Tegang aku nulisnya
Meskipun sudah pernah mendengar kisah pilu itu dari Mark dan Ceri namun emosi Sean tetap saja terpancing apalagi Sally sendiri yang menceritakannya. Sungguh dirinya merasa gagal dan bodoh sampai masuk ke dalam perangkap John dulu.Sally yang melihat perubahan raut wajah Sean merasa tunangannya itu mulai berubah pikiran karena merasa jijik seperti dirinya yang merasa kotor karena John pernah mencicipi tubuhnya meski tidak sampai bagian lain."Apa kamu menyesal setelah tahu, Sean? Masih belum terlambat untuk mundur dari hubungan kita. John, dia sudah pernah, dia.."Sean mengecup bibir Sally dengan lembut menghentikan pikiran buruknya. Dia tahu Sally sedang merasa tidak percaya diri dengan kekurangan yang timbul bukan karena kesalahannya."Aku tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Bagiku kamu wanita sempurna, jadi jangan berpikir kalau kamu ngak layak buat aku. Justru aku yang harusnya berpikiran seperti itu karena kamu terlalu baik.""Sean..
Hari ini tiba saatnya, aku berdiri di depan altar buatan dalam gedung yang sama dengan resepsi kami nanti. Aku menunggu wanita yang sudah mengambil hatiku dan mengunci pikiranku untuk dapat melihat wanita lain sejak kami bertemu namun baru berani kudekati sepuluh tahun lalu.Ceri, gadis yang kudekati dan kupacari tanpa berpikir akan hari ini, justru membuatku tergila-gila bahkan begitu takut kehilangan dirinya. Bayangkan saja pengorbananku berpacaran jarak jauh saat itu sampai-sampai rela menghemat uang jajan demi biaya pesawat terbang tiga bulan sekali hanya untuk bertemu dirinya.Awalnya mengagumi karena kecantikan Ceri namun seiring mengenal pribadinya aku semakin memuja sifatnya yang lembut, pikiran dewasa dan pengertiannya selama kami berjauhan. Biasanya aku yang selalu jadi biang onar keributan diantara kami berdua karena aku selalu cemburu jika gadisku itu sedang menceritakan pria lain yang bergabung dalam kelompok di kelas perkuliahannya. Sedangkan Ceri t
Pertemuannya dengan Sally di tengah jalan padat waktu itu semakin membangkitkan keinginan John untuk mendapatkan gadis itu kembali.John bahkan tidak peduli jika rasa cintanya pada Sally itu diartikan sebagai obsesi oleh orang lain. Melihat wajah ketakutan dan tangan gemetar Sally yang menangis di jalanan malahan memicu desiran darahnya semakin cepat bahkan hasratnya naik.Sialnya justru kenapa harus muncul pria yang sudah merebut Sally darinya sejak SMA. Bahkan setelah ia berhasil menghasut Sean dulu hingga pria itu meninggalkan Sally, saingannya itu yang hadir kembali dan merebut Sally yang baru saja ditemukannya. Terlebih ketika Sean mengatakan bahwa Sally adalah calon istrinya membuat John murka tidak terima kalau pengorbanannya mendekam dalam penjara selama tiga tahun ini menjadi sia-sia.Kalau saja waktu itu dia berhasil merengut kesucian Sally mungkin mereka sudah menikah dan ia akan menikmati tubuh Sally tanpa harus memaksa gadis itu. Hanya pikiran kotor
Andai saja di dunia ini ada mesin waktu dan terbukti berhasil membawa manusia melompat ke masa yang mereka inginkan, mungkin Mira akan mendatangi tempat itu dan memperbaiki kesalahan yang pernah dibuatnya dimasa itu. Menyukai Sean adalah keputusan terburuk juga termalu dalam hidupnya. Perpisahan Sally dan Sean sepuluh tahun lalu juga melibatkan Mira.Rekaman yang di dengar Sean kala itu juga karena campur tangan Mira yang kebetulan bergabung dalam latihan untuk acara drama sekolah. Karena karakter lawan main Sally juga bernama John maka Mira sengaja mengirim rekaman itu untuk mengejeknya. Yang tidak disangka Mira adalah temannya itu malah mengedit rekaman percakapan Sally dan mengirimkannya pada Sean.Awalnya Mira terkejut ketika John memberitahukan kelakuannya soal rekaman itu tapi karena bujukan John, rasa khawatirnya berganti senang memikirkan dengan putusnya Sean maka ia berkesempatan untuk mendapatkan Sean. Yang tidak diperhitungkan Mira adalah ketidaktahuannya mengenai rencana k
Dua hari setelah acara pernikahan Mark dan Ceri, mereka berbulan madu selama satu bulan berkeliling ke Eropa. Hadiah dari Sean dan Sally kepada mereka berdua. Tentu saja Sally dan Sean menjadi semakin sibuk karena asisten mereka cuti barengan.Sally tinggal di apartemen Sean sampai saat ini dan semua barangnya sudah ia pindahkan.Sean sudah berencana menyiapkan sebuah kejutan untuk Sally sebagai hadiah pernikahan mereka nanti.Sean membeli sebuah penthouse di gedung yang sama dengan luas yang lebih besar. Mereka memang memutuskan untuk tetap tinggal di apartemen karena akan jauh lebih mudah mengurusnya berhubung keduanya bekerja dan sibukDua bulan lagi mereka akan menikah, semua persiapan pernikahan sudah rampung dan tinggal fitting terakhir seminggu sebelum hari pernikahan. Sean adalah orang yang sangat detail dan tidak suka mengerjakan apapun mendesak, makanya ia mengajak Sally mempersiapkan semuanya sebelum Mark dan Ceri menikah."Yang, nanti sore aku mau ngajak kamu ke suatu temp
Seperti rencananya, Sean mengajak Sally ke suatu tempat untuk memberi kejutan pada calon istrinya. Namun melihat perangai aneh Sally setelah pulang meeting membuat Sean ragu melanjutkan atau tidak. Namun semua sudah diatur rapi olehnya untuk sore ini. Bagus atau tidak mood Sally tetap saja gadis itu akan melihat apa yang ia kerjakan sembunyi-sembunyi siang ini. Jadi Sean memutuskan untuk meneruskan rencana manisnya sore ini berharap Sally akan menyukainya.Sean tersenyum meskipun dirinya penasaran apa yang sedang dilamuni Sally. "Nanti kamu pasti tahu kok, tapi aku perlu menutup mata kamu pakai ini." Sambil melepaskan dasi yang dipakainya.Sally tertawa kecil namun mengangguk melupakan sejenak kekhawatirannya tentang pertemuan menyebalkan dengan John.“Awas yah jangan ngerjain aku.”“Belum berani ngerjain kamu sekarang, Yang.”Sean memegang lengan Sally menuntunnya masuk ke dalam lift. Sesampainya di sana, Sean membuka pintu
"Oke, Sean. Gua ngak sabar ketemu loe berdua, kangen juga sama kantor. Yah walaupun lebih kangen sama Ceri sih sejak kita udah…"“Basa-basi loe.” Potong Sean kesal kepada Mark sahabatnya yang baru tiba dari bulan madunya dengan Ceri.Meskipun setelah kepindahan mereka ke Amerika, Mira memang sudah tidak pernah mengganggunya lagi. Namun demi mengantisipasi kemungkinan buruk kedepannya lebih baik Sean menjernihkan soal masa lalunya dengan Mira sekalian. Makanya ia meminta Mark dan Ceri datang sebagai pihak ketiga ketika bertemu dengan Erik juga Mira.Sally segera membuat janji dengan Erik untuk bertemu bersama Mira setelah Sean mau bertemu dan memberitahukan siapa saja yang datang. Tempat pertemuan mereka nanti juga sudah diatur oleh Sean tentunya di tempat privasi agar tidak ada yang bisa menganggu mereka nanti.Suara tawa Mark membuat Sean mencebik kesal dengan sahabatnya ini."Sebentar lagi loe juga bakal ngerasain kangenin bini setiap hari, Sean. Yah, semoga besok lancer deh ketemuan
"Tolong! Jangan, jangan!!"Suara igauan Sally perlahan berubah menjadi teriakan histeris yang mengganggu tidur Sean. Pria itu menoleh kemudian mengusap lembut keringat di kening Sally dan tangan lainnya menepuk-nepuk kecil pipi calon istrinya itu."Sayang, bangun, hei bangun. Sally, kamu mimpi buruk lagi." Ucapnya beberapa kali sampai sentakan tangan Sally menyadarkannya dari mimpi lalu menatap Sean dengan perasaan lega kalau semuanya hanya mimpi. Air matanya mengalir lagikemudian beranjak langsung memeluk Sean.Usapan lembut tangan Sean dipunggung Sally membuat gadis itu semakin terisak. Nyatanya meskipun Sean sudah berupaya sebisa mungkin melindunginya untuk bertemu dari John, tetap saja tidak mampu menenangkan kegelisahan Sally.“Mimpi buruk yang sama lagi, hem?” Bisik Sean seraya mengecup ujung kening Sally.Sally mengangguk kemudian menjauh dari pelukan dan menatap lekat wajah Sean. "Jujur waktu ketemu lagi sama John di kantor Pak
Setelah mengetahui kebenaran tentang kesalahan yang dibuat papa Sall. Beberapa saat kemudian Sally meminta Sean untuk mengajaknya ke Surabaya dan mengajak ibunya untuk mengunjungi makam ayahnya.Sean sebenarnya sudah menyiapkan kejutan bagi Sally, namun setelah mendengar keinginan Sally ia harus merubah beberapa rencana.Sean sengaja tidak membuat rencana kerja untuk satu bulan ke depan, sehingga Mark hanya akan mengurus beberapa proyek yang belum selesai saja. Jadwal meeting untuk semua plan baru ia serahkan kepada Mark dan Ceri.Di kantor ruangan CEO kemarin Sean meminta tolong pada sahabatnya."Mark, kali ini gua minta tolong loe handel dan meeting buat planning proyek berikutnya." Ujar Sean sambil terkekeh meringis karena tahu bakalan diledek oleh Mark.Mark tersenyum mendecih meledek. "Awalnya janji ke gua cuma dua minggu, kenapa bisa beranak jadi satu bulan yah.""Sally mau ke makam papanya di Surabaya sama Mama Carol jadi terpaksa gua nambah cuti, lagian gua kan CEO nya, suka s
John dilaporkan oleh Carol dan Sally beberapa tahun lalu untuk laporan percobaan tindakan asusila untuk memberi hukuman jera pada John.Bahkan setelah bebaspun dia harus menjauh dan tidak boleh dekat sama sekali dengan Sally. John marah dengan hukuman yang ia terima. Akhirnya ia menghubungi Mira dan meluapkan kekesalannya."Hallo Mir, loe lagi sama Erik?""Iya, John. Kenapa yah?""Kagak, gua lagi suntuk aja sejak gua dilarang deketin Sally lagi.""John, kenapa ngak move on saja sih. Lupain Sally, masih banyak cewek yang mau sama loe. Loe itu ganteng, body oke, coba deh buka hati loe jangan mainin cewek cuma buat pelampiasan, ngak bagus juga buat kesehatan loe loh. Di dunia ini loe masih bisa ketemu cewek seperti Sally kan.""Kalau loe cuma mau nasehatin gua mending gua tutup aja deh. Gua nongkrong dulu ke klub."Mira menghela nafas dan menasehati temannya lagi meskipun tahu mungkin sia-sia. "Terserah John, jangan minum sampe teler nanti bikin masalah baru lagi.""Ah bawel loe. Yah uda
Malu, adalah perasaan yang kini tengah mendera Carol dan juga Sally setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya di balik misteri meninggalnya Ruben. Sebagian dalam diri Carol menyalahkan dirinya sebagai penyebab dari keputusasaan suaminya demi membuktikan diri memperbaiki perekonomian keluarganya lepas dari bantuan kedua orang tua Ruben.Sedangkan putri mereka di masa sekarang malah sudah menikah dengan bos dari Ruben yang memecatnya dan sempat membuat Carol juga Sally salah paham. Tentu saja Carol merasa malu dan sebagai ibu Sally ia memikirkan perasaan putrinya yang kini sudah menjadi menantu di keluarga Linardi. Saat kedua tangan Carol menangkuo ingin meminta maaf, Reina cepat-cepat menghalangi niatan Carol dan merangkul temannya. "Semua sudah berlalu, jangan kamu hukum diri sendiri atas kesalahan yang tidak kamu buat. Kami tidak membenci kalian bahkan semua sudah berlalu. Kita lihat masa depan saja mulai dari sekarang dan menantikan cucu kita pastinya yah."“Maaf kalau aku sempa
Di dalam ruang kerjanya, Samuel merenung tentang kejadian masa lalu mengenai kejadian di Surabaya yang membuatnya terpaksa harus berurusan dengan hukum untuk pertama kalinya. Saat itu dia baru menjabat sebagai CEO menggantikan papa nya. Setelah mendengar cerita dari Carol lalu mendengar nama suaminya yang sama dengan direksi yang dia pecat waktu dulu membuat Samuel mencari tahu kebenaran hubungan antara Ruben karyawannya dengan Carol. Dan ternyata mereka memang pasangan suami istri dan hal itu membuat Samuel resah karena cerita versi Carol sangat berbeda dengan apa yang terjadi sebenarnya."Aku harus mengungkapkan semua ini dengan Sally dan mamanya. Supaya jangan sampai mereka mendengar dari orang lain."Samue berencana mengundang Sean, Sally dan mamanya Sabtu ini makan bersama di rumahnya. Sehari sebelumnya Samuel menyampaikan hal tersebut ke istrinya dan menceritakan kejadian masa lalu itu ke istrinya agar tidak terjadi kesalahpahaman.Reina terkejut bukan main tidak mengira takdir m
Akhirnya aku dapat melewati rasa trauma setahap demi setahap. Semua karena dukungan orang-orang di sekitarku, mulai dari mama, Mark, Ceri, kedua mertuaku dan yang terutama suamiku sendiri Sean. Dialah yang berperan paling besar memulihkan trauma ku. Mau bersabar menunggu mentalku siap untuk bisa menunaikan kewajibanku sebagai seorang istri.Semua pengorbanan yang dilakukan nyatanya tidak sia-sia ditambah dengan keinginanku untuk sembuh dari trauma. Bahkan sekarang aku sudah bisa melakukan kewajibanku sebagai seorang istri dan Sean juga yang memberikan dorongan demi dorongan kecil untuk menyemangatiku agar tidak berkecil hati. Merayakan setiap keberhasilan sekecil apapun itu untuk segala hal yang sudah kulakukan . Aku bersyukur dengan cinta pertamaku yang berakhir di pelaminan. Penantian panjang dan hambatan dapat kita hadapi asalkan bersama-sama memanglah benar hanya saja kalau boleh aku tambahkan juga dengan sikap mau berkorban dan memperjuangkan satu dan yang lainnya.Sean selalu m
Mengandung 21+Sean melihat ruangannya sudah didekor dengan lilin-lilin kecil disepanjang jalan menuju kamar mereka. Ia tersenyum sambil meletakkan kantung belanja berisi kado pemberian keluarga dan kerabatnya di acara tadi."Hai Sayang, wah banyak banget kadonya." Sally menyambut suaminya keluar dari kamar mereka bergegas setelah merapikan kejutan di dalam kamar nanti.Sally menghampiri Sean dan memeluknya serta mencium pipi Sean tersenyum malu-malu terlihat dari rona di kedua pipinya."Jadi ini bukan rencana memberi kejutan Mark kan? Tapi buat aku, hayo ngaku.." Sean tersadar kalau apa yang dilakukan Ceri dan istrinya hanya sandiwara bagi Sally untuk menyiapkan semua ini.Sally tersenyum dan berjalan menuju kamar mereka memberikan senyum yang membuat desiran dalam diri Sean. Setelah meletakkan kado di sofa, ia pun bergegas mengejar Sally, menariknya dan mengecup bibir istrinya."Kamu membuatku tergila-gila padamu, Sayang." nafas Sean semakin menderu menahan diri melawan segala gejol
Sally dan Ceri keluar kantor dengan alasan meeting, namun sebenarnya mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu dan memesan kue untuk pesta malam nanti. Setelah itu mereka ke penthouse untuk mendekor ruang tidur mereka. Tentu saja mereka pergi dengan supir kantor sesuai perintah Sean, namun mereka meminta supir tersebut untuk mengatakan kalau dia mengantarkan mereka ke kantor klien untuk meeting bukan ke pusat perbelanjaan. Sally merasa bersemangat mempersiapkan kejutan untuk suaminya. Ia ingin membahagiakan Sean yang semestinya sudah dirinya lakukan sebulan lalu semenjak nama belakangnya berubah menjadi nyonya Rolando..Setelah semua selesai, mereka makan siang dekat kantor lalu kembali bekerja seperti biasanya agar Sean tidak mencurigai mereka. Baru kali ini Sally belanja ala sat-set memilih hadiah untuk Sean karena apa yang dicari langsung terlihat oleh matanya dan dia langsung menyukainya dengan cepat.Jam kantor menunjukkan pukul lima sore, Sally dan Ceri naik ke r
Sejak bertemu dengan John dan memutuskan untuk memaafkan serta melupakan rasa takut akan kejadian buruk sampai membuatku trauma dan mengalami mimpi buruk. Sekarang aku merasa lebih relax dan ringan seperti bebanku terangkat. Wajahku lebih ceria dari sebelumnya, ini semua berkat dukungan orang-orang yang menyayangiku dan juga keputusanku untuk berobat ke psikiater.Sean senang melihat perubahan dalam diriku beberapa hari ini. Setiap malam dia selalu mengecup keningku sebelum tidur lalu dengan lembut mengecup bibirku, entah mengapa ada dorongan dalam diriku yang menginginkan lebih dari ini. Tubuhku dengan reflek maju mendekati tubuh Sean, gemetar yang kurasakan sekarang berbeda dari rasa takut akan kilatan bayangan kejadian buruk itu. Melainkan getaran karena desiran yang menuntut dalam diri ini untuk merasakan lebih lagi.Tiba-tiba ciuman hangat itu berhenti dan Sean memelukku lalu tidur. Entah mengapa ada rasa kecewa malam itu tapi aku tidak berani mengatakannya pada Sean. Meskipun ke
Saran dokter psikolog juga Ceri nyatanya benar setelah Sally membuktikannya sendiri. Luka yang dibuat John tidak menghilang dan terlupakan begitu saja oleh Sally ketika memutuskan untuk bertemu dengan John di dalam sel.Namun ada beban berat dalam pikirannya yang terangkat membuat Sally seolah terlepas dari aura kuasa gelap yang selama ini menderanya. Ditambah lagi dengan permintaan maaf John yang terlihat tulus membuat Sally menaruh rasa iba pada kakak kelasnya itu.Cinta itu memang dapat membawa dampak luar biasa bagi seseorang bagai dua sisi yang saling berlawanan. Seperti kisah cinta segitiga antara Sally, Sean juga John. Sean yang cintanya bersambut justru membuatnya menjadi pribadi yang jauh lebih dewasa untuk mengerti kekurangan Sally.Sedangkan John yang cintanya tidak berbalas pada akhirnya menjadikan Sally bak tropi yang harus dimenangkan bagaimanapun caranya bahkan harus menjadi orang jahat sekalipun dia tidak peduli. Namun pada akhirnya John menyerah mengakui kekalahannya.