Home / Young Adult / Janji Amanda / 41. Apa Dia Balas Dendam?

Share

41. Apa Dia Balas Dendam?

last update Last Updated: 2024-11-13 11:50:49

Setelah memikirkannya semalaman dan memantapkan hatinya, Amanda pun akhirnya membuat sebuah keputusan yang menurutnya terbaik. Terbaik untuk dia sendiri dan juga terbaik untuk Alvan. Amanda sudah putuskan bahwa waktu satu minggu sudah cukup untuknya belajar menerima kenyataan.

Kenyataan tentang apa yang seharusnya sudah lama bisa dia terima. Pemikiran yang salah bagi Amanda bahwa sebelumnya Amanda pernah berpikir dengan dia menemukan si pemilik jantung Aldy, maka Amanda akan mendapatkan Aldy kembali.

Meskipun kenyataan yang pahit menerima bahwa Aldy sudah meninggal, tapi itu jauh lebih baik daripada beranggapan bahwa Aldy masih hidup di dalam tubuh Alvan. Siapa pun tahu itu adalah pemikiran yang konyol.

Mungkin bisa saja Amanda menganggap Aldy masih hidup, tapi bukan jiwa atau pun raganya, melainkan cintanya.

***

Amanda datang ke sekolah dengan mantap akan mengakhiri sikap anehnya terhadap Alvan hari ini. Dia kembali meminta Benny untuk duduk di bangkunya karena dia mau duduk
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Janji Amanda   42. Tentang Ciuman di Kafe

    Saat bel jam istirahat berbunyi, Amanda berusaha secepat mungkin untuk memasukkan semua buku-bukunya ke dalam laci karena dia mau melakukan sebuah misi. Saking banyaknya buku dan alat tulis yang dia bereskan, sampai-sampai laci Amanda pun berjubel-jubel dan penuh, bahkan ada beberapa pensil dan penghapus yang terjatuh di lantai tapi Amanda tidak peduli. Vito yang duduk santai di sebelahnya bingung dengan sikap Amanda, tapi tidak berani bertanya karena nanti pasti Amanda akan memarahinya lagi. Lebih baik diam daripada membangunkan macam tidur. Rupanya Amanda buru-buru beres-beres mejanya karena dia mau menghampiri Alvan. Tapi Alvan sudah lebih dulu berjalan keluar sambil memasukkan kedua tangan di saku celananya. Amanda mengejarnya sampai ke pintu tapi tidak berani memanggilnya. Akhirnya Amanda menyerah karena Alvan sepertinya memang sengaja menghindarinya. Sama seperti apa yang dia lakukan beberapa hari yang lalu. 'Ih, tuh cowok ngeselin banget, sih?' Benny dan Natasha mengh

    Last Updated : 2024-11-14
  • Janji Amanda   43. Mak Comblang

    “Waktu di kafe itu gue yakin lo udah pergi,” ujar Amanda pada Natasha yang saking takutnya sampai merem-merem segala. “Dan lo Benny.” Giliran Amanda menujuk wajah Benny sampai hampir mencolok kedua mata Benny. “Lo juga tahu soal ciuman itu? Apa Natasha yang kasih tahu lo? Gue yakin pasti ada sesuatu yang kalian sembunyiin dari gue. Sekarang jelasin sama gue apa yang sebenernya terjadi!” Natasha menghela napasnya pertanda menyerah. “Ben, lo aja yang jelasin sama Amanda.” “Kenapa harus gue?” “Itu semua kan ide lo. Jadi lo juga dong, yang harus jelasin semuanya." Amanda memandang Benny dengan tatapan mengerikan. Seandainya saja Amanda seekor macan dan Benny mangsanya, ini saat yang tepat untuk Amanda menerkam mangsanya itu untuk santapan makan siang. “Tunggu apa lagi? Cepetan jelasin ke gue!” bentak Amanda. Sama halnya dengan Natasha, Benny juga memutuskan untuk menyerah saja sekarang. Dia tidak mau sampai ada masalah dengan Amanda kalau dia tidak segera berkata jujur padanya. Sebel

    Last Updated : 2024-11-14
  • Janji Amanda   44. Mengejar Alvan

    Pada suatu hari Vito tidak masuk sekolah. Menurut surat izinnya, katanya Vito sakit. Meskipun banyak yang tidak percaya kalau Vito yang punya tubuh sesubur itu bisa sakit juga. Tapi yang namanya orang sakit kan tidak pernah pandang bulu. Mau gemuk, kurus, atau kerempeng, kalau sudah dapat ‘jatahnya’ sakit ya sakit. Absennya Vito itu menjadi sebuah keberuntungan buat Amanda karena dia tidak harus duduk sebangku dengan gajah meleduk. Dia duduk sendirian. Jauh lebih baik daripada berdua tapi sama Vito. Tapi masalahnya, meskipun merasa lebih baik tapi Amanda tidak terbiasa duduk sendiri. Biasanya selalu ada Natasha atau Alvan di sebelahnya. Maka dari itu hal ini bisa dia jadikan alasan untuk kembali lagi ke bangkunya dan mengusir Benny. Saat jam istirahat, semua teman-teman keluar kelas. Tidak biasanya mereka semua kompak keluar kelas karena biasanya ada beberapa anak yang tetap berada di kelas. Tapi justru itu menguntungkan untuk Amanda karena dia mau bicara penting dengan Benny tan

    Last Updated : 2024-11-15
  • Janji Amanda   45. Alasan yang Aku Tahu

    Meskipun kesal dicuekin, tapi ini bukan saatnya adu mulut dengan Alvan. Amanda harus segera menyelesaikan masalahnya dengan cowok itu sekarang juga, Setidaknya Amanda ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai Alvan bersikap begitu dingin padanya. “Van, lo kenapa, sih?” Dari kemarin hanya pertanyaan ini yang ingin dilontarkan Amanda pada cowok yang ada di depannya itu. “Lo kenapa pindah tempat duduk? Lo juga kenapa ngehindarin gue beberapa hari ini?” Cowok itu tidak menjawab dan tetap memandang ke arah lain. Dia juga tidak beranjak dari tempatnya berdiri untuk berusaha menghindari Amanda lagi. Kelihatannya dia hanya ingin mendengar apa yang ingin dikatakan Amanda tanpa mau membalas pertanyaan apa pun. “Van, kalo ada orang yang nanya itu dijawab, dong. Lo kenapa?” “Lo juga kenapa pindah tempat duduk dan berusaha ngehindarin gue waktu itu?” Alvan mengembalikan pertanyaan Amanda karena pada waktu itu Alvan juga belum mendapatkan jawaban yang jelas atas sikap aneh Am

    Last Updated : 2024-11-16
  • Janji Amanda   46. Tentang Alvan

    Jawaban Clara sudah semakin memperjelas semuanya bahwa Alvan memang sudah tahu semuanya tanpa kecuali. Termasuk tentang fakta bahwa Amanda adalah pacar Aldy. Clara sudah menceritakannya pada Alvan dan memberitahu Amanda tentang hal itu. Sampai sekarang yang ingin Amanda tahu adalah apa yang sebenarnya ada dipikiran cowok itu tentang jantung Aldy? Karena tidak mungkin Alvan terus-terusan akan berusaha menghindari Amanda di sekolah. Karena selain menyusahkan diri sendiri, hal itu juga akan membuat Amanda merasa tidak nyaman. Karena itu Amanda putuskan untuk menemui Alvan lagi hari ini dan menuntaskan semuanya. Walaupun Amanda selalu kesal dengan cowok itu, tapi bukan berarti diperlakukan cuek begitu akan membuat Amanda senang. Amanda jauh lebih nyaman kalau mereka ribut-ribut dan saling dongkol daripada dalam situasi seperti sekarang ini. Tapi ternyata saat Amanda memasuki kelas sampai pelajaran pertama selesai, Amanda tidak melihat cowok itu di kelas. Alvan tidak masuk sekolah hari

    Last Updated : 2024-11-17
  • Janji Amanda   47. Deja Vu

    Kekecewaan masih terlihat di wajah Amanda sampai dia berjalan pulang dari rumah Alvan. Padahal dia sudah bela-belain datang ke rumahnya dengan mengabaikan seluruh gengsinya mendatangi rumah cowok demi bisa menyelesaikan masalah mereka, tapi yang mau ditemui justru tidak ada. Tapi Amanda juga berpikir ada untungnya juga dia tidak bertemu Alvan, karena dia justru bisa mengobrol dengan mama tiri Alvan dan sedikit banyak mengetahui tentang kehidupan cowok itu. Sikap dingin dan menyebalkan Alvan bukannya tanpa alasan. Hanya saja yang membuat Amanda bingung, apa Alvan harus bersikap seperti itu hanya karena ingin melampiaskan kemarahannya atas meninggalnya ibu kandungnya?Sekali lagi Amanda menepis Alvanpan miring tentang Alvan, karena meskipun ada sedikit kemiripan nasib di antara mereka berdua, tapi jelas mereka beda dan Amanda tidak pernah tahu apa yang dirasakan Alvan selama ini. Amanda juga merasa ada sesuatu yang mama Alvan belum ceritakan padanya. Alasan utama penyebab sifat dingin

    Last Updated : 2024-11-18
  • Janji Amanda   48. Terima Kasih Sudah Bertahan

    Alvan terlihat sedikit kaget, namun kelihatannya dia sudah lama mengingat tentang gadis kecil yang pernah menolongnya itu dan ingat betul kalau gadis itu bernama Amanda. Tapi dia cuma pura-pura tidak tahu dan merasa hal itu tak terlalu penting untuk dibahas maupun diingat-ingat. “Apaan sih, lo? Nama gue kan emang Ken. Kenzie Alvan. Emang kapan gue pernah ganti nama?” “Iya, kan? Gue bener, kan? Lo itu bocah laki-laki yang waktu itu nangis di pinggir jalan karena jatuh dan kakinya luka. Lo nangis sambil manggil Mama lo. Itu pasti lo, kan? Gue bener-bener inget sekarang.” Berbeda dengan Alvan yang kesal diingatkan akan hal itu, Amanda malah terlihat senang karena dia sudah berhasil mengingatnya. Pertanda bahwa ingatannya tidak terlalu buruk. “Gue nggak pernah nangis di pinggir jalan asal lo tahu.” Alvan jelas malu sekali diingatkan kejadian memalukan di masa kecilnya. Yang bisa dia lakukan hanya pura-pura tidak tahu. “Emangnya lo nggak inget ya, Van? Waktu itu gue juga ngasih s

    Last Updated : 2024-11-19
  • Janji Amanda   49. Naksir?

    Akhirnya Amanda bertemu dengan Alvan, orang yang selama ini dia cari, dan secara langsung bisa mengatakan apa yang dari dulu ingin dia katakan. Walaupun semuanya sangat sulit karena harus ada masalah dulu antara dia dengan Alvan, tapi pada akhirnya Amanda merasa lega sudah berhasil mengatakan keinginannya. Sebenarnya bukan masalah yang besar untuk Amanda langsung mengatakannya begitu tahu Alvan lah orangnya, tapi mengingat perasaannya yang saat itu juga sedang kacau karena terus terbayang Aldy dalam diri Alvan, membuat Amanda merasa bingung dan khawatir selamanya dia tidak akan bisa menghilangkan bayangan itu. Tapi ya sudahlah, Amanda yakin semua itu hanya masalah waktu saja. Nanti juga Amanda akan terbiasa dengan semua ini dan menerimanya dengan lapang dada. Toh tidak ada ruginya juga untuk Amanda mencoba memperbaiki hubungannya yang tidak jelas itu dengan Alvan. Terlepas dari masalah Aldy, memang sebaiknya Alvan itu didekati agar bisa merubah sifat dinginnya perlahan-lahan, kar

    Last Updated : 2024-11-19

Latest chapter

  • Janji Amanda   62. Sebuah Nasihat

    "Semua orang pernah mengalami rasa sakit saat kehilangan seseorang yang kita sayangi. Tapi terus-terusan menyimpan rasa sakit itu di hati, cuma bakal bikin kita terus-terusan terpuruk dalam kesedihan. Lo harus belajar buat bisa menerima semua itu meskipun tahu itu sulit.” “...” “Lo juga pasti bisa.” Amanda memegang bahu Alvan. “Yang harus lo lakuin cuma satu kok, Van. Lo harus coba buat buka hati lo untuk menerima Mama tiri lo dan juga Arga. Kalo hal itu udah bisa lo lakuin, gue yakin hal berikutnya pun lo juga pasti bisa ngelakuinnya.” “...” “Terima mereka semua yang sayang sama lo. Bikin hati lo jangan pernah menolak kasih sayang mereka semua. Dan yang paling penting lo harus bisa coba buat memaafkan diri sendiri. Selama lo belum bisa memaafkan diri lo sendiri, lo nggak bakalan bisa memaafkan orang lain.” Alvan masih diam dan membiarkan Amanda memberikan nasihat padanya. Baru kali ini Alvan menerima nasihat semacam itu dari orang lain, karena biasanya tidak ada orang

  • Janji Amanda   61. Cerita Amanda

    Alvan tidak menjawab pertanyaan si kembar, dia cuma menatap mereka berdua dengan wajah tidak berdosanya seolah-olah memang tidak mau menjawab pertanyaan seperti itu. Dia sudah kembali ke sifat dinginnya dengan mengabaikan pertanyaan si kembar lalu menikmati teh hangatnya untuk menghangatkan tubuhnya. Melihat sikap cuek Alvan, si kembar pun tidak kehabisan ide dan langsung bisa menafsirkan sendiri apa jawaban yang seharusnya diberikan Alvan pada mereka. Sudah diputuskan setelah keduanya saling beradu pandang sebentar, bahwa Alvan dan Amanda memang punya hubungan yang tidak biasa. “Oke, kalo emang lo nggak mau jawab,” ujar Bagas. “Gue sebagai kakaknya berhak tahu siapa-siapa aja cowok yang udah deketin dia. Gue harus tahu bibit, bebet, dan bobotnya tuh cowok, pantes apa enggak buat pacaran sama adik gue.” “Betul itu.” Bagus mengacungkan jempol tepat di depan Alvan. “Lo harus tahu dulu apa syarat-syarat yang harus dipenuhi cowok yang bakal jadi pacarnya Amanda.” “Pertama...” Ba

  • Janji Amanda   60. Alvan dan Hujan

    Cowok itu berdiri mematung di depan pintu gerbang rumah Amanda dengan hati yang hancur. Dia tidak bisa melupakan apa yang dia dengar di rumah tadi tentang kebenaran yang baru saja dia ketahui. Alvan masih belum sanggup untuk bertatap muka dengan papanya lagi karena itu cuma akan memunculkan kemarahannya saja. Alvan memutuskan untuk tidak pulang malam ini. Dan tempat yang bisa dikunjungi Alvan hanyalah rumah Amanda. Bahkan di sini pun Alvan tidak bisa melakukan apa pun meskipun cuma sekedar memanggil Amanda untuk menemuinya. Dia tetap berdiri di bawah hujan dan kilatan petir. Membiarkan tubuhnya basah kuyub diterjang hujan dan nggak peduli apakah nanti petir-petir menakutkan itu akan menyambar tubuhnya atau tidak. “Itu beneran Alvan.” Amanda sekarang benar-benar yakin dan percaya kalau orang yang dilihatnya itu adalah Alvan yang dia kenal. Amanda berlari menuju lemari di sudut ruangan dan mengambil sebuah payung berwarna kuning dari sana, lalu dengan kilat tanpa menutup pintu l

  • Janji Amanda   59. Pergi dari Rumah

    “Kamu sudah pulang?” “MAMA!” Arga berlari ke arah mamanya dan memeluknya. “Arga, kamu sudah pulang Sayang?” tanya mamanya sambil tersenyum. “Udah dong, Ma. Tadi Arga seneng banget, Ma. Arga main seharian sama Kak Alvan dan Kak Amanda.” Nayla tahu Arga begitu bahagia. Tapi melihat situasi sekarang, dia tahu tidak baik kalau Arga ada di sana melihat hal buruk yang mungkin akan terjadi antara Andra dan Alvan. “RORO! RORO!” Bi Roro datang tergopoh-gopoh dari belakang. “Iya, Nyonya.” “Kamu ajak Arga ke kamar, ya? Mandiin dia. Nanti soal makan malamnya biar saya yang suapin.” Bi Roro mengangguk. “Baik, Nyonya. Arga, ayo kita mandi.” Arga pun pergi ke belakang dengan Bi Roro. Dengan langkah berat, Andra berusaha mendekati Alvan untuk memastikan apa Alvan mendengar semuanya atau tidak. Kalau pun Alvan mendengar, apa saja yang didengarnya dan tugas Andra adalah memberikan penjelasan agar Alvan mau mengerti meskipun dia tahu itu akan sangat sulit. “Van .... “ Andra berusaha menyentuh

  • Janji Amanda   58. Karena Pak Badut

    Setelah naik bianglala, masih banyak wahana-wahana permainan yang mereka naiki. Amanda memaksa Alvan karena Arga yang memintanya. Amanda juga menyuruh Alvan yang bayar semuanya. Tentu saja Alvan ngomel – ngomel lagi karena merasa sudah dipalak habis-habisan hari ini. Tapi semuanya masih belum selesai, mereka pun membeli es krim dan makan es krim bertiga. “Senyum!” Amanda siap memotret Alvan dan Arga. Arga tersenyum manis ke arah kamera, sedangkan Alvan tetap dengan wajah juteknya dan tidak mau melihat ke kamera. Pada saat itu Arga melihat beberapa badut sedang bernyanyi dan bergoyang dengan banyak anak kecil sambil membagikan banyak balon. Arga ingin ke sana dan Amanda memaksa Alvan untuk ikut dengan mereka. Sudah bisa dipastikan kalau Alvan pasti menolak mentah-mentah bermain dengan banyak anak kecil seperti itu, tapi Amanda memaksanya dan menariknya berlari ke arah badut. Arga gembira sekali mendapat balon dari badut. Amanda tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan satu detik pun

  • Janji Amanda   57. Untuk Arga

    Amanda kaget, ternyata mereka sudah sampai ke kelas dan Amanda tidak sadar karena terlalu serius menasihati cowok itu. Dia langsung ikutan berbelok dan masuk ke dalam kelas. Tanpa paksaan apa pun, kali ini Amanda duduk dengan Alvan. “Terserah gue ya, gue mau duduk di mana.” Kali ini Amanda tidak mau ambil pusing berdebat mengenai bangku. Masalah itu sudah basi dan sekarang bagi Amanda dia mau duduk dengan siapa aja nggak masalah. “Pokoknya lo harus mau ngelakuinnya.” “Ngelakuin apa?” Alvan kesal dan jadi nggak mood untuk membuka bukunya karena cerocosan Amanda. “Gue nggak mau ngelakuin apa pun yang lo suruh. Emangnya lo siapa ngatur-ngatur gue harus gimana?” “Gue Amanda. Gue guru lo.” Alvan tertawa sinis mendengar hal konyol itu. “Guru? Guru apaan? Sejak kapan cewek berotak ayam macam lo ini bisa jadi guru gue? Nggak usah ngimpi deh, lo.” Amanda memukul Alvan dengan bukunya. “Gue ini bukan otak ayam.” “Kenapa lo mukul?” Alvan mulai sewot. “Emang lo ini suka banget

  • Janji Amanda   56. Senyuman

    Amanda heran. Dia sempat berpikir kalau dia sedang mimpi saat mengatakan hal itu. “Kenapa gue harus marah?” Amanda speechless. “Apa aja yang udah berhasil lo pelajari dari Aldy selain kebahagiaan?” Tidak pernah dia duga sebelumnya kalau ternyata Alvan menerima ucapannya yang dia kira mimpi tadi. Alvan tidak marah dan justru tertarik dengan kata-kata Amanda tentang hal yang dia pelajari dari Aldy? Apa benar cowok ini serius ingin tahu? “Kenapa diem?” “Hah? Oh ... eh .... “ Amanda jadi salah tingkah dan tetap bingung. Tapi meskipun bingung dia senang Alvan ternyata tidak seburuk yang dia pikir. “Untuk mendapatkan kebahagiaan itu mudah, kok. Tiap orang pasti bisa melakukannya. Karena itu lo harus berubah sekarang. Dan hal pertama yang harus lo lakuin untuk mendapatkan kebahagiaan itu adalah memaafkan diri sendiri.” Memaafkan diri sendiri? Itu memang hal yang selama ini belum bisa Alvan lakukan? Karenanya dia masih belum bisa memaafkan kesalah papanya di masa lalu karena d

  • Janji Amanda   55. Pantai

    “Bukan gue yang suka sama pantai. Tapi orang lain.” Jawaban Amanda sukses membuat Alvan menatap cewek itu dan melupakan keindahan ombak yang dari tadi dia perhatikan. “Aldy?” Amanda mengangguk. Alvan tiba-tiba berhenti berjalan dan menarik tangan Amanda, mengajaknya duduk di atas pasir halus pantai yang sejak tadi mereka injak-injak untuk dirasakan kehalusannya. Dengan terpaksa Amanda menurut dan duduk di samping cowok itu sambil menekuk lutut dan menatap lautan lepas. Ombak masih terus datang. Suaranya yang menggelegar dan umumnya membuat orang lain yang mendengarnya merasa ngeri, tapi tidak untuk Amanda dan Alvan. Ombak itu indah dan hanya bisa mereka temui kalau mereka sedang berada di pantai saja. “Lo lagi ada masalah, ya?” Amanda sudah sejak tadi menahan dirinya untuk nggak bertanya hal ini, tapi dia sudah tidak tahan lagi. Daripada dia terus terbawa masa lalu yang mengingatkannya pada Aldy, Amanda merasa lebih baik mengobrol dengan Alvan. “Kalo pun iya gue ngga

  • Janji Amanda   54. Ajak Aku ke Suatu Tempat

    “Duh, siapa sih nih, yang nimpukin gue pake beginian?” Amanda mengomel-ngomel sendiri sambil memegang kaleng kosong yang sudah penyok itu. “Nggak lihat ada orang lagi jalan, apa?” Mata Alvan melebar melihat Amanda berada sekitar lima puluh meter di depannya. Hebat juga tendangannya, bisa menendang kaleng sampai sejauh itu. Tapi buru-buru Alvan melupakan tentang kehebatan tendangannya itu, karena dia yakin pasti akan ada kejadian sebentar lagi. Dia tadi pergi dari rumah dengan tujuan untuk menghindari pertengkaran dengan papanya, tapi sekarang dia malah mendapat masalah baru. Bertemu dengan Amanda saat ini sudah bisa dipastikan akan memicu masalah baru. Pertengkaran yang tidak bisa dielakkan lagi. Untuk mencegah semua itu terjadi, Alvan cepat-cepat memutar tubuhnya dan berjalan menjauhi Amanda. Berharap cewek itu tidak tahu kalau dia yang menendang kaleng ke arahnya. Toh Alvan juga tidak sengaja melakukannya. Dengan tegang, dia melangkahkan kakinya panjang-panjang meninggalkan Am

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status