Posisi Jason sedang membelakangi jendela. Jadi, dia menyadari ada yang masuk ke ruangannya. Dia spontan merasa kaget menghentikan aksinya sambil menatap Kelly.Wanita yang berada di dalam pelukan Jason berbadan tinggi dan bahenol. Dia memalingkan kepalanya, dan berbicara dengan kesal, “Nggak tahu aturan, ya? Masuk tanpa ketuk pintu. Dasar nggak tahu diri!”Wajah Kelly spontan merona. Dia segera meminta maaf, dan menjelaskan dengan terbata-bata, “Maaf, tadi … aku sudah ketuk pintu. Aku kira ada asistennya Pak Jason di dalam …. Aku nggak tahu Pak Jason sudah selesai rapat. Maaf!”Selesai berbicara, Kelly langsung berjalan pergi.Kelly sungguh tidak tahu kalau Jason sedang berada di dalam ruangan. Bukannya asistennya Jason mengatakan kalau dia sedang rapat?“Sebentar!” Belum sempat Kelly berjalan keluar pintu, tiba-tiba Jason bersuara, “Kamu datang untuk antar dokumen? Bawa kemari!”Jason mendorong wanita di hadapannya, lalu berbicara dengan lembut, “Tunggu aku sebentar!”“Jangan lama-lam
Saat pulang kerja, Kelly menerima panggilan dari Farel. Farel mengajaknya untuk makan bersama.Farel sudah mengajak Kelly sebanyak tiga kali, dan sebelumnya dia terus ditolak oleh Kelly. Namun hari ini, Kelly malah menyetujuinya. Farel pun kegirangan dan mengatakan akan datang menjemputnya nanti.Hujan masih belum berhenti.Kelly lembur sekitar setengah jam. Jadi, ketika dia meninggalkan perusahaan, langit pun sudah gelap. Farel datang dengan mengendarai mobil. Ketika melihat Kelly keluar dari pintu gedung, dia segera menuruni mobil dengan membawa payung.Tak jauh dari sana, Jason sedang duduk di dalam mobil melihat Kelly masuk ke dalam mobil Farel. Tatapannya seketika menjadi dingin. Mungkin karena sedang hujan, Kota Jembara terasa sangatlah hening.*Cuaca hari ini tidak bagus. Jadi, syuting cepat berakhir. Sonia pun sudah kembali ke Imperial Garden. Dia berencana untuk makan steamboat bersama Kelly. Namun ketika sampai di rumah, Sonia baru menyadari Kelly sedang pergi berkencan.So
Kelly merasa kesal langsung melayangkan tamparan ke wajah si lelaki.Hanya saja, telapak tangannya malah tidak mengenai wajah si lelaki. Tangan Kelly berhenti di udara, lalu dia mengepalkan tangannya yang gemetar. Matanya mulai memerah. Beberapa saat kemudian, tampak air mata berlinang di dalamnya.“Jason, aku tahu aku berutang sama kamu. Tapi kamu juga nggak semestinya bersikap begini sama aku!”Raut wajah Kelly terlihat memucat dan suaranya terisak-isak. Selesai berbicara, dia langsung berlari ke dalam kamarnya.Kelly membanting pintu kamar dengan kuat. Kemudian, dia bersandar di balik pintu dan tubuhnya terasa lemas.Selama ini Kelly mengira Jason adalah sebuah gunung. Kelly sedang berdiri di kaki gunung dan hanya bisa menengadah kepalanya untuk memandang dari kejauhan. Selamanya Kelly tidak akan bisa berdiri sejajar dengan Jason.Kelly juga menganggap Jason sebagai temannya sendiri. Dia bahkan merasa sangat gembira lantaran bisa berteman dengan Jason.Sebab hanya dengan berteman, m
Tatapan Sonia berubah sinis. Dia meletakkan skenario, lalu berkata, “Kalau begitu, kamu cari orang lain saja. Aku juga bukan artis, nggak berkewajiban untuk jadi pengganti.”Delon memelototi Sonia. “Kamu dari departemen mana? Arogan sekali?”“Asisten desainer dari Arkava Studio,” balas Sonia dengan santai.Delon mendengus. “Sok hebat! Kalau nggak mau, lupakan saja. Masih ada yang ingin memeraninya.”Sonia juga tidak membalas lagi, langsung berjalan pergi.Delon mencari seorang wanita muda lainnya, tapi Siska malah menolaknya, “Aku merasa Sonia cocok banget sama peran itu, biarkan dia saja yang memeraninya.”Kali ini, Delon mengerutkan keningnya. “Siska, Sonia nggak mau ambil peran ini. Lagi pula, hanya sebuah peran kecil saja, siapa pun sama saja!”Siska menatap wakil sutradara, lalu berkata, “Semua pemeran di film Pak Nathan harus sesuai dengan tokoh di skenario. Hari ini Pak Nathan lagi nggak ada di tempat, jadi Pak Delon ingin syuting dengan asal-asalan?”Raut wajah Delon langsung b
Beberapa orang turun melompat ke dalam danau. Bahkan Jivan yang datang baru sampai di lokasi syuting juga berlari mendekati danau. Dia merasa kaget ketika melihat Siska jatuh ke dalam danau.“Siska, Siska!” jerit Jivan dengan sakit hati.Tak lama kemudian, Siska berhasil diselamatkan. Hanya saja, dia sudah memucat dan menggigil lantaran kedinginan.Sekarang sedang musim hujan. Jadi, air danau sangatlah dingin hingga menusuk tulang.Wakil sutradara berlari, lalu menunjuk Sonia sambil memaki, “Kamu lagi ngapain? Kenapa kamu dorong Siska? Apa skenarionya seperti itu?”“Refleks!” balas Sonia dengan dingin. Dia menatap Delon, lalu berkata, “Aku sudah bilang aku belum pasti bisa akting. Kalian yang paksa aku.”Delon dapat merasakan tatapan dingin di wajah Sonia. Entah kenapa sekujur tubuhnya merinding. Meski dia ingin memaki, dia pun tidak berani melontarkan sepatah kata pun.Sonia berjalan melewati Delon, lalu pergi mengganti pakaiannya.Selesai mengganti pakaian, Sonia duduk di bangkunya m
Sonia mengabaikan orang-orang yang sedang menggosipnya. Dia kembali duduk di bangkunya, melanjutkan permainannya.Darren berjalan mendekatinya, lalu bertanya dengan terkejut, “Sonia, kamu bisa seni bela diri?”Sonia mengangguk. “Pernah belajar sedikit!”“Ini namanya sedikit?!” Darren menatap Sonia dengan tatapan penuh kagum. “Ahli seni bela diri yang direkrut Pak Nathan dalam syuting film sebelumnya bahkan nggak sehebat kamu. Kamu ajari aku, ya!” ucap Darren dengan antusias tinggi.Sonia tersenyum datar. “Belajar seni bela diri butuh proses. Meski aku ajari kamu beberapa trik juga nggak ada gunanya!”Darren merasa ucapan Sonia ada benarnya juga. Sepertinya seni bela diri perlu latihan sejak kecil.Rasa girang di hati Darren mulai memudar, dan dia mulai merasa khawatir. “Kali ini kamu sudah menyinggung Siska dan Darren. Mereka pasti bakal balas dendam sama kamu!”Saat ini, Sonia malah kalah dalam gim ponselnya. Dia terlihat sangat kesal. Kenapa setelah bermain begitu lama, Sonia masih b
Terlintas ekspresi muram di wajah Gina. Dia pun berkata dengan tersenyum datar, “Jadi, dia bisa bersikap semena-mena?”Raut wajah Siska semakin muram lagi.Saat ini Jivan masuk ke dalam ruangan. Dia memegang sebuah kotak bekal sambil berkata dengan tersenyum, “Nona Gina juga lagi di sini?”“Iya, aku datang untuk jenguk Siska.” Gina mengangguk dengan perlahan. Tiba-tiba dia terkejut ketika melihat wajah Jivan. “Ada apa dengan muka Tuan Jivan?”Jivan mengusap ujung bibirnya, lalu berkata dengan galak, “Semuanya gara-gara Sonia si wanita jalang itu. Aku pasti akan usir dia dari lokasi syuting!”Gina pun sudah menduganya. Dia membalas dengan tersenyum, “Sonia memang jago seni bela diri. Aku pernah lihat sebelumnya. Kelak Tuan Jivan jaga jarak sama dia!”“Dasar murahan!” maki Jivan, “Aku nggak akan ampuni dia!”…Pengunjung Restoran Steamboat Kuat semakin banyak saja. Sonia segera menyelesaikan makanannya, lalu membantu Yandi sejenak, baru kembali ke lokasi syuting.Begitu kembali ke lokasi
Sonia bertanya, “Bukannya aku sudah bilang aku punya?”Nathan menatap Sonia dengan terkejut. Baru saja dia hendak berbicara, terdengar suara ketuk pintu. Kemudian, Gina memasuki ruangan.Gina berjalan ke hadapan Sonia, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Sonia, meski pacarmu kaya, kamu juga nggak boleh pakai uang dia untuk pamer. Aku berharap kamu nggak bertindak gegabah.”Raut wajah Sonia sangatlah datar. “Kata siapa aku mau pakai uang pacarku? Cuma 100 miliar saja, apa perlu aku cari pacarku?!”Semua orang spontan menunjukkan ekspresi terkejut. Mereka kembali menatap Sonia. Cuma 100 miliar? Apa Sonia berasal dari keluarga kaya raya? Dari ucapan Gina tadi, berarti pacarnya Sonia lebih kaya lagi?Gina juga merasa kaget. Kalau Sonia tidak menggunakan uang Reza, dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Bukannya dia hanya bekerja menjadi tutor dan juga asisten desainer saja?Sonia menatap Nathan. “Akhiri kontrakmu dengan Grup Bastian. Aku akan segera transfer uang kepadamu!”Nath
Regan menunduk dengan panik, lalu menjelaskan dengan suara kecil, “Setelah datang ke sini, hidup kita sudah nggak ada pilihan lagi. Kalau aku tidak bermanfaat sama sekali, aku pun sudah dibunuh ketika membantu Hallie untuk menyelamatkanmu.”Sonia mengangguk. Kali ini, dia tidak mengatakan apa pun, langsung meninggalkan kamar.Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan pilihan masing-masing. Tidak ada orang yang bisa benar-benar merasakan pengalaman hidup orang lain, juga tidak bisa menilai benar atau salahnya pilihan hidup orang lain!Tiba-tiba Regan berkata, “Nona Sonia, aku harap kamu tidak beri tahu masalah ini kepada Hallie. Biarkan dia mengira aku serakah dan sudah mengecewakannya.”Sonia berucap, “Oke, aku akan bantu kamu rahasiakan masalah ini!”Tatapan Sonia kelihatan berkilauan. “Aku sungguh berterima kasih karena sudah menyelamatkanku. Kalau kamu butuh bantuanku, kamu bisa mencariku kapan saja!”Ekspresi Regan kelihatan sedikit linglung. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku t
Pohon Natal setinggi belasan meter kelihatan berkilauan di tengah istana. Rayden menyuruh pelayannya untuk menggantung hadiah berupa emas, perak asli, dan perhiasan lainnya di bagian teratas. Ada banyak orang ingin memanjat ke bagian teratas untuk merebut berlian sepuluh karat itu. Mereka semua saling memukul, tidak sedikit orang terjatuh dari paling atas.Ketika Sonia dan Theresia melewati, mereka melihat ada yang terjatuh hingga muntah darah, tetapi tidak ada yang menyelamatkan mereka. Mereka malah diinjak oleh yang lain demi bisa memanjat ke atas.Theresia berkata dengan tersenyum, “Orang-orang di sini bagai nggak punya arwah saja.”Hanya ada rasa serakah di diri mereka.Sonia berucap, “Apa kamu nggak merasa Rayden sengaja memperbesar rasa serakah mereka?”Theresia mengangkat-angkat alisnya. “Memang begitu. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?”Sonia menggeleng. “Aku hanya merasa orang itu aneh sekali!”Malam hari ini, Rayden melakukan jamuan. Bondala dan Kase diundang. Sonia dan
Sonia memutar bola matanya. Angin sepoi-sepoi mengembus rambut di samping telinga Sonia. Rambut itu melayang ke pipi putih mulus Sonia. Kelembutannya sungguh meluluhkan hati orang-orang yang melihatnya.Pada saat ini, Sonia menggigit bibirnya sembari tersenyum. “Kalau nggak, kamu cari dia untuk bahas soal energi terbarukan.”Reza tersenyum dingin. “Aku lebih ingin bahas soal papan nama Suki di altar persembahan kediamannya!”Sonia menarik napas dalam-dalam. “Kamu sudah tahu?”Reza menyipitkan matanya. “Ternyata kamu juga tahu! Kamu beri tahu dia kalau kamu itu Suki?”Sonia segera menggeleng. “Nggak!”Suki sudah “meninggal”. Sonia tidak mungkin mengungkitnya terhadap siapa pun!Tatapan Reza masih kelihatan dingin. “Sebelumnya kalian sudah saling kenal? Apa kalian punya hubungan dekat sewaktu di medan perang?”Sonia berpikir sejenak. “Jujur saja, sebelum bertemu dengan dia, aku sama sekali nggak mengingatnya.”“Bagaimana setelah bertemu dengannya? Ketika melihat dia membangun altar untuk
Kase berkata dengan serius, “Banyak sekali pekerjaanku, contohnya mesti menghadapi wajah muram si Rayden setiap hari.”Sonia terdiam membisu. Ketika melihat wajah Kase, tiba-tiba Sonia kepikiran dengan sosok Melvin.Tidak! Melvin jauh lebih imut daripada Kase!…Sore harinya, Sonia menghubungi Johan dan Frida. Dia menyuruh mereka untuk tetap tinggal di Hondura dan jangan bertindak gegabah. Sonia sudah menemukan sasarannya. Dia akan mulai menyusun rencana pembunuhannya. Kemudian, dia akan mengutus orang untuk memasukkan Firda dan Johan ke dalam Istana Fers.[ Eka: Bos, apa Kak Reza marah sekali? Dia tidak persulit kamu, ‘kan? ][ Ariel: Kamu lagi mencemaskan Bos? Tapi kenapa sekarang kamu kelihatan sangat bersemangat? Apa maksudmu? ][ Eka: Kenapa kamu membongkarku? ][ Ariel: Aku hanya nggak berharap Bos dikelabui saja! ]Tidak ada lagi yang bersuara. Beberapa menit kemudian, Eka baru mengirim pesan lagi.[ Kita bahas soal serius dulu! Bos, bagaimana dengan sasaran kita? ][ Sonia: Sed
Kaki panjang Reza menindih Sonia. Lengannya menopang di samping wajah si wanita. Dia memberi ciuman hangat dan membara kepada Sonia. Saking lamanya ciuman yang diberikan Reza, sekujur tubuh Sonia terasa lemas. Dia mengangkat tangannya untuk menahan wajah Reza, menggigit bibirnya dengan perlahan dengan mata berlinang air mata.“Reza, pergilah! Tinggalkan Istana Fers! Kamu bisa tunggu aku di Hondura. Setelah misiku selesai, aku akan pergi mencarimu.”Lantai B12 itu bukanlah tempat yang sederhana. Demi menghalangi kepergian Tensiro, Rayden pasti bukan hanya mengandalkan bujukan dan iming-iming.Begitu senjata gelombang mikro diaktifkan, seluruh Istana Fers akan berubah menjadi puing-puing.Sonia memiliki firasat kuat jika Rayden benar-benar diprovokasi, dia akan melakukan tindakan yang sangat gila. Ini adalah misi yang dijalankan Sonia. Dia juga tidak berharap gara-gara dirinya, semuanya akan terjebak dalam bahaya.Reza menyandarkan dagunya di atas kening Sonia, seolah-olah dia tahu apa
Tidak lama kemudian, Rayden menyadari Bondala sedang menatapnya. Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu menyuruh Winston untuk mempersiapkan data energi terbarukan.Tatapan Reza menjadi suram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.…Saat kembali ke vila tempat tinggal sementara Reza, Theresia menutupi pintu. Nada bicaranya seketika menjadi santai. “Mau minum apa? Gimana kalau alkohol?”“Tidak usah, cukup air saja!” ucap Sonia dengan suara lembut.“Kalau begitu, kopi saja, deh. Rayden suruh anggotanya untuk antar biji kopi berkualitas tinggi. Aromanya cukup wangi!” Theresia berjalan ke depan meja, lalu mulai membuatkan kopi untuk Sonia.Sonia duduk di kursi tinggi depan meja bar sembari menatap Theresia yang sedang menimbang biji kopi dan menggilingnya. Gerakannya kelihatan sangat santai dan elegan.Saat pertama kali bertemu, kesan Sonia terhadap Theresia sangat bagus. Pada saat itu, dia kira Theresia adalah temannya Ranty.Saat bertemu kali ini, dia baru menyadari sebenarnya semua
Langit biru jernih membentang luas. Sungai kecil mengalir deras. Rerumputan hijau tumbuh lebat di tepiannya. Bayangan pohon willow keemasan terpantul di permukaan air, mengikuti aliran sungai. Sementara di seberang sungai sana, pegunungan menjulang dengan lanskap yang begitu luas dan megah.Theresia berjalan ke tepi sungai. Airnya kelihatan sungguh nyata. Saking jernihnya, terlihat batu-batu kerikil yang indah di bawah sana. Bahkan, beberapa ekor ikan kecil dan udang juga kelihatan sedang berenang di dalamnya.Apakah mereka benar-benar sedang berada di lantai 12 bawah tanah?Wanita berambut pirang duduk di bawah tenda. Di atas taplak meja yang bersih itu diletakkan berbagai jenis buah-buahan dan juga camilan. Ada juga ayunan dengan dua tempat duduk di sebelah. Sepertinya biasanya wanita berambut pirang dan Tensiro sering bersantai di sini.Setelah duduk beberapa saat di sini, wanita berambut pirang membawa Sonia dan Theresia kembali ke koridor. Pintu yang satu lagi dibuka, terlihat pa
Rayden membawa orang-orang untuk berjalan melewati koridor. Pada akhirnya, mereka tiba di sebuah ruangan yang sangat amat luas. Di dalamnya terdapat ruang baca, ruang tamu, ruang makan, dan juga kamar.Saat ini, ada seorang pria berusia sekitar 40-an berpakaian putih dan bermasker sedang duduk di ruang tamu. Dia berdiri di depan komputernya. “Tuan Rayden.”Rayden memperkenalkan kepada mereka, “Dia adalah penanggung jawab di sini, Profesor Tensiro!”Tensiro kelihatan sangat waspada ketika melihat kedatangan banyak orang. Dia mengamati mereka sejenak, lalu mengangguk dengan perlahan.Sonia spontan menurunkan tangannya. Pria itu memang mengenakan masker, tetapi Sonia bisa mengenali pria itu dari sepasang matanya. Pantas saja Sonia tidak bisa menemukannya selama ini!Ketika melihat lingkungan sekitar, sepertinya pria ini akan selalu tinggal di tempat ini. Kedua mata Sonia berkilauan. Dia menatap bayangan punggung Reza. Tiba-tiba dia bisa mengajukan untuk berkunjung ke laboratorium gelomba
Himawan datang untuk menyapa, “Tuan Kase, Nona Ruila, Tuan Rayden tahu kalian akan ke sini. Dia sudah menunggu kalian dari tadi!”Kase pun berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, ayo kita ke atas!”“Silakan, Tuan Kase!” Himawan sedikit menunduk. Rambut ikal cokelat keemasan yang agak panjang tergerai di sisi telinganya, membuatnya kelihatan sangat tegas dan serius.Semua orang berjalan bersama menuju lantai atas dan masuk ke kantor Rayden. Saat ini, Rayden dan Winston langsung melangkah maju untuk menyambut mereka.Setelah berbasa-basi, mereka duduk di tempat. Kali ini, Rayden berkata dengan serius, “Pertama-tama, aku ucapkan selamat datang kepada Raja Bondala dan Tuan Kase ke Istana Fers. Kalau jamuanku kurang memuaskan, aku harap kalian bisa memakluminya.”“Anggota Istana Fers, sudah mengerahkan tenaga dan uang banyak dalam pengembangan energi terbarukan. Sekarang kami butuh kalian berdua sebagai mitra kerja sama untuk mengembangkannya ke pasaran. Kalau kalian punya persyaratan atau