Share

Bab 36

Penulis: Moody Moody
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Saya paham apa maksudmu Gio. Ngomong-ngomong, apa yang ingin anda tanyakan?”

“Selama ini saya merasa ada sesuatu yang aneh dengan pasien yang berada di ruang isolasi nomor 13. Apakah anda juga merasakan hal yang sama ketika masih bekerja di tempat saya bekerja saat ini? Atau ini hanya perasaan saya saja?”

“Pasien itu ya, saya ingat.”

“Apa yang terjadi sebenarnya?”

“Oh iya, saya belum sempat mengatakannya padamu rupanya.”

“Apa?”

“Pasien itu memang aneh. Terlebih lagi dia tidak terlihat seperti mengalami gangguan jiwa dan hanya terdiam seolah dirinya memikirkan suatu hal. Apakah anda datang kemari untuk menyelidikinya?”

“Bisa di bilang seperti itu. karena ada sesuatu yang menurut saya mengerikan.”

“Pasien memang selalu aneh-aneh, kau tidak perlu khawatir.”

“Masalahnya adalah bukan di situ saja. Apakah dia sung

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jasad di Kala Senja   Bab 37

    Pembicaraan mereka berlangsung lama dan bahkan hampir seharian penuh. Reuni antar sesama psikiater yang dahulu bekerja bersama dengannya dan Gio saat itu masih menjadi junior di klinik tersebut. Beberapa kali memang selalu di sebutkan bahwa dokter Louitser memang orang yang sangat kompeten dan dia juga mencintai pekerjaanya itu hingga dia di pindahkan tugas dari tempat sebelumnya. Gio yang memang merupakan junior yang paling dekat dengannya, tidak heran jika mereka sangat akrab dan bahkan sudah seperti keluarga. Selama beberapa waktu, tuan Louitser mengetahui suatu hal yang membuatnya harus waspada. Pembunuhan yang terjadi saat ini merupakan salah satunya. Karena itulah dia memang selalu bersikap waspada di setiap kondisi apa pun. Tidak heran jika dia memang seperti itu karena merupakan orang yang berpengaruh di dalam suatu hal. Saat ini, mereka tengah mengobrol dan terus mengobrol hingga akhirnya Gio memutuskan untuk kembali ke pusat kota. Selama dirinya berbicara dalam waktu yang

  • Jasad di Kala Senja   Bab 38

    Dia langsung di bawa ke klinik ini untuk menjalani pengobatan dan rupanya dia selalu kambuh hingga melakukan tindakan kekerasan. Karena setiap kali dia seperti itu, akhirnya dia di masukan ke dalam ruang isolasi selama beberapa bulan sampai akhirnya dia tidak lagi melakukan kekerasan. Semua obat yang di berikan kepadanya tidak pernah sekali pun di konsumsi dan itulah yang menyebabkan kondisinya semakin parah. Akibatnya, Gio langsung menyuruhnya untuk melakukan terapi dan rupanya berhasil. Perlahan-lahan kondisinya mulai lebih baik dari sebelumnya dan juga dia tidak lagi agresif seperti sebelumnya. Perubahan yang drastis itu membuat keluarganya merasa senang hingga mereka berharap agar anaknya itu bisa sembuh. Sayangnya, dia harus berhenti berharap karena tiba-tiba saja kondisinya kembali memburuk dan mengharuskannya untuk menjalani terapi lebih lama lagi. Perubahannya itu membuat Gio kesal karena sebelumnya dia nyaris sembuh dan sekarang justrru kembali ke titik awal lagi. Dalam ter

  • Jasad di Kala Senja   Bab 39

    Sementara itu, kali ini di sebuah studio siaran berita tempat Freya bekerja. Dirinya yang sedang bersiap-siap itu kemudian di panggil sutradara dan akhirnya mulai melakukan pekerjaanya. Selama siarannya berlangsung, mereka melihat dirinya yang profesional itu dengan decak kagum. Tidak lama setelah siaran itu berakhir, sekarang dirinya sedang bersiap untuk pulang. Rupanya Freya ada janji bertemu dengan seseorang dan akhrinya dia pergi menuju ke suatu tempat yang di janjikannya. Sesampainya di tempat tersebut, dengan cepat dia menemui orang itu dan mereka berdua berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor polisi kota setempat. Rupanya orang yang ditemuinya itu tidak lain adalah seorang detektif yang bernama Roma. Mereka terlihat sedang mebicarakan sesuatu dengan cukup serius. “Kau sudah datang,” ucap Freya “Oh, reporter ya.” “Perkenalkan saya Freya dari perusahaan media antaxia. Senang bertemu dengan anda,” ucap Freya sambil memberikan kartu namanya k

  • Jasad di Kala Senja   Bab 40

    Perbincangan mereka pun berakhir, sekarang ini Freya sedang menuju ke suatu tempat yang tidak lain adalah sebuah restoran. Dirinya kemudian bertemu dengan salah satu teman satu kantornya dan mereka berdua tengah berbagi informasi. Freya yang terlihat merasa tertekan akibat dari banyaknya pekerjaan dan juga memikirkan kasus yangs sedang marak terjadi ini. Dirinya tentu saja merasa lelah. Beberapa kali, dirinya terlihat termenung dan kemudian temannya itu mencoba untuk mengajaknya berbicara untuk sesaat dan rupanya itu terjadi.“Apa yang sedang kau pikirkan sampai seperti itu?” tanya temannya Freya yang merasa penasaran karena sikapnya tersebut dan kemudian mengatakan sesuatu kepadanya dengan cepat.“Banyak yang ku pikirkan.”“Jangan bilang, kau masih terjebak dengan apa yang terjadi saat ini?”“Yah, bisa di bilang seperti itu.”“Kau gila? Sebaiknya jangan terlalu di pikirkan. Bagaimana pun juga,

  • Jasad di Kala Senja   Bab 41

    Malam yang gelap ini di tutup dengan mimpi buruk yang di alami oleh Gio. Di dalam mimpinya dia melihat ke arah yang sama sekali tidak di duga sebelumnya. Dirinya berada di dalam sebuah suasana yang terlihat begitu ramai hingga membuatnya merasakan sensasi yang menggembirakan. Di sana, dirinya seakan menghadiri pesta perayaan yang di rayakan oleh orang-orang bersama dengan dirinya. Dengan penuh rasa penasaran dia melihat ke arah sekitarnya. Ada beberapa orang yang di kenal olehnya dan terlihat sedang berbahagia menikmati pesta. Semua orang mengangkat gelas yang berisi alkohol kemudian bersulang. Meski banyak sekali orang yang terlihat sedang berbahagia di hadapannya itu, rupanya dirinya masih tenggelam dalam rasa yang penuh dengan teka-teki. Selama dirinya menyusuri semakin dalam, pada akhirnya semua yang di lihat di depan matanya itu perlahan melebur. Seakan lenyap begitu saja. Di dalam kebahagiaan yang sementara, membuatnya terbawa ke dalam jurang kehampaan yang sekarang ini ada te

  • Jasad di Kala Senja   Bab 42

    . Seorang pemain bisball ini bernama Patrick. Dia berusia awal 20 an. Semua yang di lakukannya selalu berjalan dengan lancar. Bahkan semua pertandingan berhasil di ikutinya. Dan di depan matanya, sekarang ini ada turnamen yang harus di ikuti. Dengan penuh persiapan yang cukup matang, akhirnya dia mengikutinya. Namun, di dalam perjalanan menuju ke lokasi turnamen terjadi kecelakaan yang membuatnya harus di larikan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan.“Cepat bawa dia kemari,” ucap salah satu pekerja ambulan“Ini parah sekali, perban. Berikan perbannya.”“Ini,” ucap seorang tim medis“Baiklah.”Dengan cepat, mereka langsung membawanya ke rumah sakit. Sesampanya di sana, dokter mulai melakukan pengobatan. Dan ternyata tulangnya retak. Bukan hanya itu saja, seorang pengemudi yang di duga adalah pamannya ikut menjadi korban kecelakaan dan harus menjalani pengobatan yang cukup lama juga. Setela

  • Jasad di Kala Senja   Bab 43

    Ruddy kemudian pergi meninggalkan ruangan kerja, sekarang ini dirinya sedang menuju ke lantai dua dan akan pergi ke ruangan nomor 13 di bagian isolasi. Pasien yang akan di kunjunginya itu tidak lain adalah pasien sebelumnya yang di katakan sangat berbahaya. Karena itu lah, sekarang ini Ruddy terlihat sangat hati-hati. Sesampainya di depan pintu ruangan itu, Ruddy langsung membukanya dan kemudian terlihat pasien itu sedang duduk di bed dengan wajah yang muram. Dengan perlahan, dia memasuki ruangan tersebut lalu mencoba untuk mengajaknya berbicara. Ketika Ruddy mulai menyapanya seperti menyapa pasien yang lain, dia kemudian melihat ke arahnya dan mengatakan apa yang di rasakannya. Melihat reaksinya yang seperti itu, tentu saja membuat Ruddy langsung mengajaknya berbicara.Saat ini di waktu yang sama dan tempat yang berbeda. Orang-orang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka menjalani hari seperti biasanya. Namun, di saat ini seorang murid sekolah yang bernama Sol

  • Jasad di Kala Senja   Bab 44

    Kali ini, lagi-lagi semua orang di hebohkan dengan berita tragis. Seorang anak yang tidak sengaja tertabrak menjadi topik kedua pada hari ini. Beberapa menit sebelumnya, semua orang tengah di kejutkan dengan berita dari pihak kepolisian yang lagi-lagi menemukan jasad orang yang tidak di kenal di sebuah pembuangan air di pinggiran red distrik. Melihat penemuannya itu, pihak yang menemukannya langsung melaporkannya kepada polisi untuk di tangani lebih lanjut. Setelah polisi, mendatangi lokasi tersebut dan ternyata bena saja. Seorang wanita yang tidak sengaja menemukan mayat yang terpotong-potong itu merasa sangat ketakutan hingga membuatnya trauma. Beberapa dari pihak keamanan langsung mengambil mayat tersebut dan akan menyerahkannya kepada pihak forensik untuk di teliti lebih dalam lagi. Potongan tubuh yang di duga adalah bagian torso dan lengannya membuat pihak kepolisian yang mengambilnya tersebut merasakan sensasi mual yang mengerikan. Sementara itu, red distrik yang berada di bar

Bab terbaru

  • Jasad di Kala Senja   Bab 147 Tamat

    Keesokan harinya. Pihak kepolisian yang sedang mengadakan upacara pemakaman Sebastian yang dihadiri oleh banyak orang. Kesedihan yang terpancar di mata mereka semua membuat tangisan yang tidak bisa berhenti. Sementara itu, Gio yang sedang berdiri di depan makamnya Damian dan meletakan bunga. Meskipun dirinya kehilangan hal-hal yang paling berharga dan bahkan kenyataan pahit yang harus ditelannya. Semua itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Hidup terus berjalan. Tidak ada waktu untuk terus tenggelam dalam kesedihan. Berita yang tersebar di media bahwa kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban dan bahkan terjadi selama ini membuat semua orang merasa lega. Kasus pembunuhan yang terjadi di 5 tahun yang lalu pun sudah terungkap bahwa pelaku adalah orang yang sama. Mendengar berita yang sangat menggemparkan itu, beberapa dari wartawan sungguh tidak menyangka begitu juga dengan publik. Freya yang saat ini masih dalam perawatan karena luka yang dialaminya sangat parah

  • Jasad di Kala Senja   Bab 146

    Sebastian yang diam-diam membidik kepala Damian namun tidak bisa menembaknya karena orang itu terus bergerak dan kemungkinan hanya akan meleset akhirnya dirinya mengincar jantungnya dan tidak perlu menunggu lama untuk menembaknya. Suara tembakan terdengar dan ternyata mengenai sasaran. Alison yang terkejut akan hal itu kemudian dirinya menghentikan serangannya dan menodong Demian dengan pistolnya lagi. Damian yang sudah terluka kini dirinya tidak bisa lagi menghindari serangan seperti sebelumnya. Sebastian yang keberadaannya sudah diketahui, dirinya mencoba untuk berpindah namun itu terlambat karena Demian dengan cepat menembakan peluru menggunakan pistol tanpa suara ke arahnya dan tepat di kepalanya. Gio yang menyaksikan kematian Sebastian membuat dirinya merasa frustasi dan langsung datang ke arahnya sambil melihat jasadnya.“Pengganggu.”“Keparat! Beraninya kau membunuh Sebastian.”“Ah, aku benci drama.”Meski jantun

  • Jasad di Kala Senja   Bab 145

    Berdasarkan keterangan dari pihak panti asuhan yang sebelumnya menampung Gio dan Damian. Ibu pengurus panti asuhan tersebut seringkali melihat Damian yang masih berumur 6 tahun pada waktu itu. Dirinya terus menerus membunuh serangga dan bahkan hewan-hewan yang dipeliharanya pada saat itu. Melihat apa yang dilakukannya, ibu panti terkejut setengah mati namun Damian mampu memanipulasi orang dewasa tersebut seakan itu adalah kecelakaan. Semenjak saat itu, dirinya tidak dicurigai apa pun dan dinyatakan sehat secara jasmani dan rohani seperti anak-anak yang lainnya tidak terkecuali dengan Gio. Perbedaan mereka berdua yang cukup berbanding terbalik. Namun, seakan Damian sangat terobsesi kepada kakak kandungnya tersebut. Mereka ditemukan pengurus panti di balik pintu dan sampai detik ini tidak diketahui siapa orang tua kandungnya. Di sana hanya tertulis nama dari kedua bayi yang ada di dalam keranjang penuh dengan selimut. Sampai suatu ketika, Gio sudah berusia 10 tahun sedangkan Damian 9

  • Jasad di Kala Senja   Bab 144

    Kenyataan yang menyakitkan. Harapan yang tidak pernah terwujud bahkan semua itu berputar seperti lingkaran setan. Gio yang sudah menyetujui rencana mereka, kini dirinya mencoba kembali ke apartemennya. Namun, beberapa saat kemudian secara tidak terduga dirinya mendapatkan sebuah pesan peringatan dari nomor yang tidak dikenal dan memuluskan kata-kata seolah itu adalah kutukan. Dirinya yang mendadak terdiam masih membacanya dengan serius hingga sampai pada suatu kesimpulan yang membuatnya nyaris tidak percaya. Gio mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke apartemennya. Sedangkan, ditempat lain Freya tertangkap orang asing dan tidak sadarkan diri.“Kenapa firasatku tidak enak,” gumam GioAlison yang dari tadi terus berada di depan monitor komputer dan terus memperhatikan radar. Tiba-tiba Freya berpindah dengan cepat dan kini berada di koordinat yang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang biasanya dikunjunginya. Wilayah yang berada di perbatasan kota

  • Jasad di Kala Senja   Bab 143

    Freya yang sangat terkejut dengan kenyataanya membuat dirinya tidak bisa berkata-kata. Orang yang ada di hadapannya merupakan salah satu orang yang memang pernah bertemu dengannya ketika dirinya masih kuliah. Kabar yang sempat tidak pernah terdengar lagi membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak beres dari orang tersebut. Beberapa saat kemudian, darah terciprat dari tubuh Freya dan membuat dirinya nyaris kehilangan kesadaran untuk yang kedua kalinya. Rintihan terus terdengar dibalik alunan musik klasik yang diputarnya. Suara tawa yang semakin lama semakin keras membuat Freya ketakutan. Tidak lama kemudian, suara tembakan terdengar dari luar dan membuat pria yang ada dihadapan Freya saat ini sangat terkejut.“Apa-apaan ini? Kau memanggil bantuan? Sejak kapan?” ucap pria tersebut dengan tatapan yang mengerikan.Dengan cepat orang-orang yang datang pada saat itu langsung menggeledah setiap ruangan dan rupanya tibalah Alison di dalam ruangan remang-remang da

  • Jasad di Kala Senja   Bab 142

    Suara seorang pria terdengar dari balik kegelapan. Tepat di depan matanya, banyak sekali bekas darah yang sudah mengering dan bahkan ada beberapa potong tubuh manusia. Dirinya yang menyaksikan itu semua membuat keringat dingin menetes di keningnya. Rasa takut bahkan putus asa menghampiri Freya. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas.‘Sial, kenapa aku berada di tempat mengerikan seperti ini,’ batin Freya.Kali ini langkah kakinya terdengar dekat. Tubuhnya tidak bisa digerakan. Tali-tali yang melilit dirinya semakin membuatnya menderita. Saat ini pria tersebut sudah berada di depan Freya. Tubuh tinggi dan pakaian serba hitam seperti malaikat kematian.“Siapa kau? Lepaskan aku sekarang juga!” ucap Freya sambil menatap orang tersebut dengan tatapan dingin.“Kau akan mati. Untuk apa aku melepaskanmu.”“Keparat! Jangan-jangan kau?”Pria tersebut berbalik dan kemudian mengambil be

  • Jasad di Kala Senja   Bab 141

    Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid

  • Jasad di Kala Senja   Bab 140

    Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj

  • Jasad di Kala Senja   Bab 139

    Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku

DMCA.com Protection Status