Beranda / Thriller / Janji Cinta Polisi Tampan / LX : MALAM PENGGALANGAN DANA

Share

LX : MALAM PENGGALANGAN DANA

Penulis: Cha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-29 15:59:34

"Melihat satu sisi adalah bias. Melihat satu sisi artinya tidak sepadan. Melihat satu sisi maknanya sepihak. Jadi, lihatlah dari banyak sisi untuk tidak menjadi bias, seimbang, dan netral."

***

"Terima kasih ya, Ava. Berkat keputusan kamu, Tante jadi enggak perlu repot-repot promosiin hotel ini ke banyak orang. Soalnya orang-orang super kaya pasti akan datang, dan memilih untuk tinggal di hotel ini. Tante jadi enggak perlu keluar uang, tapi uang dengan sendirinya masuk ke kantong Tante. Nanti kalau sudah beres acara, Tante janji akan traktir kamu makan siang, ok?"

Semua ucapan Tante Tamara bukanlah sebuah formalitas belaka. Ia benar-benar tulus saat menyampaikan rasa terima kasihnya. Selain karena mendapat promosi besar-besaran secara gratis, Tante Tamara juga diuntungkan dengan pundi-pundi yang masuk lewat pemesanan kamar. Para orang super kaya itu pasti akan memilih menyewa satu kamar dibanding harus pulang ke Jakarta tengah malam.

Ava yang tengah berdiri di samping Tante Tamara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janji Cinta Polisi Tampan   LXI : PERCAKAPAN TERAKHIR

    "Mencoba untuk menebak adalah salah satu kemampuan manusia. Mencoba untuk menebak adalah salah satu cara untuk membuat hidup ini lebih menyenangkan. Mencoba untuk menebak adalah salah satu kebiasaan yang disenangi, tapi juga paling ditakuti."***"Ada apa ini sebenarnya Biru? Mengapa rekan-rekanmu membuat onar di acara orang? Lalu apa tadi? Jenderal Hendro dituduh melakukan penggelapan? Kenapa?"Cercaan pertanyaan dari Tarissa itu membuat Biru juga bingung untuk menjawab. Sebab ia pun tak benar-benar tahu apa yang terjadi. Satu hal yang Biru tahu, memang ada surat pemanggilan yang dilayangkan pada Hendro tiga kali, dan pria tua itu tidak datang untuk memenuhinya. Jadi, seperti pada sipil yang lain, Hendro pun juga harus ditangkap.Biru akhirnya menjawab dengan gelengan. Tarissa tahu ini bukanlah ranah Biru untuk berbicara, jadi dia lebih memilih diam, dan tak memperpanjang masalah. Ia hampiri menantunya, dan ia peluk perempuan cantik itu dalam dekapannya. Tarissa tahu, ini adalah acara

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Janji Cinta Polisi Tampan   LXII : SELAMAT TINGGAL YANG SEMU

    "Selamat tinggal punya arti berakhir. Namun jika terus berulang datang, dan menyiksa, untuk apa ada ucapan selamat tinggal?"***"Sudah menghubungi suami kamu?"Tanpa basa-basi, Ava langsung menjawab dengan anggukan. Ia duduk di bangku kosong yang tersedia. Djati memang hanya mengambil tempat yang memiliki dua bangku, dan tersedia di pinggir jendela. Ava menduga bahwa pembicaraan keduanya akan berlangsung sangat intens, dan panjang.Berbarengan dengan Ava duduk, seorang pelayan membawakan dua cangkir kopi yang tampaknya telah dipesan oleh Djati. Ia menaruh kedua cangkir itu di atas meja, dan kemudian undur diri setelah melakukan tugasnya. Ava, dan Djati pun mengangguk berbarengan seraya mengucap terima kasih."Jadi, ada apa? Kamu mau ke mana? Kamu enggak mungkin bisa pergi jauh, karena punya dana di yayasan yang harus kamu cek terus perkembangannya. Siapa tahu kan, aku berlaku curang."Djati menggeleng. "Seperti aku percaya saja, kalau kamu bisa berlaku curang. Kamu itu adalah orang p

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Janji Cinta Polisi Tampan   LXIII : PERMINTAAN DJATI

    "Setiap ikatan akan tumbuh rasa memiliki. Rasa memiliki menumbuhkan asa. Asa untuk bersama selamanya."***"Saya harus segera kembali."Pernyataan itu tampak sangat tenang, sekaligus mencekam dalam satu keadaan. Tak ada yang menyangkal, namun ekspresi marah tampak begitu jelas tercetak di wajah tampan Biru. Alih-alih kembali menyimak, fokusnya telah hilang sejak menerima telepon istrinya. Ia hanya ingin pulang, itu saja.Semua orang yang berada di ruangan hanya mengangguk. Mereka membiarkan Biru untuk melakukan apa saja yang ingin ia lakukan. Toh, kasus Hendro Anggoro bukanlah tanggung jawabnya, meskipun di dalamnya terdapat kasus narkoba yang hukumannya bisa sangat berat bagi seorang penegak hukum.Irjen Kamaru Joshua yang menangani kasus ini bersalaman dengan Biru, mengizinkannya kembali ke hotel bila memang ia mau. "Pulanglah, kamu bisa percayakan kasus ini pada saya. Oh, ya, sampaikan permintaan maaf saya pada istri kamu. Maaf, karena saya telah mengganggu acaranya yang sangat pen

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Janji Cinta Polisi Tampan   LXIV : TERUSLAH BERSAMAKU

    "Suka atau tidak, sekuat apapun cinta yang dirasa, pasti ada sebuah perpisahan menghadang. Entah dipisahkan oleh keadaan, atau dipisahkan oleh maut, keduanya sama-sama menyakitkan."***"Lho, kamu sudah pulang? Saya pikir kamu akan pulang larut banget. Ternyata kamu sudah pulang jam segini. Kamu mau mandi dulu?"Pertanyaan itu tak dijawab. Biru hanya diam, lalu melangkah maju meraup Ava dalam pelukannya. Ava tentu saja kaget. Setelah berendam, dan memakai berbagai perawatan kulit, Ava beranjak naik ke tempat tidur.Baru saja ingin menyelimuti tubuhnya, ia dengar suara ketukan di pintu kamar. Saat Ava mengintip dari lubang, ternyata sang suami yang melakukannya. Ava tentu saja membuka pintu itu, membiarkan Biru masuk, dan ia pun menutup pintunya hingga terkunci. Kini di dekatnya, Biru mendekap, merasakan tiap inchi lekuk tubuhnya yang menempel begitu erat padanya."Ada apa, sih?"Biru menggeleng, "saya cuma mau peluk kamu. Sebentar saja kok. Saya lega ternyata kamu ada di sini bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Janji Cinta Polisi Tampan   LXV : MENGHAPUS SEGALA KETAKUTAN

    "Ada banyak ketakutan dalam diri manusia. Ketakutan itu bisa jadi mengacau, saat tak diimbangi oleh rasa percaya bahwa segalanya bisa dihalau."***"Selamat siang, AKBP Dewandaru Angkasa Biru. Mohon maaf membuat anda menunggu. Ada laporan yang harus saya urus. Mari, silahkan duduk!"Setelah beberapa saat lalu meminta bertemu, Biru akhirnya punya waktu untuk mengabulkan keinginan AKBP Indrawan. Namun hari itu, AKBP Indrawan tampak sibuk rapat, jadi Biru mengalah, dan memilih untuk menunggu. Sungguh, ia penasaran akan apa yang ingin dibicarakan oleh rekan sejawatnya itu. Biru bisa menebak bahwa hal ini akan ada hubungannya dengan Pramudya Arian.AKBP Indrawan pun senang, saat Biru repot-repot datang menemuinya, padahal dirinya sendiri yang meminta bertemu. Pria yang usianya hanya berbeda tujuh tahun dari Biru itu jadi merasa tak enak. Apalagi Biru harus menunggunya, makin saja membuatnya rasa canggung datang, tak terbantahkan."Maaf ya, Biru. Seharusnya saya yang menemui kamu di kantorm

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Janji Cinta Polisi Tampan   LXVI : MELANCARKAN SEGALA RENCANA

    "Segala sesuatunya bisa jadi lancar, karena sebuah usaha yang keras. Tanpa usaha hanya ada harapan kosong yang tak menghasilkan."***"Bagaimana, Radja? Kamu melakukannya dengan rapi, kan?"Radja tentu saja mengangguk dengan bersemangat. Ia membawa map berisi informasi tentang segala rencana yang mereka telah susun. Praba yang langsung melihat laporan Radja, langsung tersenyum sumringah. Ia mengucap terima kasih, karena anak buahnya itu bekerja dengan sangat baik.Praba harap rencananya kali ini berhasil Bila kemarin Praba gagal menghancurkan Asta Kamil Wardhana, maka kali ini ia harus bisa memusnahkan sang mantan mertua. Sejauh ini kinerja Radja sangatlah baik. Tinggal tunggu saja tanggal mainnya. Praba yakin kali ini ia akan berhasil, meskipun tingkat kesuksesannya hanya berkisar enam puluh persen."Saya yakin bila memang ada yang akan dicurigai, orang itu pastilah Pak Omar Wahyudi. Hanya Pak Omar yang keluar masuk sel tahanan untuk bertemu dengan Pak Hendro Anggoro. Semua dugaan aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Janji Cinta Polisi Tampan   LXVII : HAMBATAN YANG DATANG KEMBALI

    "Tuhan menyayangi manusia yang terus berusaha. Karena itu bila Tuhan memberikan beribu masalah, maka berbahagialah. Itu artinya Tuhan menginkanmu menjadi manusia yang lebih baik di matanya."***"Bagaimana ini bisa terjadi, Pak?"Biru tak habis pikir. Ia tidak pernah mengira bahwa hambatan akan datang kembali ke hidupnya. Ia pikir dengan tertangkapnya Jenderal Hendro Anggoro akan jadi pembuka untuk kasus-kasus lainnya, terutama kasus yang berhubungan dengan Praba Bhanu Winnata. Biru ingin kasus ini mengerucut, dan membongkar semua kejahatan yang saling bertaut satu sama lain di tangan sang Jenderal.Sayangnya Tuhan berkata lain, lagi-lagi Biru harus dihadapkan dengan persoalan yang lebih rumit. Tidak hanya Biru yang tampak terguncang, seniornya pun juga. Irjen Kamaru Joshua juga tampak terpukul melihat Hendro Anggoro dalam kondisi terkapar tak berdaya. Padahal pagi tadi, sang Jenderal masih dengan santai menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan penyidik, meskipun nyatanya banyak keb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Janji Cinta Polisi Tampan   LXVIII : BERHARAP YANG TERBAIK

    "Ketika manusia sudah berusaha, maka sisanya hanya tinggal pasrah, dan berdo'a. Agar Tuhan mau memberi yang terbaik menurut versinya." *** "Lho anda kan, calon istri kakak saya, kan? Asla Wardhana, bukan?" Perempuan itu tampak serius, terlihat cantik dengan rambut yang digelung ke belakang. Wajahnya tanpa polesan, namun terlihat begitu mulus, dan bersih persis seperti istrinya. Ia terlihat begitu lelah, tapi profesional dengan jaket putih dokternya yang khas. Jarinya yang lentik memegang sebuah pulpen, menuliskan sesuatu di buku agendanya ketika Biru datang menghampiri. Asla Kamilia Wardhana mengangguk. Lalu berdiri, dan tersenyum begitu profesional pada Biru. Ia mengulurkan tangannya untuk berjabatan. Biru pun segera meraih uluran itu, dan menjabatnya sebentar. "Silahkan duduk," ucap Asla pada Biru yang langsung mengambil satu kursi untuk ia duduki. Asla kemudian menyerahkan menu di kafe rumah sakit itu, dan menawarkannya pada Biru. Ia kemudian bertanya basa-basi, "mau minum ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06

Bab terbaru

  • Janji Cinta Polisi Tampan   EXTRA PART III : PERMULAAN UNTUK PADMA

    "Lepasin tangan gue! Lo tuh, sudah punya istri. Mau apa lagi sih?"Padma memaksa Travis untuk melepas tangannya. Tapi, pria itu seperti menolak permintaannya. Padahal Travis sudah menjadi suami Ayunda, tapi mengapa masih saja mengemis untuk menjelaskan hal yang sudah berlalu. Padma tak segila itu untuk mendengarkan, dan membuang waktunya hanya untuk pria itu.Travis masih kencang memeganginya, padahal tangan Padma sudah merah karena terus dipaksa. Padma ingin berteriak, tapi di tangga darurat itu tak ada siapa pun. Pria itu sengaja menariknya ke sini untuk menyudutkannya, dan melakukan apa pun yang pria itu ingin lakukan. Namun Padma jelas tak akan membiarkannya."Dia minta dilepasin, lo enggak dengar memangnya? Apa karena lo bule, makanya harus pakai bahasa Inggris? Cepat lepasin, sebelum gue terpaksa mematahkan tangan itu."Padma, dan Travis kaget. Ternyata ada orang lain di koridor tersebut. Ia sedang duduk tak jauh dari kami, dan sepertinya sudah memperhatikan kami sejak tadi. Tra

  • Janji Cinta Polisi Tampan   EXTRA PART II : JATUH CINTA VERSI BERNARDIO

    "Maaf, anda siapa ya?"Istri dari Radjarta bertanya, saat Bernardio berdiri di depan rumahnya. Ia sengaja langsung bertemu sang pemilik untuk memberikan aset yang sedianya dititipkan Praba padanya kepada keluarga Radjarta. Karena amanat, Bernardio pun langsung melakukannya, dan menjalankan tugasnya secepat ia bisa."Maaf, kalau saya mengganggu." Bernardio pun menyodorkan tangannya, dan istri Radjarta langsung menjabatnya. "Saya Bernardio. Saya tangan kanannya Pak Djati, anaknya Pak Praba. Saya ingin menyampaikan pesan dari Pak Praba untuk anda.""Oh, ya, silahkan masuk."Bernardio pun masuk, dan diminta duduk di salah satu kursi di ruang tamu tersebut. "Mohon maaf sebelumnya, Ibu. Karena saya tidak tahu nomor rekening Ibu, atau pun Pak Radja. Jadi, saya memberikannya dalam bentuk cek. Jadi, nanti anda bisa datang ke bank terdekat, dan meminta untuk mentransfernya ke rekening yang Ibu miliki.""Aduh, maaf Mas Bernard, tapi ini tuh, maksudnya apa ya? Bisa bicaranya pelan-pelan. Saya ini

  • Janji Cinta Polisi Tampan   EXTRA PART I : PRABA DAN KONSEKUENSINYA

    "Anda tahu kan, kesempatan anda sempit untuk tidak mendapat hukuman seumur hidup. Meskipun kita ajukan banding sekali pun, pastinya akan sulit untuk menang. Kesalahan anda terlalu banyak, dan itu tidak bisa ditukar hanya dengan kerja sama dengan pihak kepolisian sekali pun."Praba mengangguk, ia mengerti segala konsekuensi yang ia harus hadapi kedepannya. Semenjak Djati dinyatakan meninggal, dan Ava sudah mau menemuinya, segala keputusan yang diberikan padanya akan diterimanya dengan ikhlas. Praba tak akan pernah menuntut apa-apa. Apa pun yang diterimanya adalah ganjaran dari seluruh perbuatannya di masa lalu."Saya sudah bilang tidak apa-apa kan, Jeremy? Jadi, jangan tanya lagi. Apa pun yang diputuskan oleh hakim, saya akan menerimanya.""Tidak ada akan menyesal?"Praba menggeleng. "Jika saya takut menyesal, maka saya tidak akan melakukan semua kejahatan di masa lalu, Jeremy. Apa pun yang terjadi ke depannya, saya akan terima. Kamu tidak perlu takut. Kamu juga patutnya berubah. Pilih

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXVII : AKHIR JANJI CINTA POLISI TAMPAN

    "Ada permulaan, dan ada akhir. Ada pertemuan, dan juga perpisahan. Jadi, jangan pernah sesali apapun."***"Mama bahagia deh! Ava mau melahirkan, dan Asla dinyatakan hamil. Nah sat set begini dong. Dalam waktu yang enggak lama keluarga kita akan ramai dengan tangisan bayi. Ya Tuhan, terima kasih!"Ava tertawa sambil merangkul bahu mertuanya yang terlihat sangat bahagia. Kini, meskipun tantangan di hadapannya akan lebih berat, namun Tarissa lebih bahagia. Tidak hanya sebagai nenek, Tarissa akan menyandang status baru, yakni menjadi ibu negara. Perhitungan cepat dilakukan, dan untuk sementara hasil akhir menentukan kalau ayah mertuanya, Berdaya Adinegara unggul dengan enam puluh satu persen. Jauh mengungguli pesaingnya.Walaupun demikian, Tarissa tak peduli. Kebahagiaan anak-anaknya sekarang adalah hal utama. Ia sangatlah senang melihat kalau kedua putranya tak lama lagi akan menjadi ayah. Menjalani pernikahan yang bahagia bersama istri-istri mereka. Masalah negara, itu urusan nanti."K

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXVI : PERJALANAN MEMBERANTAS NARKOBA

    "Tak ada yang pasti dalam hidup ini. Termasuk manusia yang tiap hari, jam, menit, dan detik bisa berubah pikiran, serta sikap."***"Wah, sudah berapa bulan, Mbak kehamilannya?"Seorang ibu yang mengantar putrinya cek kandungan bertanya, dan Ava hanya menjawab sekadarnya sambil tersenyum. Ia lalu menceritakan kalau putrinya juga hamil tak jauh dari usia kandungan Ava. Sayangnya tak sebahagia Ava yang bisa diantar kemana-mana oleh sang suami. Ava sebenarnya enggan mendengarkan masalah rumah tangga orang lain, tapi karena Biru tak juga kembali dari toilet membuat Ava akhirnya terpekur mendengar kisah cinta orang lain.Baru setengah jalan Ibu itu bercerita, terdapat keributan di ujung lorong lantai rumah sakit tempat Ava duduk menunggu untuk diperiksa dokter kandungan. Ava, dan sang ibu menoleh. Mereka mendapati seorang perempuan tengah berteriak, dan membentak si laki-laki dengan caci maki yang begitu keras. Awalnya Ava tak peduli, ia melengos, dan kembali melemparkan pandangan ke korid

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXV : BUAH DARI KEJAHATAN

    “Setiap hal di muka bumi ini akan ada timbal balik. Setiap kejahatan yang manusia tanam, akan mendapat imbas yang serupa. Setiap kebaikan yang manusia berikan, maka akan mendapat hadiah yang besar, bahkan berlipat ganda nikmatnya.” *** “Apa anda yakin akan membongkar semuanya?” Praba mengangguk dengan yakin. Tak pernah ada sedikit pun kegundahan di hatinya yang membuat Praba tidak yakin dengan pernyataannya. Ia ingin mengungkapkan segalanya, seperti permintaan Biru, dan juga Ava. Bila mereka ingin Praba menghabiskan waktu untuk selamanya di penjara, maka akan ia lakukan semua itu dengan sukarela, dan juga ikhlas. Ia tahu kesalahannya sangatlah banyak, dan juga tak terbendung. Ia bahkan rela menanggung kesalahan Djati untuk ia tanggung, karena memang semua yang terjadi pada Djati adalah salahnya. Ia yang menjerumuskan Djati ke dunia ini. Ia pula yang memaksa, dan mengancam Djati untuk tetap menjual narkoba, meskipun anak itu tak menginginkannya sama sekali. “Tolong catat semua ora

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXIV : DISKUSI AYAH DAN PUTRI KANDUNG

    "Kata orang-orang, saat mencintai pria, standar pertama bagi seorang perempuan adalah ayahnya. Lalu bagaimana jika figur ayah tak pernah muncul dalam diri seorang perempuan?"***Ava meringis saat melihat ayah kandungnya sendiri. Lama tak melihat Praba, membuatnya lupa akan sosok itu. Sosok yang dahulu pernah sangat ia benci sedemikian rupa, sekarang terkurung menyedihkan di dalam jeruji besi yang dingin. Inilah yang Ava inginkan, meskipun kini rasa iba itu muncul, menyeruak memenuhi seluruh hatinya."Apakabar Pak Praba?" tanya Ava memulai pembicaraan. Ava menunggu, tapi Praba tak juga memulai pembicaraan, jadi ia mendahuluinya dengan suara bergetar. "Ini pertemuan pertama kita, setelah segala permasalahan dan plot twist yang tersaji di hidup kita."Praba diam, tapi ia tak mungkin duduk di situ, dan tak memulai apa pun. "Walau saya tak suka tempat ini, tapi saya baik-baik saja. Tempat ini tak seburuk pikiran saya. Kemungkinan saya mulai merasa nyaman di sini.""Ini serius, atau hanya

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXIII : MERTUA DAN MENANTU

    "Terkadang dalam hidup banyak hal yang tak terduga. Termasuk sebuah keinginan yang tak terwujud, tapi digantikan dengan hal lain yang lebih besar oleh Tuhan."***"Kalian bertengkar?"Biru melirik istrinya dari balik kertas-kertas berisi laporan keuangan perusahaannya. Biru benar-benar banyak sekali pekerjaan, selepas platform permainannya viral, dan brand pakaiannya mengalami peningkatan penjualan yang sangat drastis. Mengalahkan pekerjaannya sebagai seorang polisi, Biru hampir saja menghabiskan sisa dua puluh empat jam hanya untuk pekerjaan sampingannya. Belum lagi, kini ia harus membagi waktunya yang sudah sempit untuk istri, dan calon bayi mereka.Ava yang baru selesai mandi, dan tengah mengeringkan rambutnya tersebut juga hanya menghela napas. Ia tahu akan percuma membagi kisah ini pada suaminya, tapi selain Biru, Ava tak tahu lagi harus bercerita pada siapa. Jadi, meskipun Biru tak memahami alasannya marah pada Padma, ia tetap menjelaskan kronologi pertengkarannya dengan sahabat

  • Janji Cinta Polisi Tampan   CXII : PERNIKAHAN IMPIAN

    "Tak ada yang sempurna dalam hidup, termasuk sebuah pernikahan. Pasti ada pasang surut yang membuat sebagian orang pasangan akhirnya berpisah, dan memilih jalan lain sendiri-sendiri."***"Selamat ya, Mas Samudera, dan Mbak Asla. Semoga kalian langgeng terus hingga maut memisahkan. Benar-benar deh, kalian berdua cocok banget!"Celetukan Irvin membuat beberapa keluarga tertawa saat mendengarnya. Namun apa yang dikatakan Irvin benar adanya. Samudera yang tampan sangat cocok bersanding dengan Asla yang sangat manis, dan cantik. Samudera yang hanya memakai kemeja putih, dan Asla yang memakai gaun putih selutut sangatlah padu bersama.Belum lagi dengan latar belakang pantai Anyer di Novus Jiva Villa, membuat suasana yang terasa begitu intim, serta indah. Dengan dihadiri oleh keluarga besar kedua mempelai, pernikahan Samudera, dan Asla terasa sangat berkesan. Keduanya seperti larut dalam bahagia bersama orang-orang yang mereka kenal dekat sejak kecil."Peenikahan yang indah, ya?" tanya Asta

DMCA.com Protection Status