Beranda / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 094 [RONDE TAMBAHAN]

Share

Chapter 094 [RONDE TAMBAHAN]

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 22:16:51

“Kau menatapku seolah ingin menerkamku saja,” kata Valerie dengan nada tenang, meskipun ada senyum kecil bermain di sudut bibirnya.

Ia menangkap tatapan Aldrich dari sudut matanya, yang begitu lekat hingga membuatnya sedikit salah tingkah.

Valerie menggoyangkan gelasnya perlahan, melihat cairan di dalamnya berputar membentuk riak halus. Aromanya harum, campuran buah persik dan vanila yang lembut, bercampur dengan rasa hangat khas alkohol ringan.

Ia membawa gelas itu ke bibir, menyesapnya perlahan. Cairannya meninggalkan rasa manis sekaligus segar di lidah, mengalir hangat di tenggorokannya.

Aldrich terkekeh, tidak berniat mengelak. “Mungkin saja,” katanya ringan, dengan nada goda yang khas.

Ia meraih gelasnya sendiri, meneguk cairan bening keemasan itu sebelum menyandarkan tubuhnya santai di sofa. Matanya menatap lurus ke depan, menikmati malam yang begitu cerah. Langit bertabur bintang tampak seolah sebuah kanvas penuh kilauan, menciptakan pemandangan yang menenangkan.

“Banyak bint
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 095 [HIDUNG BADUT]

    “Hatschi!”Valerie bersin lagi, lalu mengusap hidungnya yang sudah memerah. Sedangkan Aldrich, duduk di sebelahnya, menyodorkan tisu dengan ekspresi tenang namun ada sedikit geli di matanya.“Terima kasih,” ucap Valerie sembari menerima tisu itu. Suaranya terdengar serak, jelas akibat dinginnya angin semalam.Mereka berada di dalam mobil Aldrich, yang melaju dengan elegan menuju kantor. Aldrich tampak lebih santai hari ini—kemeja putihnya digulung hingga siku, memperlihatkan lengan yang kokoh, sementara dasinya tergantung longgar di lehernya. Rambutnya yang hitam legam disisir rapi, dengan beberapa helai jatuh di dahinya, membuatnya terlihat seperti model di sampul majalah.Sementara itu, Valerie tampil sederhana namun tetap stylish. Ia mengenakan celana panjang hitam yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan blus putih berpotongan longgar. Blus itu ia lapisi dengan blazer wanita berwarna navy yang memberi kesan profesional. Rambutnya diikat ala bun sederhana di atas kepala, memperlihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 096 [BERTEMU SI ULAR]

    Saat Valerie sedang menikmati croissant-nya, ponsel di dalam tasnya bergetar. Dia meletakkan roti di atas tisu sementara tangannya meraih ponsel. Membuka pesan yang masuk, matanya membulat saat membaca isi pesan tersebut:[Datang ke rumah nanti malam dengan Aldrich. Ada sesuatu yang ingin Ayah sampaikan.]Valerie mendengus pelan, dahinya langsung berkerut. Dia memandangi layar ponsel selama beberapa detik, lalu menoleh ke Aldrich yang sedang fokus mengemudi.“Aldrich...” panggilnya pelan.“Hm?” Aldrich menjawab tanpa menoleh, tapi sudut bibirnya naik sedikit, menunjukkan dia masih memperhatikan Valerie meski matanya tertuju pada jalan.“Ayahku...” Valerie berhenti sejenak, seolah ragu melanjutkan, tapi akhirnya dia melanjutkan juga. “Dia ingin kita datang ke rumahnya nanti malam. Katanya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.”Aldrich melirik Valerie sekilas dengan alis terangkat. “Kedengarannya serius. Apakah ini tentang rencana perjodohan kita?”Valerie mendengus, meletakkan ponselny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 097 [CHARLOS TIDAK PENTING]

    “Hah, dasar ular!” Valerie menggerutu sambil meninju udara kosong di depannya. Wajahnya memerah, bukan hanya karena marah, tapi juga karena rasa jijik yang mendidih di dalam dirinya.“Dia pikir aku akan iri dan menangis hanya karena tahu tentang kehamilannya?” Valerie mendesis pelan, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri. "Charlos tidak sepenting itu."Dia menggertakkan giginya, menahan diri agar tidak melampiaskan kemarahan dengan cara yang buruk. Valerie punya seribu alasan untuk membalas Jennifer. Apalagi menjambak rambut wanita itu di tempat. Tapi, Valerie memilih menahan diri. Dia tahu, menghadapi Jennifer dengan cara seperti itu hanya akan menurunkan martabatnya.“Sabar, Val. Kau harus tenang," katanya pada dirinya sendiri sambil mengatur napas. "Tarik napas, tahan. Hembuskan perlahan.”Valerie menutup matanya sebentar, mencoba menenangkan amarah yang membara di dadanya. Setelah beberapa detik, dia membuka matanya lagi dengan sorot yang lebih tenang, meskipun masih ada s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 098 [PEMBELAAN KECIL ALDRICH]

    “Cih, bisa-bisanya dia tidak tergoda dengan tubuhku!” gerutu Jennifer dalam hati, frustrasi.Tatapan matanya melirik Valerie yang terlihat tenang sambil menggoyangkan pena di tangannya. Tapi saat Jennifer memperhatikan lebih saksama, dia menangkap senyum kecil yang seolah menantangnya. Itu membuat darah Jennifer mendidih. “Wanita sialan!” umpatnya dalam hati.Sejak dulu, Jennifer selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, tanpa pengecualian. Charlos, kekasih Valerie, adalah salah satu contohnya. Dia tidak perlu usaha ekstra untuk menaklukkan pria itu, hanya sedikit godaan dan sikap manis palsu, Charlos sudah ada dalam genggamannya. Dan itulah yang membuat Jennifer merasa superior atas Valerie.Sebenarnya, Jennifer tidak pernah benar-benar menyukai Valerie. Persahabatan mereka dulu hanyalah kamuflase. Jennifer mendekati Valerie karena wanita itu selalu dikelilingi banyak orang, baik pria maupun wanita. Valerie populer, berbakat, dan karismatik—semua hal yang tidak dimiliki

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 099 [PERASAAN HANGAT]

    “Kau merasa menang karena berpikir bisa mendapatkan Pak Aldrich, bukan? Ketahuilah, pria seperti Aldrich itu tidak menyukai wanita kampung sepertimu!” sindir Jennifer dengan nada tajam.Keduanya sedang berada di toilet. Valerie berdiri di depan wastafel, mencuci tangannya dengan tenang, sementara Jennifer sibuk memperbarui lipstiknya di depan cermin. Ada senyum sinis di wajah Jennifer, penuh kepuasan karena merasa lebih unggul.Namun, Jennifer tidak tahu bahwa Valerie adalah anak Bastian, pemilik EliteCrop. Sama seperti Charlos, Jennifer pun tidak pernah menyadari identitas asli Valerie, karena Valerie memang sengaja menyembunyikannya selama ini.Valerie tidak menggubris hinaan itu. Dia mengeringkan tangannya dengan santai dan bersiap untuk keluar. Tetapi tiba-tiba, Jennifer menarik bahunya dengan kasar. Tarikan itu membuat Valerie terhuyung ke belakang, hampir kehilangan keseimbangan.“Hei!” Valerie menatap Jennifer dengan pandangan tajam. Jennifer hanya memasang wajah pura-pura tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 100 [PEMBAHASAN PERTUNANGAN]

    “Tunggu aku,” kata Aldrich singkat sebelum membuka pintu mobil.Valerie hanya mengangguk, mengatur gaunnya yang sedikit naik. Mereka berada di mansion besar milik Bastian, ayah Valerie. Bangunan itu berdiri megah di atas lahan yang luas, bergaya klasik Eropa dengan dinding marmer putih dan pilar-pilar besar yang menjulang di bagian depan. Halamannya dihiasi taman rapi dengan air mancur kecil di tengahnya, memberikan kesan elegan namun tetap hangat.Suasana mansion tidak terlalu sepi seperti biasanya. Ada beberapa staf mondar-mandir dengan kesibukan masing-masing, membuat Valerie sedikit bingung. Saat turun setelah Aldrich membukakan pintu untuknya, kepala pelayan langsung menyambutnya.“Selamat datang kembali di rumah, Nona Muda,” sapa pria tua itu dengan suara yang ramah, sedikit serak namun penuh wibawa. Rambutnya sudah sepenuhnya memutih, disisir rapi ke belakang, dan ia mengenakan jas hitam klasik dengan kacamata persegi yang mempertegas matanya yang tajam namun hangat.Valerie

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 101 [SEPIHAK]

    “Ayah,” panggil Valerie dengan suara lembut namun cukup tegas untuk menarik perhatian semua orang di aula. Seketika semua mata tertuju padanya, termasuk tatapan penuh harap dari sang ayah, Bastian.Valerie meneguk ludah gugup, lalu terkekeh kecil, mencoba mencairkan suasana. Dengan gerakan pelan, dia menyenggol lengan Aldrich yang berdiri di sebelahnya. “Katakan sesuatu,” bisiknya pelan di telinga pria itu, berharap Aldrich bisa mengambil alih situasi seperti biasanya.Namun, Aldrich tidak langsung merespons. Dia hanya menatap Valerie dengan senyum tipis yang menambah gugup wanita itu.“Ada apa, Nak?” tanya Bastian akhirnya, menatap Valerie dengan dahi sedikit berkerut.“Ah, begini…” Valerie memulai, mencoba mencari kata-kata yang tepat. Dia menarik napas dalam, lalu menatap Aldrich lagi, memberikan kode dengan matanya untuk segera membantu.Setelah beberapa detik yang terasa seperti seabad bagi Valerie, Aldrich akhirnya angkat bicara. “Kami ingin mengucapkan terima kasih, Ayah, at

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 102 [SEMACAM LELUCON?]

    Valerie memegangi kepalanya. Akhir-akhir ini begitu banyak kejadian yang terjadi sampai-sampai dia melupakan hari lahirnya sendiri.“Ah, Ayah benar-benar!” keluh Valerie sambil memijat pelipisnya.Tak terbayangkan jika kurang dari 48 jam, semua orang sudah mengetahui statusnya dengan Aldrich. Rencana pura-pura mereka akan menjadi drama besar jika salah satu pihak salah langkah.“Kau di sini?”Valerie tak perlu repot-repot menoleh saat mendengar suara Aldrich. Dia mendengus, dan detik berikutnya, Aldrich sudah duduk di sebelahnya, membawa sepotong cake dari bufet yang sudah tertata rapi di aula.“Selamat ulang tahun,” katanya ringan, menyodorkan cake stroberi dengan whipped cream di atas piring kecil.Valerie mendengus lagi, tetapi tetap mengambil cake itu dengan malas. “Kau tidak memberitahuku kalau hari ini ulang tahunmu,” kata Aldrich sambil menatap Valerie.“Bahkan aku sendiri pun tak ingat soal itu,” jawab Valerie acuh, menyendokkan cake ke mulutnya. Lembutnya sponge cake berpadu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19

Bab terbaru

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 118 [MALL MILIK ALDRICH]

    “A-Apa?”Aldrich menatapnya dingin. “Tentu saja, itu hanya prosedur biasa. Aku ingin memastikan kejadian ini benar-benar seperti yang kau katakan. Lagipula, butik sebesar ini pasti memiliki sistem keamanan yang baik, bukan?”Pegawai itu menelan ludah. “T-Tapi, Tuan… CCTV kami sedang mengalami gangguan teknis hari ini. Mungkin tidak ada rekaman yang bisa diperiksa,” katanya cepat, berharap Aldrich tidak akan memaksanya.Valerie mendecak pelan. “Ah, kebetulan sekali,” katanya dengan nada mengejek. “Hari ini, di saat kau menuduhku, CCTV justru mengalami gangguan.”Aldrich tersenyum miring, tetapi tatapan matanya tetap tajam. “Benar-benar kebetulan yang menarik,” gumamnya pelan, sebelum menatap pegawai itu dengan tatapan penuh arti.Pegawai itu mulai berkeringat, tidak tahu harus menjawab apa.Aldrich menyeringai tipis, menikmati ekspresi panik di wajah pegawai itu. “Tapi hari ini mungkin adalah keberuntunganmu,” katanya santai, lalu memasukkan satu tangan ke dalam saku celana. “Karena ma

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 117 [TUDUHAN MENJEBAK]

    Pegawai butik itu mengerutkan kening saat melihat cara Valerie melangkah dengan percaya diri, seolah mengenal butik ini lebih baik daripada dirinya sendiri.“Sepertinya Nona cukup sering berbelanja di tempat mewah,” katanya dengan nada sinis, namun kali ini lebih hati-hati.Valerie hanya menanggapinya dengan gumaman ringan, tidak ingin membuang waktu untuk berdebat dengan seseorang yang jelas-jelas meremehkannya. Namun, sikap santai Valerie justru membuat pegawai itu semakin kesal.Saat Valerie menyusuri deretan gaun premium, pegawai itu memperhatikan sekelilingnya dengan cepat, lalu tersenyum licik. Sebuah ide buruk melintas di benaknya—mungkin ini kesempatan bagus untuk mempermalukan Valerie di depan Aldrich.Dengan gerakan yang sengaja dibuat sehalus mungkin, pegawai itu menyenggol sebuah rak kecil berisi aksesori mahal, membuat sebuah bros berlian jatuh tepat ke dalam lipatan rok Valerie tanpa disadari.Kemudian, pegawai itu dengan sengaja menjatuhkan sebuah gaun sutra mahal dari

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 116 [DIREMEHKAN]

    “Ah, sudah lama aku tidak ke sini,” ujar Valerie sambil menghirup udara yang khas dari butik mewah itu. Aroma lembut parfum ruangan bercampur dengan wangi kain mahal memenuhi udara.Butik ini adalah butik eksklusif yang hanya menjual pakaian branded dan custom-made—setiap potongannya unik, hanya ada satu di dunia. Interiornya megah dengan dinding kaca yang memperlihatkan koleksi terbaru, sementara lampu kristal yang menggantung di langit-langit memberikan pencahayaan sempurna untuk menampilkan keindahan setiap busana.Sejak memutuskan kabur dan meninggalkan seluruh harta serta fasilitas yang diberikan ayahnya, Valerie memang tak pernah lagi menginjakkan kaki di tempat ini.Aldrich, yang berjalan santai di sebelahnya dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana, menoleh dan terkekeh. “Kalau kau serindu itu dengan kehidupan lamamu, kenapa tidak kembali saja?” godanya.Valerie melotot padanya, lalu menjawab tegas, “Big no!”Belum sempat Aldrich membalas, seorang pegawai butik me

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 115 [PERTEMUAN PERTAMA SETELAH BERBULAN]

    “Oh, hai. Siapa ini?”Valerie menarik napas panjang. Tanpa perlu menoleh, dia sudah tahu siapa yang baru saja menyapanya.Jennifer.“Pak Aldrich, saya tak menyangka orang seperti Bapak mau merendahkan standar dengan makan di sini,” ucap Jennifer, sengaja menekankan kata rendah dengan nada sinis.Valerie tahu betul bahwa komentar Jennifer itu ditujukan untuknya. Jennifer, mantan sahabatnya, masih saja bersikap congkak meski kenyataan tidak berpihak padanya. Yang Jennifer tidak tahu adalah status Valerie sekarang.“Valerie Brianna Caitlin, lama tidak bertemu.”Deg.Valerie membeku. Ia mengenal suara itu dengan baik—suara mantan tunangannya, Charlos Marquel.Aldrich yang sedari tadi mengamati Valerie menangkap perubahan ekspresi di wajahnya. Ia menyandarkan punggung ke kursi dengan santai, lalu melipat kedua tangannya di depan dada sambil menyilangkan kaki, sikapnya penuh kewaspadaan.“Restoran ini bagus. Dan yang terpenting makanannya enak. Kenapa saya harus malu atau merasa rendah hany

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 114 [ORANG PERTAMA]

    Tak lama, hidangan lainnya juga tiba—semuanya disusun rapi di atas meja yang tadinya kosong, kini penuh dengan berbagai makanan khas restoran itu. Ada salad segar dengan saus wijen, pangsit kukus berisi udang yang masih mengepul, serta sepiring kecil ayam goreng renyah dengan saus madu pedas di sampingnya.Valerie mendecak kecil, menggelengkan kepala. “Kau serius memesan semuanya? Meja ini hampir tidak muat!” protesnya, meskipun matanya jelas-jelas berbinar melihat semua makanan itu.Aldrich mengambil sepasang sumpit dan menatap Valerie sambil tersenyum penuh percaya diri. “Kalau kau tidak makan, aku akan memakan bagianmu juga.”Valerie mendengus, kemudian mengambil sumpitnya sendiri. “Kau tidak perlu mengancamku. Aku akan memastikan kau tidak mendapatkan bagian lebih dari ramen ini,” katanya sambil mulai menyendok kuah ke dalam mangkuk kecilnya.Begitu mencicipi suapan pertama, Valerie terdiam. Kuah ramen itu terasa begitu kaya dengan perpaduan gurih dan sedikit pedas, sementara mie

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 113 [PERUT YANG BERBICARA]

    Aldrich melirik arlojinya, lalu menatap Valerie sambil menyunggingkan senyum tipis. “Ayo, kita makan di sana,” katanya santai, sambil menunjuk ke sebuah restoran kecil di seberang jalan.Seketika Valerie pun mengikuti arah tunjuk Aldrich. Restoran itu tampak sederhana namun menarik, dengan dinding bata ekspos, lampu-lampu gantung bergaya vintage, dan papan nama kayu bertuliskan Bistro Avenue. Jendela-jendelanya yang besar memperlihatkan suasana dalam ruangan yang hangat, dipenuhi meja kayu, kursi empuk, serta aroma masakan yang seakan tercium hingga ke luar.“Kau lapar?” tanya Valerie sambil menatap Aldrich.“Kau tidak lapar?” Aldrich balik bertanya dengan nada santai, matanya menyipit seolah menggoda.Valerie tertawa kecil, lalu memasang ekspresi angkuh. Dagunya sedikit terangkat dan kedua tangannya terlipat di depan dada. “Tentu tidak,” katanya dengan percaya diri.Namun, tepat ketika ia hendak melanjutkan kata-katanya, suara keras dari perutnya tiba-tiba terdengar.Kruuk.Valerie

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 112 [PUSAT DARI SEGALANYA]

    Ruang meeting di lantai atas gedung itu terlihat mewah dengan interior yang didominasi warna putih dan emas. Dinding kaca besar memberikan pemandangan kota yang menakjubkan. Begitu Aldrich dan Valerie memasuki ruangan, beberapa pria berpakaian rapi segera berdiri, menyambut kedatangan mereka dengan senyuman ramah.“Aldrich! Selalu menyenangkan bertemu dengan Anda,” kata seorang pria paruh baya dengan jas abu-abu gelap. Dia menjabat tangan Aldrich dengan hangat sebelum matanya beralih pada Valerie.“Dan ini siapa? Apakah ini sekretaris baru Anda?” tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.Aldrich tersenyum kecil dan melirik Valerie sekilas sebelum menjawab, “Ya, benar. Ini Valerie. Dia adalah sekretaris saya.”Valerie tersenyum sopan dan menganggukkan kepala sebagai sapaan. “Senang bertemu dengan Anda semua,” ucapnya dengan nada ramah.Seorang pria lain, lebih muda dan berpenampilan kasual, memandang Valerie dengan mata berbinar. “Sekretaris yang cantik sekali, Aldrich. Anda memang

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 111 [AGENDA RAHASIA]

    “Eh, tunggu,” kata Valerie, menghentikan langkahnya. Aldrich yang sudah melangkah lebih dulu menoleh dengan satu alis terangkat. “Kenapa lagi?” tanyanya, terdengar sedikit tidak sabar.Valerie menggaruk pipinya yang tidak gatal, lalu menunjuk arah berbeda. “Kita lewat sini saja,” katanya santai, meski ada kilatan jahil di matanya.Aldrich memandang lorong yang ditunjuk Valerie dengan dahi berkerut. Namun, dalam hitungan detik, senyum kecil di sudut bibirnya pun terbit. Dia tahu maksud Valerie “Oke, kita lewat sini,” balas Aldrich, menuruti permintaan Valerie tanpa banyak protes.Dia melangkah lebih dulu, tangan dimasukkan ke dalam saku, auranya yang tenang membuat semua orang di ruangan terdiam saat dia lewat. Valerie mengikuti di belakangnya, sambil menahan senyum geli.Saat mereka melewati ruang pemasaran, banyak mata mulai menoleh. Tidak terkecuali Alicia. Wanita itu bahkan memanjangkan lehernya, berusaha mengintip Aldrich yang jarang muncul di departemennya. Alicia nyaris melomp

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 110 [RUANG TERSEMBUNYI]

    “Kenapa lama sekali, Val?” Aldrich menghampiri Valerie begitu melihatnya datang dengan ekspresi gusar.“Maaf, Al, sepertinya aku tidak bisa menemanimu,” ujar Valerie. Ia mengusap rambutnya dengan kedua tangan, tampak kesal. “Aku tidak tahu kenapa, tetapi Alicia sepertinya sengaja menabrakku dan membuat bajuku terkena kopi,” jelasnya, sedikit menahan napas akibat amarah yang mulai naik.Dahi Aldrich berkerut, “Tunggu, Alicia?” tanyanya memastikan.Valerie mengangguk sambil melipat tangan di depan dada. “Ya, salah satu karyawanmu di departemen pemasaran. Aku dengar dia juga pernah jadi kandidat sekretarismu waktu itu,” katanya, mengingat desas-desus yang sempat ia dengar di awal ia bekerja.Aldrich mendesah panjang, jelas merasa kesal. “Lupakan soal Alicia. Fokus ke hal yang lebih penting. Kau harus ganti pakaian sekarang. Kalau tidak, kita akan terlambat. Kau tahu, bukan? Meeting kali ini cukup penting,” ucapnya dengan tegas.Valerie hanya bisa menghela napas, merasa serba salah. Meli

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status