Zircon menghampiri pasukan yang menjadi tanggung jawabnya, sejumlah lima puluh prajurit Gear. Dia mengecek perlengkapan mereka, persenjataan, serta melakukan breafing singkat tentang formasi tempur dan prioritas misi spesifik bagi kompi mereka nanti. Setelah semua komando selesai, Zircon membubarkan barisan pasukan itu. Kemudian mengajak mereka bergabung ke tempat Diamond dan seluruh pasukan lainnya berkumpul. Betapa heran dan tercengangnya Zircon saat melihat situasi di sana, Diamond dan Letnan Goldy malah sedang bermain “tikus dan kucing”. Dia melihat beberapa prajurit membentuk lingkaran untuk memisahkan mereka berdua. Diamond menjadi kucing di luar lingkaran, berusaha menerobos masuk dan menangkap Goldy sang tikus yang terlindung di dalam lingkaran. Prajurit-prajurit yang tidak ikut bermain menonton mereka. Duduk membentuk mengelilingi para lakon permainan, dengan tertawa terbahak-bahak, bersorak dan berepuk tangan geli. Sangat terhibur melihat tingkah Diamond dan Goldy kejar-ke
“Sersan Zircon!” Letnan Goldy muncul di layar komputer Gear Zircon saat dia sedang seru-serunya beradu pedang melawan salah seorang pimpinan musuh. Peluru senapan yang menjadi senjata utama Zircon sudah lama habis, dan sudah lama dia buang senapan tanpa peluru itu agar tidak menggangu pergerakan Gearnya.Zircon tidak menjawab kepada sang Letnan. Sehingga Goldy lanjut berkata. “Sudah terlalu lama Kolonel Diamond pergi menyusup sendirian. Saya sedikit khawatir akan keadaan beliau.""Apakah anda tidak keberatan untuk mengecek keadaan Kolonel Diamond?” pinta Goldy setengah memohon."Apa anda sudah coba menghubunginya, Letnan Goldy?" Zircon mengingatkan Goldy akan prosedur. Bahwa tidak seharusnya mereka melawan perintah dan strategi yang telah ditetapkan oleh pimpinan sebelum dimulainya misi.'Tadi Diamond sudah memperingatkan aku untuk membantu pasukan bertahan. Jadi dia pasti akan marah jika aku menghiraukan perintah itu.'"Saya tidak bisa menghubungi Kolonel, bahkan juga tidak bisa menja
“Zircon?! … Sedang apa kau disini?” Tanya Diamond di sela-sela napasnya yang tidak teratur. Dia menyabetkan pedang di tangannya kepada setiap musuh yang menghadang di hadapannya."Yo!" Zircon menjawab singkat. Sibuk beradu pedang dengan dua orang prajurit musuh yang langsunh menyerangnya sekaligus."Kenapa kau ada di sini?" Diamond kembali bertanya. Namun Zircon enggan menjawab pertanyaan yang sudah jelas jawabannya itu.“Jawab aku! Kenapa kau tinggalkan pasukanmu, haah?” Diamond lanjut bertanya dengan semakin emosi.Namun dia tidak meneruskan ucapan karena harus menghindari tembakan salah seorang prajurit musuh. Setelah berhasil menghindari beberapa tembakan, Diamond mendekati si penembak dengan kecepatan kilat. Tanpa keraguan sedikitpun dia menghunus pedangnya yang tajam ke bagian dada dan membunuh penembak itu.“Letnan Goldy yang memintaku kemari, dia khawatir akan keadaanmu …” Zircon menjawab sambil menembakkan tenaga dalam. Chi 'wind slash' yang mampu menumbangkan dua musuh sekali
“Diamond! Diamond!!” Dengan panik Zircon memanggil nama dan menepuk ringan wajah sahabatnya.Tidak ada jawaban dari Diamond, dia sudah sangat lemah dan tak sadarkan diri. Darah terus saja mengalir deras dari luka-lukanya, membuat rona wajahnya semakin memucat, suhu tubuhnya mendingin serta napasnya melambat.“DIAMOND! Bertahanlah! Kamu tidak boleh mati!” Dalam kepanikan luar biasa Zircon mencoba mengalirkan tenaga dalamnya. 'Chi heal' pada tubuh Diamond, walaupun dia tahu tidak akan banyak membantu. Karena Zircon adalah tipe petarung murni, bukan penyembuh.Sebagai seorang prajurit Zircon tahu bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi perdarahan. Dia mencari dan menotok pembuluh darah Diamond. Untuk menghentikan aliran darah sehingga perdarahannya ikut terhenti."Kita harus secepatnya pergi dari sini." Zircon meraih tubuh Diamond dan menggendongnya. Ingin secepatnya membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.Zircon kemudian teringat bahwa mereka
Keadaan rumah sakit pusat benar-benar gempar saat ini. Setelah mendapat laporan dari Zircon tentang musibah yang menimpa Diamond, ruang operasi langsung disiapkan. Peralatan-peralatan medis super canggih disediakan, dokter-dokter bedah terhebat dan perawatan terhebat dari seluruh kerajaan juga dikumpulkan.Sebenarnya Amethys masuk hitungan sebagai dokter perawatan terbaik, akan tetapi mengingat dia mempunyai perasaan khusus kepada Diamond, terlalu beresiko untuk mengikut sertakan dia dalam operasi nanti. Lift tabung berfungsi untuk membawa pasien ke kamar operasi pun sudah stand by di pintu masuk rumah sakit. Beberapa dokter dan suster juga sudah siap siaga menanti di sana menunggu kedatangan Phoenix dan Fenrir."Kau benar-benar luar biasa, Diamond. Lihat saja berapa banyak orang yang datang ke sini karena mengkhawatirkan kamu." Gumam Opal sambil mengamati suasana di ruang tunggu khusus royal class.Hampir semua anggota kerajaan hadir si sana. Mulai dari Paduka ratu, pangeran Jasper,
Saat Zircon memasuki ruang tunggu royal class, semua mata langsung terarah kepadanya. Memberikan tatapan yang begitu menusuk seakan menuntut penjelasan lengkap, bahkan menyalahkan atas kejadian yang telah terjadi, atas musibah yang menimpa Diamond.'Yah, memang benar aku salah. Diamond celaka juga karena kecerobohanku.'Hanya Garnet, ibunya yang menyambut kedatangan Zircon dengan ramah. Beliau memeluk tubuhnya ringan, mencium kening, memeriksa keadaan sang putra yang baru pulang berperang dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setelah yakin bahwa Zircon baik-baik saja, Garnet menuntunnya duduk di sebuah sofa. Sofa yang bagaikan kursi terpidana di hadapan ayah, paman-paman dan para mentri lain yang berwajah tegang.Zircon terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Suasana ruangan menjadi sepi mencekam, karena tak ada yang sanggup membuka suara Jika saja bukan karena kewajiban dan rasa tanggung jawab sebagai prajurit, Zircon pasti sudah pergi, pulang ke rumahnya untuk beristirahat sebentar.
“Diamond tak akan mati kan Zirc?” Zircon kaget sekali demi mendengar suara kalem yang menyapanya. Tanpa dia sadari masih ada orang lain yang tinggal di ruang tunggu selain dirinya, Amethys.Gadis itu terlihat murung dan sangat bersedih. Selama menghadiri pertemuan di ruangan ini, Zircon sama sekali tidak melihatnya meneteskan air mata. Padahal tadi? Mungkin Amethys tak ingin terlihat lemah di hadapan semua orang. Semua orang yang menganggapnya sebagai wanita sempurna tanpa celah. “Diamond tidak akan mati kan, Zirc?” Amethys mengulangi pertanyaan. 'Aku harus menjawab apa coba?' Zircon jadi kebingungan sendiri untuk menjawab. Sebenarnya ingin sekali Zircon menjawab bahwa Diamond pasti sembuh. Tapi buat apa? Amethys adalah seorang dokter, tentu dia lebih tahu betapa parahnya keadaan Diamond saat ini. “Tentu saja,” jawab Zircon akhirnya. Sebagai ganti menanggapi jawaban itu, Amethys mendekatkan tubuhnya kepada Zircon. Dia mengambil duduk tepat disebelah pemuda itu, menatap tajam se
Wajah Diamond terlihat sangat pucat walau dia terus menerima tranfusi darah. Banyak sekali selang-selang dan kabel penyambung nyawa yang membelit tubuhnya. Jumlah yang tiga kali lebih banyak dari jumlah untuk orang normal. Diamond masih koma, padahal sudah tiga hari dia diletakkan di tabung penyembuh setelah operasi. Luka-luka dia bagian luar tubuhnya sudah menutup semua, menurut pemeriksaan medis seharusnya dia sudah sembuh dan sadar saat dikeluarkan dari tabung penyembuh. Akan tetapi entah mengapa dia masih saja tertidur damai tanpa mau membuka mata. “Pulanglah Zirc, biar aku yang gantian untuk menjaganya.” Opal memberi penawaran kepada Zircon, tak tega melihat keadaan sahabatnya itu. “Kau juga butuh istirahat, gak lucu kan kalau setelah Diamond sembuh malah kau yang harus dirawat di sini.” Lanjutnya coba sedikit bercanda kepada Zircon. Ingin sekali melihat senyumnya yang telah menghilang selama beberapa hari ini. “Tidak mau,” jawab Zircon datar. Opal menghela napas panjang. Dia
Akhirnya buku pertama dari petualangan Jasper dapat selesai juga. Seneng banget rasanya aku bisa namatin novel bergenre fantasy pertamaku ini. Genre yang sangat berbeda dengan beberapa novelku lainnya, yang biasanya bergenre romance modern.Terima kasih banyak buat yang sudah mengikuti, membaca, memakai koin, bahkan memberikan vote untuk buku ini. I Love you all!Oiya kalian juga bisa baca novel karyaku di aplikasi ini dengan judul 'Menjadi istri Milyuner'. Serta beberapa novel lainnya yang tersebar di berbagai platform yang lain. Nama penaku tetap sama kok di aplikasi manapun, Die-din.Sebagai masukan, aku kepengen banget dengerin pendapat kalian tentang novel pertama Jasper ini. Apakah kalian sudah puas dengan endingnya? Apa masih penasaran dengan buku keduanya? Karena masih banyak misteri yang belum terpecahkan dari petualangan ini. Dan buku pertama memang hanya fokus untuk mengungkap tentang misteri sang raja kerajaan Almekia.Untuk buku kedua masih menjadi wacana, tapi aku sudah b
Tepat setelah matahari tenggelam dan malam mulai menjelang, pesta pertunangan antara Zircon dan Ruby resmi dilaksanakan. Pesta yang cukup meriah dan dihadiri oleh cukup banyak orang. Sebagian besar tamu yang hadir adalah para peserta turnamen, terutama mereka yang berhasil memasuki babak kedua, babak Gear battle. Dan sebagian lainnya tentu saja panitia turnamen dan warga kota middle part ini. Keseruan pesta pertunangan diawali dengan Pesta keakraban. Acara ngobrol santai dengan para tamu dan makan-makan segala hidangan yang telah disiapkan oleh panitia acara. Konsep Private party yang dipakai dalam pesta kali ini begitu rapi serta sangat manis. Dekorasi rumah kemenangan dihiasi dengan berbagai pernak pernik yang bernuansa pink. Bebungaan segar ditata indah di seluruh ruangan. Pita-pita dan kain sutra pun ikut mempercantik suasana.Background musik pun tak ketinggalan telah dipilih sesuai dengan nuansa Padang pasir. Serta sajian makanan dan minuman melimpah untuk menjamu para tamu und
Sudah semingguan Diamond dan kawan-kawannya berada dan tinggal di kawasan middle part kota Bloody Hell ini. Wilayah yang sebenarnya sangat menyenangkan dan damai untuk memulai hidup baru. Kegiatan yang di lakukan bersama para pemenang turnamen selama seminggu ini cukup sibuk. Hampir setiap hari mereka menghadiri pertemuan dengan beberapa tetua di kota BloodyHell ini untuk menyapa, beramah-tamah atau sekedar mengenalkan kepada seluruh penduduk kota. Para pemenang turnamen dianggap seperti pahlawan di kota ini. Kota yang lebih menghargai kekuatan dibandingkan apapun, yang kuat lah yang berkuasa di kota ini. Persiapan pernikahan Ruby dan Zircon sedikit tertunda. Karena para panitia dan anak buah Ruby gagal untuk menemukan keberadaan Jade dan Obsidian Nightray. Hal ini membuat Ruby jadi tidak memiliki wali untuk memberikan restu pada pernikahannya. Dan sesuai adat di daerah ini pernikahan mereka tak bisa dianggap sah tanpa adanya seorang wali. Alhasil sebagai alternatif, Ruby dan pani
Saphir mengambil beberapa lembar foto yang sedang dipegang erat di tangan Jasper. Dia mengamati foto-foto itu satu persatu. Sama halnya dengan Jasper, tangan gadis itu sedikit bergetar karena tidak percaya dengan apa yang sedang dilihantya saat ini. "Ini? Ini adalah foto pernikahan paduka raja dan ratu?" Saphir bertanya dengan nada dan pandangan tak percaya. Dan jasper hanya mengangguk sebagai jawaban kepada gadis itu."Jadi ini wajah mendiang paduka raja?...""Wajah beliau mirip sekali denganmu, Jez!" Saphir melemparkan pandangannya ke arah Jasper dan ke foto-foto itu bergantian. Seakan ingin mencari persamaan dan perbedaan di antara wajah Jasper dan wajah mendiang raja."Tidak hanya mirip. Kalian malah hampir sama persis, kau memang benar putra mereka Jez." Saphir sekali lagi memberikan komentar dengan takjub.Jasper sekali lagi hanya bisa mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Saphir. Jasper memnag sudah tidak kaget lagi dengan wajah me
*Dengan segala cinta dan kejayaan yang semoga selalu melingkupi kerajaan Almekia.Atas nama cinta abadi yang mengalir dalam aliran darah dan mengiringi setiap hembusan napas, kami putra putri Kerajaan Almekia berjanji akan mengikat janji pernikahan yang suci :Jasper Soltnse DurchlaucthdanNefrit Mesyats MountbattenHope our love will last forever. Happily ever after ... For the glory of Almekia Kingdom.*Di bagian bawah untaian kata-kata indah itu, kedua mempelai membubuhkan tanda tangannya. Tanda tangan sang ratu yang sangat Jasper kenal dan satu lagi tanda tangan milik ayahandanya. Tak ketinggalan kedua mempelai juga membubuhkan cap jarinya, cap jempol dengan tinta emas yang berdampingan."Ibunda ... Ayahanda ..." Jasper bergumam lirih sambil membaca lagi, lagi dan sekali lagi. Menghayati se
Jasper mengajak Saphir berjalan menyusuri kuil, mengamati setiap sudutnya lekat-lekat. Bentuk dan desain bangunan kuil ini sama persis dengan yang ada di mimpinya. Semakin membuat Jasper yakin bahwa ini adalah kuil itu, kuil sakral tempat pernikahan kedua orang tuanya. Seorang biarawati wanita keluar dari salah satu ruangan kuil dan menghampiri kedua anak muda itu Biarawati itu masih cukup muda, tetapi wajahnya sudah dapat menunjukkan ketenangan spiritual yang dimilikinya. Orang suci yang tidak memikirkan tentang segala hal duniawi, hanya mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau Dewa yang dia percayai. Sang biarawati sedikit heran melihat kedatangan Jasper dan Saphir. Sehingga dia bertanya dengan sopan kepada mereka. "Mohon maaf Tuan dan Nona, kalau boleh tahu kalian berdua datang kemari untuk apa? Apakah ingin mendaftarakan pernikahan kalian?" Baik Jasper maupun Saphir kontan terkejut mendengar pertanyaan tak terduga itu. Saphir bahkan sudah salah tingkah
Sudah beberapa hari berlalu sejak turnamen Bloody Hell berakhir. Jasper dan teman-temannya semua telah pindah dari daerah perifer kota BloodyHell yang kumuh menuju daerah middle part kota BloodyHell yang lebih bersih, tertata dan teratur.Setelah kemenangan Zircon dan Diamond, mereka mendapatkan fasilitas dua buah rumah yang dapat ditempati bersama. Mereka pun membagi penghuni rumah itu agar dapat tinggal dengan nyaman. Jasper dan Amethys ikut menetap di rumah Diamond. Sementara Opal, Saphir dan Platina tinggal di rumah Zircon yang lebih besar.Pembagian ini berdasarkan jumlah kamar yang hanya ada dua per rumah. Jadi mereka mengatur agar dapat berpasang-pasangan tidurnya untuk keamanan dan kenyaman semua pihak. Jasper mendapat kamar bersama Diamond, sementara Amethys sendirian. Saphir akan tidur bersama Platina sementra Opal akan tidur sekamar dengan Zircon.Untuk para pemenang turnamen masih diharuskan mengikuti beberapa kegiatan ramah tamah atau pertemuan-pertemuan yang tidak jelas
Dengan sangat amat dongkol Zircon berjalan perlahan memenuhi panggilan pembawa acara itu, ke tengah arena dan menaiki podium penghargaan. Dia memasang pocket face untuk tidak menghiraukan segala respon dan sambutan di sekelilingnya. Menempati mimbar paling tinggi untuk juara satu, dan berdiri tegak di sana. "Baiklah, terakhir mari kita panggilkan Nona Ruby Nightray yang merupakan ketua penyelenggara turnamen BloodyHell sekaligus menjadi hadiah utama turnamen tahun ini." Sang pembawa acara kali ini memanggil Ruby untuk ikut bergabung ke tengah arena. "Nona Ruby adalah putri dari Jendral Obsidian Nightray. Nona Ruby memiliki wajah yang sangat cantik ditambah lagi beliau juga ahli beladiri dan mengendalikan Gear. Sungguh beruntung sekali pria yang bisa mendapatkannya. Tetapi tentu saja tak mudah, karena harus memenangkan dulu turnamen BloodyHell tahun ini." Tiba-tiba suasana arena menjadi heboh karena teriakan dan pekikan bersemangat dari segala penjuru. T
Panitia turnamen sudah berlarian ke sana ke mari mengatur segala keperluan dan peralatan untuk membuat podium penghargan di arena. Arena pertandingan Gear yang tadinya polos dengan hanya mimbar persegi dari bahan beton yang tidak menyenangkan. Kini telah disulap seketika menjadi lebih hidup dan meriah. Dengan berbagai pernak pernik podium. Mimbar penghargaan tiga tingkat telah berdiri di tengah arena pertandingan. Back drop setinggi dua meter yang dikelilingi vas berisi bebungaan kering pun telah ada di sana. Bertuliskan tentang acara turnamen dan berbagai macam brand yang mendukung dan mensuponsori jalannya turnamen.Seluruh juara tiga besar turnamen telah hadir pula di sudut arena pertandingan. Zircon sebagai juara pertama, Jade sebagai runner up, serta Diamond dan Simone yang menjadi juara tiga berdua sekaligus. Mereka semua dikumpulkan sambil menunggu jalannya prosesi penghargaan dan pembagian hadiah. "Hei ganteng, tak kusangka kau bisa mengalahkan Tuan Jade." sapa Simone kepada