Namun, entah kenapa rasanya ada yang janggal dan itu nyaris mengganggunya. Beberapa waktu yang lalu, mereka bertiga tepatnya di dalam ruangan kerja. Ketiganya mengatakan kasus yang marak terjadi belakangan ini di kota ini dan itu seketika menjadi topik utama dalam permbicaraan bahkan ketika sedang waktunya istirahat. Ruddy yang terlihat terus membicarakannya membuat Gio tiba-tiba saja merasakan sesuatu yang seakan dirinya mulai tertarik dengan apa yang baru saja di katakan oleh Ruddy. Dengan tenang, dirinya mencoba untuk mendengarkannya sesaat.
“Ini memang gila, bukan hanya korban yang mengenaskan banyak juga orang yang merasa terancam akan kehidupannya salah satunya diriku,” ucap Ruddy dengan nada yang seakan dirinya sedang kesal dengan situasi sekarang ini.
“Kau benar, ada sesuatu yang membuatku tidak nyaman. Ini memang sangat mengganggu. Aneh sekali kenapa polisi lambat sekali dalam bertindak,” sahut Dominic
“Mungkin mereka sedan
Sementara itu, saat ini tepat di dalam kantor polisi. Para detektif yang menangani kasus ini terlihat sangat sibuk. Mereka kemudian mengamankan bukti yang sebuah foto jasad pengemudi itu yang sudah hancur. Mereka sekarang ini sedang berada di ruang forensik dan tengah menunggu hasilnya. Berdasarkan informasi orang yang menemukannya yang tidak lain adalah Roma dan beberapa orang yang bekerja dengan dirinya. Mereka berasumsi bahwa ini adalah pembunuhan. Pengemudi tersebut di bunuh oleh seseorang dan itu terlihat jelas dari luka yang ada di perutnya.“Apa kau yakin dengan hal itu?” ucap ketua tim kepada Roma yang sekarang sedang bersama dengan mereka.“Iya, ini tidak salah lagi.”“Astaga, ini mengerikan.”“Ini tidak bisa di asumsikan sebagai bunuh diri, karena ada beberapa faktor yang tidak mungkin terjadi jika itu adalah bunuh diri. Dengan kata lain, ini adalah ulah seseorang yang sengaja membunuhnya.”
Mereka terus mencarinya hingga sampai sore hari. Sementara saat ini, tepat di klinik temapat Gio bekerja. Sekarang dirinya sedang berjalan menyusuri koridor dan hendak memasuki ruangan kerjanya. Ketika dirinya memasuki ruang kerja, ternyata tidak ada siapa pun karena memang sekarang ini mereka sedang menangani pasien. Gio kemudian meletakan barangnya dan pergi menemui pasien yang akan di tangani oleh dirinya. Seperti biasanya, ketika dirinya hendak melakukan terapi ada pasien yang sulit sekali sampai Gio harus menyeretnya ke dalam ruangan terapi. Pasien kali ini yang di tangani olehnya tidak lain adalah seorang pria berumur sekitar 30 an yang mengalami gangguan obsesif kompulsif. Orang itu bernama Noa. Dirinya memiliki obsesi terhadap gigi. Karena itu dirinya seringkali menyakiti hewan dan mengambil giginya untuk di koleksi. Sebelum dirinya ketahuan mengalami penyakit jiwa itu, rupanya dirinya sempat berkencan dengan seorang wanita yang merupakan sesama teman kerjanya di sebuah pets
Noa menjalani banyak sekali penyiksaan dalam pengobatannya sehingga membuat dirinya tidak kunjung sembuh. Selama beberapa tahun terakhir, dirinya mengalami banyak sekali penderitaan di dalam rumah sakit jiwa. Dokter di sana mengatakan bahwa orang itu sangat berbahaya dan bahkan sempat berkelahi dengan pasien lain dan saat itu juga membuatnya terluka. Akibat dari apa yang di lakukannya itu, Noa langsung di masukan ke dalam ruang isolasi dan mendapatkan pengobatan yang sangat menyiksa. Secara tega, dokter dan beberapa tim medis lainnya melakukan pengobatan dengan mengikatnya di atas beda dan memberikannya suntikan obat penenang yang dosisnya di tingkatkan. Demi pasien tersebut tetap tenang, mereka terpaksa harus melakukannya. Bukan hanya itu saja, mereka juga memberikan obat dalam dosis tinggi untuk menghindari kambuh penyakitnya. Selama sisa hidupnya di dalam ruang isolasi rumah sakit jiwa di arah timur laut, Noa mulai memperlihatkan tanda-tanda bahwa dirinya segera membaik dari kond
Pria itu masih terlihat sangat marah. Orang-orang yang menghadiri persidangan ini terlihat terus memandang ke arah mereka saat ini. Sementara itu, Noa terlihat sangat kacau dan dirinya tersenyum dengan pandangan yang gila. Salah satu orang dari pihak keamanan yang melihat reaksinya itu kemudian langsung menyeretnya memasuki mobil dan akan pergi ke tempat itu. Pemakaman yang di adakan sebelumnya membuat keluarga dari wanita itu merasakan kesedihan yang luar biasa. Di hadapan mereka yang merupakan keluarga dari wanita itu, ibunya Noa tidak berhentinya menundukan kepala dan bahkan sesekali bersujud kepada mereka meminta maaf atas apa yang terjadi. Salah satu pria tua yang merupakan pamannya Noa, terus menghentikannya karena itu bukanlah salahnya. Tidak sampai di situ saja, ibunya Noa juga memberikan pertanggungjawaban kepada keluarga korban dengan membiayai semua yang menjadikan kerugian bagi mereka. Melihat usahanya yang tidak main-main, pada akhirnya keluarga wanita itu mencoba untuk
Tidak lama kemudian, Gio menusukan obat penenang kepada Noa dan itu membuatnya langsung tidak sadarkan diri. Setelah terapi berhasil di lakukan, rupanya data yang menunjukan perkembangan diagnosa pasien masih belum ada perubahan. Untungnya orang itu di borgol sehingga tidak bisa menyerangnya dan hanya mengandalkan mulut besarnya itu. Setelah selesai, Gio langsung memasukannya kembali ke dalam ruangan isolasi nomor 14. Obat penenang yang di suntikannya itu, akan bertahan bahkan lebih dari 48 jam. Karena itu lah, Gio merasa tenang dan begitu juga dengan salah satu dari anggota kepolisian yang saat ini sedang memantau Noa. Meski begitu, jika di lihat dari reaksinya yang tadi ada sesuatu yang aneh.“Sepertinya tidak salah lagi. ada komplikasi rupanya,” gumam GioGio yang sekarang sedang berjalan menuju ke ruangan pasien berikutnya yang akan menjalani terapi. Dirinya terlihat biasa saja seolah sudah biasa melakukan tindakan tersebut. Pasien pun di bawa ke ruanga
Suasana klinik yang terlihat ramai dan masih sama seperti biasanya. Mike memang anak baru, tapi dirinya mudah bergaul dan itu membuat beberapa orang yang berada di lingkungan ini merasa cepat akrab dengannya. Gio yang sekarang bertugas malam, mulai mengerjakan dokumen pasien yang harus di isi olehnya. Sementara itu, saat ini tepatnya di tempat Freya bekerja. Di tempat ini dirinya sedang sibuk membuat berita bahkan sampai harus terus menerus berada di depan layar monitor dan menulis naskah berita untuk di siarkan di studio. Pekerjaan yang membuatnya merasakan petualangan yang luar biasa membuatnya semakin lama semakin mecapai batasnya. Hingga sekarang ini dirinya terlihat sangat kelelahan. Salah satu dari rekan kerjanya mendatanginya dan kemudian mengajaknya untuk beristirahat.“Kau masih mengerjakan itu?” ucapnya kepada Freya yang ada di depannya.“Iya, masih ada yang harus ku lengkapi.”“Rajin sekali, apa kau tidak lelah. Ayo istir
Mereka masih berdebat kecil dan membuat beberapa orang yang melihatnya merasa aneh dengan pertengkaran mereka yang seperti anak kecil. Selama pertemuan keduanya, Gio merasakan sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, dirinya tidak mengetahui apa itu dan hanya terus tenggelam dalam rasa aneh yang kini melanda dirinya. Ketika dirinya kembali ke klinik dan memasuki ruang kerja, rupanya di sana Mike lagi-lagi melambaikan tangan ke arahnya dengan senyuman ramah yang membuatnya merinding. Di sana juga ada Dominic yang sedang sibuk dengan pekerjaanya.“Senior, kau sudah kembali,” ucap Mike kepada Gio“Sudah ku bilang jangan memanggilku seperti itu.”“Eh? Bukankah tidak sopan jika hanya memanggil nama saja.”“Terserah kau saja.”“Sudah ku putuskan, aku akan tetap memanggilmu senior.”“Ya, sesukamu saja.”“Oh iya, dokter dari mana saja?” tanya Domini
Roma yang merasa terkejut begitu mendengar suara dari orang itu seketika membuatnya tersenyum. Rupanya orang yang menghubunginya itu tidak lain adalah detektif yang bernama Alison Beneict. Orang itu merupakan ketua tim investigasi kehajatan yang sebelumnya di tugaskan di kota lain. Sekarang ini, Alison sedang menuju ke suatu tempat yang merupakan rumahnya di kota ini. Dirinya yang sekarang sedang dalam perjalanan menuju ke sana, rupanya sempat-sempatnya menghubungi rekan kerjanya itu. Roma yang terlihat senang mendengar kabar bahwa Alison ada di kota ini membuat dirinya semakin lama semakin berteriak tanpa di sengaja. Beberapa detektif lainnya yang melihatnya seperti itu hanya bisa memandanginya dengan heran. Ternyata tugas yang di berikan oleh pimpinan kepada Alison sudah selesai di laksanakan. Dan alasannya datang kembali ke kota ini tidak lain adalah untuk membantu mereka menangani kasus pembunuhan yang baru-baru ini terjadi di kota ini dan itu sangat membuat mereka kesusahan. Ka