Beranda / Romansa / Jangan Mencintaiku / 39#Jalan-jalan Mengelilingi Pasar Malam

Share

39#Jalan-jalan Mengelilingi Pasar Malam

Penulis: Lisuni98
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kedua bola mata Sarah membulat, alisnya terangkat, mulutnya menganga.

"Gue tahu... lo benci sama Kayla dan juga gue, karena kami telah merebut orang yang lo sayangi," kata Keyla memeluknya semakin erat. "Tapi lo harus tahu... cinta memang aneh. Datang secara tiba-tiba, lalu gue bisa apa? Dan gue akan mencoba meringankan hukuman kaka lo."

Keyla menatap Sarah menghapus air matanya.

Keyla tidak berharap gadis itu akan menyetujui niatnya dan apa yang ia katakan, memutuskan pergi dari sana. Menuju taman sesuai kesepakatan dengan orang yang mungkin babak belur karenanya.

Terdiam cukup lama...

Sarah mengejar Keyla. Ia memeluk Keyla dari belakang.

"Terima kasih, Keyla... " seru Sarah.

Tersenyum. Keyla memegang tangannya. "Yang lalu, biarlah berlalu. Gue percaya ada kesempatan kedua bagi orang-orang yang sudah menyadari kesalahannya... "

Me

Lisuni98

See you, next part ➡️

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jangan Mencintaiku   40#Keputusan Yang Tepat

    Mexsi berhenti tersenyum dan semakin menatapnya. "Lo boleh ngomong apa aja, tapi jangan ganggu kebahagiaan gue." "Maksud lo, gue tahu. Lo pasti baru pertama kalinya naik kincir angin ini? Ya iyalah- " "Tetaplah tersenyum... itulah yang bikin gue bahagia... " Mexsi mengatakannya dengan tulus. Keyla menelan ludah susah payah. "L-lo kalau ngajakin canda garing, gak lucu... " Mexsi mencondongkan tubuhnya ke depan. Mendekatkan wajahnya dengan wajah Keyla. "Gue serius... " Mexsi langsung memeluk Keyla. "Lima menit saja, gue mohon." Ia memohon dengan sangat tulus. Gadis itu awalnya terkejut. Tapi entah mengapa saat Mexsi memeluknya, suasana sudah mulai tak canggung lagi. Yang Keyla rasakan hanyalah kenyamanan, sangat bahagia sampai ia berani membalas pelukan Mexsi tanpa bertanya. Membiarka tubuhnya mendapatkan kehangatan, dari seseorang yang sangat berarti baginya sambil tersenyum. Berharap, Mexsi sangat berharap

  • Jangan Mencintaiku   41#Perkelahian

    Paginya Keyla tersadar, ia secepatnya bangkit mencari keberadaan Mexsi. Berlari ke sana kemari mencarinya, Salah satu suster bertanya padanya. Menunjukkan ruangan yang sedang dicarinya, ia masuk berlari mendekati Mexsi yang sedang menutup kedua mata tak sadarkan diri.Tes. Setetes air mata membasahi pipinya. Mengalir deras, jantungnya terasa tak berdetak. Napasnya tercekat. Sulit sekali untuk bernapas. Ternyata ia benar-benar takut, jika sesuatu terjadi pada lelaki itu."Bodoh, gue udah bilang pergi. Tetap aja melindungi gue... Mexsi hari ini gue udah putuskan, saat lo sadar nanti gue akan bilang semuanya sama lo tanpa ragu." setelah mengatakan hal itu Keyla pergi keluar.Keesokan harinya jam pulang sekolah. Keyla duduk dibangkunya dengan tenang, Tina dan Ino memperhatikan sahabatnya melamun dari tadi. Tanpa menunggu waktu lama Tina duduk disebelahnya, bertanya apa yang terjadi padanya? Keyla tetap diam tidak mau menjawab

  • Jangan Mencintaiku   42#Kehilangan Seseorang

    Tino balik lagi ke arah Tina. Saudaranya sambil meringis. "Lo kenapa Tino?" tanya Tina apa adanya. Melihat Tino yang meringis kesakitan. Memegangi pipinya yang babak belur, bukannya menghentikan perkelahian itu. Tino malah terbawa dan menjadi umpan empuk bagi Will dan Mexsi. "Pakai nanya lagi lo!" "Heheh... " Tina hanya bisa nyengir. "Tawa lagi! Aaaw." sedikit menjerit menahan sakit. *** Di bandara Keyla terdiam. "Papa, Mama Keyla harus pergi." "Maksud kamu?" tanya ayahnya bingung. Tanpa menjawab Keyla meninggalkan kopernya di samping ayahnya. Ia lari dari sana. "Keylaaa!" teriak ayahnya. Ibunya berusaha memberi suaminya pengertian. Gadis itu lari meninggalkan bandara. Ayahnya hanya tersenyum, bagaimana pun juga putrinya masih belum bisa memutuskan sesuatu deng

  • Jangan Mencintaiku   43#Bertamu Ke Rumah Yang Salah

    Tok, tok, tok. Ibu Tino mengetuk pintu kamar putranya, ibunya sungguh heran. Sudah hampir jam 11 siang, putranya belum juga bangun tidak ada jawaban. Ia memutuskan melanjutkan memasak, mengambil bawang merah, memegang pisau. Tok, tok, tok. Baru saja akan memotong bawang, ada tamu yang datang mengetuk pintu. Berjalan membuka pintu, tamu yang datang sungguh berwajah tampan. Jarang sekali ia melihat wajah berfaedah seperti ini, langsung menyuruh tamunya duduk. Membawakan segelas jus mangga ke hadapan tamu. Ibu Tino tak bertanya sama sekali, ingin bertemu dengan siapa? Benar. Terlalu asyik dengan dunia memasaknya, sampai melupakan pertanyaan itu. Melanjutkan tangan kiri memegang bawang merah, tangan kanan memegang pisau. Sedikit lagi akan memotong, tamunya bertanya padanya. "Tan, Tinonya ada?" tanya Mexsi bertanya padanya. BRUKH! Kali ini ibu Tino memba

  • Jangan Mencintaiku   44#Sang Penggoda

    Will akan tertawa. Tina berteriak mengejutkannya. "AAAAA." "Kamu kenapa?" tanya Will tanya bergegas mendekatinya. "Mataku yang, ko perih ya?" kata Tina bertanya sambil melotot. "Kamu belum berkedip," ucap Will menghela napas. Ino dan Keyla satu pemikiran kaliini. Mereka berdua menghela napas. Keyla memutuskan duduk diam tanpa harus ikut campur masalah mereka, Ino hanya mengikuti duduk disebelahnya. "Oh iya yang, pantas saja perih." secepatnya Tina membuka tutup kelopak matanya. Semoga saja dengan beralasan seperti ini ayang bakal lupa, nama lengkap gue. batin Tina tertawa kecil di dalam hati. "Ko kamu gak kasih tahu aku tentang nama panjang kamu?" Sontak membuat Tina terkejut dan melotot kembali. "Itu, aku gak suka ada yang tahu." "Termasuk aku?" Will memotong pertanyannya.

  • Jangan Mencintaiku   45#Upaya Membujuk Mexsi

    Tampak berbeda dengan apa yang telah ia harapkan, Keyla terlihat melotot bahkan wajahnya sangat merah. Terlihat seperti wajah yang sangat marah padanya, menelan ludah sedikit tersangkut di tenggorokan. Sampai batuk-batuk membuat Keyla tertawa. "Lucu sekali lo ini, biarin aja kita kan emang lagi pacaran. Apa enggak sih?" Keyla bertanya dengan polosnya setelah dibuat bimbang oleh Mexsi. "Ko bicaranya jadi lo lagi, aku kamu dong? Tapi kita kan emang nggak ada hubungan apa-apa." Mendengar perkataan itu Keyla dibuat kesal setengah mati. Lalu ia mengatakan sesuatu tanpa titik koma. "Oke kalau kayak gitu mau lo! Gue juga nggak butuh kali pengakuan lo! Gue juga nggak mau kali gue- " CUP! Secara tiba-tiba Mexsi mencium pipi kanan Keyla, sampai ia terdiam seribu bahasa wajahnya kini benar-benar merah merona menyala. Mereka berdua saling bertatapan tersenyum lepas, membuatnya t

  • Jangan Mencintaiku   46#Siswa Baru

    "Tapi, dia deket banget sama lo, duduk aja bersama, makan aja selalu bersama. Ke mana-mana bersama, terus apa namanya kalau bukan CLBK?" jelas mexsi bertanya padanya dengan nada cukup tinggi.Note :CLBK adalah singkatan dari cinta lama bersemi kembali."Namanya juga sahabat, pasti gitu lah. Lo juga kalau misalkan punya sahabat kan pasti git.. " tiba-tiba ucapannya terpotong sendiri. Ia menatap Mexsi segan sambil menggigit bibir bawahnya.Mexsi menatapnya. Sekarang Ia mengkedip-kedipkan matanya, semakin segan menatapnya."Cemburu kan, iya kan? Iya?" kini Keyla yang berbalik menggoda Mexsi."Gak, ngapain cemburu." Mexsi mencoba mengelak.Sudah tidak tahan melihat Keyla seperti itu. Sangat lucu juga menggemaskan, ia semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Keyla. Gadis itu mengkedip-kedipkan matanya, tanpa menyadari hal itu.Setelah puas mengedip-ngedipkan m

  • Jangan Mencintaiku   47#Jangan Bersamanya

    Kedua bola mata Keyla membulat, mulutnya ternganga, kedua alisnya ditekuk. Ia sangat terkejut dengan siapa yang ia lihat, benar! Dia adalah Wino. Wino yang dulu pernah mencelakainya dan hampir membunuh kekasihnya Mexsi. Tapi tunggu, ternyata itu hanyalah topeng. Ternyata Sarah dibalik topeng itu. Gadis itu tersenyum lalu memeluknya. "Keyla gue rindu banget sama lo, apa lo juga merindukan gue juga?" Sarah bertanya padanya, melepaskan pelukannya sambil menatapnya serius. "Tentu saja, katanya lo mau sekolah di luar negeri. Kok lo cepat sekali kembali, apa ada masalah?" kata Keyla berbalik bertanya padanya. Terdiam cukup lama, semakin membuatnya khawatir. "Gue nggak bisa kembali ke sana, karena gue nggak tahu apa yang harus dilakukan. Sungguh di sana sangat membosankan, gak ada teman sebaik dirimu di sana." Sarah sungguh memujinya sampai Keyla tersipuh malu, mereka berbi

Bab terbaru

  • Jangan Mencintaiku   123#Aku Masih Mencintaimu

    Kepala Keyla sulit sekali bergerak, ia tak mampu menengok ke belakang. Ia berjanji tidak akan menangis lagi, tetapi sulit baginya berhenti. Lelaki itu melingkarkan tangannya pada tubuh Keyla, lalu mendekapnya tanpa ragu dari belakang."Kau jahat sekali, kenapa berpura-pura tidak mengenaliku?" tanya Mexsi menopang dagunya di atas pundak Keyla. "Kau tahu aku begitu menderita, setiap hari harus meminum obat dan melupakan semua hal tentangmu." "Ba .. gaimana mungkin, kau mengingatku kembali. Harusnya kau tetap melupakanku, Mexsi!" Jerit Keyla dengan wajah sedih."Itu kah maumu?" tanya Mexsi mundur selangkah. Keyla tetap tidak berani berbalik, apalagi menatap wajahnya. "Baik kalau begitu, aku pergi .... "Keyla tiba-tiba saja memegang lengannya sambil menunduk, tangannya bergerak sendiri tanpa meminta izin pada pemiliknya. "Aku ... Aku takut menembakmu, aku sangat takut kehilanganmu.""Tatap mataku, Keyla," kata Mexsi. Gadis itu hanya dapat menggeleng. "Kubilang tatap mataku, Keyla!" Teri

  • Jangan Mencintaiku   122#Keputusan Bersama

    Tina dan Ino terdiam sesaat, mereka berharap kalau Keyla tidak memikirkan perkataan Tino. Mereka meyakini jika sampai percaya maka apa yang akan terjadi pada sahabatnya, tiba-tiba saja Keyla berdiri, menatap segan ke arah Tino. "Keyla mau ke mana?" tanya Ino pelan."Keyla, di sini aja ya. Gak usah dengerin apa yang barusan Tino bilang, kita kan tahu kalau dia suka bercanda. Dan selalu membangkitkan emosi kita, iya kan Ino?" kata Tina melirik pelan ke arah Ino."Oh iya haha." Ino sedikit tertawa sambil memukul pelan pundak Tino.Selama ini Mexsi yang menemani Kayla dalam keadaan sesulit apapun, bahkan sampai detik-detik terakhirnya saja. Mexsi mampu membuat bahagia di masa sulitnya, apakah Keyla menyadari hal itu. Tentu saja, Keyla sangat memahami hubungan mereka berdua. Satu hal lagi yang belum Keyla tahu. "Gue sama Mexsi udah saling benci pada saat usia kanak-kanak."Tina langsung bertanya. "Apa penyebab kalian saling membenci?"Ino dan Tino hanya menatap ke dalam mata Keyla sambil m

  • Jangan Mencintaiku   121#Pesan

    Hanyut dalam dekapan ibu Ino membuat Keyla semakin tak sanggup menahan air matanya. Cukup lama ia menahannya, terbendung sudah hampir meluap keluar. Air matanya mengalir deras turun melewati pipinya yang kini memerah, ia tidak tahu kalau selama ini ia butuh dipeluk oleh seseorang dalam keadaannya yang sedang mencari informasi terkait kematian kakaknya.Ibu Ino berniat menceritakan sedikit tentang semasa hidup Kayla, waktu itu di mana geng Sarah menghancurkan usahanya. Sebagai ibu pemilik kantin di sekolah Ino dulu, Ibu Ino melepaskan pelukannya. Menatap Keyla yang saat ini sedang mengusap air matanya. "Kakakmu Kayla adalah gadis yang sangat baik, dia sangat berjasa bagi kami." Tiba-tiba saja ibu Ino membahas tentang kakaknya."Benarkah?" Kedua bola mata Keyla berbinar-binar saat mengatakannya."Tentu saja, Kayla maju digaris paling depan. Saat kantin kami sedang diobrak-abrik oleh Sarah dan teman-temannya, Kayla sempat terluka dia tidak menyerah sedikit pun. Demi membantu kami, dia sa

  • Jangan Mencintaiku   120#Keputusan Yang Tepat

    Ibunya mendongak ke atas menatap wajah putranya. "Aku tahu betul, jika tangan Bunda bergetar seperti ini. Artinya Bunda berbohong, apakah sangat sulit bagi Bunda memberitahuku yang sebenarnya?" tanya Mexsi masih tetap memegang tangan ibunya."Bunda sudah memesan tiketnya, lebih baik kita bergegas. Nanti ketinggalan pesawat.""Cukup Bunda!" Mexsi sedikit meninggikan suaranya, tapi masih dalam batas wajar. Ia melangkah pergi ke depan pintu."Mau kemana?" tanya ayahnya yang baru saja sampai di depan pintu."Ayah, cegah dia Yah. Mexsi kita mau pergi, dia tidak ingin ikut bersama kita kembali ke Singapura. Ayo Ayah cegah dia," kata istrinya merasa ketakutan yang amat sangat dalam.Suaminya menggeleng. "Biarkan saja.""Apa maksud Ayah?""Biarkan saja Mexsi tinggal dan melanjutkan studynya di sini."Mexsi berhenti melangkah, membulatkan matanya, menengok ke arah ayahnya sedang bicara. Ternyata ayahnya malah memilih membela dirinya ketimbang ibunya sendiri. Selama ini, ayahnya selalu tunduk d

  • Jangan Mencintaiku   119#Terlihat Mencurigakan

    Puk. Sekotak kecil menimpa kepalanya, sampai Mexsi mengelus kepalanya beberapa kali tanpa bersuara. Kotak kecil itu patah, sehingga terlihat isinya sedikit. Ia memegang kotak itu lalu memperhatikannya dengan seksama, nampak tidak asing baginya. Ia mengambil buku diary ingin membuka selembar kertas. "Mexsi!" Jerit ibunya dari luar kamar. Mexsi sampai menjatuhkan buku diary milik kakaknya, ia jongkok mengambil buku diary itu. Ibunya langsung merebut buku itu darinya, ia mengangkat kedua alisnya."Bunda kembalikan, buku diary itu milikku." Pinta Mexsi merengek dengan sedikit bergurau."Nggak, mulai detik ini, buku diary ini. Milik Bunda," jawab ibunya tersenyum masam."Kenapa begitu?" Mexsi menaikan sebelah alisnya karena tak terima buku itu tiba-tiba diambil ibunya."Gak usah banyak tanya, kalau kamu mau buku diary ini. Maka kembalilah ke Singapura, Bunda pasti memberikannya padamu." Ibunya melangkah pergi dari sana setelah mengatakannya.Mexsi hanya terdiam sambil memikirkan segala ke

  • Jangan Mencintaiku   118#Rumah Tak Terhuni

    "Biar gue tarik kata-kata gue waktu itu, beres kan?" jawab Keyla lalu bertanya padanya."Bisa gak, jangan egois. Ambil keputusan secara sepihak begitu, kita.""Kenapa, kenapa, nyawa kalian bisa dalam bahaya jika terus bareng gue. Kalian tahu sendiri kan, ayah gue udah jadi korban. Dan gue gak mau kehilangan lagi, gue mohon sama kalian jangan pedulikan untuk kali ini saja, jangan menoleh. Cukup berpaling aja," ungkap Keyla yang bersungguh-sungguh takut kehilangan lagi.Tina dan Ino terdiam sesaat, lalu Tina maju selangkah menujunya. "Terus lo pikir kita juga mau gitu kehilangan sahabat kita lagi?""Kenapa kalian sampai segitunya, harusnya kalian gak usah melakukan hal ini.""Karena kita ini sahabat," jawab Ino dengan tersenyum sambil menutup matanya."Huaaaa!" Keyla menangis sejadi-jadinya di tempat itu. Tina dan Ino kembali saling pandang, mereka memeluk Keyla bersamaan. Mereka menumpahkan kesedihan, kerinduan, serta persahabatan menangis bersama di sana. Beberapa saat Ino menghapus a

  • Jangan Mencintaiku   117#Seperti Aku Mengenalimu Dahulu

    Para pelayan itu kembali setelah beberapa saat, Mexsi mulai bingung dengan dirinya sendiri. Terkejut dengan apa yang baru saja ia pesan, ternyata makanan itu sama dengan apa yang dipesan gadis itu. Tapi makanan itu sangat familiar untuknya, rasanya ia sudah pernah memberikan makanan itu pada seseorang tetapi siapa?Keyla bukan tanpa sebab memilih berada di lestoran itu, ia merindukan sahabatnya yaitu Ino berada di sana. Tanpa gadis itu sadari Ino telah berada dihadapannya, duduk di sana sembari terus memperhatikannya.Mexsi sedang mengunyah makanannya, seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Ia menoleh dengan santai, setelah mengetahui siapa orang itu ia tetap melanjutkan makan. "Gue cari lo kemana-mana ternyata lo ada di sini, lagi enak makan lagi. Bla, bla." Dito ngedumel dengan seribu bahasanya.Dirasa cukup lelah membacot sendirian, akhirnya ia memilih duduk memesan minum. Kembali menatap wajah Mexsi. "Udah makannya kan?" tanya Dito sambil menyeruput segelas kopi hangat."Iya,"

  • Jangan Mencintaiku   116#Jangan Jauhi Aku

    "Iya Keyla, maksudku kanker itu kantong kering," jawab Dito sedikit membekap mulutnya sendiri. Terdengar cekikikan kecil di sana. Keyla mengerutkan keningnya. "Aku mau beli bunga buat dimakam, masalahnya aku gak bawa uang. Gimana ya?" lanjutnya kembali melirik Keyla dengan penuh harap.Tanpa berpikir panjang Keyla langsung mengambil dompetnya dari dalam tas selempangnya. Ia mengeluarkan beberapa sejumlah uang dari sana, memberikannya pada lelaki itu tentu saja sudah mengerti Dito tak mau mengambilnya. "Apa lagi, masalahnya?" tanya Keyla sedikit geram.Dito malah melangkah dengan cepat memegang tangan Keyla. Entah kenapa Mexsi merasa kesal setengah mati, ketika melihat Dito memegang tangan gadis itu. "Bisa tolong pilihkan, aku gak paham caranya memilih bunga yang bagus. Aku mohon banget sama kamu. Bantu aku untuk kali ini aja ya, ya." Dito mengatakannya dengan penuh harap. Dengan amat sangat terpaksa Keyla mengangguk. "Emang kamu mau ziarah ke makam siapa?""Kak Morgan, terus aku sam

  • Jangan Mencintaiku   115#Jangan Tanya Mengapa

    Dito meraih daun pintu mobilnya, lalu menyuruh Mexsi masuk ke dalam. Ia langsung tancap gas, ditengah perjalanan menancap rem sampai tubuh Mexsi sedikit terpental ke depan. Lelaki itu menatapnya sinis, sedangkan Dito menoleh ke belakang dengan mengerutkan keningnya. "Ada apa?" tanya Mexsi sedikit kesal dibuatnya."Gue baru inget Mexsi," selorohnya dengan nada sombongnya."Inget apaan?" Kembali bertanya dengan menaikan sebelah alisnya."Mau pergi ke mana?""Ck," Mexsi berdecak heran. "Mangkannya tanya dulu, cari aja di Maps. Makam terdekat taman indah buana," katanya melipat kedua tangannya di atas dada."Oke!" Mereka kembali melanjutkan perjalanannya.Sesampainya mereka di tempat tujuan. Dito turun dari balik pintu mobil, ia mulai sigap membukakan pintu mobil untuk Mexsi. Kenapa demikian? Mexsi berpikir jika Dito tak membukakannya pintu nanti akan disuruh masuk kembali. Seperti kejadian di waktu yang lalu, saat mereka berada di Singapura. Ingatan Mexsi tajam mengenai hal itu, tapi ia

DMCA.com Protection Status