Reza memasukkan Sonia ke dalam pelukannya, lalu mencium keningnya. “Sayang, kenapa kamu baik sekali?”“Kalau aku nggak baik, apa kamu bakal suka sama aku?” tanya Sonia dengan mengerutkan keningnya.Reza tersenyum, lalu membalas dengan lembut, “Aku malah berharap kamu nggak sebaik ini sama aku. Jadi, aku bisa nggak begitu suka sama kamu. Nggak seperti sekarang, aku merasa aku bagai kerasukan saja.”Ucapan gombal Reza datang terlalu mendadak. Sonia yang bersandar di dalam pelukan Reza pun tersenyum lebar, lalu berkata, “Tuan Reza, bisa nggak ucapan seperti ini dikatakan ketika cuma kita berdua saja?”Reza tersenyum, lalu berbisik di samping telinga Sonia, “Robi itu transparan. Aku anggap saja dia lagi nggak ada di sini.”“Apa Robi sudah punya pacar?”“Belum, dia bilang dia sudah cukup untuk lihat kemesraan kita berdua.”Sonia tersenyum menyandarkan kepalanya di atas dada Reza.Sementara itu, Robi yang sedang menonton kemesraan mereka berdua itu terdiam membisu.Robi berlagak tidak menden
Gina merasa terpukul, dan pikirannya seketika menjadi kosong. Dia menggigit bibir bawahnya, dan mulai menunjukkan kegugupannya. “Reza, apa kamu nggak merasa kamu terlalu sadis? Kamu melamar aku, lalu bikin aku jatuh cinta sama kamu selama beberapa tahun ini. Sekarang kamu malah beri tahu aku kalau kamu sudah jatuh cinta sama cewek lain?!”Reza berkata, “Maaf, aku juga nggak bisa kontrol perasaanku sendiri!”Empat tahun silam, setelah Reza ditolak oleh Gina, dia pun tidak lagi memikirkan masalah hubungan antar lelaki dan perempuan. Selama beberapa tahun ini, Reza juga sangat sibuk di luar negeri. Saking sibuknya, dia bahan melupakan dirinya sudah beristri.Setelah pulang dari luar negeri, Reza juga tidak menyangka bakal ada yang bisa menggerakkan hatinya. Akhirnya Reza mengerti perasaannya terhadap Gina dan Sonia itu berbeda.Gina memalingkan kepalanya membiarkan air mata terus membasahi wajahnya. Dia tidak menyeka, dan hanya duduk tegak saja.Setelah terdiam selama beberapa saat, Gina
Setelah Reza kembali ke Imperial Garden, dia pun menghubungi Sonia. Ternyata Sonia sedang berada di tempat Kelly. Jadi, Reza pun langsung pergi ke lantai 30.Kebetulan Jason juga sedang di sana. Dia pun mengerutkan keningnya ketika melihat Reza memasuki rumah. “Kamu malah suruh Sonia pulang sendirian dalam cuaca seperti ini. Apa kamu ingin dihukum?”Reza tersenyum. “Sewaktu Kelly nggak tinggal di sini, sepertinya kamu juga nggak serajin ini. Begitu Kelly pindah, kamu malah sering main ke sini. Apa maksudmu?”Jason mengernyitkan keningnya. “Jangan bercanda! Jangan sampai semuanya salah paham!”Reza tersenyum. “Kamu duluan!”“Pak Reza, Tuan Reza, semua ini salahku, oke?”Saat mereka berdua sedang berbicara, Sonia berjalan keluar dapur, dan kedua matanya langsung berbinar-binar ketika melihat keberadaan Reza. “Kamu sudah pulang?”“Emm, masak apa? Perlu bantuanku?” Reza melepaskan jas, lalu berjalan ke dapur.“Nggak usah, sudah hampir selesai, kok. Kamu cuci tangan saja!” Sonia juga ikut k
Saat hari sudah hampir subuh, Reza membasuh tubuhnya dan juga tubuh Sonia. Kemudian, dia menggendong Sonia kembali ke atas ranjang, memasukkannya ke dalam pelukannya.“Aku sudah bilang sama Gina, cewek yang aku suka itu kamu.” Reza memeluk Sonia sambil berbisik di samping telinganya.Sonia membuka sedikit matanya. Dia terlihat capek, hanya saja tatapannya masih terlihat lembut.Setelah Reza pergi tadi, Sonia juga sudah berpikir dengan kepala dingin. Jika Gina membongkar hubungannya dengan Reza kepada anggota Keluarga Herdian, dia pun akan memberi tahu semuanya kepada Reza.Kelak tak peduli apa pun yang terjadi, Sonia akan menghadapinya dengan optimis.“Kenapa kamu nggak bicara?” Reza menempel di punggung Sonia, lalu mengecup telinganya.Suara angin kencang dan hujan deras membuat Sonia gelisah. Dia menyandarkan diri ke dalam pelukan si lelaki, lalu berbicara dengan suara kecil, “Reza, apa kamu kepikiran untuk nikah?”Ini adalah kedua kalinya Sonia menanyakan masalah ini.Sonia tahu Rez
Posisi Jason sedang membelakangi jendela. Jadi, dia menyadari ada yang masuk ke ruangannya. Dia spontan merasa kaget menghentikan aksinya sambil menatap Kelly.Wanita yang berada di dalam pelukan Jason berbadan tinggi dan bahenol. Dia memalingkan kepalanya, dan berbicara dengan kesal, “Nggak tahu aturan, ya? Masuk tanpa ketuk pintu. Dasar nggak tahu diri!”Wajah Kelly spontan merona. Dia segera meminta maaf, dan menjelaskan dengan terbata-bata, “Maaf, tadi … aku sudah ketuk pintu. Aku kira ada asistennya Pak Jason di dalam …. Aku nggak tahu Pak Jason sudah selesai rapat. Maaf!”Selesai berbicara, Kelly langsung berjalan pergi.Kelly sungguh tidak tahu kalau Jason sedang berada di dalam ruangan. Bukannya asistennya Jason mengatakan kalau dia sedang rapat?“Sebentar!” Belum sempat Kelly berjalan keluar pintu, tiba-tiba Jason bersuara, “Kamu datang untuk antar dokumen? Bawa kemari!”Jason mendorong wanita di hadapannya, lalu berbicara dengan lembut, “Tunggu aku sebentar!”“Jangan lama-lam
Saat pulang kerja, Kelly menerima panggilan dari Farel. Farel mengajaknya untuk makan bersama.Farel sudah mengajak Kelly sebanyak tiga kali, dan sebelumnya dia terus ditolak oleh Kelly. Namun hari ini, Kelly malah menyetujuinya. Farel pun kegirangan dan mengatakan akan datang menjemputnya nanti.Hujan masih belum berhenti.Kelly lembur sekitar setengah jam. Jadi, ketika dia meninggalkan perusahaan, langit pun sudah gelap. Farel datang dengan mengendarai mobil. Ketika melihat Kelly keluar dari pintu gedung, dia segera menuruni mobil dengan membawa payung.Tak jauh dari sana, Jason sedang duduk di dalam mobil melihat Kelly masuk ke dalam mobil Farel. Tatapannya seketika menjadi dingin. Mungkin karena sedang hujan, Kota Jembara terasa sangatlah hening.*Cuaca hari ini tidak bagus. Jadi, syuting cepat berakhir. Sonia pun sudah kembali ke Imperial Garden. Dia berencana untuk makan steamboat bersama Kelly. Namun ketika sampai di rumah, Sonia baru menyadari Kelly sedang pergi berkencan.So
Kelly merasa kesal langsung melayangkan tamparan ke wajah si lelaki.Hanya saja, telapak tangannya malah tidak mengenai wajah si lelaki. Tangan Kelly berhenti di udara, lalu dia mengepalkan tangannya yang gemetar. Matanya mulai memerah. Beberapa saat kemudian, tampak air mata berlinang di dalamnya.“Jason, aku tahu aku berutang sama kamu. Tapi kamu juga nggak semestinya bersikap begini sama aku!”Raut wajah Kelly terlihat memucat dan suaranya terisak-isak. Selesai berbicara, dia langsung berlari ke dalam kamarnya.Kelly membanting pintu kamar dengan kuat. Kemudian, dia bersandar di balik pintu dan tubuhnya terasa lemas.Selama ini Kelly mengira Jason adalah sebuah gunung. Kelly sedang berdiri di kaki gunung dan hanya bisa menengadah kepalanya untuk memandang dari kejauhan. Selamanya Kelly tidak akan bisa berdiri sejajar dengan Jason.Kelly juga menganggap Jason sebagai temannya sendiri. Dia bahkan merasa sangat gembira lantaran bisa berteman dengan Jason.Sebab hanya dengan berteman, m
Tatapan Sonia berubah sinis. Dia meletakkan skenario, lalu berkata, “Kalau begitu, kamu cari orang lain saja. Aku juga bukan artis, nggak berkewajiban untuk jadi pengganti.”Delon memelototi Sonia. “Kamu dari departemen mana? Arogan sekali?”“Asisten desainer dari Arkava Studio,” balas Sonia dengan santai.Delon mendengus. “Sok hebat! Kalau nggak mau, lupakan saja. Masih ada yang ingin memeraninya.”Sonia juga tidak membalas lagi, langsung berjalan pergi.Delon mencari seorang wanita muda lainnya, tapi Siska malah menolaknya, “Aku merasa Sonia cocok banget sama peran itu, biarkan dia saja yang memeraninya.”Kali ini, Delon mengerutkan keningnya. “Siska, Sonia nggak mau ambil peran ini. Lagi pula, hanya sebuah peran kecil saja, siapa pun sama saja!”Siska menatap wakil sutradara, lalu berkata, “Semua pemeran di film Pak Nathan harus sesuai dengan tokoh di skenario. Hari ini Pak Nathan lagi nggak ada di tempat, jadi Pak Delon ingin syuting dengan asal-asalan?”Raut wajah Delon langsung b
Regan menunduk dengan panik, lalu menjelaskan dengan suara kecil, “Setelah datang ke sini, hidup kita sudah nggak ada pilihan lagi. Kalau aku tidak bermanfaat sama sekali, aku pun sudah dibunuh ketika membantu Hallie untuk menyelamatkanmu.”Sonia mengangguk. Kali ini, dia tidak mengatakan apa pun, langsung meninggalkan kamar.Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan pilihan masing-masing. Tidak ada orang yang bisa benar-benar merasakan pengalaman hidup orang lain, juga tidak bisa menilai benar atau salahnya pilihan hidup orang lain!Tiba-tiba Regan berkata, “Nona Sonia, aku harap kamu tidak beri tahu masalah ini kepada Hallie. Biarkan dia mengira aku serakah dan sudah mengecewakannya.”Sonia berucap, “Oke, aku akan bantu kamu rahasiakan masalah ini!”Tatapan Sonia kelihatan berkilauan. “Aku sungguh berterima kasih karena sudah menyelamatkanku. Kalau kamu butuh bantuanku, kamu bisa mencariku kapan saja!”Ekspresi Regan kelihatan sedikit linglung. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku t
Pohon Natal setinggi belasan meter kelihatan berkilauan di tengah istana. Rayden menyuruh pelayannya untuk menggantung hadiah berupa emas, perak asli, dan perhiasan lainnya di bagian teratas. Ada banyak orang ingin memanjat ke bagian teratas untuk merebut berlian sepuluh karat itu. Mereka semua saling memukul, tidak sedikit orang terjatuh dari paling atas.Ketika Sonia dan Theresia melewati, mereka melihat ada yang terjatuh hingga muntah darah, tetapi tidak ada yang menyelamatkan mereka. Mereka malah diinjak oleh yang lain demi bisa memanjat ke atas.Theresia berkata dengan tersenyum, “Orang-orang di sini bagai nggak punya arwah saja.”Hanya ada rasa serakah di diri mereka.Sonia berucap, “Apa kamu nggak merasa Rayden sengaja memperbesar rasa serakah mereka?”Theresia mengangkat-angkat alisnya. “Memang begitu. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?”Sonia menggeleng. “Aku hanya merasa orang itu aneh sekali!”Malam hari ini, Rayden melakukan jamuan. Bondala dan Kase diundang. Sonia dan
Sonia memutar bola matanya. Angin sepoi-sepoi mengembus rambut di samping telinga Sonia. Rambut itu melayang ke pipi putih mulus Sonia. Kelembutannya sungguh meluluhkan hati orang-orang yang melihatnya.Pada saat ini, Sonia menggigit bibirnya sembari tersenyum. “Kalau nggak, kamu cari dia untuk bahas soal energi terbarukan.”Reza tersenyum dingin. “Aku lebih ingin bahas soal papan nama Suki di altar persembahan kediamannya!”Sonia menarik napas dalam-dalam. “Kamu sudah tahu?”Reza menyipitkan matanya. “Ternyata kamu juga tahu! Kamu beri tahu dia kalau kamu itu Suki?”Sonia segera menggeleng. “Nggak!”Suki sudah “meninggal”. Sonia tidak mungkin mengungkitnya terhadap siapa pun!Tatapan Reza masih kelihatan dingin. “Sebelumnya kalian sudah saling kenal? Apa kalian punya hubungan dekat sewaktu di medan perang?”Sonia berpikir sejenak. “Jujur saja, sebelum bertemu dengan dia, aku sama sekali nggak mengingatnya.”“Bagaimana setelah bertemu dengannya? Ketika melihat dia membangun altar untuk
Kase berkata dengan serius, “Banyak sekali pekerjaanku, contohnya mesti menghadapi wajah muram si Rayden setiap hari.”Sonia terdiam membisu. Ketika melihat wajah Kase, tiba-tiba Sonia kepikiran dengan sosok Melvin.Tidak! Melvin jauh lebih imut daripada Kase!…Sore harinya, Sonia menghubungi Johan dan Frida. Dia menyuruh mereka untuk tetap tinggal di Hondura dan jangan bertindak gegabah. Sonia sudah menemukan sasarannya. Dia akan mulai menyusun rencana pembunuhannya. Kemudian, dia akan mengutus orang untuk memasukkan Firda dan Johan ke dalam Istana Fers.[ Eka: Bos, apa Kak Reza marah sekali? Dia tidak persulit kamu, ‘kan? ][ Ariel: Kamu lagi mencemaskan Bos? Tapi kenapa sekarang kamu kelihatan sangat bersemangat? Apa maksudmu? ][ Eka: Kenapa kamu membongkarku? ][ Ariel: Aku hanya nggak berharap Bos dikelabui saja! ]Tidak ada lagi yang bersuara. Beberapa menit kemudian, Eka baru mengirim pesan lagi.[ Kita bahas soal serius dulu! Bos, bagaimana dengan sasaran kita? ][ Sonia: Sed
Kaki panjang Reza menindih Sonia. Lengannya menopang di samping wajah si wanita. Dia memberi ciuman hangat dan membara kepada Sonia. Saking lamanya ciuman yang diberikan Reza, sekujur tubuh Sonia terasa lemas. Dia mengangkat tangannya untuk menahan wajah Reza, menggigit bibirnya dengan perlahan dengan mata berlinang air mata.“Reza, pergilah! Tinggalkan Istana Fers! Kamu bisa tunggu aku di Hondura. Setelah misiku selesai, aku akan pergi mencarimu.”Lantai B12 itu bukanlah tempat yang sederhana. Demi menghalangi kepergian Tensiro, Rayden pasti bukan hanya mengandalkan bujukan dan iming-iming.Begitu senjata gelombang mikro diaktifkan, seluruh Istana Fers akan berubah menjadi puing-puing.Sonia memiliki firasat kuat jika Rayden benar-benar diprovokasi, dia akan melakukan tindakan yang sangat gila. Ini adalah misi yang dijalankan Sonia. Dia juga tidak berharap gara-gara dirinya, semuanya akan terjebak dalam bahaya.Reza menyandarkan dagunya di atas kening Sonia, seolah-olah dia tahu apa
Tidak lama kemudian, Rayden menyadari Bondala sedang menatapnya. Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu menyuruh Winston untuk mempersiapkan data energi terbarukan.Tatapan Reza menjadi suram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.…Saat kembali ke vila tempat tinggal sementara Reza, Theresia menutupi pintu. Nada bicaranya seketika menjadi santai. “Mau minum apa? Gimana kalau alkohol?”“Tidak usah, cukup air saja!” ucap Sonia dengan suara lembut.“Kalau begitu, kopi saja, deh. Rayden suruh anggotanya untuk antar biji kopi berkualitas tinggi. Aromanya cukup wangi!” Theresia berjalan ke depan meja, lalu mulai membuatkan kopi untuk Sonia.Sonia duduk di kursi tinggi depan meja bar sembari menatap Theresia yang sedang menimbang biji kopi dan menggilingnya. Gerakannya kelihatan sangat santai dan elegan.Saat pertama kali bertemu, kesan Sonia terhadap Theresia sangat bagus. Pada saat itu, dia kira Theresia adalah temannya Ranty.Saat bertemu kali ini, dia baru menyadari sebenarnya semua
Langit biru jernih membentang luas. Sungai kecil mengalir deras. Rerumputan hijau tumbuh lebat di tepiannya. Bayangan pohon willow keemasan terpantul di permukaan air, mengikuti aliran sungai. Sementara di seberang sungai sana, pegunungan menjulang dengan lanskap yang begitu luas dan megah.Theresia berjalan ke tepi sungai. Airnya kelihatan sungguh nyata. Saking jernihnya, terlihat batu-batu kerikil yang indah di bawah sana. Bahkan, beberapa ekor ikan kecil dan udang juga kelihatan sedang berenang di dalamnya.Apakah mereka benar-benar sedang berada di lantai 12 bawah tanah?Wanita berambut pirang duduk di bawah tenda. Di atas taplak meja yang bersih itu diletakkan berbagai jenis buah-buahan dan juga camilan. Ada juga ayunan dengan dua tempat duduk di sebelah. Sepertinya biasanya wanita berambut pirang dan Tensiro sering bersantai di sini.Setelah duduk beberapa saat di sini, wanita berambut pirang membawa Sonia dan Theresia kembali ke koridor. Pintu yang satu lagi dibuka, terlihat pa
Rayden membawa orang-orang untuk berjalan melewati koridor. Pada akhirnya, mereka tiba di sebuah ruangan yang sangat amat luas. Di dalamnya terdapat ruang baca, ruang tamu, ruang makan, dan juga kamar.Saat ini, ada seorang pria berusia sekitar 40-an berpakaian putih dan bermasker sedang duduk di ruang tamu. Dia berdiri di depan komputernya. “Tuan Rayden.”Rayden memperkenalkan kepada mereka, “Dia adalah penanggung jawab di sini, Profesor Tensiro!”Tensiro kelihatan sangat waspada ketika melihat kedatangan banyak orang. Dia mengamati mereka sejenak, lalu mengangguk dengan perlahan.Sonia spontan menurunkan tangannya. Pria itu memang mengenakan masker, tetapi Sonia bisa mengenali pria itu dari sepasang matanya. Pantas saja Sonia tidak bisa menemukannya selama ini!Ketika melihat lingkungan sekitar, sepertinya pria ini akan selalu tinggal di tempat ini. Kedua mata Sonia berkilauan. Dia menatap bayangan punggung Reza. Tiba-tiba dia bisa mengajukan untuk berkunjung ke laboratorium gelomba
Himawan datang untuk menyapa, “Tuan Kase, Nona Ruila, Tuan Rayden tahu kalian akan ke sini. Dia sudah menunggu kalian dari tadi!”Kase pun berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, ayo kita ke atas!”“Silakan, Tuan Kase!” Himawan sedikit menunduk. Rambut ikal cokelat keemasan yang agak panjang tergerai di sisi telinganya, membuatnya kelihatan sangat tegas dan serius.Semua orang berjalan bersama menuju lantai atas dan masuk ke kantor Rayden. Saat ini, Rayden dan Winston langsung melangkah maju untuk menyambut mereka.Setelah berbasa-basi, mereka duduk di tempat. Kali ini, Rayden berkata dengan serius, “Pertama-tama, aku ucapkan selamat datang kepada Raja Bondala dan Tuan Kase ke Istana Fers. Kalau jamuanku kurang memuaskan, aku harap kalian bisa memakluminya.”“Anggota Istana Fers, sudah mengerahkan tenaga dan uang banyak dalam pengembangan energi terbarukan. Sekarang kami butuh kalian berdua sebagai mitra kerja sama untuk mengembangkannya ke pasaran. Kalau kalian punya persyaratan atau