Alunan lagu romantis berkumandang di dalam aula. Pintu aula dibuka. Mempelai wanita yang mengenakan gaun pengantin putih berjalan masuk ke dalam ruangan dengan digandeng oleh sang ayah. Dua anak pengiring pengantin berjalan di depan mempelai wanita. Mereka masing-masing membawa sebuah keranjang bunga dan tak berhenti menaburkan kelopak bunga.Yana memalingkan kepala untuk menatapnya. Dia sungguh iri dengan kedua bocah kecil itu.Kelly memangku Yana sembari tersenyum padanya. “Setelah acara berakhir, Ibu akan beliin kamu keranjang bunga.”Kali ini, Yana baru tersenyum dengan gembira.Kenzo menggandeng tangan Wilona yang diserahkan oleh ayahnya, lalu berjalan mengarungi jalan yang ditaburi kelopak bunga segar.Semua orang bersorak. Suasana di dalam aula seketika menjadi semakin ramai.Kelly menatap pasangan baru itu dengan perasaan kalut. Akhirnya abangnya telah menikah. Tetiba ada sesosok bayangan di hadapan Kelly. Kelly memalingkan kepala, lalu tampak Jason sedang duduk di sampingnya.
Jantung Kelly tak berhenti berdegup. Jason seolah-olah memiliki kekuatan magis saja. Senyumannya bisa menaklukkan semua wanita yang dia sukai.Tatapan Kelly seketika menjadi buram. Dia berkata dengan suara rendah, “Apa kamu selalu bersikap selembut ini terhadap semua wanita?”Senyuman di wajah Jason terkaku. Dia spontan menjadi kesal dengan Kelly yang merusak suasana itu. Setelah itu, dia melirik Kelly dengan risi, lalu memalingkan kepalanya melihat sepasang mempelai di atas pentas.Ujung bibir Kelly melengkung ke atas. Dia sedang mentertawakan dirinya dan juga sedang mentertawakan Jason. Lesung pipinya samar-samar terlihat sangat indah. Dia juga melihat ke atas pentas dan tidak berbicara lagi.Tangan kedua orang tidak dilepaskan dari tadi.Kedua mempelai menukar cincin nikah, lalu menjalankan prosedur pernikahan. Pengantin mengambil foto bersama teman-temannya di pekarangan. Acara resepsi pun resmi dimulai.Setelah resepsi pernikahan selesai, Jason diarahkan ke ruang VIP. Jason tahu K
“Apa yang terjadi?” tanya bibinya Wilona dengan penasaran.Hillary berkata dengan tersenyum sinis, “Memangnya apa yang bisa terjadi? Pemikiran anak perempuan zaman sekarang sangat terbuka!”Ariani yang duduk di samping juga hanya mendengar. Dia tidak membantu Kelly untuk menjelaskan, melainkan menunjukkan ekspresi malu. “Selama ini abangku tidak ada di sisi mereka. Jadi, kakak iparku tidak sanggup untuk mengurusnya. Dia pun melakukan kesalahan.”Bibinya Wilona kembali bertanya, “Sebenarnya apa pekerjaan ayahnya Kenzo? Kenapa dia malah tidak pulang di saat pernikahan anaknya sendiri!”“Dia … dia ….” Ariani menjelaskan seperti yang sudah didiskusikan dengan Sandora sebelumnya. “Dia tinggal di luar negeri. Dia ketinggalan pesawat. Jadi, dia baru bisa pulang sekitar dua hari lagi.”Sebelumnya Hillary memang pernah mendengar dari anggota keluarganya Kenzo. Dia juga tidak bertanya lagi, lalu mengalihkan topik pembicaraan ke diri Kelly. “Dia masih belum menikah, tapi malah memiliki anak. Apa-
Sonia berdiri di samping Ranty. Dia spontan ingin tersenyum. Mulut Ranty ini memang setajam silet!Raut wajah Ariani sangat muram. Baru saja dia hendak berulah, tetiba Ranty mengeluarkan beberapa utas kalung emas dari tas edisi terbatasnya.Kalung itu terbuat dari emas murni!Semua orang spontan terbengong.Ranty berkata dengan tersenyum, “Kakaknya Kelly menikah hari ini. Aku dan Sonia, sebagai teman terbaik Kelly, juga nggak persiapkan apa-apa. Kami hanya persiapkan hadiah kecil untuk keluarganya Kak Wilona. Aku harap kalian nggak keberatan!”Sambil berbicara, Ranty meletakkan sepuluh utas kalung emas di atas meja. Dia berkata dengan tersenyum, “Semuanya silakan ambil sendiri!”Mata semua orang spontan berkilauan. Kalung itu benar-benar terbuat dari emas murni. Berat setiap kalung setidaknya 30 gram. Boleh dikatakan yang ada di hadapan mereka bukanlah kalung, melainkan adalah uang.Hillary dan sanak saudaranya juga tidak bisa menahan diri mereka lagi. Mereka segera mengulurkan tangan
Kelly menggeleng dengan tersenyum. “Aku tahu dia lagi di Augrila, makanya aku nggak beri tahu dia. Kamu kembalikan saja amplop ini kepadanya.”“Ambil saja, buat Kak Kenzo. Ini misiku darinya. Kalau nggak, nanti dia bilang aku nggak becus.” Sonia tersenyum, lalu memaksa Kelly menerima amplop itu.Uang senilai 200 juta itu sangatlah berat, begitu pula dengan hati Kelly. Dia terpaksa tersenyum. “Terima kasih. Terima kasih, semuanya!”“Ayo, aku ingin minum!” Ranty merangkul pundak Kelly. “Di mana anakku? Di mana Yana? Bukannya dia jadi flower girl hari ini? Apa dia pakai gaun pembelianku? Di mana dia? Aku ingin melihatnya.”Kelly membawa mereka ke tempat duduk.…Setelah mereka pergi, tidak ada yang berbicara sama sekali. Beberapa saat kemudian, Ariani baru tersenyum sinis. “Lagi sandiwara?”Clara menarik-narik ujung lengan pakaian Ariani, lalu berbisik, “Ibu, kamu jangan sembarangan bicara. Dia itu anaknya Keluarga Atmojo. Aku pernah melihat fotonya di internet.”Jika Ranty dendam dengan
“Di mana Yana?” Ranty melihat ke sisi halaman. Dia melihat ada banyak anak-anak sedang bermain di sana, tetapi dia tidak bisa menemukan Yana.“Jason datang. Dia lagi sama Yana,” balas Kelly.Ranty mengangkat-angkat alisnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Ternyata ada yang datang untuk melindungimu. Sia-sia aku dan Sonia merasa panik!”Kelly berkata, “Aku lebih berharap dia nggak datang. Dia benar-benar sudah mendatangkan kerepotan bagiku. Aku juga nggak berharap berutang budi lagi sama dia.”Kedua mata Ranty berkilauan. “Apa yang terjadi?”Kelly menceritakan apa yang terjadi setelah kedatangan Jason.Ranty mengejapkan matanya. “Kelly, aku merasa seharusnya Jason benar-benar suka sama kamu!”Kelly segera membalas, “Dia hanya kasihan sama Yana.”Ranty menggeleng dengan tersenyum. “Dia nggak tahu hubungannya dengan Yana. Bagi dia, Yana itu cuma anakmu saja. Kenapa dia bisa sayang sama Yana? Bukannya gara-gara kamu? Kamu itu anaknya pintar. Kamu jangan berlagak bodoh.”Kali ini, Kelly ter
Jason tahu wakil manajer ingin menjilatnya, makanya dia baru sengaja berbicara berlebihan. Namun, Jason tetap merasa gembira. Perasaannya juga mengatakan Yana sungguh mirip dengannya.Ketika yang lain menyadari Jason sangat gembira, wakil manajer pun tak berhenti memuji Yana.Yana juga tidak memedulikan ucapan orang dewasa. Dia hanya fokus menyantap makanan lezatnya saja.Saat semua orang sedang berbincang-bincang, pengantin datang untuk bersulang.Begitu Kenzo memasuki ruangan, tampak Yana sedang duduk di atas pangkuan Jason. Dia pun merasa syok, lekas pergi menggendong Yana. “Pak Jason, kenapa malah kamu yang menjaga Yana?”Yana menjerit dengan girang, “Paman!”Semua orang melihat ke sisi Kenzo, lalu melihat ke sisi Jason dengan bengong.Jason berkata, “Tidak apa-apa, Yana suka bersama denganku.”Yana menarik jas Jason, lalu berkata, “Aku sangat patuh selama bersama Ayah. Aku nggak bandel.”Jason memberi isyarat mata kepada Kenzo, lalu berkata dengan datar, “Kamu cukup jaga istrimu s
Wilona berkata dengan tersenyum, “Bisa demi apa lagi coba? Tentu saja karena suka sama adikmu! Bisa jadi, Yana memang adalah anak adikmu sama Pak Jason.”“Tidak mungkin!” Kenzo langsung menyangkal.Fokus Wilona malah tidak berada di sini. Dia lalu berkata dengan sedikit kesal, “Kenapa kamu nggak beri tahu aku hubungan adikmu dengan Pak Jason?”Seandainya Wilona mengetahuinya, dia pasti tidak akan membatalkan Yana untuk menjadi flower girl. Wilona malah akan merasa sangat terpandang, apalagi di hadapan karyawan Gunawan Group!“Setahuku, Kelly dan Pak Jason itu hanya berteman saja. Yana benar-benar tidak ada hubungannya dengan Jason. Yana dilahirkan Kelly sewaktu di luar negeri. Mungkin Pak Jason lagi membantu kita. Kamu jangan berpikir kebanyakan dan jangan sembarangan bicara!” pesan Kenzo.Kedua mata Wilona berkilauan. Dia hanya mengiakan Kenzo saja. Masih ada banyak tamu yang menunggu untuk dijamu. Mereka berdua tidak mengungkit masalah itu lagi dan lanjut menyibukkan diri.…Resepsi
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, “Juno, kapan kamu pulangnya?”Juno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.“Kenapa malah nggak hiraukan aku?” Rose mengejarnya. “Apa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!”Langkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.“Kenapa, sih!” Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, “Jangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?”Bola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. “Aku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, ‘kan?”“Aku malah mau tularin ke kamu!” Rose membelalakinya. “Biar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!”Juno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. “Apa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m