Sikap Kelly sangat tegas. “Aku sudah bilang, aku nggak mau pergi!”“Kelly, kenapa kamu keras kepala sekali?” Herry yang merasa sakit kepala itu menghela napas. “Jujur saja, desainer level atas perusahaan kita juga bisa naik level dengan cara seperti ini. Beberapa tahun ini, dia menghasilkan uang yang cukup banyak. Dia bahkan bisa membeli dua rumah di Jembara. Hidupnya lebih nyaman daripada siapa pun. Apa kamu tidak ingin hidup seperti itu?”“Kamu memenuhi persyaratan itu. Kamu cantik dan putih. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk disukai Pak Levis!”Kelly berkata dengan tersenyum sinis, “Pak Herry, maaf aku tanya sebentar, kita itu lagi buka perusahaan arsitektur atau lagi buka klub malam?”Raut wajah Herry seketika menjadi muram. “Kelly, aku lagi ngomong baik-baik sama kamu. Kamu jangan tidak tahu diri!”Kelly membalas, “Aku nggak pantas untuk diajak ngomong baik-baik sama Pak Herry. Aku cuma ingin jadi desainer biasa saja. Aku nggak sanggup buat temani klien. Kalau kamu meras
Pada jam delapan malam, di sebuah hotel.Levis memesan sebuah kamar executive suite. Ketika melihat pintu kamar tidak ditutup rapat, dia tahu bahwa kemungkinan Kelly sudah tiba.Levis membuka pintu memasuki ruangan. Dia menutup pintu, lalu memanggil, “Kelly! Kelly!”Tidak ada balasan apa pun. Levis berjalan melewati ruang tamu menuju ke kamar. Baru saja memasuki ruangan, tiba-tiba terdengar suara banting kuat pintu. Ada tiga orang sedang berdiri di belakang pintu. Orang pertama adalah Kelly, sedangkan kedua orang lainnya tidak pernah dijumpai Levis. Hanya saja, wajah mereka sangatlah indah!Ekspresi genit di wajah Levis semakin kental saja. “Kelly, apa yang lagi kamu lakukan? Apa kamu mau ajak teman-temanmu untuk main bersama?”“Main kepalamu!” Ranty langsung menghantam kepala Levis dengan botol anggur. Botol anggur hancur berkeping-keping. Cairan alkohol berwarna merah darah mengalir dari atas kepala Levis.“Ahh!” Levis menutup kepalanya sembari menjerit kuat.Ranty menendang dada Lev
Hanya saja, hari ini Levis merasa difitnah! Dia tidak janjian dengan Sanny!Istrinya Levis juga tidak bersedia mendengar penjelasannya. Dia melihat Levis sedang berbaring di atas ranjang tanpa berbusana. Dia segera memanggil orang yang datang bersamanya, lalu menggebukinya bersama!Baru saja Levis digebuki, sekarang dia malah digebuki lagi!Di kamar seberang, Ranty berjalan keluar kamar dan kedengaran suara jerit minta ampun pria dari dalam kamar, dia hampir saja tertawa.Sonia berkata dengan suara datar, “Jangan dengar lagi! Ayo, kita pergi!”Ranty merangkul pundak Kelly, berjalan ke luar. “Seru sekali hari ini. Sudah lama aku nggak sepuas hari ini!”Kelly tersenyum. “Aku traktir kalian makan. Kalian mau makan apa?”Ranty membalas, “Aku mau makan barbeku!”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Dimasakin koki Nine Street Mansion lagi?”“Hari ini kita cari barbeku di pinggir jalan saja. Aku lagi gembira. Makan apa saja juga nggak masalah buat aku!” Ranty mengangkat-angkat alisnya. “Sekarang
Jason melihat Kelly sekilas, lalu mengangkat kepalanya untuk menepuk-nepuk wajah Kelly. Dia tidak berani menepuk terlalu keras, hanya menepuk dengan perlahan. Sentuhan lembut seketika membangkitkan memori di hati Jason. Tatapannya menjadi muram. Dia berkata dengan suara rendah, “Kelly, apa kamu bisa berdiri?”“Bisa,” gumam Kelly. Hanya saja, Kelly masih belum berdiri, dia masih memejamkan matanya dan bersandar di atas meja.Jason spontan menghela napas. Dia langsung menggendong Kelly, lalu membawanya keluar.Jason dan Reza sama-sama berjalan kemari. Mobil diparkirkan di luar sana. Dia menurunkan Kelly di bangku samping pengemudi. Kelly bersandar di atas bangku. Sepertinya Kelly merasa tidak nyaman, terus mengerutkan keningnya.Jason tanpa sadar juga ikut mengerutkan keningnya. Dia berkata dengan suara rendah, “Untuk apa minum sebanyak ini? Padahal kita sudah pisah, kamu masih saja bikin aku merasa tidak tenang!”Jason memasangkan sabuk pengaman, lalu melepaskan jas untuk menyelimuti pa
Tatapan Jason sangat lembut. Dia duduk di samping ranjang, lalu mengusap rambut halus Yana. Tatapannya kelihatan sangat lembut.Dari tadi Jason terus menatap Yana. Beberapa saat kemudian, dia menyimpan buku cerita di samping ranjang, lalu menutup lampu di atas nakas. Setelah itu, Jason baru meninggalkan kamar.Linda menunggu beberapa saat di ruang tamu. Ketika melihat Jason berjalan keluar, dia pun berdiri, lalu berkata, “Tuan Jason, sudah malam. Bagaimana kalau kamu nginap di sini saja?”“Tidak usah. Hari ini Kelly minum kebanyakan. Dia pasti akan sakit kepala besok. Besok kamu masakkan sup pereda mabuk untuknya,” pesan Jason.Linda berkata dengan tersenyum, “Aku akan jaga Kelly dengan baik!”Jason mengeluarkan ponselnya. “Sekarang Kelly agak sibuk. Terkadang dia juga akan lembur, jadi mohon bantuanmu untuk menjaga Yana dan juga Kelly. Aku akan transfer 200 juta untukmu sebagai bayarannya!”Linda melambaikan tangannya. “Gaji yang diberikan Kelly untukku sudah cukup tinggi. Kamu nggak
“Ah?” Linda terdiam sesaat, lalu bergumam, “Iya, Sonia!”Kelly mengangguk, kemudian mengajak Linda untuk makan bersama.Setelah selesai makan, Kelly mengirim pesan kepada Sonia. [ Semalam aku dan Ranty minum kebanyakan. Kamu yang bayar, ya? Berapa? Biar aku transfer kamu. Semalam aku janji mau traktiran! ]Sonia membalas dengan cepat.[ Bukan aku, seharusnya Kak Jason. ]Kelly tertegun sejenak ketika membaca pesan itu.[ Semalam … dia juga datang? ][ Emm, dia datang bersama Reza. ]Tadinya Kelly ingin menghubungi Jason untuk bertanya berapa tagihan makan semalam. Namun setelah dipikir-pikir, dia pun mengurungkan niatnya.Selesai makan, Kelly berangkat kerja. Dia menaiki kereta bawah tanah seperti biasanya. Hanya saja, dia tidak kelihatan bersemangat seperti biasanya lagi. Mungkin, ini adalah hari terakhir Kelly bekerja di perusahaan.Setelah memasuki perusahaan dan duduk di depan meja kerja, Kelly semakin tidak tega lagi. Dia sangat menyukai pekerjaannya. Semua desainer di perusahaan
Sebelum Herry memecatnya nanti, Kelly berniat melemparkan surat pengunduran diri ke arah pria itu lebih dulu, lalu mengatakan bahwa dia ingin mengundurkan diri. Dengan tekad bulat, Kelly pun mengetuk pintu."Masuk!" Terdengar suara Herry dari dalam.Kelly membuka pintu dan berjalan masuk. Pandangannya langsung tertuju pada Levis. Masih ada bekas luka di wajahnya dan tatapannya terlihat muram. Hanya saja ketika melihat Kelly, dia segera menunduk."Kelly, masuklah!" ucap Herry dengan nada ramah dan penuh kehangatan.Kelly terkejut dengan sikap Herry yang tiba-tiba berubah. Dia berjalan masuk, lalu melihat seorang pria duduk di sofa.Hari ini, Jason tidak mengenakan setelan. Sebaliknya, dia mengenakan sweter tipis berwarna abu-abu muda dengan kerah tajam. Pakaian itu membuatnya terlihat lebih elegan dan berwibawa, seperti seorang pangeran dari lukisan."Kelly, duduklah!" ucap Herry sambil menuangkan segelas air untuknya. Kemudian, dia memperkenalkan Jason dengan berujar, "Ini Pak Jason. A
Kelly akhirnya berucap, "Makasih, Pak Jason!" Kalau dia masih berpikir kemunculan Jason di sini adalah kebetulan, itu artinya dia sengaja menutup mata.Wajah tampan Jason menampilkan senyuman samar. Dia membalas, "Kamu sudah bilang itu tadi."Kelly berujar pelan sambil menunduk, "Sebenarnya hari ini aku berniat untuk mengajukan pengunduran diri."Jason menatap wajah Kelly yang polos dari samping, lalu berbicara dengan lembut, "Jangan salah paham. Menurutku, sayang sekali kalau kamu mengundurkan diri begini.""Orang berengsek seperti Levis cukup dikasih pelajaran saja. Tidak perlu sampai mengorbankan pekerjaan yang kamu cintai karena dia," tambah Jason.Hati Kelly sedikit tersentuh. Dia membalas sambil mengangguk, "Bagaimanapun, aku benar-benar berterima kasih padamu.""Kalau mau berterima kasih, buatlah desain sebaik mungkin. Aku akan menantikannya," respons Jason seraya tersenyum."Aku pasti akan berusaha keras!" balas Kelly.Jason menimpali, "Tapi, jangan terlalu memaksakan diri. Seb
Ketika pria yang berada di dalam mobil melihat Sonia keluar toilet dalam keadaan baik-baik saja, dia pun mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget.Sonia kembali ke swalayan untuk membeli sebotol air soda lagi. Kemudian, dia duduk di bawah tenda sembari menyantap kue yang dibelinya tadi.Wanita itu juga sudah merapikan pakaiannya, lalu berjalan keluar toilet. Dia duduk di hadapan Sonia, lalu bertanya, “Kamu juga dari Negara Cendania?”Sonia berkata, “Iya!”“Namaku Hallie.” Si wanita memperkenalkan diri, lalu bertanya dengan penasaran, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Sonia mengangkat tangannya, lalu membersihkan sisa serpihan roti di bibirnya. Nada bicaranya sangat datar. “Aku lagi cari orang!”Hallie merasa sangat kaget. “Aku juga datang buat cari orang. Aku cari kekasihku. Setengah tahun lalu, temannya bawa dia untuk cari uang di sini. Sudah satu bulan aku nggak ada kabarnya, makanya aku ke sini. Bagaimana denganmu?”Sonia tidak menjawab, dia hanya berkata, “Nggak seharusny
Istri dari pemilik toko sedang memukul lalat. Wanita itu berkulit putih dengan rambut keriting. Sonia memasukkan beberapa kue, biskuit, dan sebotol air soda ke dalam keranjang.Saat Sonia sedang memilih barang, para pria yang berada di luar mulai mengerumuni wanita itu.“Hai, wanita cantik!”“Cantik, kamu mau ke mana?”“Gimana kalau kita ke hotel?”“Kita bercinta dulu?”…Tatapan para pria tertuju pada tubuh si wanita. Semuanya menunjukkan senyuman nakal. Wanita itu merasa syok spontan berdiri, lalu membawa tasnya hendak berjalan pergi.Namun, para pria itu tidak melepaskannya, kembali mengejarnya. Kemudian, dia mengepung wanita itu di tengah. Mereka bukan hanya menggoda si wanita saja, bahkan mulai menyentuh si wanita.Si wanita mengayunkan tas di tangan sembari menjerit, “Aku nggak kenal sama kalian. Awas!”“Pacarku akan segera sampai!”“Aku lapor polisi, nih!”Saat wanita itu sedang meronta dari sekelompok pria, tiba-tiba dadanya diserang seseorang. Si wanita langsung menjerit dan m
Seekor beruang tinggi berdiri di tempat. Kedua matanya tertuju pada diri Sonia.Sonia berdiri dengan perlahan sembari menggenggam erat pisau di tangan. Dia bertatapan dengan beruang itu. Asalkan beruang itu tidak memprovokasinya, dia pasti tidak akan melukai si beruang.Sepertinya beruang juga merasa Sonia tidak menyimpan niat buruk. Ia pun menjerit, lalu duduk di tempat. Sonia juga ikut duduk.Di dalam kegelapan, kedua pasang mata saling bertatapan.Tatapan beruang terus tertuju pada diri Sonia. Sepertinya ia kelihatan tidak senang, tapi ia juga tidak menyerang.Sonia merasa ada yang aneh. Terlintas sebuah pemikiran di benaknya, sepertinya dia memahami sesuatu. Sonia menunjuk ke sisi jerami, lalu bertanya, “Ini tempatmu?”Kemudian, Sonia melanjutkan, “Apa kamu bisa mengerti bahasaku? Kalau kamu nggak mengerti, aku bisa ngomong dengan bahasa lokalmu.”Sepertinya si beruang mengerti. Ia langsung bersin-bersin, seolah-olah sedang mengatakan, ‘Akhirnya kamu sadar juga!’Sonia sungguh keha
Sonia melakukan serangan kuat ke alat vital orang itu. Sepuluh menit kemudian, sekelompok orang yang menghalangi Sonia sudah tidak bisa berdiri dengan tegak lagi.Saat ini, Sonia melepaskan kacamatanya, lalu menginjak orang-orang itu. Ketika melewati pria yang ditusuknya dengan jarum, Sonia menyadari pria itu sudah kehilangan kesadarannya. Dia membungkukkan tubuhnya untuk mencabut jarum itu, lalu mengelap tangannya di atas pakaian si pria. Tatapan Sonia kembali tertuju pada jarum tajam itu, Sonia pun menunjukkan ekspresi tersenyum menyeringai.Ban mobil balap sudah bocor. Sonia menemukan sebuah mobil yang masih bisa digunakan di antara dua mobil lainnya. Dia melompat masuk ke mobil, lalu mengendarai mobil dengan melindas beberapa orang tersebut. Dalam sekejap, mobilnya menghilang tanpa jejak.Jalan raya membentang tanpa batas. Tidak terlihat satu pun motel di sekitarnya.Saat siang hari, Sonia menghentikan mobil di pinggir jalan, mengambil sepotong roti dari tasnya untuk makan siang. S
Dua orang pria di belakang menatap Sonia lekat-lekat. Si pria berkulit putih menjilat bibirnya dengan ujung lidahnya. Dia masih belum melepaskan tangannya, malah mengelus leher Sonia. “Cewek cantik, kamu tidak usah bayar ongkos perjalananmu. Kamu cukup temani kami saja, ya?”Nada bicara Sonia sangat dingin. “Aku ulangi sekali lagi. Lepaskan tanganmu!”Si pria berkulit putih mengeluarkan raut wajah licik. Tiba-tiba muncul sebatang jarum di telapak tangannya. Dia langsung menusukkan jarum ke pundak Sonia.Saat jarum tajam itu hampir mengenai kulit Sonia. Tiba-tiba Sonia membalikkan tubuhnya, kemudian meraih pergelangan tangan si pria. Si pria spontan merasa kaget. Tetiba terdengar suara keretekan keras. Disusul, pergelangan tangan pria itu langsung patah. Dia ditarik Sonia, lalu dibuang ke luar mobil.“Ahh!” jerit si pria berkulit putih. Dia jatuh menghantam jalan raya, lalu bergulir beberapa kali.Ekspresi mereka berdua langsung berubah. Pengemudi menginjak rem dengan kuat, menyebabkan
Sonia menopang dagu dengan satu tangannya. “Kakek takut aku kedinginan. Dia buka penghangat di dalam rumah. Jadi, aku kepanasan, lebih enakan di luar.”Mereka berbincang-bincang sejenak. Sonia memberi tahu Reza bahwa Jemmy mencarinya. Dia pun mengakhiri panggilan.Reza mengesampingkan ponselnya untuk pergi membasuh tubuh. Saat melepaskan pakaiannya, dia mengambil ponselnya untuk melihat cuaca di Kota Atria. Sekarang memang sedang hujan. Reza pun tersenyum, lalu menutup layar ponselnya. Dia berjalan ke dalam kamar mandi.Keesokan harinya.Saat Sonia berjalan keluar bandara Hondura, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Matahari terik sudah menggantung di atas langit. Baru saja Sonia keluar bandara, rasa pengap pun menyerang dirinya. Perbedaan cuaca di Hondura dan Atria berbeda drastis. Sonia menurunkan topinya, lalu berjalan keluar bandara dengan perlahan. Dia berjalan ke sisi pangkalan taksi di pinggir jalan, kemudian bertanya-tanya dengan bahasa asing.Sopir melambaikan tangannya. “
“Tenang saja!” balas Sonia dengan tenang.Jemmy mengambilkan sayuran untuk Sonia. “Jangan ungkit masalah dia lagi. Meski tidak ada dia, aku juga akan melewatkan Tahun Baru dengan sangat gembira. Dia hanya perlu jaga dirinya dengan baik saja.”Sonia tidak berbicara lagi. Dia menyantap sayuran yang diambil Jemmy, lalu memuji dengan berlagak santai, “Enak! Masakan koki semakin enak saja?”“Oh, ya?” Jemmy tersenyum. “Dia tahu makanan kesukaanmu. Bisa jadi dia diam-diam belajar demi kamu!”“Kalau begitu, Kakek mesti kasih bonus yang lebih banyak buat dia!”“Baik! Baik!”Mereka berdua makan sembari mengobrol santai. Makan siang sangatlah menyenangkan.Selesai makan, Sonia menemani Jemmy untuk minum teh. Setelah itu, dia kembali ke kamar untuk membereskan barang bawaannya. Dia meletakkan tablet yang diberikan Frida di atas meja baca, lalu berpamitan dengan Jemmy.Saat keluar kamar, Indra sedang menunggu di depan pintu. Dia berpesan, “Nona, cuaca sangat dingin. Kamu mesti berpakaian lebih teba
Malam harinya, Reza melakukan panggilan video dengan Sonia.Tadi baru saja turun hujan lebat di Kota Atria. Selesai makan malam, Sonia menemani Jemmy untuk mengobrol di dekat api unggun. Saat Sonia sedang berjalan kembali ke rumah, dia pun menerima panggilan video dari Reza.Reza baru saja menyelesaikan mandinya keluar dari kamar mandi. Ketika melihat mantel yang dikenakan Sonia di dalam layar, keningnya seketika berkerut. Dia pun berkata, “Sepertinya kita tidak berada di satu dimensi saja.”Sonia tertegun sejenak, lalu memahaminya. Dia mengusap bordiran di mantelnya, kemudian berkata dengan tersenyum hangat, “Setiap tahunnya Kakek akan bikinin beberapa potong mantel buat aku. Katanya buat hangatin badan.”“Kalau begitu, tiap tahun aku juga akan buatkan mantel buat kamu!” ujar Reza.Sonia tersenyum. Saat melihat latar di belakang Reza adalah Imperial Garden, Sonia mengernyitkan keningnya. “Bukannya aku suruh kamu tinggal di Kediaman Keluarga Herdian?”“Ada aromamu di sini.” Reza tersen
Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m