Kenaya membuka matanya. Sebuah tangan kokoh memeluk erat tubuhnya. Dia tahu tangan siapa itu. Siapa lagi jika bukan tangan Kean. Pria yang selalu ada untuknya selama ini. Kenaya baru ingat jika semalam setelah menangis dia tertidur. Kenaya berusaha melepaskan tangan Kean perlahan. Tak mau mengganggu Kean yang tertidur. “Kamu sudah bangun?” Kean merasakan gerakan tubuh Kenaya, ikut terbangun. Dia melepaskan pelukannya dan menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah Kenaya. “Iya, aku sudah bangun.” Kenaya tersenyum. “Aku pikir jika menyingkirkan tanganmu pelan-pelan, kamu tidak akan bagun.” Dia merasa tidak enak pada Kean. “Tidak apa-apa. Sudah pagi juga.” Kean tersenyum seraya melihat jam dinding di kamarnya. Ternyata waktu menunjukan jam lima pagi. Sudah waktunya bangun juga. Kenaya mengalihkan pandangan juga ke arah jam dinding. Ternyata semalam dirinya menangis sampai tertidur. Tahu-tahu sudah pagi saja. “Apa kamu sudah lebih baik?” Kean membelai lembut wajah Kenaya. “Aku sudah le
Kedua bola mata Kenaya membulat sempurna ketika melihat orang yang menyapanya. Tubuhnya seketika gemetar melihat orang yang selama ini dihindarinya. Orang yang membuatnya selalu ketakutan. Siapa lagi jika bukan Jerick. Dia tidak menyangka jika Jerick akan menemukannya setelah sekian lama. Pikiran Kenaya melayang memikirkan, bagaimana pria itu bersama dengan Mommy Freya dan juga Daddy El? Bagaimana Jerick bisa menemukannya sampai ke apartemen?“Apa kamu terkejut melihat aku, Istriku?” Jerick tersenyum melihat Kenaya. Kenaya langsung memundurkan tubuhnya. Dia benar-benar takut dengan Jerick. Dia takut jika Jerick akan membawanya pulang lagi. Seperti yang sudah-sudah. “Terima kasih, Pak Elvaro dan istri. Akhirnya saya menemukan istri saya kembali. Karena itu saya akan membawa istrinya kembali.” Jerick menatap Daddy El dan Mommy Freya.Daddy El dan Mommy Freya hanya bisa diam. Hati mereka berkecamuk. Bingung dengan situasi ini. Mereka tidak berkutik sama sekali ketika Jerick akan membaw
Kejadian sebelumnya …“Bereskan barang-barang Kenaya. Akan membakar semuanya.” Tidak menemukan Kenaya membuat Jerick murka. Entah ke mana gerangan istrinya itu pergi, dia tidak dapat menemukan sama sekali. Padahal sudah segala cara dilakukannya. Namun, Kenaya seperti hilang ditelan bumi. “Baik, Pak.” Asisten rumah tangga mengangguk. Kemudian berlalu ke kamar Kenaya membersihkan barang-barang milik Kenaya. Jerick duduk di sofa yang berada di ruang keluarga. Sambil menyandarkan kepalanya, dia memijat kepalanya. Dia benar-benar dibuat pusing dengan mencari Kenaya. Bisa-bisanya wanita itu sulit dicari. “Permisi, Pak.” Asisten rumah tangga menghampiri Jerick. Jerick buru-buru membuka matanya. Ingin tahu kenapa sampai asisten rumah tangga membangunkannya. “Ada apa?” tanyanya.“Saya menemukan ponsel Non Kenaya.” Asisten rumah tangga memberikan ponsel pada Jerick. Sontak Jerick yang sedang nyaman bersandar di sofa langsung bangun. Dia begitu terkejut ketika mendapati jika asisten rumah t
“Kami ingin bertemu dengan Kean Adion.” Jerick segera memberitahu niatnya. “Den Kean tidak tinggal di sini.” Asisten rumah tangga memberitahu. Jerick tersenyum tipis. “Jelas dia tinggal bersama dengan Kenaya. Pasti tidak ada di sini,” cibirnya lirih. “Kalau begitu aku mau bertemu dengan orang tuanya.” Jerick langsung memberitahu. “Baiklah.” Asisten rumah tangga segera masuk. Mencari orang tua Kean. Karena mereka ada di kamar, terpaksa asisten rumah tangga mengetuk pintu. “Ada apa, Bi?” Mommy Freya yang membuka pintu mendapati asisten rumah tangga yang mengetuk pintu. “Itu, Bu … itu ….” Asisten rumah tangga merasa bingung. “Ada apa?” Daddy El yang berada di kamar pun ikut keluar untuk melihat ada apa gerangan. “Tidak tahu, Bibi belum menjelaskan.” Mommy Freya menggeleng. Dia juga masih bingung. “Jelaskan pelan-pelan, Bi.” Daddy El menegur asisten rumah tangganya itu. “Ada orang datang, Bu, Pak. Mereka datang bersama polisi.” Akhirnya asisten rumah tangga dapat menjelaskan deng
“Sayang, bagaimana bisa Kean menculik anak orang.” Di dalam mobil Mommy Freya terus bicara. Dia masih bingung dengan apa yang anaknya lakukan. “Aku juga tidak habis pikir. Bagaimana bisa Kean menculik wanita, dan lebih parah lagi wanita itu sedang hamil.” Daddy El juga tidak habis pikir. “Padahal Kenaya sudah sampai dibawa ke rumah, tetapi kenapa kita tidak curiga sama sekali?” Mommy Freya benar-benar tidak menyadari hal ini. Padahal biasanya feeling ibu itu kuat, tetapi nyatanya dia kecolongan juga. “Kean benar-benar dapat menyembunyikan semua dengan baik. Sampai-sampai kita saja terkecoh.” Daddy El benar-benar geram sekali. “Tunggu-tunggu, kemarin Ailee yang memperkenalkan jika Kenaya adalah temannya. Apa artinya anak-anak juga ikut bekerja sama menyembunyikan keberadaan Kenaya?” Tiba-tiba Mommy Freya langsung berpikir hal itu. Daddy El pun mengingat akan hal itu. Pertama kali bertemu Kenaya, menantunya yang mengenalkannya. “Hubungi Lean. Minta dia datang ke apartemen Kean seka
Di waktu yang bersamaan, Rigel segera ke apartemen Kean. Menemui paman dan bibinya. Di depan apartemen, dia membunyikan bel. Beberapa saat kemudian Daddy El membuka pintu. “Kamu.” Daddy El cukup terkejut dengan kedatangan Rigel. “Kak Lean tadi menghubungi aku, Dad.” Rigel mencoba menjelaskan kenapa dia bisa berada di sini.“Lalu mana Lean?” tanya Daddy El seraya mengedarkan pandangan ke belakang Rigel. “Kak Lean menemani Kak Kean.” Rigel mencoba menjelaskan. “Apa kamu tahu juga hal ini?” Daddy El menatap keponakannya itu. “Tahu, Dad.” Rigel mengangguk. “Ayo masuk dan jelaskan kalau begitu.” Daddy El melebarkan pintu agar Rigel masuk. Rigel segera masuk. Diikuti dengan Daddy El di belakang. Dari jauh, Rigel melihat Mommy Freya menangis. Jelas pasti Mommy Freya terkejut dengan kasus ini. “Mana Lean?” Mommy Freya langsung menyambut Rigel dengan pertanyaan itu. “Lean menemani Kean.” Daddy El menjelaskan pada istrinya itu. “Ke mana mereka akan pergi? Apa mereka akan mengejar Kena
Kenaya membuka mata. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar. Saat pandangannya mulai turun ke bawah, dia menyadari di mana dirinya berada. Dia sedang berada di kamarnya. Kamar yang berada di rumah Jerick. Dengan segera Kenaya berusaha untuk bangun. “Kamu sudah bangun?” Tepat saat tubuhnya ditegakkan, dia melihat ada Jerick di sana. Pria itu duduk di sofa yang berada tepat di depannya. Hal itu membuat tubuh Kenaya gemetar. Dia benar-benar takut sekali. “Aku tidak menyangka jika ternyata kamu pandai juga bersandiwara. Sampai-sampai aku tidak tahu jika kamu sudah mengenal Kean sejak awal bertemu.” Jerick berdiri menghampiri Kenaya. Kenaya memundurkan tubuhnya hingga menempel di headboard tempat tidur. Dia benar-benar ketakutan sekali. Saat Jerick berusaha mendekat, Kenaya langsung berusaha untuk turun dari tempat tidur, tetapi ternyata Jerick lebih cepat dibanding dirinya. Pria itu langsung menarik tangan Kenaya. “Mau lari ke mana lagi kamu?” Jerick benar-ben
“Aku berusaha keras menahan hasratku untuk tidak menyentuhmu, karena itu aku hanya meminta kamu membantuku menuntaskan hasrat tanpa menyentuhmu. Tetapi, kamu lagi-lagi tidak mau.” Jerick memukul-mukul headboard tempat tidur meluapkan kekesalannya. Kenaya hanya ketakutan ketika Jerick terus memukul tepat di sisinya. Jerick langsung mencengkeram wajah Kenaya untuk dapat memandang dirinya. “Aku bisa saja membayar wanita untuk menuntaskan hasratku, tetapi aku hanya ingin kamu. Apa kamu tidak merasakan betapa aku mencintaimu? Tataplah sekali saja aku dengan cintamu.” Dalam keadaan dicengkeram, justru yang terlihat dari sorot mata Kenaya adalah ketakutan. “Kamu memang tidak pernah berusaha mencintai aku.” Jerick kembali menampar wajah Kenaya berkali-kali. Kenaya berusaha menendang Jerick tepat pada area intimnya. Saat Jerick kesakitan, Kenaya berusaha mendorong tubuh Jerick. Dengan segera Kenaya keluar dari kamarnya. Dia berusaha untuk keluar dari rumah. ***Di tempat berbeda, mobil K
“Siapa dia? Kenapa bawa-bawa keluarga Adion?” Grandpa Bryan langsung mengomentari. “Hendrik Arkan-walikota.” Grandpa Felix membaca nama yang tertera di bagian bawah. “Apa dia adalah mertua Kenaya?” tanya Grandpa Bryan. “Sepertinya begitu.”“Apa dia sengaja mengadakan konferensi pers untuk membangun opini publik?” Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. “Sepertinya dia sengaja menyebut nama Adion.” Grandpa Felix merasa jika yang dilakukan orang yang sedang melakukan konferensi pers sengaja sekali. Setelah selesai berita tersebut, pembawa acara mengomentari keluarga Adion. Dari mulai siapa keluarga Adion. Apa saja bisnisnya. Tentu saja itu membuat Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. Mereka menceritakan kasus yang terjadi beberapa bulan lalu juga. Di mana Lean dan Kean menangkap penyelundupan perusahaan. Di rumah sebelah, Mommy Ghea mencari keberadaan daddy-nya. Memastikan jika sang daddy tidak akan menonton berita. Namun, saat mencari sang daddy, dia tidak menemukan sang daddy
“Lihat ada konferensi pers dari walikota.” Rigel baru saja membuka media sosialnya. Tanpa sengaja dia melihat konferensi pers yang dilakukan walikota. Daddy El segera meraih ponsel Rigel. Melihat konferensi pers yang dilakukan oleh walikota yang merupakan papa Jerick. Dia benar-benar terkejut sekali dengan yang dilakukan oleh Hendrik. Daddy El, Daddy Dean, Lean, Mommy Freya, dan Kenaya langsung ikut melihat berita itu di ponsel mereka. Mereka semua tak kalah terkejut dengan yang baru saja mereka lihat. Walikota seolah menegaskan jika anaknya melakukan itu karena adanya perselingkuhan. “Sepertinya dia sengaja melakukan konferensi pers ini untuk mengiring opini publik.” Daddy Dean memberikan pendapatannya. “Iya, sepertinya begitu.” Daddy El melihat jika yang dilakukan walikota memang sengaja untuk menguntungkannya. Kenaya melihat postingan dari walikota itu, tetapi dia justru dikejutkan dengan komentar-komentar di dalam video. Miss gosip: Jelas saja suaminya melakukan kekerasan da
“Saya akan mengurusnya, Pak. Untuk sementara waktu, Pak Kean akan di sini. Mungkin jika kasus ini dilimpahkan pada kejaksaan negeri, persidangan akan dilaksanakan dua puluh hari lagi.” Pengacara mencoba menjelaskan. Berapa lama Kean akan berada di dalam penjara. “Baiklah, aku tidak masalah jika berada di sini dalam jangka waktu lama.” Mommy Freya langsung menangis. Dia memeluk sang suami. Tidak bisa dibayangkan sang anak akan mendekam di penjara dalam jangka waktu yang lama. Kean segera menghampiri sang mommy. Membawanya ke dalam pelukannya. “Mommy jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja di sini. Aku harus membuat orang yang sudah membuat anakku meninggal, masuk penjara. Dia tidak boleh bebas begitu saja.” Dia mencoba memberikan pengertian pada sang mommy. Mommy Freya tahu jika anaknya pasti akan bertarung mati-matian. “Baiklah, Mommy percaya padamu.”Kean menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah sang mommy. Kean menghapus air mata yang membasahi wajah sang mommy. “Kean titip Kena
“Ada apa Anda menghubungi saya?” Daddy El benar-benar geram sekali mendengar suara walikota. “Bisakah kita bertemu?” “Saya tidak bisa bertemu dengan Anda. Bicarakan saja di telepon.” Daddy El tidak mau mengambil risiko dengan bertemu dengan walikota. Apalagi ini adalah wilayahnya. Tentu saja itu akan sangat bahaya. Hendrik tertawa. “Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu kita bicarakan saja di sini.” Dia pun mengalah. Tidak masalah jika memang harus dibicarakan ditelepon. “Anak Anda sekarang di penjara, begitu pula dengan anak saya. Media juga sudah mulai mencium kasus ini. Kasus ini akan menjadi lebar jika kita melanjutkanya. Anda dan saya tentunya adalah orang yang paling dirugikan. Jadi saya ingin mengajukan negosiasi untuk kasus ini. Silakan Anda minta menantu saya mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga, dan saya akan mencabut semua laporan yang anak Anda dapatkan.” Hendrik Arkan mencoba menjelaskan niatnya untuk berbicara. Daddy El terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa m
Daddy El menunggu Kenaya dan sang istri di hotel. Sekaligus membicarakan kasus yang menimpa Kean. Pengacara menjelaskan jika Jerick ternyata tidak bisa lari dari jerat hukum karena bukti-bukti kekerasan dalam rumah tangga jelas. “Apa mereka sengaja memasukkan Kean ke penjara?” Daddy El bertanya pada pengacara. “Bisa jadi, Pak. Mereka mencari celah dengan tuduhan perselingkuhan. Berlindung dari kasus perselingkuhan itu, agar dapat memutar balik fakta. Dengan tuduhan perselingkuhan, mereka akan membuat tuduhan perselingkuhan itu adalah alasan kekerasan rumah tangga yang menimpa Bu Kenaya.” Pengacara mencoba menjelaskan. Daddy El merasa jika apa yang dikatakan pengacara ada benarnya. Mungkin mereka memang sengaja melakukan hal itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini?” “Kita hanya bisa mengandalkan kesaksian Bu Kenaya. Menceritakan semua. Dengan begitu Pak Kean akan bisa bebas dari tuduhan.” Daddy El hanya berharap jika Kenaya akan memberikan kesaksian untuk membebaskan Kean
“El, apa benar Kean ditangkap?” “Daddy tahu dari mana?” Daddy El di seberang sana begitu terkejut. Dia belum memberitahu siapa pun, tetapi daddy-nya sudah tahu. “Aku lihat di berita. Cucu Adion di penjara.” “Berita?” Daddy El begitu terkejut. Bagaimana bisa kasus ini suda tercium oleh media. Padahal pihaknya belum membocorkan sama sekali. “Iya, Dad, tetapi Daddy tenang saja. Aku sedang mengurusnya. Kean akan segera bebas.”“Baiklah, cepat urus, ini akan berdampak buruk untuk perusahaan juga jika berlarut-larut.” Grandpa Bryan mengingatkan anaknya. “Baiklah.” Daddy El segera mematikan sambungan telepon. Suara ketukan pintu terdengar. Daddy El pun segera membuka pintu untuk melihat siapa yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Lean dan Rigel. “Dad, ada berita tentang Kean.” Lean langsung menunjukan ponselnya. Daddy El meraih ponsel Lean. Melihat berita yang ramai di media. Hal itu tentu membuat Daddy El cukup terkejut. Jika berita ini semakin digoreng, tentu saja akan berdampak
“Saya cek tadi ternyata Pak Hendrik-walikota yang merupakan papa Jerick Arkan yang melaporkan hal itu.” Daddy El mengeratkan rahangnya. Ternyata keluarga Jerick Arkan sudah mulai turun tangan. Tentu saja dia tidak akan membiarkan anaknya sendiri.Di dalam kantor polisi, Kean ditanya beberapa pertanyaan. Kean menjelaskan apa adanya. Dia memang tidak menculik Kenaya. Kenaya dengan kesadaran ikut dengannya karena lari dari kejaran suaminya yang memukulinya. Kenaya waktu itu memang benar menabrakkan mobilnya, itu karena melihat Kenaya jatuh dan setelah itu membawa Kenaya ke rumah sakit. Kean memiliki alibi kuat menyangkal tuduhan itu. Sayangnya, tuduhan perselingkuhan tidak bisa dia elakkan. Karena memang ada hubungan di antara mereka. Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, Kean akhirnya dimasukan ke dalam penjara. Dia akan bermalam di penjara. Pengacara menegaskan akan menjamin Kean tidak akan pergi. Meminta Kean untuk dibebaskan. Namun, sayangnya polisi tidak menyetujui permohonan
Kean membaca surat penangkapan atas dirinya itu. Tentu saja itu membuatnya merasa heran. Bagaimana bisa dia dituduh menculik. Apalagi di dalam surat penangkapan tertulis jelas jika korban penculikan adalah Kenaya. “Tuduhan lucu apa ini? Penculikan?” Kean merasa aneh dengan segala tuduhan yang dilayangkan padanya. Jelas ini menggelitik sekali. “Silakan ikut kami. Jelaskan semua di kantor polisi.” “Korban penculikannya saja ada di sini aman dan terjaga. Bagaimana bisa dikatakan penculikan?” Kean masih mengelak. “Sebaiknya, Anda jelaskan saja di kantor polisi.” Polisi yang melihat Kean terus menjawab, akhirnya menangkap paksa Kean. “Lepaskan dia? Saya tidak merasa diculik.” Kenaya yang berada di belakang, menerobos ke depan. Mencegah apa yang dilakukan polisi. Dia menarik tangan Kean. “Silakan melakukan pembelaan di pengadilan.” Polisi tetap tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kenaya. “Tenanglah, aku akan keluar. Kamu harus disini dan jangan ke mana-mana. Tetaplah bersama kelua
Saat sampai, Kenaya langsung disambut oleh Mommy Freya dan Daddy El. Mereka meminta Kenaya untuk beristirahat di kamar yang pernah ditempatinya.Kenaya pun memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Tubuhnya belum benar-benar sembuh. Bekas luka prosesi kuret masih terasa sakit sesekali.Di saat Kenaya beristirahat, Kean dan Daddy El mengobrol di ruang keluarga. Mereka membahas apa yang akan mereka lakukan jika proyek ini jadi sasaran walikota. “Mereka tidak akan mengusik sebenarnya karena kita punya surat tanah dan izin yang kuat. Lagi pula sebelum dibangun, kita sudah cek di tata kota. Jadi harusnya mereka tidak akan sejauh itu.” Daddy El memberikan pendapatnya tentang proyek yang sedang dikerjakan anaknya itu.Kean memahami apa yang dikatakan sangat daddy. Dia juga berpikir, jika walikota tidak mungkin bisa mengusik proyeknya. Apalagi dia sudah sangat berhati-hati dengan masalah legalitas. Saat sedang mengobrol, pengacara menghubungi Kean. Dengan segera Kean mengangkat sambungan telep