Tria tau, ini bukanlah malam yang pertama kali dirinya mengalami kesulitan saat harus memejamkan mata.Tria bahkan curiga, bahwa jangan-jangan dirinya sudah benar-benar mengidap penyakit insomnia akut.Yah, bisa jadi. Karena terhitung sejak pembicaraannya dengan Senja kurang lebih sebulan yang lalu Tria memang mengalami kesulitan tidur yang hebat.Seperti halnya malam ini, lelah membolak-balikkan tubuh diatas peraduan pada akhirnya Tria menyerah juga.Padahal mulai dari menscroll media sosial sampai berselancar di salah satu aplikasi yang menyajikan film-film bergenre horor sudah Tria lakukan, namun tetap saja pikirannya tak bisa fokus, selalu melayang ke satu titik, yakni pada seraut wajah kaku yang sulit ia artikan maknanya di moment terakhir pertemuan mereka.'Huhff ... Semua ini salahku sendiri! Coba kalo kemarin aku tuh gak terlalu blak-blakan kayak gitu, pasti Senja gak mungkin ilfill kayak gini ...!'Sudah tak terhitung lagi entah untuk yang kesekian kalinya Tria mengeluhkan hal
"Bukannya aku ingin mendesak, tapi jadwal sidang BP4R itu memang tidak secara kontinyu dilakukan. Jadi kalau kita gak buru-buru mengurus semua persyaratannya, aku sendiri bahkan gak tau kapan akan kembali diadakan sidang serupa. Takutnya nanti sampai mutasiku turun, jadwal sidang yang baru bahkan belum juga dijadwalkan karena harus menunggu beberapa pasangan terlebih dahulu ..."Diujung sana Senja memijat kedua alisnya yang ikutan pening mendengar penjelasan Tria yang panjang lebar, yang sejujurnya ia sendiri juga belum paham betul alurnya.Membaca point-point persyaratan yang dikirimkan Tria saja sudah membuat Senja ling-lung, sekarang ditambah lagi Tria ingin semuanya serba sat set.Mengurusi persyaratan yang begitu banyak dalam kurun waktu kurang dari seminggu ...?Yang benar saja ...Belum apa-apa Senja sudah pesimis duluan."Senja ...? Kamu masih disana kan?""Ah, i-iya ...""Kenapa diam aja ...?"Ludah Senja sontak tertelan pahit begitu ditodong pertanyaan seperti itu."Mmm, beg
"Ayah serius akan datang ...?""Anak ini ... Memangnya sejak kapan ayah pernah berbohong? Lagian Ayah harus mengatakannya berapa kali biar kamu percaya ...?" Gerutuan panjang-pendek tersebut jelas terdengar di telinga, dan mampu membuat Tria tak bisa berkata-kata, dikarenakan hatinya yang telanjur mengharu biru begitu mendengar nada bersemangat yang dipenuhi kebahagiaan tersebut.Padahal waktu diawal-awal saat Tria baru saja memberitahukan perihal lamarannya yang telah diterima oleh wanita pujaan hatinya, ayahnya masih sempat merasa sangsi dan malah menganggap Tria sengaja membuat prank."Besok ayah akan segera mengurus cuti. Mengingat semua urusan kamu harus selesai dalam waktu singkat maka ayah memang harus segera ke sana. Sudah sejatinya sebagai orang tua, ayah menemui orang tua dan keluarga Senja sekaligus melakukan lamaran secara resmi ...""Senja yatim piatu, Yah ..." pungkas Tria, lirih."Tapi mustahil jika dia tidak punya keluarga yang lain kan ...?""Sejujurnya Senja memang
Matahari pagi baru saja menyembul sedikit di ufuk timur manakala Senja memantapkan hati untuk berjala keluar dari rumahnya, menyusuri jalan setapak yang terbuat dari beton yang merupakan hasil proyek anggaran kelurahan tahun kemarin.Tujuan Senja adalah tak lain yaitu hendak menyambangi rumah Ustad Ibrahim dan Umi Zahra, yang letaknya tak jauh dari Masjid.Senja memang sengaja datang pagi-pagi sekali karena takut jika kesiangan sedikit saja maka sepasang suami istri yang sudah ia anggap sebagai pengganti orang tuanya itu bisa-bisa sudah berangkat ke kebun seperti aktifitas keduanya sehari-hari. "Assalamualaikum, Umi ..." ucap Senja begitu ia menangkap sosok Umi Zahra yang berdiri membelakangi pagar dengan gembor di tangan.Mendengar sapaan salam dari Senja membuat Umi Zahra sontak menghentikan aktifitasnya yang sedang menyirami tanaman aglonema yang berderet rapi di masing-masing pot, kemudian membalikkan tubuhnya dengan serta-merta."Waalaikumsalam. Egh, Senja?"Umi Zahra nampak ter
Jikalau ada yang bertanya apa sih yang sedang menjadi trending topic di masyarakat akhir-akhir ini, yang seolah mewarnai segenap dunia perghibahan masal di seluruh kalangan, maka jawabannya bukan lagi kontestasi politik yang semakin lama semakin dekat, bukan lagi tentang hasil debat capres dan cawapres yang semakin hangat, bukan lagi tentang sepak terjang para caleg yang lagi getol-getolnya menebar pesona dalam upaya menggalang suara, apalagi jika hanya sekedar membicarakan tentang tetangga yang baru saja membeli kulkas mahal.Bukan, sekali lagi bukan, karena mendadak semua topik pembicaraan tersebut menjadi tidak menarik lagi pasca tersiarnya kabar tentang kedatangan Pak Kapolsek yang menyambangi kediaman Ustad Ibrahim dan Umi Zahra pada beberapa hari yang lalu, tepatnya di ba'da maghrib, demi mengutarakan maksud hati untuk melamar seorang janda kembang, siapa lagi kalau Pelangi Senja. "Beruntung banget yah Senja, cerai dari ASN dapat gantinya yang lebih badasss ...""Iya ih, mana da
Dokumen perjanjiannya sudah beres semua Pak Yusuf. Jadi dalam kurun waktu tidak lebih dari dua minggu, Ibu Senja akan mengosongkan lapak dan rumahnya sekaligus ..."Yusuf yang tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya yang terhenyak sempurna bahkan lupa bahwa saat ini gerak-geriknya sekecil apapun itu tengah diawasi sepenuhnya oleh wanita cantik namun berwajah cemberut yang duduk tepat dihadapannya."Jadi ... Senja setuju dengan semuanya ...?" tanya Yusuf dengan nada suara yang masih sangsi."Iya, Pak Yusuf. Saya sendiri merasa heran, mengapa Ibu Senja bisa setuju begitu saja tanpa mengemukakan persyaratan apapun selain meminta waktu dua minggu untuk berbenah ..."Yusuf terdiam untuk beberapa saat.Sungguh semua ini sangatlah diluar dugaannya. Bahwa Senja akan benar-benar rela melepaskan seluruh kepemilikan rumah dan lapak untuk dikuasai sepenuhnya oleh dirinya.Bukankah seharusnya Senja mempertahankan apa yang menjadi miliknya?Kenapa wanita itu malah menyerahkan semuanya kepadaku? La
Tiara merupakan keponakan kesayangan seorang pejabat eselon dua, yang saat ini menjabat sebagai Sekda alias Sekretaris Daerah.Sama artinya pria itu adalah pemegang tampuk tertinggi kekuasaan secara administrasi dalam struktur Pemerintahan.Kalau sudah demikian, mana punya nyali seorang Aparatur Sipil Negara seperti Yusuf Akhyar, yang dalam jenjang karirnya baru memikul kepangkatan setingkat III B atau Penata Muda Tingkat I.Bahkan karena pre-village dari paman Tiara, dalam beberapa bulan terakhir Yusuf juga sudah di promosikan dan mengemban tugas selaku pejabat eselon tiga disebuah badan dinas yang cukup bergengsi."Apa?! Menatap aku seperti itu ada apa?! Gak terima?!"Hembusan napas berat dari Yusuf Akhyar terdengar begitu kentara."Tiara, plis, tolong jangan lagi kamu uji sejauh mana kesabaran aku menghadapi kamu, setiap kali kamu tantrum kayak gini ...""Beraninya kamu bilang aku tantrum?!""Ya kamu teriak-teriak gak jelas kayak gini loh ...""Kenapa memangnya? Mau marah? Silahkan
Sinar mentari yang belum terlalu tinggi seolah menyapa hangat tubuh Tria begitu ia keluar dari studio foto yang berhawa sejuk.Selama beberapa hari ini senyum dibibirnya memang tak pernah lekang, seolah tak ada satu pun hal yang bisa membuatnya lelah apalagi kesal.Meskipun berbagai kasus yang menyangkut kamtibmas selalu terjadi silih berganti di wilayah sektor yang ia bawahi, berbagai kegiatan yang melibatkan forum koordinasi pimpinan kecamatan atau yang sering disingkat forkopimca pun terus memenuhi agenda kerjanya, peningkatan kewaspadaan dalam rangka menyambut perayaan natal sekaligus moment pergantian tahun terus digenjot, namun semua kesibukan-kesibukan itu seolah tak menjadi penghalang kebahagiaan bagi Tria.Persiapan dalam rangka menghadapi sidang BP4R yang akan dilangsung akhir pekan ini nyaris rampung seratus persen, tinggal menunggu fotonya tercetak sejam lagi, dan rencananya dokumennya pun akan ia masukkan hari ini juga.Sementara di sisi lain, Tria juga sudah merampungkan
Saat Tria dan Senja tiba di rumah dinas milik Tria yang berada di kawasan Mako, tepat didepan selasar kantor sudah terlihat banyak anggota polisi yang berkumpul menunggu apel pagi yang akan dimulai tak lama lagi.Sebagian besar dari mereka terlihat berseragam dinas seperti halnya Tria, namun ada beberapa diantaranya memakai kemeja putih lengan panjang dipadu celana hitam berbahan kain."Yang satunya biar aku aja yang bawa." ujar Senja yang buru-buru turun dari mobil begitu menyadari pergerakan Tria yang begitu mesin mobil dimatikan terlihat tergesa-gesa turun dan langsung membuka pintu mobil belakang."Oke, kalo gitu abang bawa dua sekalian ..." jawab Tria sembari menyodorkan satu buah kotak kue ke tangan Senja yang buru-buru menyambut pemberian Tria.Detik berikutnya, dengan gesit Tria terlihat sudah menumpuk dua buah kotak kue yang tersisa dan tanpa banyak bicara langsung mengangkat dan membawanya masuk kedalam rumah dinas yang terlihat lenggang.Melihat hal tersebut alhasil secara r
Bertepatan dengan Tria yang sukses memarkirkan mobilnya di seberang jalan, tepat didepan gang sempit yang biasanya menjadi akses masuk ke rumah Senja, secara bersamaan pula sosok yang hendak ia jemput itu terlihat berjalan keluar dari mulut gang.Sangat jelas terlihat bagaimana Senja cukup kerepotan dengan keberadaan tiga buah dus kue berbentuk persegi yang saling bertumpuk dalam genggamannya, ditambah lagi dia harus mengepit tas kecil yang tersampir di bahu kanan.Mendapati pemandangan tersebut sontak Tria melompat turun dari mobil secepat kilat, langsung berlari kecil menyongsong sosok Senja yang ternyata juga langsung notice akan keberadaan Tria dengan outfit khasnya yakni seragam dinas."Bisa-bisanya diborong sekali angkut. Kenapa gak ngomong kalo bawaannya sebanyak ini sih, Nja?" ujar Tria sambil buru-buru mengambil alih tiga buah dus kue yang saling bertumpuk itu sekaligus."Banyak gimana? Cuma tiga dus kue kok ..."Tria terlihat menggelengkan kepalanya mendapati jawaban ngeyel
Usai berbincang dengan Mpok Hindun hingga nyaris menjelang Isya, mendadak Senja seolah mendapatkan sebuah pencerahan, yang membuatnya menyesal mengapa tidak terpikir olehnya sama sekali dalam kurun waktu dua hari terakhir ini.Untuk itulah setelah Mpok Hindun pamit pulang, Senja buru-buru menunaikan sholat Isya kemudian dengan langkah pasti dia menuju ke warung terdekat dari rumahnya, yang menjadi tempat dirinya berbelanja kebutuhan sehari-hari."Beragam amat belanjaannya, Nja? Mau bikin kue ya?" tanya pemilik warung dengan nada suara yang ramah, begitu menyaksikan belanjaan Senja yang meliputi beberapa butir telur, tepung terigu, gula pasir, pengembang kue, pasta pandan dan masih ada beberapa jenis barang lainnya yang identik dengan bahan-bahan untuk membuat kue "Iya, Bu." jawab Senja, singkat."Emang rencananya mau bikin kue apa, Nja?" ujar ibu itu lagi, yang kini sudah mengambil ancang-ancang untuk menjumlah berbagai barang belanjaan Senja yang teronggok diatas meja kasir."Bolu pa
"Untuk anggota yang piket saya harap bisa bertanggung jawab penuh sampai besok pagi. Sementara untuk yang lain, silahkan pulang dan beristirahat, jaga kesehatan, dan jangan lupa seperti biasa besok pagi kita akan tetap melaksanakan apel pagi bersama di jam biasa, diteruskan dengan pelaksanaan operasi cipkon di sektor wilayah. Delapan enam?""Siap, delapan enam, Komandan!" Jawaban yang solid terdengar dari seluruh anggota yang ada, menanggapi titah yang diberikan oleh Tria, sebelum mengakhiri kegiatan patroli di malam itu.Jika kondisi kamtibmas sedang adem ayem begini, semua pihak pastinya merasa lebih lega karena tidak perlu bekerja ekstra, meskipun harus tetap siaga dengan kondisi apapun.Pelaksanaan operasi cipkon yang merupakan kepanjangan dari operasi cipta kondisi itu sendiri memang sudah menjadi kegiatan rutin yang wajib di tingkatkan oleh pihak kepolisian, dan biasanya dilaksanakan setiap akhir pekan dengan melibatkan personil dari berbagai fungsi.Namun mengingat moment perga
Senja sedang duduk lesehan diatas tikar sambil memilah dan mengemasi tumpukan baju-baju miliknya untuk dimasukkan ke dalam sebuah kotak kardus dan sebuah koper besar, saat Mpok Hindun datang menyambangi rumahnya ba'da maghrib."Assalamualaikum ...""Waalaikumsalam. Eh, Mpok? Masuk, Mpok ..." jawab Senja semringah, menyadari salah satu sosok terbaik yang dia miliki muncul di bingkai pintu.Mpok Hindun pun bergegas masuk dengan tatapannya yang tak henti mengawasi tumpukan baju yang berjejer rapi diatas tikar."Udah mulai beberes rupanya ..." gumam Mpok Hindun sambil ikutan duduk lesehan diatas tikar, tepat dihadapan Senja yang kini menjeda sejenak aktifitasnya karena fokus dengan kedatangan Mpok Hindun."Iya, Mpok, ini lagi dipisah-pisahin. Soalnya kemarin kata abang jangan bawa banyak barang, karena selain rumah dinasnya kecil, ntar kalo hijrah ke kota juga gak mungkin dibawa semua ..."Mpok Hindun terlihat manggut-manggut sejenak mendengar penjelasan Senja yang panjang lebar."Trus baj
Semilir angin yang menerpa lembut di wajah sesaat membuat Senja merasa semakin terbuai, sebelum akhirnya dia bak mendapatkan setitik kesadaran yang datang dalam sekali sentak."Astagfirullah ... Aku ada dimana ...?"Punggung Senja sontak menegak, sepasang matanya yang masih terasa sepat mengerjap berkali-kali, sedangkan kepalanya celingak-celinguk kebingungan.Kini Senja sudah sadar sepenuhnya, bahwa ternyata dirinya sedang berada didalam mobil yang terparkir tanpa suara mesin, juga tanpa seorang pun selain dirinya.Di kursi sebelah terdapat seragam dinas yang tersampir begitu saja di jok pengemudi.Seragam tersebut menguarkan perpaduan aroma parfum manis dan maskulin, yang mulai terasa familiar di indera penciuman Senja.Dua kaca depan kiri dan kanan seolah sengaja diturunkan setengah demi memudahkan kesejukan angin laut masuk dengan leluasa.Di ufuk barat, kolaborasi warna yang khas membuat suasana yang mulai temaram terasa semakin syahdu.Sungguh, bahkan hanya dalam sekejap kesadara
Matahari mulai condong ke arah barat saat mobil yang dikemudikan Tria memasuki area Mapolsek Beo."Gak usah dibangunin ..."Tria urung menyentuh pundak dari wanita yang ada disebelahnya."Biar ayah turun dulu, nanti kamu antarkan saja Senja pulang ke rumah. Kasian dia, kayaknya kecapean ..."Tria pun mengangguk patuh, menerima titah ayahnya yang langsung melarangnya untuk membangunkan Senja.Surya Narajendra membuka pintu disebelahnya dengan hati-hati sembari beringsut keluar, begitupun juga dengan Tria yang akhirnya ikut melakukan hal yang serupa yakni membuka pintu yang ada disamping dan keluar dari mobil.Keduanya seolah kompak bergerak perlahan, sepertinya dengan tujuan yang sama yakni sekecil apapun pergerakan mereka tidak akan mengusik wanita yang sedang tertidur nyenyak di kursi depan.Sementara itu, mendapati pergerakan mobil berwarna merah yang melesat masuk ke area Mapolsek Beo, para anggota polisi yang sejak awal sudah standby di sana sontak mendekat dengan sigap.Surya Nara
Pesawat Wings Air tipe ATR 72-500 dengan kapasitas penumpang yang kurang lebih tujuh puluhan kursi, serta menjadi satu-satunya tranportasi udara yang melayani masyarakat di salah satu wilayah terluar perbatasan NKRI tersebut telah mendarat dengan sempurna di landasan pacu.Tak berapa lama kemudian para penumpang pesawat itu pun sudah dipersilahkan turun oleh dua orang pramugari yang bertugas.Yanwar Akhyar bersama istrinya Aminah Akhyar, nampak berada diantara barisan para penumpang yang turun dengan tertib.Ternyata keduanya merupakan bagian dari sekian banyak penumpang pada penerbangan barusan.Baru saja menginjakkan kaki di ruang tunggu Bandar Udara Melonguane, setelah melewati penerbangan selama kurang lebih lima puluh lima menit dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado, hiruk-pikuk kesibukan di bandara itu sudah terlihat jelas."Ada apa yah? Tumben rame banget ..." tanya salah seorang penumpang kepada sesama penumpang yang lain, menyadari ada begitu banyak Polisi yang memadati banda
Rencana kedatangan Irjen Polisi Surya Narajendra di salah satu wilayah perbatasan NKRI sudah jelas-jelas merupakan kunjungan pribadi dan tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan urusan kedinasan.Bahkan Surya Narajendra sengaja mengambil cuti demi bisa mendampingi Tria guna melamar wanita pilihan putra kebanggaannya itu.Namun begitu mendengar kabar kedatangan seorang yang berpangkat jenderal, meskipun sudah jelas-jelas bukan merupakan kunjungan dinas, pada kenyataannya tetap di respon oleh petinggi-petinggi kepolisian di wilayah tersebut."Pak Kapolsek, bisa-bisanya kedatangan Irjen Surya Narajendra gak kamu kasih tau saya?""Siap salah, Ndan." jawab Tria pasrah, saat dirinya ditodong dengan pertanyaan tersebut oleh bapak Kapolres via ponsel di pagi hari, sebelum dirinya memimpin apel bersama para anggotanya."Waduh, untung saja saya dikasih bocoran Pak Kabag Sumda, kalo gak saya malah gak tau sama sekali ..." imbuh sang pimpinan dari seberang sana."Siap salah, Ndan." lagi-lagi T