Sally dan Sean sudah berada di parkiran restoran tempat mereka makan barusan. Baru saja Sean menyalakan mesin mobil dan hendak keluar dari gedung parkir. Ponsel Sally berdering, melihat namanya saja gadis itu sudah malas sekali. Untuk apa masih mengganggunya padahal Viko akan segera menikah dengan Dania.
“Siapa Viko?” Tanya Sean yang sudah melirik layar ponsel Sally.
“Dia tunangan kakak tiri aku.”
“Ngapain juga nelpon kamu? Aneh banget tunangan sama kakaknya kok nelpon ke adiknya.” Sahut Sean ketus.
Sally sampai menoleh, matanya menatap memperlihatkan kenyitan di keningnya seolah tidak suka dengan perkataan Sean. Bukankah seharusnya dia yang marah karena Sean mulai ikut campur urusannya.
“Bukan urusan kamu juga kan.” Jawab Sally menatap ke arah depan.
“Jadi urusanku karena sudah dua kali dia nelpon dan kamu ngak angkat, kamu ada di dalam mobilku juga. Mau apa dia sebenarnya? Sepertinya ad
Susah payah aku melupakan kisah pahit yang pernah datang menghampiri hidupku dulu. Aku pikir semua sudah berakhir dan membuat John kapok dengan hukuman harus menjaga jarak denganku selama tiga tahun ini. Ternyata dugaanku salah, pria yang kubenci itu datang lagi seolah-olah sedang menagih hutang perjanjian padaku.Kenapa dia harus muncul setelah aku baru bisa menata hatiku kembali, setelah aku mulai merasa nyaman dengan keadaan sekitarku lagi. Menjaga kewarasan mental yang sempat dibuat tidak waras karena ulah John, ditambah dengan peliknya urusan keluarga papa Raka yang membuat hidupku dan mama menderita. Sungguh tidak mudah bagiku berusaha untuk tegar tiga tahun lalu. Kalau bukan karena rasa sayang pada mama dan papa Raka, mungkin aku lebih memilih gila atau bunuh diri saja.Dan sekarang disaat hidupku mulai terasa lebih baik meskipun aku harus dipaksa menikah dengan Ben, orang yang membuat trauma besar dalam hidupku itu muncul kembali.“Ayo ikut kalau kamu ngak mau terluka.” John m
Aku memanfaatkan kesempatan untuk memberitahukan alasanku bersikap kasar dan meninggalkannya sepuluh tahun lalu. Nyatanya rasa sakit sepuluh tahun lalu masih sama dengan sekarang.Sally menitikan air mata bahkan aku bisa melihat jelas ada kekecewaan dalam tatapan sendunya itu."Aku baru tahu kalo ini rekaman audisi kamu buat acara drama, Sal. Ceri yang kasih tahu. Aku bodoh banget kan." Ucapku tersenyum mendecih meledek diriku sendiri, bahkan aku benar-benar merasa sangat jahat sudah mengambil keputusan untuk membenci Sally yang tidak bersalah sama sekali sampai menampar pipiku sendiri berkali-kali."Aku benar-benar bodoh! Bodoh!"“Stop, udah jangan begini, Sean.”Sally menghentikan tangan yang kugunakan untuk menghukum diriku."Kamu tahu, Sean, waktu kamu marah dan tidak memberi tahu alasan kenapa kita harus putus aku rasanya melebihi dari patah hati. Aku pikir aku bisa lupain kamu setelah berjalannya waktu kita ngak ketemuan dan berhubungan lagi tapi rasanya sulit juga buat aku men
Melihat sikap Sean, Sally semakin penasaran sekaligus tidak percaya mendengar reaksinya soal Ben. Apa karena rasa bersalahnya sampai-sampai Sean bertindak gila dan mengatakan tidak keberatan. Kalau Sean tidak, Sally yang keberatan. Masalahnya Sally juga tidak mungkin langsung memutuskan pertunangannya dengan Ben. Mama juga papa tirinya yang jadi taruhan.“Tapi aku ngak mau menduakan Ben, Sean.” Sahut Sally membuat Sean menatap kecewa pada Sally.Masalahnya mereka baru baikan, entah seperti apa status hubungan mereka berdua sekarang tapi yang pasti Sean tidak akan mau melepaskan Sally lagi kali ini. Sedangkan soal Ben ia akan memikirkan bagaimana caranya memberitahu Sally pelan-pelan.“Jadi kamu lebih memilih Ben tunangan kamu itu dan ngak mau balikan sama aku lagi? Aku ngak mau, Sal.”“Bukan gitu. Aku senang banget kita sudah baikan, Sean. Tapi aku juga ngak bisa begitu saja meminta Ben untuk putus tanpa alasan jelas. Kamu ng
Senyumku terus mengembang merasakan kebahagiaan yang seharusnya sudah kualami beberapa tahun silam. Kalau tahu cara untuk Bahagia hanya sesederhana ini sudah seharusnya dari dulu kulakukan.Melihat sepasang mata indah yang sedang terpejam dengan tirai bulu mata lentik di sana, hidungnya yang mancung kecil simetris dengan bentuk bibir merah mungil yang mulai menjadi canduku sejak merasakannya Kembali. Hanya berdua tidur memeluk Sally sambil menghirup aroma harum shampoo dirambutnya sudah cukup memuaskan dahagaku.Menghabiskan waktu sepanjang malam mendengarkan kisah hidup Sally sungguh membuat perasaan bersalahku berkali lipat. Harusnya aku bisa mencegah penderitaan Sally dan Tante Carol.Andai dulu aku lebih bijak dalam menyingkapi fitnahan yang dibuat oleh John mungkin aku dan Sally sudah memiliki anak sekarang. Tapi nasi sudah jadi bubur, waktu sepuluh tahun yang menurutku terbuang sia-sia menyimpan kemarahanku pun rasanya tidak bisa kuputar ulang untuk diperb
“Sudah, Tan.”“Dan kamu masih berniat untuk menjalin hubungan lagi dengan Sally? Maaf, Sean tapi Tante rasa ini salah.”“Tapi saya mau menunggu sampai masalah Sally beres, Tan. Kami sudah bicara panjang lebar berdua, dalam hal ini saya ikhlas berkorban menunggu Sally, terpenting sekarang adalah keselamatan Sally. Melindungi dia dari John.”“Tapi, Sally sudah punya tunangan namanya Ben. Mungkin kamu akan berpikir tante orang yang egois, tapi kalau Sally sampai putus sama Ben, Raka yang akan kena akibatnya. Sally sendiri pasti paham kan maksud Mama.”Aku mengangguk, semua perkataan mama memang benar. Bukan lagi tentang perasaanku yang harus dipikirkan sekarang tapi juga keselamatan Om Raka juga mamaku sendiri. Inilah sebabnya aku pun dilema dengan permintaan Sean.“Saya yang akan menanggung akibatnya, Tante. Oleh karena itu tidak ada yang boleh tahu tentang saya sampai urusan Sally dan Ben selesai
Dengan Sally banyak bercerita tentang masa lalunya adalah salah satu caraku untuk dapat lebih memahami sampai sejauh mana penderitaan yang sudah dilaluinya selama sepuluh tahun ini selama aku tidak berada di dekatnya.Namun aku juga tidak ingin memaksa jika dia belum siap bagaimanapun menceritakan kembali luka masa lalu sama saja seperti sedang mengorek bekas luka tersebut.“Ngak, aku pikir kamu benar.” Kemudian menghirup dalam-dalam oksigen dan menghembuskan nafasnya. Tubuhnya saja menegak sampai aku pun ikut duduk tegak dihadapannya mengusap punggungnya lembut memberinya kekuatan.“Dari cerita Mama, Papa Raka adalah kakak seniornya di kampus dulu masih satu Angkatan sama papa kandungku. Karena Mama lebih memilih Papa dan tidak lama kemudian Mama mendapat undangan pernikahan Papa Raka setahun sebelum Mama menikah. Singkat cerita Papa menghilang dan Mama bertemu kembali sama Papa Raka. Karena melihat ketulusan Papa Raka yang waktu itu mengaku s
Melawan takdir, itulah yang dilakukan Raka Prasetyo demi mengejar cintanya pada Caroline Bestari. Adik kelas dua angkatan di bawahnya dulu. Ia mulai menyukai Carol sejak menjadi grup kakak mentor kelas Carol waktu pertama kali ditatar sebagai mahasiswa baru. Cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan Raka pada gadis itu. Meskipun ia tahu masa depannya sudah ditentukan dengan Briana melalui perjodohan bisnis, Raka berniat akan berjuang dan melawan keputusan konyol mama dan papanya jika Carol menerima cintanya.Namun rasa cintanya pada Carol harus menelan kepahitan karena Carol lebih memilih Steven yang juga teman seangkatan Raka. Bahkan sebelum Raka menyatakan perasaannya, Carol sudah menjalin hubungan lebih dulu dengan Steven. Asanya semakin patah ketika orang tuanya mendesak untuk menikahi Briana secepatnya karena gadis itu mengadu ke orang tua Raka bahwa ia sedang hamil anak dari Raka.Meskipun tahu anak yang dikanding Bri bukanlah darah dagingnya namun Raka memilih bungkam
Hening, setelah semua air mata tumpah ruah mengiringi kepergian Raka menjadi bukti bahwa cinta Raka tidak bertepuk sebelah tangan. Seiring waktu Carol perlahan mencintai Raka meskipun sempat dibuat kecewa dengan kebohongan yang menyebabkan bencana yang menyeret luka dirinya bersama Sally. Perjuangan Raka dan pengorbanannya yang meluluhkan kerasnya dinding pertahanan Carol dan merasakan jatuh cinta lagi.Jenasah Raka sedang dirapikan untuk di bawah ke rumah duka. Rasanya malas sekali mengabarkan istri pertama suaminya namun Briana dan kedua anaknya juga berhak mengetahui keadaan suami dan papa mereka.Akhirnya Sally menghubungi Arkan, adik sambungnya dan mengabarkan berita kematian papa mereka. Seperti firasat Carol hanya Arkan yang terlihat datang tergopoh-gopoh dengan wajah sembab ketika tiba di rumah sakit.“Kenapa bisa begini, Kak? Bukannya papa sudah semakin bagus perkembangannya?”Sally menunduk bingung bagaimana menceritakannya. Sedangkan ia enggan mengecewakan Arkan tentang sik
Setelah mengetahui kebenaran tentang kesalahan yang dibuat papa Sall. Beberapa saat kemudian Sally meminta Sean untuk mengajaknya ke Surabaya dan mengajak ibunya untuk mengunjungi makam ayahnya.Sean sebenarnya sudah menyiapkan kejutan bagi Sally, namun setelah mendengar keinginan Sally ia harus merubah beberapa rencana.Sean sengaja tidak membuat rencana kerja untuk satu bulan ke depan, sehingga Mark hanya akan mengurus beberapa proyek yang belum selesai saja. Jadwal meeting untuk semua plan baru ia serahkan kepada Mark dan Ceri.Di kantor ruangan CEO kemarin Sean meminta tolong pada sahabatnya."Mark, kali ini gua minta tolong loe handel dan meeting buat planning proyek berikutnya." Ujar Sean sambil terkekeh meringis karena tahu bakalan diledek oleh Mark.Mark tersenyum mendecih meledek. "Awalnya janji ke gua cuma dua minggu, kenapa bisa beranak jadi satu bulan yah.""Sally mau ke makam papanya di Surabaya sama Mama Carol jadi terpaksa gua nambah cuti, lagian gua kan CEO nya, suka s
John dilaporkan oleh Carol dan Sally beberapa tahun lalu untuk laporan percobaan tindakan asusila untuk memberi hukuman jera pada John.Bahkan setelah bebaspun dia harus menjauh dan tidak boleh dekat sama sekali dengan Sally. John marah dengan hukuman yang ia terima. Akhirnya ia menghubungi Mira dan meluapkan kekesalannya."Hallo Mir, loe lagi sama Erik?""Iya, John. Kenapa yah?""Kagak, gua lagi suntuk aja sejak gua dilarang deketin Sally lagi.""John, kenapa ngak move on saja sih. Lupain Sally, masih banyak cewek yang mau sama loe. Loe itu ganteng, body oke, coba deh buka hati loe jangan mainin cewek cuma buat pelampiasan, ngak bagus juga buat kesehatan loe loh. Di dunia ini loe masih bisa ketemu cewek seperti Sally kan.""Kalau loe cuma mau nasehatin gua mending gua tutup aja deh. Gua nongkrong dulu ke klub."Mira menghela nafas dan menasehati temannya lagi meskipun tahu mungkin sia-sia. "Terserah John, jangan minum sampe teler nanti bikin masalah baru lagi.""Ah bawel loe. Yah uda
Malu, adalah perasaan yang kini tengah mendera Carol dan juga Sally setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya di balik misteri meninggalnya Ruben. Sebagian dalam diri Carol menyalahkan dirinya sebagai penyebab dari keputusasaan suaminya demi membuktikan diri memperbaiki perekonomian keluarganya lepas dari bantuan kedua orang tua Ruben.Sedangkan putri mereka di masa sekarang malah sudah menikah dengan bos dari Ruben yang memecatnya dan sempat membuat Carol juga Sally salah paham. Tentu saja Carol merasa malu dan sebagai ibu Sally ia memikirkan perasaan putrinya yang kini sudah menjadi menantu di keluarga Linardi. Saat kedua tangan Carol menangkuo ingin meminta maaf, Reina cepat-cepat menghalangi niatan Carol dan merangkul temannya. "Semua sudah berlalu, jangan kamu hukum diri sendiri atas kesalahan yang tidak kamu buat. Kami tidak membenci kalian bahkan semua sudah berlalu. Kita lihat masa depan saja mulai dari sekarang dan menantikan cucu kita pastinya yah."“Maaf kalau aku sempa
Di dalam ruang kerjanya, Samuel merenung tentang kejadian masa lalu mengenai kejadian di Surabaya yang membuatnya terpaksa harus berurusan dengan hukum untuk pertama kalinya. Saat itu dia baru menjabat sebagai CEO menggantikan papa nya. Setelah mendengar cerita dari Carol lalu mendengar nama suaminya yang sama dengan direksi yang dia pecat waktu dulu membuat Samuel mencari tahu kebenaran hubungan antara Ruben karyawannya dengan Carol. Dan ternyata mereka memang pasangan suami istri dan hal itu membuat Samuel resah karena cerita versi Carol sangat berbeda dengan apa yang terjadi sebenarnya."Aku harus mengungkapkan semua ini dengan Sally dan mamanya. Supaya jangan sampai mereka mendengar dari orang lain."Samue berencana mengundang Sean, Sally dan mamanya Sabtu ini makan bersama di rumahnya. Sehari sebelumnya Samuel menyampaikan hal tersebut ke istrinya dan menceritakan kejadian masa lalu itu ke istrinya agar tidak terjadi kesalahpahaman.Reina terkejut bukan main tidak mengira takdir m
Akhirnya aku dapat melewati rasa trauma setahap demi setahap. Semua karena dukungan orang-orang di sekitarku, mulai dari mama, Mark, Ceri, kedua mertuaku dan yang terutama suamiku sendiri Sean. Dialah yang berperan paling besar memulihkan trauma ku. Mau bersabar menunggu mentalku siap untuk bisa menunaikan kewajibanku sebagai seorang istri.Semua pengorbanan yang dilakukan nyatanya tidak sia-sia ditambah dengan keinginanku untuk sembuh dari trauma. Bahkan sekarang aku sudah bisa melakukan kewajibanku sebagai seorang istri dan Sean juga yang memberikan dorongan demi dorongan kecil untuk menyemangatiku agar tidak berkecil hati. Merayakan setiap keberhasilan sekecil apapun itu untuk segala hal yang sudah kulakukan . Aku bersyukur dengan cinta pertamaku yang berakhir di pelaminan. Penantian panjang dan hambatan dapat kita hadapi asalkan bersama-sama memanglah benar hanya saja kalau boleh aku tambahkan juga dengan sikap mau berkorban dan memperjuangkan satu dan yang lainnya.Sean selalu m
Mengandung 21+Sean melihat ruangannya sudah didekor dengan lilin-lilin kecil disepanjang jalan menuju kamar mereka. Ia tersenyum sambil meletakkan kantung belanja berisi kado pemberian keluarga dan kerabatnya di acara tadi."Hai Sayang, wah banyak banget kadonya." Sally menyambut suaminya keluar dari kamar mereka bergegas setelah merapikan kejutan di dalam kamar nanti.Sally menghampiri Sean dan memeluknya serta mencium pipi Sean tersenyum malu-malu terlihat dari rona di kedua pipinya."Jadi ini bukan rencana memberi kejutan Mark kan? Tapi buat aku, hayo ngaku.." Sean tersadar kalau apa yang dilakukan Ceri dan istrinya hanya sandiwara bagi Sally untuk menyiapkan semua ini.Sally tersenyum dan berjalan menuju kamar mereka memberikan senyum yang membuat desiran dalam diri Sean. Setelah meletakkan kado di sofa, ia pun bergegas mengejar Sally, menariknya dan mengecup bibir istrinya."Kamu membuatku tergila-gila padamu, Sayang." nafas Sean semakin menderu menahan diri melawan segala gejol
Sally dan Ceri keluar kantor dengan alasan meeting, namun sebenarnya mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu dan memesan kue untuk pesta malam nanti. Setelah itu mereka ke penthouse untuk mendekor ruang tidur mereka. Tentu saja mereka pergi dengan supir kantor sesuai perintah Sean, namun mereka meminta supir tersebut untuk mengatakan kalau dia mengantarkan mereka ke kantor klien untuk meeting bukan ke pusat perbelanjaan. Sally merasa bersemangat mempersiapkan kejutan untuk suaminya. Ia ingin membahagiakan Sean yang semestinya sudah dirinya lakukan sebulan lalu semenjak nama belakangnya berubah menjadi nyonya Rolando..Setelah semua selesai, mereka makan siang dekat kantor lalu kembali bekerja seperti biasanya agar Sean tidak mencurigai mereka. Baru kali ini Sally belanja ala sat-set memilih hadiah untuk Sean karena apa yang dicari langsung terlihat oleh matanya dan dia langsung menyukainya dengan cepat.Jam kantor menunjukkan pukul lima sore, Sally dan Ceri naik ke r
Sejak bertemu dengan John dan memutuskan untuk memaafkan serta melupakan rasa takut akan kejadian buruk sampai membuatku trauma dan mengalami mimpi buruk. Sekarang aku merasa lebih relax dan ringan seperti bebanku terangkat. Wajahku lebih ceria dari sebelumnya, ini semua berkat dukungan orang-orang yang menyayangiku dan juga keputusanku untuk berobat ke psikiater.Sean senang melihat perubahan dalam diriku beberapa hari ini. Setiap malam dia selalu mengecup keningku sebelum tidur lalu dengan lembut mengecup bibirku, entah mengapa ada dorongan dalam diriku yang menginginkan lebih dari ini. Tubuhku dengan reflek maju mendekati tubuh Sean, gemetar yang kurasakan sekarang berbeda dari rasa takut akan kilatan bayangan kejadian buruk itu. Melainkan getaran karena desiran yang menuntut dalam diri ini untuk merasakan lebih lagi.Tiba-tiba ciuman hangat itu berhenti dan Sean memelukku lalu tidur. Entah mengapa ada rasa kecewa malam itu tapi aku tidak berani mengatakannya pada Sean. Meskipun ke
Saran dokter psikolog juga Ceri nyatanya benar setelah Sally membuktikannya sendiri. Luka yang dibuat John tidak menghilang dan terlupakan begitu saja oleh Sally ketika memutuskan untuk bertemu dengan John di dalam sel.Namun ada beban berat dalam pikirannya yang terangkat membuat Sally seolah terlepas dari aura kuasa gelap yang selama ini menderanya. Ditambah lagi dengan permintaan maaf John yang terlihat tulus membuat Sally menaruh rasa iba pada kakak kelasnya itu.Cinta itu memang dapat membawa dampak luar biasa bagi seseorang bagai dua sisi yang saling berlawanan. Seperti kisah cinta segitiga antara Sally, Sean juga John. Sean yang cintanya bersambut justru membuatnya menjadi pribadi yang jauh lebih dewasa untuk mengerti kekurangan Sally.Sedangkan John yang cintanya tidak berbalas pada akhirnya menjadikan Sally bak tropi yang harus dimenangkan bagaimanapun caranya bahkan harus menjadi orang jahat sekalipun dia tidak peduli. Namun pada akhirnya John menyerah mengakui kekalahannya.