“Nggak!” Sonia tersenyum. “Jangan gugup!”Sonia membalas pesan Theresia.[ Hati-hati di jalan. ]Theresia membalas Sonia dengan sebuah senyuman.Sonia bertanya pada Reza, “Kapan kita berangkatnya?”Reza berkata, “Satu jam lagi. Kita akan naik pesawat dari Federasi Mali untuk kembali ke Kota Jembara.”Sonia memutar bola matanya. “Cederaku nggak serius lagi. Gimana kalau kita kembali ke Kota Atria untuk mengunjungi Kakek?”Reza membungkukkan tubuhnya untuk mencium pipi Sonia. “Tidak, Sayang. Kita mesti kembali ke Kota Jembara dulu.”Tiba-tiba Sonia kepikiran dengan berita dan komentar yang diperlihatkan Serigala. Waktu itu, Sonia tidak membaca dengan saksama, dia hanya melihat ada banyak orang yang menghujatnya di bagian kolom komentar. Kemudian karena kematian Serigala, dia juga tidak memiliki suasana hati untuk memperhatikan hal itu. Saat ini, dia baru bertanya dengan penasaran, “Terjadi masalah apa lagi?”Reza menatap matanya. “Sayang, hubungan kita mesti segera dipublikasikan!”Kedua
Sonia menutup ponselnya dan menatap ke luar jendela. Sinar matahari yang cerah menyinari kastil kuno, memancarkan cahaya keemasan yang penuh semangat. Kastil itu berdiri megah dan khidmat, menciptakan perpaduan yang membangkitkan harapan dan keteguhan hati.Hal yang paling disesali Reviana pasti adalah telah melahirkannya!Sebenarnya tidak seharusnya Reviana membencinya. Jika dia tidak melahirkan Sonia, bagaimana mungkin dia bisa menukarnya dengan Stella, putri yang begitu menggemaskan, berbakat, dan membuatnya bangga?Putri kesayangan Reviana dia dapatkan dengan ditukar dengan Sonia!Raut wajah Sonia masih kelihatan sedikit pucat, tetapi matanya yang hitam pekat kelihatan jernih seperti bintang di langit malam. Dia menggenggam erat ponselnya.Sudah saatnya untuk kembali!…Sebelum pergi, Hallie dan Frida kemari untuk mengunjunginya. Sonia pun menyuruh Hallie untuk tinggal. “Apa rencanamu setelah pulang nanti?” tanya Sonia.Hallie menggeleng dengan galau. “Aku sudah putus hubungan sama
Dulu, Kase masih memiliki sesuatu untuk diandalkan. Selama tinggal di sini, setiap harinya Kase akan pergi ke aula persembahan, duduk di sana menemani Suki dalam keheningan, berbicara tentang isi hatinya.Namun sekarang, bahkan tempat bersandar itu telah menghilang. Orang yang Kase cintai berada sedang berada di kejauhan, di sisi pria lain.Sonia berkata, “Tuhan mengatur segalanya seperti ini supaya kamu bisa segera melangkah maju. Jangan melawan kehendak-Nya. Carilah seorang gadis yang kamu sukai dan menikahlah.”Kase tersenyum menyindir. “Sepertinya semakin tidak mungkin lagi!”Sonia berkata dengan serius, “Coba kamu pikirkan, aku ini orangnya nggak seru, sama sekali bukan tipe yang kamu sukai. Jadi, usahakan untuk segera lupakan aku.”Kase berterus terang, “Aku suka kamu yang tidak seru.”Sonia terdiam membisu.Kase semakin tidak puas lagi. “Kalau orang itu mengecewakanmu, aku pasti akan pergi mencarimu. Kamu tunggu aku.”“Nggak akan!” balas Sonia dengan tegas, “Sudah seharusnya aku
Baru saja duduk di tempat, Sonia pun menerima pesan dari Ranty.[ Sayang, sampai jumpa di Kota Jembara! ]Sonia mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget. “Ranty juga mau pulang?”Masih belum sebulan, seharusnya bulan madu Ranty masih belum berakhir!Reza membantu Sonia untuk memasang sabuk pengaman, lalu mengangguk. “Matias pernah bertanya sama aku kapan aku pulangnya? Selain itu, Jason dan Kelly juga akan kembali ke Kota Jembara hari ini.”Sonia samar-samar merasa ada yang aneh. Kenapa mereka semua memilih untuk pulang bersama hari ini?Reza bersalaman dengan tangan Sonia. Tatapannya kelihatan mendalam. “Aku juga sudah meminta Arkava Studio untuk mengeluarkan pernyataan atas namamu bahwa kamu pulang hari ini!”Sonia melebarkan matanya.Reza berkata dengan nada mendalam, “Kita selesaikan semuanya sekaligus, biar tidak tarik ulur!”Sonia memahami maksudnya. Ketika kepikiran dengan ucapan akhir Serigala sebelum meninggal, dia berkata dengan suara datar, “Anggota Keluarga Tama
Tepat pukul tujuh Rabu malam, Sonia Dikara muncul di luar Celestial Hotel.Ponselnya bordering. Sonia membuka WhatsApp. Hendri Dikara yang mengirim pesan, “Son, makasih sudah mau bantu Papa. Di sini agak macet. Kamu masuk dulu.”Langkah kaki Sonia melambat, memikirkan bagaimana dia harus menyapa Reza Herdian nanti.Mereka sudah menikah selama tiga tahun, tapi belum pernah bertemu satu sama lain. Tak perlu memikirkannya, dia juga sudah tahu kalau Reza tidak setuju, bahkan menolak pernikahan ini.Dia tidak bisa menyalahkan Reza. Perusahaan keluarga Dikara sedang krisis saat itu. Mereka bermuka tebal dan mendatangi keluarga Herdian untuk menepati janji pernikahan antara kedua keluarga mereka dulu. Putra sulung keluarga Herdian sudah menikah, sehingga putra kedua mereka, Reza, yang kejatuhan ‘bencana’ itu. Wajar saja Reza tidak menyetujui pernikahan itu.Tentu saja, keluarga Herdian juga tidak akan membiarkan siapa pun memperalat mereka. Mereka memberikan mahar sebesar 600 miliar untuk mem
Ada dua lembar uang seratus ribu di tangannya.Wanita itu membayarnya setelah tidur dengannya. Wanita itu pikir dia ini apa?Raut mukanya dingin. Dia berjalan menuju balkon dan melihat jendela di kamar itu memang terbuka.Bangunan di sini tinggi. Lantai tiga setara dengan lantai empat di tempat lain. Bagaimana wanita itu bisa melompat turun?Apa dia begitu menakutkan? Sampai-sampai wanita itu mempertaruhkan nyawanya supaya bisa melarikan diri darinya?Angin bertiup masuk dari jendela, sejuk dan dingin, tetapi tidak bisa memadamkan api amarah di hati Reza. Wanita itu tidak hanya menghinanya dengan dua lembar seratus ribu, tapi juga melompat keluar jendela setelah bersetubuh dengannya. Jangan sampai dia menangkap wanita itu!….Sonia yang sedang naik taksi tiba-tiba bersin. Supir taksi itu melihat ke kaca spion, “Dik, apa kamu baik-baik saja?”Supir itu berpikir. Wanita ini cantik, tapi seluruh tubuhnya basah kuyup. Pasti ada sesuatu yang terjadi padanya.Sonia tersenyum lembut, “Nggak a
Sonia membeku sesaat.Pria itu berkata dengan nada dingin, “Untuk apa kamu mengikutiku? Kamu mahasiswa di Jembara University?”Sepanjang jalan ke gedung ini, dia sudah menyadari kalau wanita ini mengikutinya. Setiap kali dia berhenti, wanita ini juga berpura-pura melakukan sesuatu dan ikut berhenti, bahkan kemudian mengikuti sampai ke lift ini.Wajah Sonia memerah, tapi dengan cepat kembali pulih menjadi putih. Dia berkata dengan tenang, “Apa ini jalan menuju rumahmu? Jalan ini bisa dilalui oleh semua orang. Mengapa kamu bilang aku mengikutimu?”Mata pria itu memancarkan tatapan dingin. Dia mundur selangkah dan memberi isyarat agar Sonia masuk ke dalam lift.Sonia tersenyum sinis, “Lupakan saja, daripada kamu salah paham.”Setelah mengatakan itu, dia berbalik badan dan pergi naik tangga.Pintu lift menutup perlahan di belakang Sonia, sampai akhirnya menghalangi pandangan Reza yang menyipitkan matanya sambil memandangi wanita itu.Sonia takut bertemu dengan Reza lagi, jadi dia langsung
Reza menyuruh Robi menyelidiki wanita yang melompat keluar jendela hari itu, jadi Robi pun segera mengecek rekaman CCTV di Celestial HotelNamun anehnya, rekaman dari pukul tujuh sampai pukul sembilan tidak ada. Petugas keamanan di Celestial Hotel bahkan tidak dapat menjelaskan mengapa bisa begitu. Mereka hanya menduga bahwa internet mungkin sempat terputus pada waktu itu.Namun, Robi berhasil menemukan seseorang dari rekaman CCTV itu. Siska Dayanti.Siska Dayanti adalah seorang aktris yang tidak terlalu terkenal. Dia memiliki image yang polos dan lembut. Dia tidak pernah naik daun. Dari rekaman CCTV itu, bisa dilihat bahwa dia memasuki Celestial Hotel pada pukul 6:50 kemarin malam dan berjalan ke arah Paviliun Lotus. Setelah itu, rekaman CCTV-nya kosong untuk beberapa waktu, sehingga mereka tidak bisa melihat wanita itu pergi ke kamar yang mana.Pada pukul 9.05, manajer Siska muncul di lantai bawah Paviliun Lotus sambil memapahnya. Satu kaki Siska terkulai lemas dan ekspresinya kesaki
Baru saja duduk di tempat, Sonia pun menerima pesan dari Ranty.[ Sayang, sampai jumpa di Kota Jembara! ]Sonia mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget. “Ranty juga mau pulang?”Masih belum sebulan, seharusnya bulan madu Ranty masih belum berakhir!Reza membantu Sonia untuk memasang sabuk pengaman, lalu mengangguk. “Matias pernah bertanya sama aku kapan aku pulangnya? Selain itu, Jason dan Kelly juga akan kembali ke Kota Jembara hari ini.”Sonia samar-samar merasa ada yang aneh. Kenapa mereka semua memilih untuk pulang bersama hari ini?Reza bersalaman dengan tangan Sonia. Tatapannya kelihatan mendalam. “Aku juga sudah meminta Arkava Studio untuk mengeluarkan pernyataan atas namamu bahwa kamu pulang hari ini!”Sonia melebarkan matanya.Reza berkata dengan nada mendalam, “Kita selesaikan semuanya sekaligus, biar tidak tarik ulur!”Sonia memahami maksudnya. Ketika kepikiran dengan ucapan akhir Serigala sebelum meninggal, dia berkata dengan suara datar, “Anggota Keluarga Tama
Dulu, Kase masih memiliki sesuatu untuk diandalkan. Selama tinggal di sini, setiap harinya Kase akan pergi ke aula persembahan, duduk di sana menemani Suki dalam keheningan, berbicara tentang isi hatinya.Namun sekarang, bahkan tempat bersandar itu telah menghilang. Orang yang Kase cintai berada sedang berada di kejauhan, di sisi pria lain.Sonia berkata, “Tuhan mengatur segalanya seperti ini supaya kamu bisa segera melangkah maju. Jangan melawan kehendak-Nya. Carilah seorang gadis yang kamu sukai dan menikahlah.”Kase tersenyum menyindir. “Sepertinya semakin tidak mungkin lagi!”Sonia berkata dengan serius, “Coba kamu pikirkan, aku ini orangnya nggak seru, sama sekali bukan tipe yang kamu sukai. Jadi, usahakan untuk segera lupakan aku.”Kase berterus terang, “Aku suka kamu yang tidak seru.”Sonia terdiam membisu.Kase semakin tidak puas lagi. “Kalau orang itu mengecewakanmu, aku pasti akan pergi mencarimu. Kamu tunggu aku.”“Nggak akan!” balas Sonia dengan tegas, “Sudah seharusnya aku
Sonia menutup ponselnya dan menatap ke luar jendela. Sinar matahari yang cerah menyinari kastil kuno, memancarkan cahaya keemasan yang penuh semangat. Kastil itu berdiri megah dan khidmat, menciptakan perpaduan yang membangkitkan harapan dan keteguhan hati.Hal yang paling disesali Reviana pasti adalah telah melahirkannya!Sebenarnya tidak seharusnya Reviana membencinya. Jika dia tidak melahirkan Sonia, bagaimana mungkin dia bisa menukarnya dengan Stella, putri yang begitu menggemaskan, berbakat, dan membuatnya bangga?Putri kesayangan Reviana dia dapatkan dengan ditukar dengan Sonia!Raut wajah Sonia masih kelihatan sedikit pucat, tetapi matanya yang hitam pekat kelihatan jernih seperti bintang di langit malam. Dia menggenggam erat ponselnya.Sudah saatnya untuk kembali!…Sebelum pergi, Hallie dan Frida kemari untuk mengunjunginya. Sonia pun menyuruh Hallie untuk tinggal. “Apa rencanamu setelah pulang nanti?” tanya Sonia.Hallie menggeleng dengan galau. “Aku sudah putus hubungan sama
“Nggak!” Sonia tersenyum. “Jangan gugup!”Sonia membalas pesan Theresia.[ Hati-hati di jalan. ]Theresia membalas Sonia dengan sebuah senyuman.Sonia bertanya pada Reza, “Kapan kita berangkatnya?”Reza berkata, “Satu jam lagi. Kita akan naik pesawat dari Federasi Mali untuk kembali ke Kota Jembara.”Sonia memutar bola matanya. “Cederaku nggak serius lagi. Gimana kalau kita kembali ke Kota Atria untuk mengunjungi Kakek?”Reza membungkukkan tubuhnya untuk mencium pipi Sonia. “Tidak, Sayang. Kita mesti kembali ke Kota Jembara dulu.”Tiba-tiba Sonia kepikiran dengan berita dan komentar yang diperlihatkan Serigala. Waktu itu, Sonia tidak membaca dengan saksama, dia hanya melihat ada banyak orang yang menghujatnya di bagian kolom komentar. Kemudian karena kematian Serigala, dia juga tidak memiliki suasana hati untuk memperhatikan hal itu. Saat ini, dia baru bertanya dengan penasaran, “Terjadi masalah apa lagi?”Reza menatap matanya. “Sayang, hubungan kita mesti segera dipublikasikan!”Kedua
Saat menjelang pagi, Theresia pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Setelah selesai mandi, dia masih mengenakan pakaian yang telah dikoyak dengan perlahan, seolah-olah sedang mengenakan gaun termewah saja, bersiap-siap untuk menghadiri acara mewah.Yandi bersandar di atas ranjang, lalu menatap Theresia dengan datar. “Apa kamu yang bikin Theresia?”“Iya!” Theresia memalingkan kepalanya sembari tersenyum datar. “Apa enak untuk didengar?”“Kenapa mesti bermarga Bina?”“Aku dibesarkan olehmu. Tentu saja aku mesti mengikuti margamu!” balas Theresia dengan terus terang.Tatapan Yandi menjadi muram. Dia tidak berbicara lagi, lalu memejamkan matanya dengan perlahan.Setelah merapikan diri, Theresia membalikkan tubuhnya untuk melihat langit yang mulai terang. Kemudian, dia berkata dengan nada rendah, “Aku akan pergi setelah langit terang nanti! Nyawaku dibeli oleh Tuan Morgan. Kemudian, aku juga sudah mengabdi beberapa tahun kepadamu. Masalah kali ini ditambah lagi dengan masalah semala
Istri?Rina yang baru saja dipapah untuk berdiri itu semakin kaget lagi. “Kalian sudah menikah?”Sonia mengangguk dengan tersenyum tipis. “Iya, biar kuperkenalkan kepada Nona Rina, dia itu suamiku, namanya Reza Herdian!”Rina melirik Kase sekilas dengan sedikit canggung dan sedikit gembira. Dia pun tersenyum. “Ternyata begitu!”Kase menurunkan kelopak matanya sembari berkata dengan datar, “Semuanya sudah tiba. Ayo, kita mulai acaranya!”Kase tidak ingin Sonia berdiri terus.Setelah semua orang duduk di tempat, pelayan pun datang dengan menyajikan alkohol dan juga berbagai jenis sayuran.Rina membuka acara. Tadinya dia ingin memamerkan identitasnya untuk mengalahkan Sonia. Namun, ketika melihat pria beraura dingin di samping Sonia, ditambah lagi setelah mengetahui ternyata pria itu adalah suaminya Sonia, pemikiran untuk memamerkan identitasnya menjadi sirna.Theresia merasa gembira dengan Rina yang canggung itu, lalu semakin gembira lagi ketika melihat sosok muram Kase.Dia menurunkan n
Keluarga Loren memiliki garis keturunan yang sangat bagus. Rina sendiri sudah memiliki penampilan seperti tuan putri kecil yang anggun dan menawan. Dengan mengenakan gaun seperti itu, dia tampak semakin bersinar saja.Hallie berkata dengan takjub, “Cantik sekali!”Frida menatap Hallie yang polos. Dia lalu melihat ke luar jendela dengan ujung bibirnya melengkung ke atas.Rina mengangkat rok gaunnya berjalan kemari. Dia kelihatan arogan bagai seekor burung merak saja. “Selamat datang ke acara malamku!”Theresia tersenyum tipis. “Terima kasih atas jamuan hangat Nona Rina!”Rina mengangkat sedikit dagunya. “Di mana si Sonia? Apa dia masih belum datang? Apa dia lagi pilih gaun? Kalau nggak ada yang cocok, aku bisa kasih gaunku kepadanya!”Frida melirik Rina sekilas dengan tatapan tajam.Senyuman di wajah Theresia tidak berubah. Suaranya juga semakin lembut lagi. “Terima kasih atas niat baikmu, tapi nggak usah. Sonia nggak bisa pakai gaunmu. Dia nggak begitu pendek!”“Pftz!” Hallie yang bera
Sebelum Rina kemari, Sonia sudah memastikan identitasnya. Saat ini, Sonia berkata dengan suara datar, “Mengenai masalah ini, seharusnya kamu tanya dia saja!”“Sekarang aku lagi tanya kamu, kenapa kamu nggak mau hadiri acara malam?” Si wanita berkata dengan arogan, “Apa karena nggak berani?”Ekspresi Sonia masih kelihatan tenang. Dia berkata dengan lembut, “Aku lagi terluka, nggak boleh minum alkohol. Kalian main sendiri saja!”“Terluka apaan?” Rina kembali mengamati Sonia, lalu berkata dengan tersenyum dingin, “Kamu itu manja, berlagak lemah lembut. Kamu ingin Kase kasihan sama kamu, kemudian kamu bisa terus tinggal di kastil? Wanita Negara Cendania memang licik sekali, ya!”Kening Sonia berkerut ketika melihat Rina. Apa dia sendiri tidak sadar betapa konyol dirinya saat cemburu gara-gara Kase?Sonia berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Oke, aku akan ikut!”Kedua mata Rina langsung berkilauan. “Kalau begitu, sampai jumpa nanti malam. Aku akan menunggumu di acara malam nanti!”“Emm.” Son
Sonia berkata dengan syok, “Calon istrinya Kase?”“Iya!” Reza tersenyum tipis. “Aku sudah menolaknya!”Wanitanya Kase ingin mengadakan jamuan makan malam. Sepertinya dia telah mengetahui keberadaan Sonia. Jadi, dia ingin menunjukkan kekuasaannya dan memamerkan kepemilikannya!Menyuruh wanita itu bersaing memperebutkan perhatian dengan Sonia? Dia sama sekali tidak berkualifikasi!Sonia tidak tertarik terhadap calon istrinya Kase. Tentu saja bagus untuk menolak ajakan itu. Dia menatap langit malam indah di luar jendela, lalu memalingkan kepala untuk berdiskusi kepada Reza. “Aku ingin pergi melihat matahari terbenam. Sebentar saja!”“Apa lukamu masih sakit?” tanya Reza.“Nggak sakit lagi!” Sonia sama sekali tidak menganggap cedera itu.Reza mengambil pakaian untuk membungkus tubuh Sonia, kemudian menggendongnya ke luar balkon.Kemudian, Reza menurunkan Sonia di atas sofa. Reza duduk di sampingnya, lalu merangkulnya. “Lihatlah, setelah lihat, kamu kembali untuk rebahan!”Sonia memalingkan