Share

18. Restu

Penulis: silent-arl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 16:25:15

Tiga hari setelah perbincangan serius antara keluarga Saka dan Alia. Gadis itu mengambil ijin di kantor untuk menemui ibunya. Dia berjanji akan tetap mengerjakan tugasnya semaksimal mungkin.

Susan tidak mempermaslahkan hal itu. Selama ini Alia sudah bekerja keras di perusahaannya.

Alia tidak pergi dengan Ivan, anak itu kini lebih lengket dengan kedua orang tua Saka. Bahkan sudah nyaman kalau di tinggal.

Orang tua Saka juga tidak ingin Ivan jauh dari mereka. Ivan sangat di manja oleh keduanya. Untungnya Ivan tidak serta merta menerima semua mainan dari kedua orang tua Saka. Dia hanya mengambil yang ia suka.

Saka lah yang akan menemani Alia, sekaligus akan meminta ijin pada ibu Alia kalau nanti bertemu.

Mereka setuju untuk naik mobil, Alia berangkat pukul 6 pagi.

Saka melihat kegelisahan Alia, dia menatap sekilas calon istrinya “Kamu pasti kangen ibumu? Kita bawakan buah, ya.” Tawar Saka.

Alia mengangguk setuju, seingatnya sang ibu sangat menyukai anggur hijau dan pear.

“Mas, kalau nant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jangan Pilih Aku   19. Benci Dimas

    Persiapan pernikahan.Alia mengundang beberapa teman kerjanya dan Mira yang ternyata tidak bisa datang karena kandungannya yang sudah membesar.Sementara Saka juga memilih untuk menyeleksi tamu dan memberi pengertian kepada beberapa koleganya. Mereka berdua masih ingin acara yang privat dan intimate.Mama Saka sudah pasrah, dia lebih memilih menyibukan diri dengan beramain bersama Ivan. Setelah mengerti bahwa Oma barunya juga mencintainya. Ivan tidak lagi menutup diri. Anak itu lebih terbuka dan ceria.Sebagian persiapan pernikahan di serahkan kepada WO. Sebab Saka dan Alia sama-sama bekerja. Saka sendiri hanya tinggal menurut pada Alia.Malam itu, saat Saka baru pulang ke rumah. Alia dan mamanya sedang mendiskuskan sesuatu di ruang makan. Rupanya, catering yang Alia mau tidak menyediakan makanan yang ia suka. Jadi Mama Saka mengeluarkan semua jurusnya agar calon menantunya tidak kalut.“Alia, mama pengen tahu. Kamu beneran nggak apa-apa kalau ibumu tidak hadir?” tatapan wanita paruh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Jangan Pilih Aku   20. SAH

    “Mobil sudah siap, ayo kita pulang.” Ucap Dimas, dia hanya melirik Alia sekilas. Awalnya dia ingin bicara dengan Alia, tapi semuanya gagal. Istrinya lebih dulu mendatangi Alia.Demi menjaga nama baiknya, Dimas harus menurunkan egonya.Laki-laki itu menarik istrinya agar segera keluar.Akhirnya Alia bisa bernapas lega, dia meminta Saka untuk tidak menjemputnya karena dia ingin pulang ke kontrakan untuk mengambil barang.Saka : Aku bisa antar kamu, ini aku sudah selesai praktek.Alia hendak membalas pesan Saka namun harus tertunda karena tiba-tiba Susan meminta Alia untuk mengedit sesuatu. Pekerjaan mereka jadi banyak sekali, hampir separuh pekerjaan dari perusahaan Dimas yang tertunda dipindahkan ke kantor Alia.Rupanya Alia bekerja lebih lama, hampir pukul 8 dan dia belum bisa pulang. Sampai-sampai Saka harus meneleponnya.“Aku sudah di bawah.” Ucap Saka lembut, dia tidak marah pada Alia.Alia yang mendengar itu langsung kelabakan dan menatap jam dinding “Astaga, maaf mas. Aku turun s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Jangan Pilih Aku   21. Malam pertama

    Untuk pertama kalinya, Alia dan Saka akan tidur di satu kamar yang sama. Canggung? Sudah pasti, apalagi kini Alia harus menganti baju setelah seharian memajang diri di depan para tamu.Saka yang baru selesai mandi hanya mengenakan handuk di setengah badannya. Rambutnya masih setengah basah saat dia kibaskan.“Kamu mau mandi sekarang apa nanti?” tanya Saka berkacak pinggang di depan kamar mandi.Alia memuta tubuhnya, melihat pemandangan yang ternyata cukup membuatnya terpana.“A-aku mau ke kamar Ivan dulu. Tadi aku nggak sempat anterin ke kamar.” Ucap Alia tergagap.Saka menyeringai dengan tatapan jahil “Kamu lupa, Ivan lagi ke rumah mama sama papa.”Alia memejamkan matanya, dimana lagi dia bisa melarikan diri. Jujur saja dia masih takut untuk melakukan malam pertama dengan Saka.Jantung Alia berdebar-debar ketika merasakan tangan Saka menyentuh dagunya. Sejak kapan Saka sudah berada di hadapannya.Melihat istrinya salah tingkah, Saka semakin ingin menjahilinya.“Kamu mau mandi sekaran

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Jangan Pilih Aku   22. Murung

    Susan nampak terkejut dan juga malu karena terpergok oleh Alia sedang menempel di lengan pria itu. Bagaimanapun juga, Alia baru saja menikah, dia tidak ingin memiliki urusan dengan Dimas lagi tapi dia tidak bisa tinggal diam ketika wanita yang sudah menolongnya malah menjadi sasaran selanjutnya.Mereka berdua mencoba bersikap senormal mungkin.“Saya cuma mau berpamitan sekalian memberikan beberapa bingkisan untuk semua orang.” Ucap Alia, dia tidak mau ambil pusing ketika melihat Susan menunduk.Dimas menatap Alia, dia tidak tahu kalau Alia sudah menikah kemarin.“Pamitan?”Susan yang menjawab “Alia sudah menikah, dan suaminya tidak ingin dia bekerja lagi.”Alia tidak menggubris saat Dimas mencoba berbicara dengannya. Dia menaruh bingkisan itu di atas meja “Kalau begitu, saya pergi dulu.”Ketika Alia keluar, Dimas jelas langsung mengikutinya. Tidak banyak bicara, Dimas langsung menarik tangan Alia dan melihat di jari manisnya yang sudah bertenger cincin berlian yang terlihat sederhana

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Jangan Pilih Aku   23. Belum sempat

    Saka menyalurkan hobinya terlebih dahulu. Dia membuahi Alia seolah meluapkan semua kegundahannya. Banyak hal yang baru Alia ketahui soal ranjang dan untung saja Saka yang mengajarkannya.Mereka tidak menunda memiliki momongan, apalagi Ivan sudah cukup dewasa untuk mendapatkan seorang adik. Tapi Saka juga tidak memaksa Alia.Dia ingin menikmati waktu dengan Alia sebanyak mungkin. Pokoknya asal bisa bersama istrinya, Saka sudah merasa puas.Alhasil Alia harus mandi lagi, dan bubur pun sudah dingin. Alia mendengus ketika Saka keluar dari kamar sambil memberikan cengiran jahil.“Maaf, sayang.” Dia mengecup kening Alia yang masih basah.Alia menarik napas sambil menahan tawanya “Makannnya udah dingin, aku panasin dulu ya, mas.”Saka menatap Alia yang sibuk di balik kompor, wanita itu memanaskan kembali buburnya.Ketika dia menyantap masakan Alia, Saka hanya diam karena menikmati setiap suapnya. Alia hanya menatap Saka dan menyeka mulut pria itu ketika suaminya sudah selesai makan.“Enak ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Jangan Pilih Aku   24. Nyaman

    Seharian berada di luar, Alia sampai kelelahan dan tertidur di mobil. Padahal jarak rumah mereka tidak terlalu jauh tapi mata Alia sudah tidak sanggup terbuka lagi.Sesampainya di depan rumah, Saka langsung mengendong Alia.Hari sudah gelap, dan di luar cukup berawan. Sepertinya nanti akan turun hujan. Angin bahkan berhembus dengan kencang saat Marni membuka pintu.Bahkan saat di baringkan, Alia masih tertidur. Sepertinya dia lelah sekali. Terdengar suara dengkuran lembut membuat Saka tersenyum.Sementara itu, Dimas memeluk Susan dari belakang, sambil menaruh dagunya di pundak wanita itu.“Kenapa tadi kamu memanggilku, Alia? Apa dia gadis yang kamu cintai?” tebak Susan, dia terdengar begitu nelangsa ketika mendapati kenyataan ini.Separuh hatinya sudah tertarik pada Dimas, meski dia tahu kalau apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. Dimas tidak tahu soal hal ini, dia hanya ingin melampiaskan dan berimajinasi soal Alia sepuas hatinya.Dimas mengecup tengkuk Susan “Benar. Aku mencin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Jangan Pilih Aku   25.HAMIL

    Mengingat sekarang dia tidak memliki kegiatan lain. Alia sering menghabiskan waktu di dapur meski Saka melarangnya. Pria itu bersikeras memberikan kehidupan super mewah untuk Alia. Bahkan, dia sempat kepikiran untuk merubah profesinya agar bisa lebih sering menemani Alia.Bukannya mendukung, Alia malah melarang keras keinginan suaminya tersebuat. Pasalnya, menjadi dokter membuat Saka lebih terlihat seperti ‘orang normal’ ketimbang Saka yang menjadi presdir perusahaan raksasa.Sudah beberapa hari semenjak Ivan tidak ada didekatnya. Alia sedang menonton tv sambil mengupas mangga. Akhir-akhir ini dia hanya suka makan buah.*** Beberapa hari berlalu, kondisi Alia semakin menurun dan dia bahkan tidak bisa makan apa pun. Bahkan Ivan sampai harus di ungsikan ke rumah mama,papa Saka.Mama Saka sudah meminta Alia untuk pergi ke dokter, tapi wanita itu tidak mau karena merasa hanya meriang saja.Dan Alia ingat, semenjak menikah dia belum mengalami menstruasi. Buru-buru dia meminta supir untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Jangan Pilih Aku   26. Ijin Dinas

    Saka berdehem ketika melihat istrinya bersembunyi di balik pintu kulkas.Alia mendongak dan meringis seperti anak kecil yang baru ketahuan melakukan kesalahan.“Laper, sayang?” tanya Saka, dia menutup pintu kulkas ketika Alia berdiri dengan sepotong roti di tangannya.“Aku laper banget, mas. Padahal sudah jam 11 malam.”Saka terdiam, dia lega istrinya bisa makan tapi seharusnya tidak selarut ini. Sebagai seorang dokter, Saka akan memastikan istrinya baik-baik saja.“Kalau begitu makan buah atau panaskan ayam. Aku tidak akan melarangmu makan, tapi lihat gizinya juga.” Saka mendekat dan menaruh tangannya di perut Alia “Anak Ayah harus sehat.”Alia tidak marah, dia merasa sangat diperhatikan. Seandainya dulu dia ‘diomeli’ seperti ini. Alia yakin kalau dirinya akan merasa lebih berharga.Akhirnya, Saka menemani Alia makan. Dia bahkan membuatkan Alia olahan telur agar tidak makan sembarangan.*** 7 hari setelah kabar soal Alia mengandung. Selera makan Alia benar-benar sudah kembali. Kondi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Jangan Pilih Aku   S2. Ivan Story 2

    Ivan tetap diberi ijin kepada Opanya untuuk mengambil kesempatan magang yang Saka berikan. Bagi Opanya, lebih baik Ivan menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu.Toh beberapa bulan lagi dia sudah resmi lulus.Ivan duduk di kamarnya dengan perasaan gusar karena dia terus terusik oleh Diana. Tadi siang gadis itu menelepon Ivan dan mengajak ketemuan besok siang di dekat parkiran. Ada yang ingin dia bicarakan.Tentu saja Ivan tidak langsung menyetujui hal itu. Sambil menatap ponsel, Ivan menggetuk-ngetuk kakinya ke lantai.“Sebenarnya dia mau apa?” gumam pria itu kesal, dia mendongakan kepala menatap langit-langit kamarnya yang remang-remang.Ivan beranjak dari kursinya ketika Omanya mengetuk pintu.“Van, ada yang cariin kamu.” Teriak Oma dari balik pintu.“Ya, Ma.”***Seorang wanita berdiri tidak jauh dari pajangan foto yang menunjukan semua anggota keluarga dari rumah tersebut.Wanita itu menatap Alia dengan hati-hati. Dengan parasnya yang cantik, Diana terhenti ketika melihat Ivan yang

  • Jangan Pilih Aku   S2. Ivan Story

    Ivan tidak pernah keberatan menjadi anak dari ayah sambungnya meski kini dia tahu kalau dia bukanlah anak kandungnya.Ayahnya bukan orang sembarangan, Saka Salendra, adalah seorang CEO yang sukses setelah berhenti dari pekerjaan lamanya yang merupakan seorang dokter.Setelah itu, dia menikah dengan ibunya, Alia. Melahirkan tiga adik yang usianya tidak berjarak jauh dari Ivan.Ada Arka, Saika, dan Raida.2 anak laki-laki dan dua lagi perempuan.Sekarang Ivan berusia 20 tahun, dia masih berkuliah di sebuah universitas swasta di kota. Sebenarnya Ivan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Oma dan Opanya. Karena mereka mulai kurang sehat, Ivan dengan sukarela menawarkan diri untuk menjaga mereka.Tapi pada dasarnya, Ivan memang lebih akrab dengan mereka ketimbang dengan orang tuanya sendiri.Bukan karena dibedakan, tapi, dia hanya malas dengan kondisi yang ramai. Ivan lebih pendiam dari yang dibayangkan.Sosok Ivan yang suka bicara

  • Jangan Pilih Aku   End

    Saka sigap mengangkat sang istri, dia tetap tenang. Ini bukan pertama kalinya dia Saka ada di posisi yang menegangkan seperti ini.“Ma, jagain Ivan.” Ujarnya saat melewati pintu.Pengalamannya sebagai dokter membuatnya bisa berpikir jernih dalam keadaan seperti ini.“Jangan lupa bernapas.” Ucap Saka menurunkan Alia di kursi penumpang.Alia mengangguk dan mengikuti instruksi Saka. Alia jadi ikut tenang karena Saka terlihat baik-baik saja.Alia mencengkram pahanya ketika gelombang kontraksi perlahan datang mulai sering dari sebelumnya. Alia meringsis merasa kesakitan.Melihat istrinya yang berusaha susah payah menahan sakit. Saka lantas tancap gas. Ketenangan yang tadi ada, kini mulai sirna, dia ikut panik sekarang.Di dalam mobil, suasana hening sekali. Yang terdengar hanya suara rintihan Alia.Sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit.Saka keluar dan langsung membuka pintu samping. Mempersilahkan Alia turun, gadis itu tidak mau di bopong karena kotor. Padahal Saka tidak masalah sama

  • Jangan Pilih Aku   33. Bahagia

    Malam itu, keduanya menghabiskan waktu bersama yang sempat tertunda. Saka seolah tidak pernah menyentuh istrinya, dia terus mengamati tubuh Alia yang semakin berubah.Bangun-bangun Alia masih berada dalam dekapan Saka. Tubuh mereka tidak memiliki jarak sama sekali, dan Alia menyukai itu. Aroma Saka yang tak pernah berubah dengan senyuman yang menyambutnya di pagi ini.Rasanya rindu yang selama ini terpendam menjadi tidak bermakna karena sebenarnya Saka tidak pernah meninggalkan Alia.“Sudah bangun?” tanya Saka yang mengusap wajah Alia.Alia mengangguk “Hari ini kita harus ke rumah sakit, mas.” Ujar sang istri yang sudah bersemangat.“Kalau gitu, biar aku siap-siap dulu.”Saka bangkit dari ranjang dan berjalan santai ke kamar mandi. Melihat punggung suaminya yang menghilang di balik pintu membuat Alia merasa cemas.Namun dia harus tetap tenang. Jangan sampai Saka malah merasa terbebani karen prasangkanya.Alia duduk di pinggir ranjangnya, mengambil baju tidurnya yang terjatuh. Wanita i

  • Jangan Pilih Aku   32. Ingatanku

    Alia sudah benar-benar pulih. Sekarang dia merawat Saka yang masih tak bisa mengingat siapapun bahkan dirinya sendiri.Saka sudah melalui beberapa tes dan hasilnya selalu sama saja. Tidak ada perubahan. Pria itu masih dinyatakan amnesia sampai batas waktu yang belum diketahui.Sementara itu, Alia memandikan sang suami dan melihat betapa banyaknya bekas luka yang mulai kering di tubuh Saka.Maklum, sudah tiga hari dia dirawat di rumah sakit ini. Dan, baru hari ini dia diperbolehkan mandi.“Duduk sini, mas.” Alia mempersilahkan Saka duduk di sisi kamar mandi yang memang disediakan untuk pasien.Saka menurut, dia meraih tangan Alia sambil menatap wanita itu “Aku mau potong rambut.”Senyum Alia terangkat kian tinggi “Nanti aku potong, sekarang mas mandi dulu, ya.”Alia bersikap sesabar itu. Dia tidak akan mengeluh. Keingannya sudah terkabul, kehadiran Saka saja sudah cukup bagi Alia. Terlepas dari apapun kondisi pria itu, Alia akan membantu Saka agar dia bisa sembuh kembali.Alia membuka

  • Jangan Pilih Aku   31. Aku siapa?

    Menjelang malam tiba. Papa Saka sampai di sebuah rumah sakit pinggir kota. Jaraknya sekitar 4 jam dari kota.Papa Saka mencari nama anaknya di sebuah papan yang bertuliskan beberapa nama korban kecelakaan.Pria itu berhenti di depan ranjang rumah pasien yang tidak memiliki nama. Firasat pria itu mengatakan kalau yang ada dibalik tirai tersebut.Menelan ludahnya dengan susah payah. Pria itu membuka tirai dan benar saja. Saka berbaring ditemani seorang wanita yang tertidur pulas di sebelahnya.“Anda siapa?” tanya Papa Saka curiga.Wanita itu terkejut, dia menatap Saka dan Papanya bergantian “Sa-saya..”Sebelum wanita itu selesai bicara, Saka terbangun. Matanya menyipit menatap sang Papa yang berdiri tak jauh dari ranjangnya.“Kamu siapa?” nada bicara Papa Saka meninggi tak sabaran.Wanita itu mengigit bibir bawahnya “Saya warga setempat yang menemukan bapak ini.”Papa Saka menghela napas panjang “Astaga, maafkan saya. Saya papanya Saka. Terima kasih untuk bantuan anda.” Papa Saka menya

  • Jangan Pilih Aku   30. Ketemu?

    “Telah terjadi sebuah kecelakaan pesawat…..” suara dari pewarta berita itu membuat telinga Alia berdengung kencang. Tv yang tadi menampilkan berita kini terasa buram.Yang ada di dalam berita itu adalah pesawat yang tadi Saka tumpangi.Belum sempat Alia mencerna semua ucapan pembawa berita. Dia goyah dan berpegangan pada ujung sofa. Mama Saka yang juga mendengar kabar itu langsung menatap suaminya yang menunjukan ekspresi tegang.Papa Saka mengambil ponselnya dan meninggalkan kedua wanita yang kini saling berpegangan tangan.“Alia, tenangkan dirimu.” Ucap mama Saka dengan nada bergetar. Dia tidak mau terlihat lemah. Apalagi, menantunya yang mematung disebelahnya sedang butuh bantuan.Alia menoleh menatap sang ibu mertua yang juga berkaca-kaca “Ma, mas Saka, ma.”Tidak ada jawaban dari Mama Saka, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu memeluk Alia yang gemetaran.Harapan kalau Saka baik-baik saja masih belum sirna. Mama Saka tidak bisa menahan air matanyanya ketika berita mem

  • Jangan Pilih Aku   29. Pamit

    Ide tersebut disambut baik oleh kedua orang tua Saka. Bagaimana tidak, akhirnya anaknya memiliki minat pada bisnis keluarga yang sudah lama mereka bangun.Setelah mereka bersusah payah menyiapkan masa depan yang cerah untuuk anak semata wayangnya. Saka malah merubah haluan menjadi dokter dan menutup semua komunikasi pada mereka.Maka, waktu dia meminta ijin menikah dengan Alia. Orang tuanya sudah senang karena akhirnya Saka menghubungi mereka terlebih dahulu.“Saka, mama sangat mendukung kalau kamu mau berhenti jadi dokter. Bukan berarti jadi dokter itu tidak baik. Hanya saja, kamu jadi sulit membagi waktu.” Oceh Mama mencoba meyakinkan anaknya. Beliau takut kalau ucapnnya terlalu terdengar agresif.Papa menatap istrinya penuh heran “Biarkan saja dia. Apa pun keputusan yang kamu ambil. Papa pasti mendukungmu.”Saka menatap kesebrang ruangan, dimana Alia sedang duduk bersama Ivan “Mereka sepadan, pa. Alia satu-satunya wanita yang bisa meyakinkanku dalam waktu sesingkat itu.”Papa menga

  • Jangan Pilih Aku   28. Berhenti

    Dimas meninggalkan Susan yang duduk termenung di kursi kamarnya. Meninggalkan perempuan yang sedang mengandung anaknya dengan perasaan sedih yang tak terbendung lagi.Masih dengan perasaan yang campur aduk. Dia tidak tahu kalau apa yang ia lakukan akan menjadi sekacau ini.Awalnya Susan yakin bisa meluluhkan Dimas, namun sampai akhir, Dimas selalu menjadikannya wanita pelampiasan agar mengantikan Alia.Perasaan benci kepada mantan anak buahnya muncul ke dalam hatinya. Seharusnya yang ada di dalam hati Dimas adalah dirinya, bukan Alia yang sudah bahagia dengan pilihannya sendiri.*** Di rumah sakit, Saka meminta ijin kepada seniornya untuk tidak ikut seminar. Pokoknya dia tidak akan meninggalkan istrinya apa pun alasannya.“Maaf, pak. Istri saya sedang hamil, jadi mungkin saya tidak bisa ikut dalam seminar itu.” Saka menatap atasannya dengan penuh ketegasan.Senior Saka yang duduk di kursi balik meja itu mendongak menatap dokter muda yang terlihat cemas “Hanya satu minggu, Saka. Apal

DMCA.com Protection Status