu, bukan?”Artur mengambil kedu
“Sampai kapan kau terus menciumi perutku, hum?”Nicole mendudukkan kembali tubuhnya dengan tegak setelah melakukan ritual menyayangi calon anaknya di dalam perut Kaylee. Ia menatap Kaylee lalu terkekeh. “Lama sekali dia keluarnya. Aku sudah ingin melihat wajah menggemaskan mereka berdua.”Kaylee tersenyum kecil. “Sabar, Sayang. Masih beberapa bulan lagi dan kau bisa melihat mereka.”Nicole membaringkan tubuh lalu menyamping dan menyangga kepalanya dengan satu tangan menatap Kaylee. “Aku tidak memiliki keturunan yang pernah menghasilkan anak kembar, tetapi mengapa kau kini justru mengandung anak kembar? Apakah kau memiliki keturunan dari orang kembar?”Kaylee menggeleng. “Tidak juga. Memangnya harus memiliki keturunan kembar baru akan tumbuh kembar lagi? Lucu sekali.”“Memang tidak harus seperti keturunan, tetapi kebanyakan orang yang hamil anak kembar sebelumnya salah satu dari keluarga mereka pasti memiliki anak kembar. Jadi, tanaman yang sudah tua lalu seperti tumbuh lagi dari ketur
Artur segera beranjak dari duduknya begitu melihat Brad keluar. “Selamat sore, Tuan Bradson. Bisakah Anda meluangkan waktu sebentar untuk saya? Mengenai hari sebelumnya, saya ingin meminta maaf karena ada keperluan yang mendadak hingga tidak bisa menunggu Anda sampai selesai.”Brad tetap berjalan dengan Artur yang mengikuti di sampingnya. “Maaf tidak bisa. Saya ada rapat.”Brad menampakkan senyuman tipis terkesan mengejek lalu meninggalkan Artur. Artur kembali fokus dan kembali mengejar pria baya itu. “Lalu … bisakah kita bertemu pekan depan? Saya menghormati Anda dan berharap kita bisa bicara.”Brad menghentikan langkahnya lalu menatap Artur dari atas sampai bawah. “Apa yang kamu inginkan dengan pertemuan kita meski sekarang atau pekan depan?”Artur diam dan menatap Brad lurus. “Tidak ada. Saya hanya ingin mengenal Anda lebih dalam dan membicarakan rencana masa depan yang telah saya pikirkan sebelumnya.”Brad tersenyum mengejek. “Sombong sekali, baru bertemu dan bahkan tidak saling m