แชร์

Bab 55

ผู้เขียน: Hilya
Di apartemen, Dominic memakai celemek dan memasak untuk Eleanor. Sementara itu, Eleanor yang bersandar di pintu dapur memandangi Dominic seraya melipat kedua tangannya di dada. Dia berkomentar, "Nggak disangka, ternyata Tuan Muda Keluarga Orlando bisa masak."

Dominic mencuci sayur sambil menimpali, "Bukannya kemarin kamu tanya di mana aku beli makanan yang kuantarkan kepadamu?"

Dominic berbalik, lalu tersenyum kepada Eleanor dan menambahkan, "Aku masak sendiri."

Eleanor menanggapi dengan ekspresi terkejut, "Kamu yang masak? Kenapa rasanya sama persis dengan masakan ibuku dulu?"

Dominic menyahut seraya tersenyum, "Aku diam-diam belajar waktu menumpang makan di rumahmu."

Eleanor yang curiga membalas, "Nggak mungkin. Waktu itu, kamu baru datang ke rumahku beberapa kali. Masa kamu bisa menguasainya dalam waktu singkat?"

Saat pertama kali bertemu Dominic, Eleanor baru merayakan ulang tahun ke-10. Ibunya meninggal ketika Eleanor berulang tahun yang ke-12.

Dalam waktu hampir 2 tahun, Dominic
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 56

    Tidak ada dekorasi di dinding. Warna tirai jendela juga bukan kesukaan Eleanor. Rowan memejamkan matanya. Dia kembali membayangkan Eleanor bercinta dengan pria itu. Apa sekarang mereka juga sedang bercinta?Hati Rowan terasa sakit. Sebelum datang, Rowan memikirkan banyak kemungkinan. Namun, dia tidak menyangka Eleanor sudah bersama dengan pria lain.Katanya, orang yang pacaran akan merasakan patah hati 2 kali saat mengakhiri hubungannya. Yang pertama saat putus, yang kedua saat melihat mantan bersama dengan orang lain. Ternyata hal ini benar.....Keesokan harinya, langit tampak cerah dan cuacanya sejuk. Eleanor sudah berjanji akan pergi bersama Dominic. Setelah bangun tanpa memasang alarm, Eleanor sarapan dan mulai berdandan.Hari ini, Eleanor memakai gaun klasik lengan panjang berwarna hitam yang terbuat dari kain beludru. Rambutnya yang keriting tergerai di bahunya.Lipstik merah yang dipakai Eleanor sangat cocok dengan gaun hitamnya. Kecantikan Eleanor memang sangat menonjol. Dia m

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 57

    Tak lama kemudian, seorang nenek yang agak gemuk berjalan keluar sambil tersenyum. Dia berkata, "Nona Eleanor ... apa Elea datang?"Eleanor tertegun sejenak, lalu bertanya, "Nek, kamu kenal aku?"Nenek itu menghampiri Eleanor seraya berlinang air mata. Dia yang terharu berkomentar, "Sekarang Elea tinggi sekali. Waktu berlalu begitu cepat."Eleanor menganga. Dia tidak memahami situasinya. Dominic berucap, "Aku belajar memasak di sini."Eleanor memandang Dominic, lalu Dominic menjelaskan, "Ini Nenek Welda. Dulu dia itu pembantu Keluarga Salvo. Bibi Devina belajar memasak dari Nenek Welda."Welda menangis saking senangnya saat melihat Eleanor. Dia berujar, "Ini benar-benar Elea. Matamu sama persis dengan ibumu. Elea, aku pernah menggendongmu waktu kamu kecil."Mata Eleanor berkaca-kaca begitu mendengar Welda mengungkit tentang ibunya. Eleanor membalas, "Benar, aku Elea. Nenek Welda, aku datang menjengukmu.""Cepat masuk. Kita duduk di dalam saja," ujar Welda. Kemudian, dia memerintah pria

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 58

    Eleanor tidak ingin merusak suasana. Dia melupakan masalah yang sedih itu untuk sementara waktu. Eleanor berusaha tersenyum dan memuji masakan Welda.Welda berkata dengan antusias, "Elea, kamu nggak tahu sebelumnya Pak Dominic sering datang ke rumahku. Setiap kali dia selalu ikut aku masuk ke dapur untuk melihatku memasak."Mendengar ucapan Welda, Eleanor memandangi Dominic dengan mata berkaca-kaca. Dia bertanya sembari terisak, "Kenapa kamu datang ke sini untuk belajar memasak?"Dominic menjawab dengan ekspresi lembut, "Aku masak untukmu."Eleanor bertanya lagi dengan ekspresi bingung, "Kenapa?"Dominic perlahan menoleh dan menatap mata Eleanor yang indah. Dia menyahut, "Setelah Bibi Devina meninggal, kamu sering nggak makan. Aku mengkhawatirkanmu."Welda juga merasa sedih begitu mengungkit tentang Devina. Dia menghela napas, lalu berucap setelah terdiam beberapa saat, "Beberapa tahun setelah ibumu menikah, aku sakit. Dokter menyuruhku istirahat dan jangan terlalu lelah.""Jadi, aku m

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 59

    Di acara lelang, pemandu lelang memakai gaun tradisional berwarna biru tua. Gerak-geriknya sangat elegan. Dia memancarkan pesona wanita intelek.Dominic dan Rowan tidak tertarik pada beberapa barang lelang yang ditunjukkan sampai kalung berwarna merah muda itu dikeluarkan. Pemandu lelang menjelaskan tentang kalung itu secara singkat, lalu menyebutkan harga awalnya yang senilai 8 miliar.Rowan langsung menawar harga. Setelah ditawar beberapa kali, harga kalung itu sudah mencapai 12 miliar. Hanya sedikit orang yang menawar.Rowan lanjut melakukan penawaran. Harganya sudah mencapai 12,4 miliar. Pemandu lelang memberi isyarat tangan dan berucap, " Sekarang harga kalung sudah mencapai 12,4 miliar. Mau tambah sampai 13 miliar?"Dominic menawar harga dengan tenang. Pemandu lelang melihat Dominic dan bertanya sembari tersenyum, "Sekarang harga kalung sudah mencapai 13 miliar, ada yang mau tawar lebih tinggi lagi?"Rowan melirik Dominic sekilas, lalu menawar harga dengan ekspresi muram. Pemandu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 60

    Para tamu yang datang berstatus tinggi. Selain orang seperti Rowan yang datang untuk menyanjung, masih ada para tokoh hebat di berbagai bidang.Harvey yang mengundang para tamu tersebut. Dia berniat memperkenalkan Eleanor kepada mereka. Koneksi sangat penting bagi seorang pengacara.Eleanor dan Dominic sampai di vila lebih awal. Harvey yang menunggu di depan pintu gedung utama vila menyambut mereka, "Elea, akhirnya kamu datang."Hari ini, Harvey memakai setelan jas berwarna putih. Rambutnya juga disisir dengan rapi.Gen Keluarga Salvo sangat bagus. Harvey sangat tampan. Dulu, dia merupakan pria tertampan di sekolah sehingga banyak wanita mendekatinya. Harvey adalah buaya darat, dia sering bergonta-ganti wanita.Eleanor menyapa seraya tersenyum, "Kak Harvey.""Kita sudah lama nggak bertemu, Elea makin cantik," balas Harvey. Dia memandang Dominic sembari tersenyum, lalu berdecak dan bercanda, "Aku nggak menyangka kamu akan menjadi adik iparku. Hahaha, coba panggil aku 'kakak'."Dominic m

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 61

    Saking kesalnya, wajah Gina memerah, lalu memucat. Eleanor menggenggam tangan Gina dengan lembut dan menghiburnya tanpa suara.Dengan tersenyum tipis, dia memandang Yolanda. "Memangnya jadi pengasuh itu memalukan? Nggak mencuri, nggak merampok, cari uang pakai tangan sendiri. Aku nggak merasa itu memalukan.""Sebaliknya, menurutku perempuan kayak kamu yang nggak punya kemampuan apa-apa, kerjaannya cuma habisin uang suami buat main kartu, perawatan, dan beli suplemen, itu baru memalukan.""Kamu ...." Yolanda menunjuk Eleanor dengan jari yang gemetaran karena marah.Miranda menepuk punggung Yolanda untuk menenangkannya. "Bi Yolanda, jangan dengarin omong kosong dia, jangan sampai kebawa emosi sendiri."Setelah itu, dia berbalik dengan ekspresi jijik dan berkata pada Eleanor, "Eleanor, kamu itu anak dari seorang pengasuh, pada akhirnya ya tetap pelayan. Acara hari ini diadain sama Pak Harvey buat sepupunya. Tamu yang datang semua dari kalangan atas. Orang miskin seperti kamu mending janga

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 62

    Saat itu, orang-orang mulai mengerumuni mereka untuk menonton keributan.Eleanor sebenarnya belum pernah menghadiri pesta-pesta membosankan seperti ini. Selain beberapa teman dekat dalam kalangan ini dan beberapa senior yang akrab dengan Keluarga Izara, sebenarnya tidak banyak orang dari kalangan atas Kota Ordo yang benar-benar mengenalnya.Tujuan Harvey mengadakan pesta ini adalah untuk mengenalkan Eleanor ke dalam kalangan elite Kota Ordo secara resmi.Melihat semakin banyak orang yang berkumpul, mata Miranda memancarkan kilatan puas. "Semua orang tolong jadi saksi ya, wanita ini mencuri gelangku tapi nggak mau ngaku!"Yolanda berdiri di samping sambil ikut memprovokasi. "Huh, tadi katanya nggak mencuri, nggak merampok ... sekarang malah ketahuan nyolong? Cuma gelang saja, kalau kamu mau, Miranda juga bisa ngasih ke kamu, kenapa harus nyuri? Dasar wanita nggak tahu malu!"Tadi Eleanor memang sempat mengatakan bahwa Yolanda tidak punya keahlian dan cuma bisa menghabiskan duit suami da

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 63

    Eleanor tersenyum manis sambil menyerahkan tasnya pada Miranda. "Nih, mau geledah? Silakan saja."Sikap Eleanor yang begitu santai dan percaya diri membuat Miranda sempat terdiam. Apa jangan-jangan Eleanor sudah tahu dan mengeluarkan gelang itu terlebih dahulu?Dia menatap Eleanor penuh curiga, tetapi Eleanor tetap tersenyum tipis di sudut bibirnya. Entah mengapa, senyum itu terasa aneh. Seolah ada sesuatu yang disembunyikan.Tas itu sudah diulurkan ke depannya. Namun, Miranda malah jadi ragu. Dia merasa seperti sedang digiring masuk ke perangkap besar yang sengaja dibuat Eleanor.Saat dia masih berpikir, Yolanda tiba-tiba merebut tas dari tangan Eleanor dan langsung membuka ritsletingnya. Dia membalikkan tas itu dan menjatuhkan semua isinya ke lantai.Gelang Van Cleef & Arpels dengan batu akik biru langsung terjatuh ke lantai. Yolanda memungut gelang itu dan membentak, "Masih bilang nggak nyuri? Lalu ini apa? Jangan-jangan tas Chanel kamu itu juga hasil nyolong?"Kerumunan langsung he

บทล่าสุด

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 100

    Mereka berdua terlihat berbincang dan tertawa, tampak begitu akrab.Rowan bergumam, "Cepat sekali dia keluar dari rumah sakit. Benar-benar susah mati."Anthony menduga pria itu adalah tunangan Eleanor. Tanpa ragu, Rowan membuka pintu mobil dan berjalan menuju Eleanor.....Sudah seminggu sejak Dominic keluar dari rumah sakit. Selama seminggu ini, setiap hari dia harus makan makanan polos di bawah pengawasan Eleanor.Awalnya dia masih bisa menerimanya, tetapi setelah beberapa hari berturut-turut hanya makan makanan yang begitu-begitu saja, dia mulai bosan.Setelah membujuk dan merajuk, akhirnya hari ini Eleanor setuju untuk membawanya keluar makan sesuatu yang lebih enak.Restoran yang mereka tuju berada di pusat kota, daerah paling ramai. Itu adalah restoran tua yang terkenal di Kota Ordo, tempat mereka biasa makan sejak kecil.Karena sekarang jam makan, restoran itu penuh. Tidak ada satu kursi pun yang kosong, bahkan di depan pintu ada antrean panjang yang menunggu giliran masuk.Untu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 99

    Akhir-akhir ini, Rowan sibuk mencari investor untuk perusahaannya. Di Kota Ordo, hampir tidak ada perusahaan yang bersedia berinvestasi di Grup Naval. Jadi, dia terpaksa mencari peluang di luar kota. Sebagian besar waktunya dihabiskan di hotel dan pesawat.Hari ini, Rowan baru saja kembali ke Kota Ordo dan Anthony sudah datang menjemputnya. Saat sore hari dalam perjalanan menuju sebuah acara makan, Anthony melirik sekilas ke arah Rowan ketika mobil berhenti di lampu merah.Rowan sedang memegang ponselnya, melihat satu per satu foto lamanya bersama Eleanor. Anthony membuka mulut seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu.Sebelum dia sempat berbicara, Rowan sudah lebih dulu menyodorkan ponselnya. Matanya penuh nostalgia. "Lihat, betapa bahagianya kami dulu."Anthony memandangnya dengan ekspresi rumit. Beberapa waktu lalu, Rowan memintanya membeli cincin dari Pransis, katanya ingin menggunakannya untuk merebut kembali Eleanor.Saat itu, Rowan mengatakan bahwa Eleanor akan seg

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 98

    Eleanor masih belum puas dan bertanya lagi, "Benar-benar nggak ada perkiraan waktu?""Kalau harus dijawab, mungkin saat kamu SMA. Saat Declan mengganggumu, aku menghajarnya dan baru sadar kalau perasaanku ke kamu memang berbeda."Eleanor merapatkan bibirnya. "Kamu menyembunyikannya dengan baik ya."Dominic mengusap kepala Eleanor yang lembut. "Aku harus menunggumu tumbuh dewasa dulu."Tatapannya tiba-tiba dipenuhi sedikit kesedihan. "Begitu kamu lulus kuliah, aku langsung menemui ayahmu untuk mengajukan pernikahan. Tapi, kamu malah menolak dan kabur dari rumah."Eleanor merasa bersalah. Dia mengalihkan pandangannya dan bergumam, "Waktu itu ... aku pikir Ayah mengorbankanku demi bisnis keluarga. Mana aku tahu kalau kamu sudah merencanakan ini sejak lama? Kamu juga nggak pernah bilang. Aku benar-benar merasa dirugikan ...."Tiba-tiba, Dominic memasang ekspresi kesakitan. "Aduh, sakit sekali."Eleanor pun panik dan buru-buru melihat ke arah pinggangnya yang terluka. "Kenapa? Kebentur sesu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 97

    Ucapan Rowan seperti mantra yang terus bergema di kepala Eleanor, membuat pikirannya kacau sepanjang hari.Keesokan harinya saat Eleanor datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dominic, wajahnya tampak penuh beban."Elea, lagi pikirin apa?" tanya Dominic.Eleanor mengedipkan matanya, memalingkan wajahnya agar tak menatapnya langsung. "Itu ... soal Katalina, sebenarnya dia siapa?"Dominic tersenyum misterius. "Cemburu ya?"Eleanor berusaha terlihat tidak acuh dan menggembungkan pipinya sedikit. "Nggak kok. Aku hanya penasaran. Kamu nggak pernah menyebutnya sebelumnya."Mengingat bagaimana wanita itu menculik Emily dan hampir menikamnya, Eleanor bukan hanya cemburu, tetapi juga marah. "Dari mana kamu mendapatkan penggemar gila seperti itu?"Dominic melambaikan tangannya ke arah Eleanor. "Kemari."Eleanor menurut. Dia mendekat dan duduk di tepi tempat tidur.Dominic menggenggam tangannya dengan serius. "Aku dan dia dulu teman sekelas waktu SMA. Dia pernah mengejarku dengan sangat agresif, t

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 96

    "Hmm."Selena menoleh menatap Dominic. "Kamu sudah kenyang? Mau makan lagi nggak? Ibu bawa semua makanan favoritmu."Dominic menjawab, "Nggak perlu. Masakan Eleanor pas banget di lidahku, aku habiskan semuanya."Mendengar itu, Selena tersenyum puas. "Baiklah. Kalau sudah makan, nggak apa-apa."Kevin memandang mereka dengan tatapan menggoda. "Oh? Masakan Eleanor ya?"Dia meletakkan keranjang buah dan suplemen yang dibawanya, lalu menatap Dominic sambil tersenyum. "Kamu beruntung sekali ya."Dominic menanggapi, "Tentu saja. Kebahagiaan seperti ini mana bisa dirasakan oleh para jomblo?"Senyuman Kevin langsung membeku. "Baiklah, aku juga harus cari pacar, lalu pamer kemesraan setiap hari di depanmu sampai kamu muak!"Olivia membelalakkan mata karena terkejut. "Elea, kamu bisa masak?"Eleanor tersenyum tipis. "Baru saja belajar.""Tsk, tsk, cinta memang ajaib." Olivia masih tak percaya. Dia bahkan mengelilingi Eleanor seakan-akan ingin memastikan sesuatu."Aku masih ingat waktu kuliah dulu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 95

    Saat Dominic sadar kembali, meja lipat di depannya sudah penuh dengan makanan. Ada tumis pakcoy, daging sapi, nasi putih yang masih mengepul asap, serta semangkuk sup."Kamu masak sebanyak ini?" Dominic tersenyum lembut. "Sup apa ini?""Sup ayam kampung." Eleanor mengangkat mangkuk sup, mengambil sesendok, lalu meniupnya perlahan sebelum menyodorkannya ke bibir Dominic. "Coba cicipi."Dominic menurunkan pandangannya sambil tersenyum, tetapi senyuman itu tiba-tiba memudar. "Tanganmu kenapa?" Dia melihat ada lepuhan kecil di jari telunjuk kanan Eleanor.Eleanor refleks ingin menyembunyikannya, tetapi sudah terlambat. Dia hanya bisa berkata dengan jujur, "Tadi ... waktu di dapur, aku nggak sengaja kena air panas. Nggak apa-apa, cuma lepuhan kecil saja."Mata Dominic sedikit memerah. "Sakit nggak?"Eleanor menggeleng. "Nggak sakit."Dominic menyesap sup dengan tenang, lalu menggenggam pergelangan tangan Eleanor dengan lembut, menunduk dan meniup pelan bagian yang terluka.Setelah beberapa

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 94

    Bibir pucat Dominic membentuk senyuman tipis. "Baik, aku janji padamu."Isaac dan Selena baru saja keluar dari ruang ICU ketika mereka menerima telepon. Suara di ujung telepon terdengar cemas. "Pak Isaac, ada masalah."Di pusat tahanan, Katalina mengaku bahwa dia hamil. Sesuai prosedur, dia harus dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan.Dalam perjalanan ke rumah sakit, sebuah mobil tiba-tiba melaju dengan kencang, menabrak mobil yang membawa Katalina hingga berhenti di tepi jalan.Dari mobil itu, turun beberapa pria bertubuh kekar dengan keterampilan luar biasa. Mereka pun membawa Katalina pergi.Petugas yang mengawal mengalami cedera parah, sementara kendaraan mereka rusak berat dan tidak bisa langsung mengejar.Mendengar laporan itu, wajah Isaac menunjukkan ekspresi tak percaya. "Dia berhasil dibawa pergi?""Apa yang terjadi? Siapa yang dibawa pergi?" tanya Selena dengan cemas.Isaac menarik napas dalam-dalam, tubuhnya sedikit bungkuk. "Katalina.""Apa?" Selena terkejut. "Bukankah di

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 93

    Eleanor sudah cemas sepanjang sore. Sekarang setelah Dominic melewati masa kritis, dia ingin melihatnya. Bagaimanapun, Dominic terluka karena melindunginya."Ayo, ikut aku pulang," ucap Adrian dengan tegas.Eleanor menggeleng, menatap ayahnya dengan teguh. "Ayah, aku tahu Ayah sangat marah sekarang, tapi aku belum bisa pulang. Dominic sudah mempertaruhkan nyawanya untukku. Aku nggak punya alasan untuk pergi begitu saja. Kalau dia nggak melihatku saat siuman nanti, dia pasti akan sangat sedih."Nirvan merasa terharu mendengar kata-kata itu. Dia lantas menoleh ke Adrian. "Adrian, istriku tadi memang terlalu kasar. Aku minta maaf, jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati."Isaac juga menimpali, "Benar, Dominic pasti ingin melihat Eleanor di sisinya setelah siuman."Selena berkata, "Adrian, jangan marah. Kedua anak ini saling mencintai, ini hal yang baik."Tokoh besar seperti Nirvan sampai merendahkan diri untuk meminta maaf, Adrian pun tidak bisa berkata apa-apa lagi.Memang benar bahwa Gi

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 92

    Eleanor menunduk. "Semua ini salahku."Selena langsung menoleh ke arahnya. "Elea, apa maksudmu?"Eleanor pun menceritakan semuanya dengan jelas.Giana bertanya dengan nada menyalahkan, "Jadi, Dominic ditikam karena melindungimu?"Eleanor menggigit bibirnya. "Ya."Giana pun kesal. "Eleanor, kamu terlalu gegabah. Kami sudah melapor ke polisi dan ada banyak pengawal di vila. Kenapa kamu nggak bisa menunggu sebentar? Kalau kamu nggak bertindak gegabah, Dominic nggak akan terluka seperti ini.""Maafkan aku, ini semua salahku," ucap Eleanor dengan suara lirih, kepalanya semakin tertunduk.Giana semakin menekan. "Kamu belum resmi masuk keluarga ini, tapi sudah membawa masalah sebesar ini."Wajah Adrian langsung menjadi masam. "Apa maksudmu? Jelas-jelas Dominic yang ada masalah dengan wanita itu, sementara putriku adalah korbannya. Kenapa malah menyalahkan putriku?"Adrian menyindir, "Gampang sekali kalian bicaranya. Kalian suruh kami menunggu? Wanita itu menculik putri bungsuku, menodongkan p

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status