“Ranty, apa kamu sudah gila? Kamu malah berani memukulku di hadapan begitu banyak orang? Aku akan menggugatmu hingga keluargamu bangkrut!” Gina sungguh malu dan juga marah saat ini. Dia bahkan tidak sanggup menjaga sikapnya lagi.Ranty tersenyum dingin. Dia melihat para reporter, artis, dan aktor yang menghadiri festival film malam ini.“Setiap kali Gina bekerja sama dengan seorang artis, dia pasti akan membuat gosip menjadi viral. Dia akan mengunggah foto ambigu dan memberi tahu khalayak ramai bahwa dirinya telah ditindas. Setiap kalinya, penggemar yang berhasil dikelabui olehnya mengira semua gosip ini diviralkan oleh artis kecil guna untuk mencari perhatian publik. Kemudian, para penggemar akan menyerang kolom komentar Instagram artis kecil itu. Artis kecil itu akan dimaki dan akunnya bahkan dibekukan!”“Setelah artis kecil itu diserang habis-habisan, Gina baru akan keluar untuk melakukan pernyataan tidak penting supaya para penggemar merasa Gina adalah orang yang sangat lapang dada
Namun, nama Gina sudah hancur. Dia kehilangan beberapa kerja sama menjadi brand ambassador. Bahkan sutradara yang awalnya ingin bekerja sama dengannya juga memilih untuk mundur.Film yang disutradarai Sutradara Nathan masih belum tayang. Dia sungguh takut filmnya akan terkena imbas. Jadi, dia terus mencari kabar dari sekeliling.…Malam harinya, di Kasen.Bondan dan yang lainnya sedang bermain kartu. Reza sedang sendirian di dalam ruang meja biliar. Dia membungkukkan tubuhnya melihat bola hijau yang dipukulnya. Tiba-tiba terlintas bayangan kekacauan di dalam kebun karet waktu itu.Pemimpin sudah meninggalkan tempat. Reza tidak sempat untuk bertemu dengannya. Sementara, Maduro telah dihukum oleh Herbert. Akhirnya dia mengaku bahwa Brown yang menyuruhnya untuk mencari Reza.Sisa anggota Brown yang masih bernyawa telah diangkut pergi oleh Pemimpin. Saat anggota Herbert tiba di dalam hutan, tidak ada lagi orang yang bernyawa.Mengenai masalah lainnya, sepertinya identitas orang yang dikepu
Jason melanjutkan, “Dia bilang dia melihat Sonia sedang duduk di taman bunga. Tapi dia juga tidak begitu jelas. Hanya saja, sejak masalah waktu itu, kesannya terhadap Sonia sangatlah dalam. Seharusnya dia tidak salah lihat.”Reza melempar tongkat ke atas meja. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, “Beri tahu Cloud Group dan semua anak perusahaannya untuk membatalkan kerja sama dengan Santoso Group. Jika mereka tidak bersedia, siap-siap masuk ke daftar hitam Herdian Group!”Setelah itu, Reza melakukan banyak panggilan lain lagi.Jason yang mendengar di samping pun tersenyum menyeringai. “Apa yang kamu lakukan? Akhirnya kamu sudah menemukan pelampiasanmu?”Tatapan Reza semakin dingin lagi, begitu pula dengan nada bicaranya.“Meskipun dia itu mantanku, Melvin juga tidak berhak untuk bersamanya!”…Dua hari kemudian.Di dalam vila pribadi di pinggiran kota, Melvin menyuguhkan semangkuk obat yang baru dimasak kepada Sonia.Sonia tidak bisa melihat, tetapi indra pendengarannya sangat p
Luka yang diderita Sonia sangatlah parah. Kedua saraf kakinya putus, tetapi telah dilakukan operasi penyambungan saraf. Hanya saja, dia masih butuh waktu untuk memulihkan kondisinya. Jadi, saat ini Sonia hanya bisa duduk di kursi roda saja.Saat waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, matahari sangatlah terik. Saat keluar taman, Melvin bertanya, “Sayang, apa kamu bisa merasakan ada cahaya?”Sonia melebarkan kedua matanya dan tidak berkata apa-apa.Melvin segera berkata, “Tidak apa-apa. Pelan-pelan saja. Dokter juga sudah bilang kamu akan segera pulih.”Sonia tersenyum tipis. “Kamu nggak usah hibur aku. Aku sudah menerima kenyataan untuk hidup di dalam kegelapan.”Tiba-tiba ucapan tersendat di tenggorokan Melvin. Ketika Sonia tahu dirinya telah kehilangan penglihatannya, dia hanya terbengong sejenak saja. Dia tidak menangis dan juga tidak beronar. Namun sikap tenang Sonia malah membuat hati Melvin terasa sangat tidak nyaman. Melvin menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan tersenyum
Menyadari tidak ada suara, Sonia pun bertanya, “Di mana Frida? Apa dia datang bersamamu?”Johan menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara rendah, “Dia sudah datang. Dia pergi mencari dokter. Sebentar lagi dia juga akan ke sini.”“Dia nggak usah selalu cari dokter. Aku ada di sini, dia bisa langsung bertanya padaku,” ucap Sonia dengan nada bercanda.Johan tidak berbicara. Dia tidak tahu dirinya harus meminta maaf atau menjelaskan semua yang terjadi sebelumnya.Sepertinya semua penjelasan itu juga tidak berguna bagi Sonia yang sudah kehilangan penglihatannya sekarang!Setelah terdiam beberapa saat, Sonia memutar kursi rodanya menghadap Johan. “Johan, aku nggak salahin kami. Serius!”“Sebelumnya kamu menentangku karena Gina, itu karena kamu setia kawan. Kamu nggak tahu sebenarnya kita itu juga adalah teman. Jadi, aku nggak salahin kamu!”“Aku malah ingin terima kasih kamu mengenai masalah Brown. Kamu tahu sendiri betapa inginnya aku membunuh Brown ….” Belum sempat Sonia menyele
Melvin tersenyum sinis. “Apa kita perlu takut sama Reza?”“Bukan masalah takut, tapi kita tidak boleh bertentangan dengannya!” Ayah Melvin sungguh kehabisan kata-kata. “Aku bahkan tidak bisa menghubungi Reza. Aku hanya bisa menyampaikan apa yang ingin aku katakan kepada Jason. Dia suruh aku beri tahu kamu untuk segera jauhi Sonia!”Terlukis senyuman sinis di wajah Melvin. “Apa Reza mengira dirinya bisa mengendalikan hidup semua orang? Ayah beri tahu dia saja, Sonia tidak ada hubungannya lagi sama dia. Jadi, dia tidak berhak ikut campur dengan masalah pribadi Sonia!”Selesai berbicara, Melvin langsung mengakhiri panggilan.Martin kembali menelepon, tetapi Melvin langsung memutuskannya dan menonaktifkan ponselnya.Tatapan Melvin menjadi muram. Terlintas senyum sinis di wajahnya. Apa Reza merasa sangat kesal? Dia akan lebih kesal lagi!Melvin membalikkan tubuhnya kembali mencari Sonia. Dari belakang pohon, tampak Frida dan Johan sedang menemani Sonia. Ketika melihat senyuman santai di waj
Tak lama kemudian, Reza menyadari bahwa keluarganya Ranty, Matias, dan bahkan Juno juga mendukung Santoso Group dari belakang.Namun Reza juga tidak menghiraukannya. Amarahnya malah semakin membara. Dia semakin mempersulit Santoso Group.Bagaimanapun, Reza memiliki kekuasaan tinggi di Jembara. Jadi, meski Melvin memiliki begitu banyak pendukung, Santoso Group mulai masuk ke masa krisis.Martin sungguh kewalahan. Melvin masih bersikeras tidak ingin melepaskan Sonia. Mereka berdua bahkan hampir berjalan ke tahap memutuskan hubungan!Malam harinya.Saat Reza kembali ke rumah, hari sudah sangat malam. Dia membasuh tubuhnya, lalu terdengar suara getar ponselnya.Reza mengambil ponselnya, lalu mengangkat panggilan sambil berjalan ke balkon. “Halo?”“Ini aku, Sonia.”Reza tersenyum sinis. “Aku sungguh merasa terhormat. Ternyata kamu masih ingat sama aku!”Nada bicara Sonia sangatlah datar. “Reza, masalah kita nggak ada hubungannya sama Melvin. Aku mohon jangan persulit Keluarga Santoso lagi.”
Dua hari kemudian.Hari ini adalah hari ulang tahun Reza. Pagi-paginya, Gina menelepon Reza untuk memberi ucapan selamat ulang tahun dan mengajaknya untuk berkumpul nanti malam.Jason sudah memesan ruangan VIP di Kasen. Mereka akan merayakan ulang tahun Reza di sana.Kepulangan Jeff dan juga berita yang diekspos Ranty telah menciptakan pukulan yang cukup besar bagi keluarga dan karier Gina. Perusahaan memutuskan untuk menghentikan semua pekerjaan Gina dalam sementara waktu ini.Gina sudah putus asa selama beberapa hari ini. Namun sekarang, dia berencana untuk melupakan masalah pekerjaan, lalu memusatkan perhatiannya untuk mengejar Reza saja.Jadi, pada hari ulang tahun Reza, Gina pun sibuk dalam memilih hadiah, mendekorasi ruangan, dan memilih pakaian yang akan dikenakannya nanti malam.Memangnya kenapa kalau kehilangan karier? Seandainya Gina bisa menjadi istri dari Bos Reza, semua orang pasti akan iri terhadapnya!…Pada saat yang sama, di bandara Jembara.Di landasan pesawat pribadi
Ketika Kase memasuki kafe, Sonia sedang bosan membolak-balik majalah. Melihatnya masuk, Sonia bertanya sambil mendongak, "Kamu sudah bertemu Rayden?""Sudah," jawab Kase sambil duduk dan meletakkan lengannya dengan santai di sandaran kursi. Dia berujar dengan nada mengejek, "Sama seperti yang diceritakan orang, dia memakai topeng dan berlagak misterius. Entah apa yang dia sembunyikan.""Gimana hasil pembicaraan kerja samanya?" tanya Sonia."Lumayan. Masih perlu membahas beberapa detail." Kase menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Sebenarnya, siapa yang kamu cari di sini?"Sonia melihatnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia menjawab pelan, "Kakakku."Kase bertanya sambil tersenyum, "Kakakmu? Dia ada di Hondura?""Ya, seseorang pernah melihatnya di sini," balas Sonia.Kase bertanya lagi, "Apa kamu punya fotonya? Coba tunjukkan. Mungkin aku bisa membantumu mencarinya."Sonia merespons, "Makasih, tapi nggak perlu. Biar aku yang
Kase tertegun sejenak. Namun, Sonia sudah berbalik dan naik ke lantai atas. Sambil minum isi gelasnya, pria itu merasa sedikit kesal. Dalam pikirannya, adakah orang di dunia ini yang lebih hebat darinya?Kase meremehkan pernyataan Sonia. Dia meyakini bahwa gadis itu sebenarnya hanya bucin. Hanya orang yang terlalu memuja cinta yang tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fakta.Bahkan, Kase sempat tergoda untuk meminta Sonia memanggil pacarnya agar mereka bisa membuktikan siapa yang lebih unggul.....Keesokan harinya, pagi-pagi sekali seseorang dari pihak Winston datang menemui Kase dengan pesan bahwa Rayden telah kembali dan ingin bertemu dengannya untuk berdiskusi.Kali ini, Kase tidak lagi menolak. Dia mengajak Sonia untuk ikut bersamanya. Setibanya di sana, Sonia tetap menunggu di kafe yang sama seperti sebelumnya, sementara Kase mengikuti Winston melewati pintu putih besar hingga menghilang di dalamnya.Sonia sebenarnya penasaran ingin melihat seperti apa sosok Rayden yang mis
Jelas sekali, Kase sudah tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan Winston. Setiap malam, Sonia mengantar camilan tetapi dia belum berhasil menemukan orang yang dia cari. Apakah mungkin orang itu begitu disiplin hingga bahkan tidak makan camilan?Sonia juga sudah mencoba pergi ke lantai bawah tanah ke-11, tetapi tetap tidak mendapatkan hasil apa pun. Namun, tidak menemukan apa pun juga merupakan kabar baik. Setidaknya itu berarti kakaknya tidak termasuk dalam kelompok orang yang dijadikan subjek eksperimen.Sonia memutuskan untuk beristirahat selama dua hari. Bagaimanapun, pelayan yang setiap hari dia samarkan identitasnya itu, sering bangun dengan keluhan leher yang sakit dan bahkan sudah memutuskan untuk pergi ke dokter.Malam itu, Sonia dan Kase duduk berdampingan di bar. Mereka mengobrol santai sambil menikmati suasana.Hallie datang mengenakan seragam pelayan yang dirancang khusus untuk bar itu. Dia menyerahkan dua gelas minuman pada Sonia dan Kase, lalu berujar sambil tersenyum
Begitu pintu lift terbuka, Sonia melangkah keluar. Di hadapannya, terbentang lorong panjang dengan lampu neon putih yang dingin dan suram menggantung di atas kepala.Sonia keluar dari lift dan melangkah ke koridor. Di kedua sisi koridor, terdapat laboratorium dan ruang penyimpanan. Melalui pintu-pintu kaca, dia bisa melihat berbagai macam alat yang aneh dan rumit. Dia terus berjalan lebih dalam.Suasana di sekitarnya begitu sunyi hingga terasa mencekam. Tiba-tiba, telinganya menangkap suara aneh, seperti kuku yang menggores kaca, bercampur dengan suara geraman liar yang menyerupai auman binatang buas.Sonia mengikuti arah suara itu. Tak jauh di depan, sebuah pintu besar terlihat berdiri kokoh. Pintu itu terlihat sangat kuat dan dilengkapi dengan sistem pengamanan berbasis sandi. Dia segera mengirim perintah ke Frida.Dalam waktu 30 detik, Frida berhasil membobol sistem pengamanan tersebut. Setelah memasukkan kode yang diberikan, pintu itu perlahan terbuka secara otomatis. Ketika Sonia
Sonia menggigit kue cokelat di depannya, lalu bertanya, "Apa kamu sudah tanya, kapan Rayden akan kembali?"Kase menatapnya tajam sembari balik bertanya, "Kamu sangat suka cokelat?"Sonia mengangkat alis dengan tenang. Dia membalas, "Hampir semua wanita menyukainya."Senyum Kase penuh pesona ketika menimpali, "Kupikir, kamu berbeda dari yang lain."Sonia mengulang pertanyaannya, "Jadi, kapan Rayden akan kembali?"Kase mendekatkan tubuhnya ke arah Sonia, menatap matanya dengan intens, lalu berucap pelan, "Aku curiga Rayden sebenarnya masih ada di Istana Fers.""Lho?" Sonia mengangkat kepala. Dia jelas sangat terkejut.Mata Kase bertemu langsung dengan tatapan Sonia dan memancarkan kesan yang menggoda. Dia menjelaskan, "Winston adalah perwakilan Rayden, tapi untuk proyek sebesar ini, dia nggak mungkin mengambil keputusan sendiri.""Aku rasa Rayden sebenarnya nggak meninggalkan Istana Fers. Dia cuma nggak mau menemui orang." Dugaan Kase memang sangat sesuai dengan karakter Rayden yang dike
Kase mengangkat lengannya dan menoleh ke arah Sonia. Di balik kerudung sutra tipis itu, Sonia mengangkat tangan dan merangkul lengan Kase, lalu berjalan bersamanya menuju ruangan.Saat mereka masuk, di balik meja kerja besar, duduk seorang pria yang bukan Rayden. Melihat hal ini, Kase bertanya sambil tersenyum. "Kenapa bukan Rayden?"Pria di belakang meja itu berdiri. Dia terlihat seperti penduduk asli Benua Delta, dengan rambut agak keriting dan mengenakan setelan jas hitam. Dia menjawab dengan sopan, "Maaf sekali, Pak Rayden menerima pesan yang sangat mendesak pagi ini.""Satu jam yang lalu, dia sudah meninggalkan Istana Fers. Dia memintaku untuk menyambut Pak Kase dan melanjutkan pembahasan kerja sama. Perkenalkan, aku adalah sekretaris Pak Rayden. Namaku Winston," lanjut pria itu.Sonia merasa sedikit kecewa. Dia sempat berharap bisa bertemu Rayden secara langsung dan mungkin bisa mengenali suaranya atau postur tubuhnya untuk memastikan apakah dia adalah orang yang dia kenal. Namun
Hallie harus mencari tahu apa yang sebenarnya dilakukan Regan di tempat ini. Itu adalah urusan pribadi Hallie. Sonia tentu saja tidak bisa mencampuri.Apalagi, meski saat ini belum ada kepastian apakah Hallie adalah cucu dari gurunya, sekalipun sudah pasti, Sonia tetap tidak akan mengambil keputusan untuk gadis itu.Sonia membalas sambil mengangguk. "Apa pun yang ingin kamu lakukan, keputusan ada di tanganmu. Tapi, tempat ini sangat berbahaya. Aku yakin kamu sudah merasakannya semalam."Hallie menjawab dengan tegas, "Aku akan mencari cara untuk melindungi diriku sendiri."Kase mengeluarkan suara tawa kecil yang mencemooh. Ketika dia mendapati Hallie menatapnya dengan kening berkerut, dia segera berucap sambil tersenyum, "Jangan salah paham, Nona. Aku bukan lagi mengejekmu. Aku cuma tiba-tiba merasa ingin tertawa."Hallie merasa canggung mendengar itu. Sonia melirik sekilas ke arah Kase, lalu berucap, "Bantu dia."Kase mengangkat alis dan tersenyum penuh arti. Dia bertanya, "Apa keuntun
Kase balik bertanya sambil tersenyum, "Kamu bahkan nggak mengenali penyelamatmu?"Hallie tertegun menatapnya dan terlihat bingung. Di sisi lain, Sonia berucap, "Masih ada beberapa jam sebelum matahari terbit. Lebih baik kamu naik ke atas dan beristirahat dulu. Kita bicarakan hal lainnya besok."Hallie mengangguk dengan cemas, lalu mengikuti Sonia menuju lantai atas. Sonia menunjukkan kamar di sebelah kamarnya sendiri, lalu berucap, "Di dalam lemari, ada piama dan baju ganti. Kamu bisa memakainya sesukamu."Hallie memandang Sonia dengan penuh rasa terima kasih, lalu berujar, "Makasih banyak. Kamu sudah menyelamatkanku dua kali!""Jangan berterima kasih padaku. Kali ini, orang yang menyelamatkanmu adalah pria yang tadi di bawah," ujar Sonia.Hallie tertegun sebelum bertanya, "Dia yang menyelamatkanku? Apa tadi aku bersikap nggak sopan?"Suasana di bar tadi terlalu kacau. Hallie begitu ketakutan hingga tak tahu apa yang terjadi. Saat dibawa ke vila ini, dia masih merasa ketakutan bahkan s
Sonia menoleh ke arah Kase, lalu bertanya, "Bisakah kamu membantuku?""Kamu berbicara padaku sambil mengenakan baju seperti itu, tentu saja aku nggak akan menolak." Kase menyerahkan gelas minuman yang dipegangnya kepada Sonia, lalu menambahkan, "Minum ini dulu!"Sonia mengambilnya dan langsung menghabiskannya dalam satu tegukan. Mata Kase yang indah makin bersinar. Dia pun bertanya, "Katakan, apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?""Tolong bantu aku menyelamatkan gadis itu. Bisakah kamu melakukannya?" tanya Sonia.Kase melirik ke arah panggung, lalu bertanya, "Itu gadis yang kamu selamatkan kemarin?" Dia mengernyit sebelum menambahkan, "Biar kuperingatkan, kamu sudah menyelamatkannya sekali."Bagi Kase, menyelamatkan seseorang untuk pertama kalinya masih bisa dimaklumi sebagai bentuk belas kasihan. Namun jika orang tersebut kembali terjebak dalam bahaya, itu berarti dia bodoh dan tak perlu diselamatkan lagi.Kase mengangkat alis, lalu menatap Sonia sambil melanjutkan, "Aku nggak