Tanpa terasa semester pertama tahun ini berakhir, setelah pengambilan rapot semua murid libur dan masuk kembali 2 minggu kemudian. Sean dan Sally juga semakin dekat dan mulai saling nyaman bahkan sesekali Sean berani meminta panggilan video dengan alasan rindu pada Sally sambil bercanda. Sedangkan Sally hanya bisa menerima perlakuan Sean sambil berusaha menahan diri untuk tidak terjebak dalam perasaan lebih dalam lagi pada Sean.
Mama Sean berencana membawa Sean ke Amerika untuk liburan dan menikmati salju disana sekaligus melihat universitas di salah satu kota tempat kampus kenamaan yang memang menjadi cita-cita Sean. Samuel, papa kandung Sean mendukung keinginan putra satu-satunya itu meneruskan kuliahnya di universitas pilihan Sean.
Sebagai anak dengan berbagai kemudahan fasilitas, Sean selalu menuruti nasihat kedua orang tuanya. Namun tetap saja masih ada kekosongan di hati Sean meskipun dirinya hidup dalam gelimang harta sang ayah.
Sean sendiri sudah mengiku
Sally benar-benar bingung harus menanggapi sikap Sean seperti apa. Bersahabat tapi perlakuan Sean semanis gula. Tapi pacaran juga bukan karena Sean tidak pernah mengungkapkan rasa sukanya meskipun sudah beberapa bulan mereka selalu berkomunikasi dengan cara yang sedikit kurang lazim.“Halo… Sally… Kamu masih disana kan?”"Eh iya! Aku bingung sama kamu Sean.”“Bingung kenapa?”“Maaf kalau pertanyaan aku ini agak berani ke kamu. Sebenarnya aku ini siapa buat kamu sampai kamu bilang begini sama aku? Menurut aku kamu juga ngak berhak untuk ngatur aku berteman sama siapa juga kan. Aku juga sama ngak berhak ngatur kamu soal berteman."Sally memberanikan diri memancing Sean untuk memperjelas hubungan mereka. Rasanya aneh saja dia tidak boleh bergaul dengan cowok lain padahal dirinya dan Sean bukan sepasang suami istri. Meskipun mereka pacaran pun Sally merasa masih berhak untuk menentukan dengan siapa dia
Sean menatap tajam wajah Sally. Terlihat dari caranya menatap Sally memberitahu kalau ia tidak suka Sally terus membahas tentang Mira yang memang tidak ada hubungan dengannya sama sekali. "Mau aku buktikan kalo gosip itu salah?" Tantang Sean tersenyum membuat Sally bergidik dengan jantung berdebar antara merasa bersalah juga darahnya berdesir bertatapan sedekat ini. "Ish, apaan sih kamu. Minggir…" Sally mendorong Sean mundur, kulit putih wajahnya berganti kemerahan membuat Sean tersenyum gemas melihat reaksi gadis ini. Untung saja pelayan restoran masuk membubarkan obrolan mereka yang berakhir dengan rasa canggung Sally. Sambil menikmati makanan Sally diam sambil mendengar Sean banyak bercerita tentang dirinya. Inilah yang dimaksud hubungan tidak lazim Sean dengan Sally. Percakapan setiap malam via telepon itu selalu didominasi dengan Sean yang lebih banyak bercertita. Padahal di sekolah sikap keduanya seperti orang yang tidak terlalu dekat meskipun belakangan ini mereka sering mak
Mereka tiba di pantai dan ternyata Sean menyewa sebuah pantai pribadi. Di sana tersedia sebuah gajebo yang terbuat dari bamboo beserta cemilan seolah-olah Sean memang sudah memesan tempat ini sebelum mengajak Sally. Sayangnya bagi Sally waktunya tidak tepat untuk membahagiakan hatinya yang tengah mendung diselimuti awan kekecewaan karena kejujuran Sean di toko perhiasan tadi."Wah indah banget pantai nya trus kenapa kita di sini, padahal di Jakarta kan juga ada pantai gratis cuma bayar loket masuk aja. Jadi ga perlu keluar uang." Protes Sally sebagai luapan jengahnya ingin cepat pergi dari tempat romantis yang menyiksa perasaannya sekarang ini."Aku ngak suka keramaian, Sal. Di sini lebih nyaman buat ngobrol tanpa diganggu siapapun."Pandangannya menatap ke depan menikmati karya sang pencipta. Sedikit mendongakkan wajahnya sambil terpejam merasakan hembusan angin yang meniup di kulit dan mulai membuat helaian rambutnya berkibaran. Sean menoleh tersenyum mengagumi waja
Seperti janjinya pada mama Sally, jam enam tepat Sean mengajak Sally pulang agar sampai rumah tepat waktu. Kali ini ia menggandeng tangan Sally dan tidak melepaskannya selama perjalanan. Untuk pertama kalinya Sean mengerti apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama tepat setelah menatap binar mata Sally saat pertama kali memasuki gerbang sekolah.Sayangnya mereka dihadapkan pada kenyataan dalam setengah tahun lagi mereka harus berhubungan jarak jauh dan sebenarnya hal tersebut mengganggu pikiran mereka masing-masing.Sally hanya tersenyum dalam hatinya ia senang sekali mendapat tempat spesial di hati pria tampan pujaan banyak gadis di sekolahnya. Siapa yang tidak terbuai dengan ketampanan Sean di sekolah apalagi pria ini terkenal dengan wajah kulkasnya itu yang justru menambah kadar ketampanan Sean.‘Sekolah!’ Pikirannya langsung tertuju pada Mira, gadis yang paling kentara mendekati Sean. Apa jadinya kalau fans garis keras Sean tahu tentang
Hampir saja keduanya terlambat sampai di sekolah karena Sally meminta Sean berhenti satu blok sebelum ke arah sekolah, ia tidak mau orang lain melihat mereka berdua turun dari parkiran mobil di sekolah. Sean sebenarnya tidak mau, tapi karena Sally memintanya demikian, Sean hanya bisa menurut saja karena terlanjur menyetujui kemauan Sally untuk menutupi hubungan mereka.Benar saja firasat Sally, baru saja Sean turun dari mobil pria tampan itu langsung mencuri perhatian para gadis. Sudah tampan ternyata juga kaya melihat mobil jenis sedan berlogo bulat yang dipakainya. Semakin bersemangat para gadis SMA di sana ingin mendapatkan perhatian Sean.Sally yang baru saja memasuki gerbang sekolah melihat pacarnya sedang dikagumi hanya tersenyum sambil bersyukur dengan keputusannya. Kalau tidak rasanya bisa pindah sekolah kalau sampai dimusuhi gadis satu sekolah karena tahu dia jadi pacarnya Sean.Melihat Sean turun dari mobil Mark menghampiri dan merangkul Sean sambil menyeringai jahil. "Cie c
Cara berpacaran Sean dan Sally adalah hal yang membuat Carol mengijinkan putrinya boleh menjalin hubungan dengan Sean. Carol menilai Sean sopan, dewasa bertanggung jawab meskipun usianya baru 18 tahun. Bahkan Carol percaya dengan mereka berdua yang terkadang meninggalkan mereka di rumah tanpa pengawasan karena yakin Sean tidak akan berbuat macam-macam.Pacaran sehat bagi Carol yah seperti ini. Mendatangi rumah pacar, ijin bila ingin pergi. Sean dan Sally selalu mengobrol dan bercanda di ruang tamu sederhana kontrakan Carol.Sejak keluar dari rumah suaminya, hidup Carol dan Sally jauh lebih bahagia. Raka, suami Carol selalu mengirim uang bulanan dan mengunjungi Carol seminggu sekali meskipun Carol terus memintanya untuk menceraikan dirinya namun Raka tetap menolak dengan alasan masih mencintai wanita ini dibandingkan istri sah nya.Kadang Sean meluangkan waktu beberapa jam sambil megajarkan Sally beberapa materi pelajaran yang Sally kurang mengerti. Dan kadang Mark serta Ceri ikut main
Masa indah di sekolah adalah ketika mereka berkumpul berempat dan mengobrol bareng, bercanda dan menjadi diri mereka sendiri.Malam minggu mereka berkumpul bareng dan selalu di rumah Sally. Kadang mereka melakukan double date nonton bareng.Sebulan setelah pendekatan, Mark dan Ceri sudah jadian dan hal itu membuat hubungan mereka berempat semakin erat saking sering pergi bersama-sama.Malam itu Ceri menghubungi Sally untuk memberitahukan niatannya dengan Mark mengenai hubungan mereka berdua di sekolah."Halo, Sal. Besok rencananya gua sama Mark bakalan blak-blakkan di sekolah kalau kita berdua sudah pacaran. Mark bilang dia ngak bisa disuruh pura-pura ngak pacaran sama gua trus lihat gua didekatin sama kakak kelas lain. Daripada dia emosian mendingan pada tahu gitu. Yah gua sih nurut aja, toh nyokap bokap juga tahu gua sama Mark dah jalan.""Iya, Cer. Memang lebih nyaman begitu sih.”Ceri tersadar kalau perkataannya barusan seperti sedang menyindir hubungan Sally dan Sean memukuli bib
Sally mendengus pelan seolah tidak suka dengan reaksi berlebihan Sean saat ia mengusulkan tentang membuka status mereka di sekolah. Memang awalnya Sally sendiri yang meminta dan Sean menuruti kemauannya. Sekarang Sally sendiri harus menahan sesak di hatinya setiap kali ada yang berusaha mendekati pacar tampan dinginnya itu. Apalagi Mira selalu saja jadi penghalang mereka setiap jam istirahat sekolah.Sean tersenyum sambil memegang kedua pipi Sally setengah mencubit gemas pipi bapao Sally."Kamu itu kenapa sih? Lagi mens yah main nuduh tanpa dengar aku bicara dulu langsung ngambekan gini.""Habis pas aku bilang begitu, mata kamu langsung serius kayak orang marah gitu. Gimana aku ngak mikir jelek. Lagian kita sering banget loh berantem gara-gara kamu cemburuan."“Bukannya kamu yang sekarang lagi cemburu nih?” Goda Sean memperlihatkan lesung di pipinya jika tersenyum.“Ish, ngak tahu ah. Nasib punya pacar terlalu cakep banyak fans nya di sekolah. Lagian kamu tuh tebar pesona dikit gitu k
Setelah mengetahui kebenaran tentang kesalahan yang dibuat papa Sall. Beberapa saat kemudian Sally meminta Sean untuk mengajaknya ke Surabaya dan mengajak ibunya untuk mengunjungi makam ayahnya.Sean sebenarnya sudah menyiapkan kejutan bagi Sally, namun setelah mendengar keinginan Sally ia harus merubah beberapa rencana.Sean sengaja tidak membuat rencana kerja untuk satu bulan ke depan, sehingga Mark hanya akan mengurus beberapa proyek yang belum selesai saja. Jadwal meeting untuk semua plan baru ia serahkan kepada Mark dan Ceri.Di kantor ruangan CEO kemarin Sean meminta tolong pada sahabatnya."Mark, kali ini gua minta tolong loe handel dan meeting buat planning proyek berikutnya." Ujar Sean sambil terkekeh meringis karena tahu bakalan diledek oleh Mark.Mark tersenyum mendecih meledek. "Awalnya janji ke gua cuma dua minggu, kenapa bisa beranak jadi satu bulan yah.""Sally mau ke makam papanya di Surabaya sama Mama Carol jadi terpaksa gua nambah cuti, lagian gua kan CEO nya, suka s
John dilaporkan oleh Carol dan Sally beberapa tahun lalu untuk laporan percobaan tindakan asusila untuk memberi hukuman jera pada John.Bahkan setelah bebaspun dia harus menjauh dan tidak boleh dekat sama sekali dengan Sally. John marah dengan hukuman yang ia terima. Akhirnya ia menghubungi Mira dan meluapkan kekesalannya."Hallo Mir, loe lagi sama Erik?""Iya, John. Kenapa yah?""Kagak, gua lagi suntuk aja sejak gua dilarang deketin Sally lagi.""John, kenapa ngak move on saja sih. Lupain Sally, masih banyak cewek yang mau sama loe. Loe itu ganteng, body oke, coba deh buka hati loe jangan mainin cewek cuma buat pelampiasan, ngak bagus juga buat kesehatan loe loh. Di dunia ini loe masih bisa ketemu cewek seperti Sally kan.""Kalau loe cuma mau nasehatin gua mending gua tutup aja deh. Gua nongkrong dulu ke klub."Mira menghela nafas dan menasehati temannya lagi meskipun tahu mungkin sia-sia. "Terserah John, jangan minum sampe teler nanti bikin masalah baru lagi.""Ah bawel loe. Yah uda
Malu, adalah perasaan yang kini tengah mendera Carol dan juga Sally setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya di balik misteri meninggalnya Ruben. Sebagian dalam diri Carol menyalahkan dirinya sebagai penyebab dari keputusasaan suaminya demi membuktikan diri memperbaiki perekonomian keluarganya lepas dari bantuan kedua orang tua Ruben.Sedangkan putri mereka di masa sekarang malah sudah menikah dengan bos dari Ruben yang memecatnya dan sempat membuat Carol juga Sally salah paham. Tentu saja Carol merasa malu dan sebagai ibu Sally ia memikirkan perasaan putrinya yang kini sudah menjadi menantu di keluarga Linardi. Saat kedua tangan Carol menangkuo ingin meminta maaf, Reina cepat-cepat menghalangi niatan Carol dan merangkul temannya. "Semua sudah berlalu, jangan kamu hukum diri sendiri atas kesalahan yang tidak kamu buat. Kami tidak membenci kalian bahkan semua sudah berlalu. Kita lihat masa depan saja mulai dari sekarang dan menantikan cucu kita pastinya yah."“Maaf kalau aku sempa
Di dalam ruang kerjanya, Samuel merenung tentang kejadian masa lalu mengenai kejadian di Surabaya yang membuatnya terpaksa harus berurusan dengan hukum untuk pertama kalinya. Saat itu dia baru menjabat sebagai CEO menggantikan papa nya. Setelah mendengar cerita dari Carol lalu mendengar nama suaminya yang sama dengan direksi yang dia pecat waktu dulu membuat Samuel mencari tahu kebenaran hubungan antara Ruben karyawannya dengan Carol. Dan ternyata mereka memang pasangan suami istri dan hal itu membuat Samuel resah karena cerita versi Carol sangat berbeda dengan apa yang terjadi sebenarnya."Aku harus mengungkapkan semua ini dengan Sally dan mamanya. Supaya jangan sampai mereka mendengar dari orang lain."Samue berencana mengundang Sean, Sally dan mamanya Sabtu ini makan bersama di rumahnya. Sehari sebelumnya Samuel menyampaikan hal tersebut ke istrinya dan menceritakan kejadian masa lalu itu ke istrinya agar tidak terjadi kesalahpahaman.Reina terkejut bukan main tidak mengira takdir m
Akhirnya aku dapat melewati rasa trauma setahap demi setahap. Semua karena dukungan orang-orang di sekitarku, mulai dari mama, Mark, Ceri, kedua mertuaku dan yang terutama suamiku sendiri Sean. Dialah yang berperan paling besar memulihkan trauma ku. Mau bersabar menunggu mentalku siap untuk bisa menunaikan kewajibanku sebagai seorang istri.Semua pengorbanan yang dilakukan nyatanya tidak sia-sia ditambah dengan keinginanku untuk sembuh dari trauma. Bahkan sekarang aku sudah bisa melakukan kewajibanku sebagai seorang istri dan Sean juga yang memberikan dorongan demi dorongan kecil untuk menyemangatiku agar tidak berkecil hati. Merayakan setiap keberhasilan sekecil apapun itu untuk segala hal yang sudah kulakukan . Aku bersyukur dengan cinta pertamaku yang berakhir di pelaminan. Penantian panjang dan hambatan dapat kita hadapi asalkan bersama-sama memanglah benar hanya saja kalau boleh aku tambahkan juga dengan sikap mau berkorban dan memperjuangkan satu dan yang lainnya.Sean selalu m
Mengandung 21+Sean melihat ruangannya sudah didekor dengan lilin-lilin kecil disepanjang jalan menuju kamar mereka. Ia tersenyum sambil meletakkan kantung belanja berisi kado pemberian keluarga dan kerabatnya di acara tadi."Hai Sayang, wah banyak banget kadonya." Sally menyambut suaminya keluar dari kamar mereka bergegas setelah merapikan kejutan di dalam kamar nanti.Sally menghampiri Sean dan memeluknya serta mencium pipi Sean tersenyum malu-malu terlihat dari rona di kedua pipinya."Jadi ini bukan rencana memberi kejutan Mark kan? Tapi buat aku, hayo ngaku.." Sean tersadar kalau apa yang dilakukan Ceri dan istrinya hanya sandiwara bagi Sally untuk menyiapkan semua ini.Sally tersenyum dan berjalan menuju kamar mereka memberikan senyum yang membuat desiran dalam diri Sean. Setelah meletakkan kado di sofa, ia pun bergegas mengejar Sally, menariknya dan mengecup bibir istrinya."Kamu membuatku tergila-gila padamu, Sayang." nafas Sean semakin menderu menahan diri melawan segala gejol
Sally dan Ceri keluar kantor dengan alasan meeting, namun sebenarnya mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu dan memesan kue untuk pesta malam nanti. Setelah itu mereka ke penthouse untuk mendekor ruang tidur mereka. Tentu saja mereka pergi dengan supir kantor sesuai perintah Sean, namun mereka meminta supir tersebut untuk mengatakan kalau dia mengantarkan mereka ke kantor klien untuk meeting bukan ke pusat perbelanjaan. Sally merasa bersemangat mempersiapkan kejutan untuk suaminya. Ia ingin membahagiakan Sean yang semestinya sudah dirinya lakukan sebulan lalu semenjak nama belakangnya berubah menjadi nyonya Rolando..Setelah semua selesai, mereka makan siang dekat kantor lalu kembali bekerja seperti biasanya agar Sean tidak mencurigai mereka. Baru kali ini Sally belanja ala sat-set memilih hadiah untuk Sean karena apa yang dicari langsung terlihat oleh matanya dan dia langsung menyukainya dengan cepat.Jam kantor menunjukkan pukul lima sore, Sally dan Ceri naik ke r
Sejak bertemu dengan John dan memutuskan untuk memaafkan serta melupakan rasa takut akan kejadian buruk sampai membuatku trauma dan mengalami mimpi buruk. Sekarang aku merasa lebih relax dan ringan seperti bebanku terangkat. Wajahku lebih ceria dari sebelumnya, ini semua berkat dukungan orang-orang yang menyayangiku dan juga keputusanku untuk berobat ke psikiater.Sean senang melihat perubahan dalam diriku beberapa hari ini. Setiap malam dia selalu mengecup keningku sebelum tidur lalu dengan lembut mengecup bibirku, entah mengapa ada dorongan dalam diriku yang menginginkan lebih dari ini. Tubuhku dengan reflek maju mendekati tubuh Sean, gemetar yang kurasakan sekarang berbeda dari rasa takut akan kilatan bayangan kejadian buruk itu. Melainkan getaran karena desiran yang menuntut dalam diri ini untuk merasakan lebih lagi.Tiba-tiba ciuman hangat itu berhenti dan Sean memelukku lalu tidur. Entah mengapa ada rasa kecewa malam itu tapi aku tidak berani mengatakannya pada Sean. Meskipun ke
Saran dokter psikolog juga Ceri nyatanya benar setelah Sally membuktikannya sendiri. Luka yang dibuat John tidak menghilang dan terlupakan begitu saja oleh Sally ketika memutuskan untuk bertemu dengan John di dalam sel.Namun ada beban berat dalam pikirannya yang terangkat membuat Sally seolah terlepas dari aura kuasa gelap yang selama ini menderanya. Ditambah lagi dengan permintaan maaf John yang terlihat tulus membuat Sally menaruh rasa iba pada kakak kelasnya itu.Cinta itu memang dapat membawa dampak luar biasa bagi seseorang bagai dua sisi yang saling berlawanan. Seperti kisah cinta segitiga antara Sally, Sean juga John. Sean yang cintanya bersambut justru membuatnya menjadi pribadi yang jauh lebih dewasa untuk mengerti kekurangan Sally.Sedangkan John yang cintanya tidak berbalas pada akhirnya menjadikan Sally bak tropi yang harus dimenangkan bagaimanapun caranya bahkan harus menjadi orang jahat sekalipun dia tidak peduli. Namun pada akhirnya John menyerah mengakui kekalahannya.