Sonia merespons sambil tersenyum lembut, "Kalau begitu, aku ucapkan selamat lebih awal untuk kalian!"Mata Ranty berbinar-binar. Dia merangkul bahu Sonia sambil berujar, "Gimana kalau kamu dan Reza menikah bareng kami? Bayangkan saja kita menikah di hari yang sama, pasti seru banget!"Sonia terdiam sejenak, lalu membalas sambil tersenyum, "Nggak usah, biarkan hari itu sepenuhnya menjadi milikmu dan Kak Matias saja."Ranty tahu perasaan Sonia, jadi dia tidak mau memaksa. Dia hanya berujar, "Kalau nanti kamu nikah, aku juga akan menjadi pengapitmu!"Sonia menatapnya dengan mata jernih. Dia membalas, "Oke!"....Setelah berbaikan dengan Matias, Ranty terlihat cerah kembali seperti mendapatkan sinar di matanya. Kepribadiannya kembali ceria seperti dulu.Sonia sadar bahwa mereka pasti ingin menghabiskan waktu bersama karena baru saja berbaikan. Jadi setelah makan, Sonia pamit lebih awal.Tanpa memberi tahu Reza, Sonia langsung menuju Green Garden. Mobil Keluarga Atmojo yang mengantarnya pul
Saat Kelly dan Cervin tiba, hanya ada Gerald dan asistennya di ruangan. Gerald berdiri untuk menyapa Cervin, lalu sekilas melirik ke arah Kelly dengan sedikit rasa waspada.Kelly baru saja duduk ketika pintu ruang rapat terbuka. Herry berdiri di samping pintu dengan sikap hormat. Dia berujar, "Pak Jason, silakan masuk!"Semua orang di ruangan berdiri serentak. Gerald berucap sambil tersenyum lebar, "Selamat sore, Pak Jason dan Pak Howard!"Jason duduk di kursi utama tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Dia bahkan tidak melirik Kelly sedikit pun. Sebaliknya, Howard menyapa Kelly dengan santai, "Kelly, senang bertemu denganmu lagi!"Kelly menyapa sambil tersenyum, "Halo, Pak Howard!"Gerald duduk di kursinya dengan gelisah. Herry yang duduk di samping Jason pun berucap sambil tersenyum, "Selama ini, Pak Gerald dan Bu Kelly sudah menghentikan semua pekerjaan lain dan fokus sepenuhnya untuk membuat draf awal desain gedung.""Kami awalnya cuma mau menunjukkan hasilnya ke Pak Howard, tapi tid
Setelah selesai bicara, Kelly membawa desainnya kembali ke tempat duduk. Jason duduk dan berucap dengan nada datar, "Semua desainnya bagus. Aku dan Pak Howard akan meninjaunya lagi setelah ini."Herry membalas sambil tersenyum, "Ini baru draf awal dari kedua desainer. Kalau Pak Jason merasa ada yang kurang, jangan sungkan untuk memberi masukan. Bahkan kalau perlu dirombak total, kami siap melakukannya."Usai berbicara, senyumnya menjadi makin lebar. Herry bertanya, "Gimana kalau malam ini saja? Pak Jason, kamu sudah dua kali datang dan selalu saja ada urusan. Kami belum sempat menjamumu dengan baik.""Apa malam ini kamu punya waktu? Aku akan mengatur semuanya. Kita bisa duduk bersama untuk membahas desain sambil makan," ucap Herry.Howard menyetujui, "Boleh juga. Kebetulan Pak Jason tidak ada agenda lain malam ini!" Jason melirik Howard sekilas, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Herry sontak bersemangat. Dia memberi tahu, "Bagus sekali, aku akan segera memesan tempat di hotel."Howard m
"Lift sudah tiba, kamu pergi dulu saja. Sampai jumpa!" ucap Willie dengan nada akrab saat berpamitan dengan Kelly."Sampai jumpa besok!" balas Kelly sambil melambaikan tangan. Kemudian, dia mengikuti yang lain masuk ke dalam lift.Setelah keluar dari gedung kantor, Howard sengaja menunggu dan memanggil Kelly, "Kelly, naik mobilku saja!"Kelly menolak seraya menggeleng, "Nggak perlu, aku naik mobil Pak Cervin saja."Langkah Jason terhenti sebentar sebelum dia membuka pintu mobil dan masuk. Howard juga masuk ke dalam mobil.Saat melihat wajah Jason yang tegang, Howard berucap sambil tersenyum, "Kelly mungkin cuma ingin menjaga jarak agar tidak menimbulkan gosip. Jangan terlalu dipikirkan."Jason menatapnya sekilas dengan ekspresi datar, lalu membalas, "Menjaga jarak itu baik. Kamu juga jangan terlalu akrab dengannya kelak. Kalau kita akhirnya memilih desainnya, meskipun dia melakukannya dengan baik, orang bisa mengira itu karena ada hubungan istimewa di baliknya."Mendengar itu, Howard m
Howard tahu dia tidak bisa mencegah Jason untuk minum kali ini. Kalau tidak, dia pasti akan langsung diutus ke Cloudas malam ini juga.Kelly awalnya hanya berniat menyesap sedikit untuk menunjukkan sopan santun. Namun melihat Jason menenggak habis segelas penuh, dorongan tak terduga muncul di hatinya. Dia pun ikut menghabiskan seluruh gelasnya.Howard langsung tertawa. Tak lama kemudian, dia berujar, "Kelly, kamu terlalu menghargai Pak Jason!"Herry cepat-cepat menimpali, "Pak Howard pasti bercanda, justru Pak Jason yang menghargai Kelly!"Howard hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa. Wajah Kelly sontak memerah. Dia tidak berani melihat ke arah Jason. Dengan buru-buru, dia membawa gelasnya kembali ke tempat duduk.Melihat gelas kosong Jason, Herry menuangkan lagi minuman untuknya dengan hati-hati sambil berujar, "Dia baru mulai bekerja, mungkin masih kurang pengalaman. Harap Pak Jason jangan perhitungan dengannya."Howard berpikir dalam hati, Kelly sudah bekerja di Gunawan Group cukup
Kelly menerima pesan masuk. Dia mengeluarkan ponsel untuk melihatnya. Pesan itu dikirim oleh Howard. [ Kelly, aku ada urusan, aku pamit dulu, ya. Kamu bantu aku jaga Tuan Jason. ]Kelly terdiam membisu. Dia menggertakkan giginya sembari mengetik.[ Kamu sengaja, ‘kan? ]Howard menjelaskan.[ Bukan, serius bukan. Aku akan segera kembali. Kamu bantu aku sebentar! ]Kelly menarik napas dalam-dalam, lalu menurunkan ponselnya. Dia membawa segelas air kembali ke dalam kamar.Setelah memasuki kamar, Kelly melihat Jason masih sedang tidur. Dia meletakkan gelas air ke samping. Dia berencana menyelimuti Jason, lalu meninggalkannya.“Panas sekali!” Kening Jason berkerut. Dia mengangkat tangannya kembali mengesampingkan selimut.Kelly melihat sepertinya Jason sudah bangun. Dia kembali bertanya, “Apa kamu mau minum air?”Jason melebarkan sedikit matanya. Tatapannya tertuju pada diri Kelly. “Kelly?”“Emm!” Kelly mengangguk.Tiba-tiba Jason mengangkat tangannya untuk meraih pergelangan tangan Kelly,
“Nggak ada orang lain. Selamanya hanya ada kamu saja!” bisik Kelly. Dia menahan rasa sakit di hatinya, lalu berdiri meninggalkan tempat.Setibanya di lobi hotel, pikiran Kelly masih terasa kacau. Dia berjalan keluar dengan linglung. Pada saat ini, tiba-tiba ada yang memanggilnya. “Kelly!”Kelly memalingkan kepala untuk melihat ke arah datangnya suara. Dia menyadari orang itu adalah Cervin. Kelly merasa agak syok. “Kenapa Pak Cervin bisa ada di sini?”Cervin mengamati Kelly. “Apa kamu baik-baik saja?”Kali ini, Kelly baru mengerti ternyata Cervin khawatir dirinya akan ditindas. Jadi, setelah acara, dia pun tidak langsung pergi, terus menunggu Kelly di sini.Kelly sungguh terharu. “Aku baik-baik saja. Terima kasih, ya!”Cervin berkata, “Kamu baru saja bekerja. Pemikiranmu masih polos. Kalau kamu merasa tidak nyaman, kamu bisa menolak. Jangan bungkam saja! Seperti yang kamu lakukan dalam soal Pak Levis juga cukup bagus.”Kelly sungguh berterima kasih. “Aku mengerti maksudmu. Aku dan Tuan
Kelly tidak pernah berharap Jason akan menyukainya. Bahkan, Kelly juga tidak berani melakukan mimpi seperti itu.Ucapan Jason hari ini membuat Kelly sangat kaget. Kelly bahkan merasa lebih kaget dibandingkan saat Jason mengutarakan perasaannya waktu itu. Waktu itu, Kelly mengira Jason hanya merasa tidak terima lantaran ditolaknya. Itulah sebabnya Jason pantang menyerah. Namun hari ini, Kelly telah mendengar semua keluh kesah di hati Jason. Ternyata Jason merasa sengsara karena tidak berhasil mendapatkannya.Kelly memejamkan kedua matanya. Dia sungguh merasa bingung. Apa keputusan yang dia buat itu tepat? Seandainya Kelly menerima Jason, apa hubungan mereka akan berlangsung lama?…Keesokan harinya.Saat Jason bangun, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Dia duduk di atas ranjang sembari menatap sekeliling dan menekan-nekan alisnya. Sudah lama Jason tidak minum sebanyak ini.Ketika melihat kemeja kusut yang dikenakannya, Jason mengambil ponselnya untuk menghubungi Simon, menyur
Reza membalas, “Setelah aku menghancurkan bom kobalt, aku akan segera ke Istana Fers. Rayden sangat memahamimu. Jadi, kamu mesti memperhatikan keselamatanmu. Aku merasa dibandingkan dengan Tritop, dia lebih ingin menghadapimu.”“Aku mengerti!” Morgan pun tersenyum. “Hari ini adalah hari ulang tahun Sonia. Sudah malam, aku beri sisa waktu untuk kalian. Aku pamit dulu!” Kemudian, Morgan melihat ke sisi Sonia. “Selamat ulang tahun!”“Jaga dirimu. Jangan lupa dengan apa katamu. Kamu akan pulang bersamaku untuk mengunjungi Kakek!” Kening Sonia kelihatan berkerut.“Emm!” Morgan mengangguk dengan kuat, kemudian menepuk pundak Sonia. Dia berpamitan dengan Reza, lalu berbalik untuk meninggalkan tempat.Setelah sosok pria tinggi itu menghilang, Sonia menoleh menatap ke luar jendela. Dia melihat Morgan memasuki mobil, lalu meninggalkan vila.Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Jangan khawatir. Kamu mesti melindungi dirimu dalam misi besok.”Pelukan Reza sangat erat. Dia memejamkan matanya,
“Di mana?” tanya Morgan.Sonia mengambil selembar kertas di atas meja, lalu menggambar sketsa kasar peta Benua Delta. Setelah itu, dia mencocokkan posisi rasi bintang Biduk dengan peta, lalu berkata dengan suara rendah, “Seharusnya di sini lokasinya!”Namun, posisi dua bintang, titik Phecda dan Megrez sedikit bergeser. Dia tidak tahu apa artinya.Reza dan Morgan saling bertukar pandang. Mata mereka disipitkan. Suara juga terdengar dingin. “Besar sekali ambisi Tritop!”Ketujuh bom kobalt itu ditempatkan di perbatasan Hondura, Federasi Mali, dan Barkia. Sebagian besar area tersebut adalah kawasan tidak berpenghuni, tetapi ternyata Tritop diam-diam membangun pangkalan militer di sana.Empat bom ditempatkan di barat laut, kemudian pola berbelok, dengan tiga bom lainnya diletakkan di perbatasan dengan Federasi Mali.Morgan menatap posisi keempat bom kobalt di barat laut, lalu memeriksa kondisi geografis wilayah tersebut. Tetiba suaranya menjadi dingin dan berat. “Target Tritop bukan aku.”“
Morgan mengangguk. “Aku datang ke Istana Fers untuk menghancurkan virus penyakit itu. Selain itu, yang paling penting adalah untuk menyelidiki Rayden!”Mereka berdua duduk di sofa. Reza bertanya, “Apa Rayden kenal sama kalian? Apa dulu dia itu anggotamu?”Morgan mengangguk. “Aku juga curiga. Sebelumnya aku sudah menghabisi beberapa bawahannya. Semuanya ada hubungannya sama dia. Dia sangat mengenal orang-orang di sekelilingku, juga mengetahui beberapa rahasia di dalam organisasi. Jadi, keberadaannya cukup mengancam!”Reza tersenyum dingin. “Sudah pasti. Apa ada yang kamu curigai?”Morgan menggeleng. “Tidak ada. Anggotaku tidak akan mengkhianatiku, hanya ada beberapa orang yang sudah meninggalkan organisasi saja. Aku juga sudah menyelidiki mereka, tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriteria Rayden. Jadi, aku baru kepikiran untuk menyelidikinya sendiri. Entah siapa dia sebenarnya?”Kening Reza berkerut. “Aku semakin khawatir kalau dia menargetkan Sonia!”Morgan berkata, “Sementara ini
Reza tersenyum tipis. “Karena kamu adalah yang pertama kubawa ke sini. Tentu saja mereka beranggapan kamu itu istriku!”Langkah kaki Reza berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia. “Tidak peduli aku itu Tuan Reza atau Raja Bondala, kamu adalah satu-satunya!”Sonia menatapnya. “Apa dulu kamu nggak pernah suka wanita?”Reza terdiam membisu. Dia langsung menggendong Sonia, menelusuri ruang tamu yang megah dan penuh dengan seni, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu lapar? Kalau kamu tidak lapar, sekarang aku bisa buktikan kepadamu betapa aku menyukai wanita … wanitaku!”Sonia yang berada di dalam pelukan Reza membalikkan tubuhnya dengan lincah. Kedua kakinya melingkari pinggang Reza. Dia berkata dengan merangkul pundak Reza. “Kamu nggak usah buktikan. Cahaya matahari sebagus ini. Kita duduk di pekarangan saja.”Reza menatap pekarangan di luar jendela, lalu mengangguk. “Oke, hari ini kamu bebas melakukan apa pun. Aku akan mendengar semua keinginanmu!”Reza tidak menurunk
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k