Share

7. Saling Berbagi Hasrat

Penulis: JasAlice
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-12 15:00:14

Kamar Gerald dalam keadaan temaram. Suasana itu menyambut kedatangan Agnes dalam balutan mantel panjang. Keadaan terbatas tidak membuat Agnes sulit memandang kamar Gerald yang terkesan luas.

Ini kali pertama ia memasuki kamar pemilik resort dan pria yang menemani masa lalunya.

Agnes menguatkan hati dan pikiran. Ia memosisikan diri sebagai orang yang diinginkan Gerald. Sekalipun ada rasa perih yang kembali hadir, lalu semakin besar saat langkahnya berada di dekat Gerald.

Perempuan itu harus melakukannya dalam satu malam saja, kan? Seharusnya cukup mudah dan Agnes akan melupakan semuanya.

Gerald tersenyum miring sambil menenggak wine di sofa sisi ranjang. Ia hanya menunggu setelah mempermudah akses mantan kekasihnya masuk ke unit tanpa mengunci.

Lamat-lamat, kening Gerald mengernyit dari balik minuman yang ia tenggak untuk kali ketiga. Ia bisa melihat tatapan tajam Agnes, disusul senyum miring perempuan semampai itu.

Temaram dari gorden yang setengah terbuka memperlihatkan raut dewasa dan sensual Agnes. Ia menatap lekat Gerald, sebelum memastikan jika tubuh pria itu berubah tegang. Agnes menarik sudut bibirnya.

Tubuh Gerald membeku.

Ia meremat genggaman lebih kuat pada gelas berkaki tinggi yang tadinya ingin ia taruh. Namun, gelenyar dalam tubuhnya kian hadir semakin intens saat ketukan heels dan mantel yang sudah ditanggalkan Agnes lepas, dilempar begitu saja.

Barang itu teronggok, lepas dari tubuh sempurna Agnes yang kini berbalut kostum panas. G-string hitam itu membalut kaki jenjang Agnes yang semakin mendekat.

Dada sintal kian menantang bersama bahu tegap Agnes. Ia berjalan dengan tatapan sensual, lalu meraih gelas wine Gerald, menaruhnya di atas meja.

“Delapan tahun lalu kita hanya remaja yang beranjak dewasa, kan?”

Gerald nyaris menahan napas ketika Agnes mengambil duduk di pangkuan. Jemari tangan lembut dan halus itu mengusap sisi wajah Gerald, menatap nakal manik hitam dari pria keturunan Jepang tersebut.

“Aku pikir, kamu bisa melihat perubahan tubuhku yang lebih menggoda dari tubuh perempuan berusia tujuh belas tahun,” bisiknya, lalu dengan menggoda mengulum daun telinga Gerald.

Bunyi kecupan terasa dari bibir basah Agnes di tengkuk dan merambat ke leher Gerald. Membawa tubuh Gerald semakin berdesir dengan permainan bibir Agnes.

Hasrat Gerald terpantik.

Ia mengetatkan rahang seraya mengepalkan kedua tangan saat belum membalas satu pun perlakuan nakal Agnes.

“Delapan tahun lalu aku pernah menjadi milik kamu, kan?”

“Aku yakin kamu mengingat jelas noda yang tertinggal tepat di malam perayaan ulang tahunku, Gerald,” bisik Agnes menjalankan bibir basah di sepanjang rahang Gerald.

Embusan napas Agnes terasa panas di permukaan kulit wajah Gerald. Ia bisa merasakan sentuhan sensual Agnes membuat pertahanan diri Gerald hampir goyah. Ia meremat pelan kedua pinggang Agnes, lalu bersitatap dengan manik hitam yang juga menatapnya menantang.

Gerald menarik satu sudut bibirnya. “Ternyata delapan tahun berlalu, kamu sudah semakin pintar menggoda, Nes,” bisiknya lalu ganti menyerang Agnes dengan sebuah rayuan undangan.

Agnes mendesah saat bibir panas Gerald memanjakan leher jenjangnya. Ia meremat rambut belakang Gerald, lalu menekan kepala itu untuk semakin mencium, menghidu dan meninggalkan jejak di sana.

“Ge-rald,” desah Agnes saat bibir Gerald bermain semakin turun tanpa melepaskan ciuman di sepanjang kulit tubuh Agnes.

Napas Agnes berembus tidak beraturan, menerima remasan di salah satu dadanya.

“Aku ingin tau, apa ciuman kamu sudah lebih andal dari seorang anak perempuan yang saat itu baru berusia tujuh belas tahun, Sayang?”

Jemari tangan Gerald mengusap lembut permukaan bibir bawah Agnes yang sedikit terbuka. Perempuan itu sempat mendesah, tidak siap menutup dan merapatkan bibir yang menjadi kesempatan bagi Gerald mempermainkan bagian tersebut.

Agnes mengerjap.

Senyum sensualnya hadir di paras yang semakin dewasa.

Ia memainkan kerah kemeja putih Gerald.

Malam ini, pria itu tampak jauh lebih dewasa dan panas dengan kemeja lengan panjang yang dilipat sebatas siku, dipadukan celana kerja.

Dua kancing teratas sudah terbuka, menampilkan dada bidang Gerald.

“Kamu ingin mencobanya?” bisik Agnes, menjalankan jemari tangan kanan membelai dada bidang Gerald.

Agnes menekan hangat serta gelenyar dalam tubuhnya, mengetahui sosok di hadapan yang memangkunya semakin dewasa. Banyak perubahan fisik Gerald yang kian memesona.

Ia mengakui sejak pertemuan kali pertama mereka.

Gerald berdeham sekilas.

Namun, gerakan tangannya sudah meraih sisi wajah Agnes, menarik lembut dan menyatukan dua bibir yang setelah sekian lama tidak mencecap rasa yang sama.

Detak jantung Agnes berdegup kuat dengan lumatan lembut Gerald, membelai tiap permukaan bibirnya begitu mesra.

Kelopak mata keduanya tertutup, menikmati sensasi dari orang yang sama di masa lalu. Gelenyar hasrat kian memantik mantan kekasih itu untuk semakin liar dalam sambutan di dalam sana.

Gerald dan Agnes terus memainkan hasrat mereka.

Dua tubuh itu kian terbakar dan tidak bisa menolak sentuhan sama lain malam ini.

Keputusan yang Gerald ambil memang menghancurkan perasaan Agnes. Tapi, bukankah Agnes akan menunjukkan betapa murahan dirinya?

Maka, ia meloloskan begitu saja desahannya, meremat rambut Gerald setelah pria itu berhasil merebahkan tubuh Agnes di pinggir ranjang.

Gerald mengungkung dengan pesona dan sentuhan dari bibir panasnya.

Telapak tangan kanan Gerald penuh dengan dada sintal Agnes, lalu ia mainkan dan semakin menghadirkan kilatan berkabut dari matanya mendapati Agnes pasrah di bawah pria itu.

“Kamu sangat manis dan menggoda malam ini, Agnes,” bisik Gerald, menggetarkan perasaan Agnes.

Napas perempuan itu tercekat saat kecupan hangat justru terasa di kedua pipinya. Entah kenapa perlakuan tidak sampai lima detik itu sedikit mengganggunya.

Agnes langsung menepis dan tidak ingin telanjur mendapatkan sugesti oleh sentuhan lembut itu.

Ia langsung melingkarkan kedua kaki di pinggang Gerald, mengungkung tidak kalah mesra dengan tatapan nakal dan mempreteli kancing kemeja Gerald. Tatapan keduanya tidak teralihkan dan Agnes tersenyum miring, “Sentuh aku sepuas kamu malam ini, Ge,” ucap Agnes dan menyambut cepat bibir Gerald yang sudah memagutnya kian mesra.

Malam ini, kali kedua mereka akan melebur setelah delapan tahun lalu menjadi kenangan manis sekaligus pahit yang tidak akan pernah mereka lupakan.

**

“Kayaknya kamu mulai genit, ya! Masa cuma foto bersama harus saling rangkul? Kamu pikir aku nggak lihat senyum semringah kamu foto sama salah satu teman kelas kamu, Ge?”

“Ge?”

“Kenapa? Ada masalah kalau aku panggil kamu ‘Ge’ atau ‘Gerald’? Sorry, agak muak kalau harus panggil dengan embel-embel ‘Kakak’.”

Tatapan tajam dengan manik melotot horor justru dirasa menggelitik perut dan ingin menarik kedua sudut bibir Gerald.

Pria itu masih menatap santai kekasih hatinya yang berkacak pinggang di depan Gerald yang duduk manis di pinggir ranjang.

Setidaknya mereka meluangkan waktu di pergantian semester Gerald kembali ke Indonesia. Ia memutuskan bertemu dengan Agnes siang hari setelah pria itu pulang ke rumah pukul sebelas malam.

Ia tidak perlu beristirahat lebih banyak untuk mengumpulkan tenaga setelah lebih dari belasan jam melakukan penerbangan.

Agnes Zefanya bisa membuat Gerald lepas dari jetlag dan mengembalikan tenaganya yang sudah terkuras.

“Kamu kalau marah tambah lucu. Aku suka lihatnya karena udah beberapa bulan ini kita jarang punya banyak ekspresi selain raut sedih kamu yang aku tinggalin.”

Bibir Agnes mengerucut dan kedua tangannya turun dari pinggang. Ia mengembuskan napas kesal saat tawa kecil itu mengalihkan pembicaraan Agnes. “Ih, nyebelin!”

Agnes mengabaikan rintihan Gerald yang mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Agnes. Bahu, punggung dan dada bidang berbalut kaus lengan pendek menjadi sasaran empuk Agnes menstransfer rasa kesal.

Siapa yang tidak kesal ketika kekasih hatinya jauh di mata? Bahkan, sekadar memarahi saat kekasihnya cukup fatal kontak fisik dengan teman perempuannya, apa yang harus dilakukan Agnes selain menahan hal tersebut?

Ia belum puas untuk memaki dan memukul Gerald setelah dua minggu lalu menahannya. Ada beberapa foto yang membuatmu kesal. Gerald dengan nyaman begitu dekat dengan perempuan keturunan Amerika, Turki dan masih ada teman perempuan di kelasnya begitu cantik. 

Suer. Produk luar memang unggulan dan Agnes ketar-ketir berjauhan dengan pria di hadapannya.

“Ge!”

Agnes terpekik dan spontan membeliak saat tubuhnya terempas di atas pangkuan Gerald. Dalam hitungan detik, pria itu sudah menarik tengkuk Agnes dan memagut mesra bibir kekasihnya.

Hampir enam bulan ia tidak bisa mencecap candu yang membuat Gerald terikat utuh pada Agnes. Bahkan, setelah cinta mereka melebur dalam sensasi memabukkan. Gerald tidak peduli sebanyak apa pun perempuan yang mendekati ataupun saat ia pernah merasa nyaman dengan mereka. Sayangnya, Gerald menjadikan perempuan yang menjadi temannya hanya dekat dalam urusan pendidikan. Tidak lebih.

Tanpa perlu dijelaskan lebih jauh, Gerald tahu mengenai permasalahan Agnes yang berakhir membuat tubuh Gerald hampir remuk.

Foto tersebut tidak hanya ada Gerald dan teman kuliah pria itu. Melainkan ada lebih dari dua puluh orang dalam satu kelas di jurusan dan angkatan yang sama. Ini angkatan Gerald dan bukan hanya satu rangkulan yang diberikan pria itu pada teman bule-nya. Dalam beberapa pose lain, Gerald tampak santai merangkul bahu beberapa perempuan berbeda.

Teman, kan? Jadi, tidak perlu dianggap lebih karena tidak menimbulkan debar dan desiran yang meronta diusia Gerald yang menuju dewasa.

“Ge lepas—Aw!”

Pelukan itu terurai seiring dorongan kuat Agnes di dada Gerald. Bahkan, pria itu saking kesal dan gemas Agnes ingin memutuskan ciuman mereka. Ia menggigit pelan bibir bawah Agnes yang membuat perempuan itu merasa sakit. “Jangan digigit!”

“Jadi apa yang boleh digigit? Bagian kecil dan tegang ini?”

Agnes masih berpakaian lengkap dan ia berpikir tetap aman karena ucapan mesum Gerald tidak akan terbukti. Tapi, bukan berarti pria itu tidak jadi menggodanya dan memilih menyalurkan dalam remasan kecil.

“GERALD OGAWA!”

Pria itu tergelak setelah berhasil memainkan hasrat Agnes dengan remasan dari telapak tangannya.

“Kamu udah berani melecehkan anak SMA tau! Aku bisa laporin kamu ke polisi!”

“Gimana kalau aku buat laporan balik?”

“Apaan sih, kampret?! Laporan balik apa?!”

“Laporan balik karena kamu udah mengambil paksa keperjakaanku beberapa bulan lalu?”

**

Debur ombak di bawah sana dan angin malam menyentak kembali Agnes dalam kenangan masa lalu. Ia menoleh ke balik kaca jendela yang memperlihatkan Gerald tertidur pulas di ranjang yang membawa mereka melebur kali kedua.

Ia ingat.

Setelah pertengkaran kecil yang Agnes besar-besarkan dan tidak ingin bicara dengan Gerald hampir satu minggu.

Kabar pria itu akan kembali ke negara barunya menyentak Agnes dalam perih. Bahkan, ia terlalu sibuk menyiapkan malam perpisahan angkatannya dan Agnes terlalu nyaman dengan atmosfer tersebut. Sampai melupakan Gerald yang hari demi hari memberikan penjelasan padanya. 

Agnes memblokir kontak Gerald dan menutup akses pria itu yang mendatangi rumahnya.

Ia juga lupa untuk menjaga perasaan Gerald saat memilih bergandengan tangan dengan pria lain, lalu begitu mudah diajak dansa oleh teman pria populer di sekolah Agnes.

Setidaknya, itu pemicu kecil yang membawa Agnes dalam masalah besar. Hubungan Agnes dan Gerald yang manis, lalu sikap pria itu yang lebih dewasa juga penyabar harus menghilang seiring kebodohan Agnes.

**

Bab terkait

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   8. Rubah Licik

    “Anak Mama!”Pelukan hangat Agnes mendekap penuh kerinduan putra kecilnya yang sangat cerdas di usianya sekarang. Bahkan, Agnes terharu mendapati Irvin sudah bisa memanggilnya dengan sebutan Mama.Ia menghadiahi Irvin—anak laki-laki Agnes—dengan kecupan manis di kedua pipi gembilnya.“ASI-nya udah dibawa cukup kan, Mbak?”Tas ASI, tas ransel dan satu koper itu menjadi hal menarik yang Agnes lihat setelah berhasil membawa bayi bule-nya dalam gendongan. “Iya, Bu. Sudah saya bawa semua, lengkap.”Agnes tersenyum kecil, lalu mengangguk dan membawa babysitter-nya menuju kamar Agnes di lantai bersama jabatan setara atau sedikit di atasnya.Hanya ruangan Gerald yang berbeda di lantai paling atas dan diisi bersebelahan dekat unit sekretaris bersama asisten pribadi.Gerald terlalu banyak merangkap dalam bekerja dan posisi yang diemban.Agnes hanya ingat, jika sekarang pabrik olahan makanan sudah diambil alih anak—penerus utama—Liam Ogawa.“Tunggu dua hari lagi ya, Mbak. Nanti kita pulang sama-

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   9. Kandas

    Gerald tidak pernah menduga jika kehadiran Agnes akan mengubah pola hidupnya. Bahkan, ia berusaha selama delapan tahun ini untuk menyingkirkan Agnes dari pikiran dan tentu hati. Perempuan itu terlalu banyak memberikan kesan di dalam benak dan tersemat jauh di lubuk hati Gerald. “Seharusnya aku menyingkirkan dia dari sini. Bukan memberikan penawaran yang tentu akan mudah dia lakukan,” desis Gerald mengepalkan tangan dan pulpen dalam genggamannya ia eratkan. Gerald ingin sekali mematahkan pulpen tersebut. Ia terlalu sulit mengendalikan diri dan napas yang memburu setelah menghina Agnes di pinggir pantai. Anak lelaki itu menjadi masalah terbesar bagi Gerald dan ia sudah berpikir jauh, jika Agnes benar-benar melupakan hubungan yang pernah mereka jalin. Siapa Ayah sang bayi? Ia mendengkus mengejek. Delapan tahun memang sangat mudah membuat Agnes melupakan Gerald. Dan sangat bodoh, Gerald terlalu lama memikirkan masa depannya yang baru. Ia terlalu menggantungkan hubungan tidak pasti

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   10. Fakta Sebenarnya

    “Ibu Agnes tidak pernah mendaftarkan pernikahan ataupun perceraiannya di pengadilan negeri.” Gerald merasakan hantaman kuat berada di dalam dadanya. Teriakan Agnes kurang dari lima jam yang lalu silih berganti masuk dalam ingatan dan terasa kuat di telinga Gerald. Napas Gerald tercekat. Lidahnya terasa kelu untuk mengutarakan dengan suara tenang, “A-pa kamu sudah mendapatkan informasi yang valid?” Asisten pribadi Gerald mengangguk cepat. Ia duduk tenang sambil menyodorkan berkas dengan ketebalan tidak sampai lima senti. “Di dalam berkas ini selain data diri Ibu Agnes, saya juga sudah menyiapkan salinan data mengenai pernikahan atau perceraian dalam beberapa tahun terakhir, Pak.” “Tidak ada satupun mengatasnamakan Ibu Agnes Zefanya. Termasuk rumah sakit yang memungkinkan Ibu Agnes melakukan proses bersalin,” tambah pria itu membuat Gerald membeku. “Dari semua data resmi yang valid ini. Ada hal mendasar yang membuat saya yakin mengenai secara garis besar kehidupan pribadi Ibu Agnes

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   11. Sikap Dingin

    “Aku ingin meminta maaf untuk semua kesalahan yang aku perbuat ke kamu.” Agnes tersenyum miring. “Kurang dari sepuluh menit lalu, asisten pribadi kamu datang dan meminta kedatanganku ke mari. Aku sedikit berpikir, mungkin ada lagi masalah yang mau kamu berikan untukku. Bukannya selama dua minggu ini kamu sibuk? Itu artinya, kamu juga nggak berminat membuat kekacauan untuk pekerjaanku.” Gerald melihat tatapan tajam dan sakit hati yang belum terelakkan. Ia tahu ada kekecewaan mendalam di balik sorot mengejeknya. Pria itu mengangguk. “Aku tau dan aku mengakui kesalahanku.” “Tapi dari dua minggu lalu, aku memang sudah menyelesaikan permasalahan kekanakan ini.” Agnes membuang pandangan. Dada perempuan itu terasa sesak dan ucapan Gerald terlalu mudah terucap. Pikirannya sudah terkonstruksi menepis ucapan Gerald yang berlawanan sejak beberapa waktu lalu. Gerald yang memperlakukan Agnes kasar, lalu menyalahgunakan jabatan. Apa semudah itu sikap Gerald mendapatkan maaf dari dirinya? “K

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   12. Tidak Bisa Diajak Kompromi

    “Ya ampun! Diam-diam lo udah punya pengagum rahasia, Nes?”“Siapa?! Satu tempat ini atau orang luar? Bule, gitu?”Kening Agnes mengkerut dan ia melangkah memasuki ruang kerja. Pagi ini Fiani lebih dulu memasuki ruang kerja Agnes. Ia menjemput tepat di depan unit Agnes, lalu menginginkan obrolan pagi hari sebelum jam kerja berlangsung.Sayangnya, mata Fiani sudah berbinar melihat buket mawar merah di atas meja kerja Agnes. Di sisi samping juga ada satu kotak coklat merek ternama. “Wow! Coklat Godiva?!” histeris melihat merek dan memadukan dengan harga.Dua kota coklat dengan harga yang lumayan—kisaran satu juta per satu kotak—ada di meja kerja Agnes. “Nes. Bagi dong,” cicitnya ikut tergiur sambil melirik Agnes yang baru mendekat dengan pandangan bingung.Fiani akan berpikir berulang kali membeli coklat yang kerap ia dapatkan dari teman lain berbentuk hampers di hari perayaan. Setidaknya ia bisa mencicipi tanpa harus membeli. Ia memiliki banyak pengeluaran, termasuk mementingkan kebutuh

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-19
  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   13. Pernikahan Kontrak

    Senyum Agnes tertarik perlahan seiring makanan yang sudah ia cicipi tertelan sempurna. Kedua ibu jari mengacung, memberikan tanda hebat pada tim memasak. “Komposisi yang sangat tepat! Menu yang kalian buat sudah lebih dari ekspektasi saya.” “Saya berharap klien baru ini akan jatuh cinta pada masakan kalian semua.” Tepuk tangan penuh kebahagiaan tersugesti pada Agnes. Ia ikut bertepuk tangan, memeriahkan dapur luas tersebut yang berisi divisi Food Production, terdiri dari lima senior dan dua junior. Tidak ada senioritas karena dari awal kedatangan Agnes dan melihat divisi lain. Mereka semua layaknya keluarga yang saling mendukung, tidak sungkan untuk menerima kritik dan tetap selaras, menyeimbangkan pemikiran dari banyak pegawai masing-masing. Di antara mereka, memang masih ada yang memiliki sikap keras kepala, tidak bisa memosisikan diri dengan baik. Setidaknya biarkan saja itu berlaku untuk Agnes. Ia selalu ingin timnya bekerja dengan baik dan saling mengasihi seperti saudara di

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   14. Mantan, Si Tukang Paksa!

    Agnes menahan nyeri di dalam hatinya. Ia menyembunyikan tatapan nanar lewat sorot angkuh, membalas Gerald dengan tegas. Ia sudah cukup jauh menjalani hidup sendirian dan tanpa kehadiran Gerald pun, Agnes bisa melakukan semua sampai akhir. “Berhenti membawa Irvin ke dalam permasalahan kita, Gerald. Aku nggak pernah mau berurusan dengan kamu lagi, termasuk hal sefatal ini. Apa kamu berpikir Irvin akan menyukai kehadiran kamu?” Sorot manik hitam Gerald menatap Agnes tegas. “Aku nggak bisa memberikan jawaban karena belum membuat interaksi dengan dia. Tapi aku akan berusaha untuk memberikan perhatianku sebagai pembuktian.” Perempuan itu mendengkus dan membuang pandangan sesaat. Gerald terlalu percaya diri untuk setiap ucapannya. “Mungkin ini permainan baru kamu untuk menghancurkanku, iya, kan? Nggak mudah untuk membangun sebuah keluarga sekalipun itu sandiwara. Ada hal lain yang pasti ingin kamu lakukan secara diam-diam.” Agnes kembali menatap Gerald dengan senyum miring. “Kamu pasti

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   15. Hamil di luar Nikah

    “Lo udah tau, siapa perempuan yang peluk Pak Gerald di lobi, Nes?” Agnes dan Fiani keluar dari ruangan zumba. Sekitar dua puluh orang baru menyelesaikan aktifitas olahraga bersama. Beberapa di antara mereka ada yang memilih melanjutkan secara pribadi dan Agnes bersama teman karibnya berjalan ke ruang ganti pakaian. “Menurut gue itu nggak perlu dibahas,” cetusnya membuka loker untuk mengambil minum dan memilah pakaian ganti yang memang selalu tersimpan sebagai salinan. Fiani tersenyum jahil menatap perempuan dengan setelan tank top dan legging senada. “Yakin, nih, nggak perlu dibahas sama sekali? Gue udah tau dari beberapa jam lalu sebenarnya. Cuma nggak ada waktu untuk ketemu dan lupa kirim pesan buat lo.” Agnes memicing, menatap balik penuh curiga temannya. Perempuan yang memakai sport bra tersebut mendekat, lalu ia sengaja bersandar di samping loker Agnes. Fiani melipat kedua tangan di dada dan berucap, “Gue bisa lihat tatapan cemburu lo di sana. Atau seenggaknya, gue bisa lihat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09

Bab terbaru

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   54. Amarah Mami Gerald

    “Liam. Barusan aku dapat telepon dari Jiera. Dia menangis terus dan mengatakan dengan sesenggukan, kalau dia sangat mencintai Ge. Aku nggak tau maksud dia ngomong kayak gitu tanpa sebab. Tapi aku merasa hubungan di antara mereka lagi nggak baik.” “Apa jangan-jangan mereka putus?” Papi Gerald—Liam Ogawa—menelaah ucapan sang istri yang berjalan mendekat sofa di mana lelaki itu sedari tadi menyelesaikan pekerjaan di ruang tengah. “Mereka berdua sudah berstatus tunangan, Indira. Sebentar lagi menikah dan aku rasa Ge nggak berniat melakukan, kecuali ada kesalahan fatal yang terjadi di antara mereka.” Wanita cantik berusia di pertengahan empat puluh tahun itu mengambil duduk di samping suaminya. Ia diam, ikut memikirkan seluruh tangis Jiera dan mengatakan rasa cintanya. “Anak kita selingkuh?” “Yang nangis sambil memohon, siapa?” “Jiera,” jawab Mami Gerald polos, sedangkan hatinya cukup gusar. Pernikahan Jiera dan Gerald sudah semakin di depan mata. Banyak sekali halangan yang membuat

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   53. Menghancurkan Impian Orangtua

    “Biru, merah ama ijau.” “Waaahhh! Hebat sekali cucu Nenek!” Bukan hanya Mama Agnes yang bertepuk tangan heboh, melainkan sang suami—Kakek Irvin—ditemani beberapa kerabat dekat Irvin yang masih di sekolah dasar ikut takjub dengan kepintaran Irvin. Apalagi paras tampan Irvin yang semakin terlihat perpaduan serasi. “Dengar kan, Kek? Cucu kita ngucapin ‘R’ lumayan bagus,” lanjut wanita itu berseri ke arah sang suami, meminta persetujuan dari lelaki itu. “Iya, Ma. Cucu Kakek ini pintar, mirip Maminya waktu kecil,” puji Papa Agnes dan menyodorkan satu keping biskuit pada Irvin yang banyak tersaji di meja ruang tamu. Seluruh hidangan dan camilan sudah tersaji sangat banyak. Menyambut kedatangan Agnes beserta keluarga kecilnya. Tidak tanggung-tanggung, Papa Agnes sengaja sudah membeli kolam renang karet untuk cucu kecilnya dan bisa juga memuat untuk sanak saudara yang masih kecil. Perlengkapan untuk berenang juga sudah lebih dari cukup dan akan dipakai sore nanti. “Anak kalian pintar, N

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   52. Dikecup Sedikit, Membuka Semuanya

    “Aku nggak pernah tau, kalau kamu sedekat itu dengan Arumi.”Gerald baru saja keluar dari kamar mandi sembari mengikat ulang dasi yang ia lepas saat berada di unit Agnes. Tatapan Gerald sudah terkunci dengan perempuan yang berdiri di sisi ranjang, menatap dirinya sinis.Tangan kanan Agnes terangkat sambil menggoyangkan ponsel Gerald. “Semesra itu sampai dia harus chat lewat nomor kontak pribadi kamu, hm?”“Arum? Ibu pengganti Irvin?”Pertanyaan yang lebih berupa memastikan itu nyatanya membuat dada Agnes sesak. Ia mengembuskan napas kasar, mengepalkan erat ponsel Gerald sebagai pengalihan emosi. Entah kenapa sedari awal Agnes benci Gerald memperlakukan manis seorang perempuan.Mungkin sedari dulu hanya Agnes yang sangat penuh diberikan perhatian, tatapan lekat dan perlakuan manis. Ia belum terbiasa melihat Gerald berbagi hal yang dulu tetaplah Agnes Zefanya pemenangnya. “Memangnya ada berapa nama Arum yang kamu kenal?”“Nes,” panggil Gerald melihat perubahan raut itu berubah tidak lem

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   51. Mulai Curiga

    “Lo nggak ada rasa curiga sama Ibu pengganti Irvin?”Baru saja Agnes menyelesaikan panggilan telepon pada Arumi. Perempuan itu memberitahu pada Arumi untuk membatalkan penerbangan ke Bali untuk kesekian kali setelah Agnes memundurkan jadwal.Kali terakhir hal mendesak adalah saat Irvin dan Gerald jatuh sakit pasca menyelamatkan putra semata wayang Agnes di pulau seberang. Arumi selalu menyanggupi dan meminta Agnes terus mengabarinya kapan pun butuh, sekalipun harus berangkat di hari yang sama.Kening Agnes mengernyit. Ia melihat Fiani mengambil duduk di depan Agnes. Mereka berdua sedang berada di ruang kerja Fiani. Jam istirahat digunakan keduanya untuk makan siang dari bekal yang dibuat Agnes.Ia bersama Gerald membagi tugas bersama. Siang ini Gerald membawa Irvin bertemu klien ditemani beberapa pegawainya yang lain. “Kenapa kita harus membahas Arumi? Lo kayak curigaan gitu,” balas Agnes menatap tidak suka ekspresi menyelidik Fiani.“Sorry, kalau gue harus ngebahas orang yang selama

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   50. Lebih Manis

    “Jadi selama ini kamu udah tau, kalau Jiera selingkuh dari kamu? Kenapa masih dipertahankan, sih?” Agnes mendesah berat seraya menyandarkan punggung di sandaran kursi restoran area rooftop.Agnes mengajak Gerald duduk di area lebih sepi untuk membicarakan hal ini dan berusaha berhati-hati dalam menyampaikan fakta perselingkuhan Jiera. Tapi sepertinya Agnes lah yang syok dan merasakan pandangan yang sedikit mengabur.Tidak ada raut sedih ataupun kaget saat Agnes membahas perihal Jiera dan Victor. “Kamu nggak kelihatan kaget sama sekali,” cetus Agnes.“Jujur, aku kaget tentang Jiera dan Victor. Tapi nggak terlalu memengaruhi pandanganku karena Victor memang nggak pernah setia sama satu perempuan pun dan berpeluang suka sama Jiera,” aku Gerald melipat kedua tangan di atas meja.Ia menatap lekat perempuan di depannya, sangat tulus dan ingin selalu membuat Gerald bisa mendapatkan pasangan yang baik. “Terimakasih, Nes. Aku sangat menghargai informasi yang kamu sampaikan.”Kedua bibir tipis

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   49. Pakai Bibir Kamu

    Agnes tersenyum manis melihat ayah dan anak sudah sehat dan sekarang berlari di atas pasir pantai. “Papi! Irvin! Kita harus pulang sekarang, udah sore!”Kedua tangan Agnes terlipat di dada, lalu sedikit mencebik saat dua orang yang ia panggil berhenti bermain. Mereka terlalu sibuk melakukan pendekatan lebih erat, sedangkan Agnes dibiarkan sendirian tanpa diajak.Hm, mungkin ini lebih baik dibandingkan semalam ia mengkhawatirkan suami dan anak lelakinya. “Pulang, Pi!”“Ayo, Nak. Kita dekati Mami, habis itu kamu Papi mandiin, ya?” Gerald menggendong tubuh mungil yang sekarang antusias ingin dimandikan Gerald.Perlahan dua orang itu mengikis jarak yang kurang dari lima belas meter untuk mendekati Agnes. “Tega banget nggak ajak aku main sama kamu dan anak kita,” cetus Agnes mencebik tidak suka.“Maaf. Tapi kamu kelihatan menikmati makanan di gazebo tadi,” balasnya menarik lembut pinggang ramping Agnes, lalu mendaratkan satu kecupan di kening.Saat itupula kerja jantung Agnes terasa berkal

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   48. Kesalahan Kita Berdua

    “Ibu bisa mengompres terlebih dulu dan jika setengah jam kedepan suhu tubuhnya belum normal. Silakan ibu membangunkan suaminya untuk makan dan minum obat.”Agnes mengangguk patuh. “Terimakasih, Dok.”Fiani mengantar lelaki tua berstatus dokter ke pintu depan unit. Gerald dan Irvin sudah mendapatkan penanganan dari lelaki itu. Tubuh Irvin sedikit demam begitupula dengan Gerald. Bedanya, suhu tubuh Gerald lebih mengkhawatirkan dibandingkan Irvin yang sekarang sedang duduk di boks bayi.Anak lelaki Agnes sudah disuapi dan patuh minum obat. Sekarang Agnes menjadi khawatir dengan Gerald pasca kehilangan kesadaran setelah menunduk penuh penyesalan, mengatakan permintaan maaf.“Pak Gerald mau dibangunin sekarang, Nes? Disuruh dokter makan dan minum obat, kan?” Fiani mengambil duduk di hadapan Agnes. Ia menarik kursi rias dan sesekali memerhatikan Irvin bermain dengan mainannya.“Biarin dia tidur dulu.”Tangan Agnes mengusap pipi Gerald. Suhu tubuhnya belum stabil dan mungkin ini juga disebab

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   47. Sebuah Penyesalan bagi Gerald

    Fiani bersimpuh di hadapan Agnes dengan tangis yang belum mengering. “Maafin gue, Nes ... Irvin hilang karena keteledoran gue. Tolong, maafin gue,” isaknya menunduk dalam. Hati Agnes hancur. Ia menutup wajah, frustrasi dan sulit mengindahkan tangis Fiani. Dirinya juga sama khawatir dan belum mendapatkan kabar tentang Irvin hampir satu jam setelah kehilangan. “Irvin. Irvin anak Mami, semoga kamu baik-baik aja, Nak,” lirih Agnes menatap kosong ranjang yang masih menyisakan kain dan guling tidur anak semata wayangnya. Tangis Fiani semakin pecah. Sorot kosong dan suara getir Agnes meremukkan hatinya. Bahkan, permintaan maaf Fiani hanya dianggap angin lalu. “Nes,” ucap Fiani gemetar, mencoba meraih kedua tangan Agnes. Dengan gesit perempuan itu menarik kasar, lalu beranjak dan meninggalkan rasa sakit di ulu hati Fiani. Ia terduduk lemah dan menyesali kecerobohannya. Pintu unit dibuka tergesa dan tatapan Gerald berganti menatap Agnes juga Fiani yang ia tinggal di unit Agnes. “Ge! Di man

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   46. Pernikahan yang Ternodai

    “Berani-beraninya lo masuk lagi di hidup Gerald!” Agnes sedikit terhuyung, tidak siap saat bahunya di dorong kasar oleh Jiera. Rahang Agnes dengan kuat dicengkeram Jiera. Semakin mengetat dan tidak memedulikan tangan Agnes yang berusaha melepaskannya. “JIERA!” Gerald berlari karena posisi ia dan Agnes berjarak. “Lepas sebelum aku bertindak lebih jauh, Jiera!” “Bertindak apa, ha?! Kamu mau membela perempuan pengkhianat ini?” manik mata Jiera berkilat penuh kebencian. Ia menggunakan satu tangan lagi meraih batang leher Agnes, membawa perempuan itu dekat, meskipun sedang diusahakan Gerald agar mantan kekasihnya lepas dari cengkeraman Jiera. Agnes menatap tajam Jiera disela ringisan tulang pipi yang diapit keras. Kedua sudut bibir Jiera tertarik sempurna, memandang penuh ejekan saingan baru yang menyelinap di sini. “Sejak kapan lo masuk dan merusak hubungan gue bersama Gerald?” “Oh, apa karena kehadiran lo, Gerald udah nggak napsu sama gue? Lo jalang baru yang dipungut Gerald, ya? B

DMCA.com Protection Status