Share

Bab 69 :

Penulis: Tenderwhitesan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Satu regu tim penyelamat turun ke dasar jurang untuk melakukan evakuasi mobil ‘Lorenzo’ yang terjun bebas dan meledak kemudian terbakar habis.

Vincent berdiri di atas tebing lokasi kejadian. Lampu sorot dari kamera berita menerangi wajahnya yang terlihat sangat bangga. Beberapa wartawan berdiri di sekitarnya, mikrofon terangkat, siap mengabadikan setiap kata yang keluar dari mulut pejabat yang dihormati di negara X.

Dia memasang wajah serius, lalu melirik kamera seolah berbicara langsung kepada seluruh negeri. "Hadirin sekalian," katanya dengan dramatis, "saya berdiri disini, tempat di mana seorang kriminal besar berbahaya yang menjadi buronan negara, Lorenzo Sabatini, akhirnya menemui ajalnya."

Vincent berusaha terlihat seperti seorang pahlawan, berdiri di lokasi yang diklaim sebagai tempat akhir seorang penjahat besar.

"Jadi benar, Lorenzo sudah mati?" Gumam beberapa orang wartawan dengan penasaran dan saling pandang.

Vincent mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka tenang,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 70 : "Hutang? Hutang Apa?"

    Setelah seharian mengajarkan Lorenzo cara merubah wajah menggunakan make-up dan kulit buatan, Dante tiba di villa pribadi Alessandra, di bawah langit oranye yang terlihat hangat yang tenang. Villa terletak di tengah taman yang luas dan indah, dengan deretan pohon palem dan bunga-bunga eksotis menghiasi jalan setapak menuju pintu utama. Sejak pertama kali dia melangkah masuk ke gerbang, Dante sudah merasakan keunikan tempat ini, tidak ada penjaga pria. Semua pengawal Alessandra adalah wanita, masing-masing terlihat tangguh dan berwibawa.Dante berjalan melewati lorong menuju villa utama, dia bisa merasakan tatapan para pengawal wanita yang mengamati setiap langkahnya. Beberapa dari mereka berbisik-bisik, terkesan melihat sosok Dante yang selama ini hanya mereka dengar dari cerita. Dante tersenyum tipis, berjalan lurus tanpa terganggu oleh tatapan mereka. Begitu mendekati pintu utama, seorang pengawal berpenampilan rapi membukakan pintu untuknya dan mempersilahkan masuk."Nona Alessan

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 71 : Hari Penobatan Alessandra

    “Justru kita harus melakukannya malam ini, dan besok saat kau mengucapkan sumpah setia padaku, itu sebagai pengikat untukmu agar kau selamanya setia hanya padaku.”Dante terdiam, tidak ada alasan untuk melarikan diri, jadi dia hanya pasrah saat Alessandra mulai melumat bibirnya dengan rakus sambil melucuti bajunya satu per satu.Di tengah pemanasan yang semakin liar, Dante berusaha memegang kendali, namun Alessandra menempatkan kembali tubuh Dante di bawahnya.“Tidak sayang, aku adalah calon ketua, jadi aku harus menjadi orang yang memegang kendali. Dan tugasmu hanya patuh.”“Itu besok. Hari ini kau belum menjadi ketua. Jadilah gadis baik, atau lupakan saja, anggap tidak terjadi apapun malam ini.”Alessandra tertawa manja, “Dante kau sangat menggemaskan. Baik, aku akan menjadi gadis baik,” Alessandra membaringkan tubuhnya, “Lakukan apapun yang kau suka, aku tidak akan melawan.”Malam itu, Dante merasa menjadi seorang pria sejati yang memegang kendali penuh pada wanitanya. Dante dan A

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 72 :Sumpah Setia

    Semua orang di lapangan menyaksikan pertarungan mereka, dan kata-kata Dante perlahan mulai mengubah pandangan mereka. Beberapa anggota mengangguk pelan, semakin yakin menerima bahwa Alessandra memang pilihan yang tepat.Dante mendekati Matteo, berdiri tegak di depannya, dan berkata tegas, "Kau mungkin tidak senang dengan keputusan ini, Matteo. Tapi sebagai bagian dari Serigala Malam, kau sudah bersumpah setia pada kepemimpinan yang sah. Jadi terima kenyataan ini, atau terima konsekuensinya."Matteo akhirnya terdiam, wajahnya menegang namun tidak lagi melawan. Tatapannya penuh kebencian, tetapi dia tidak bisa menyangkal bahwa dirinya telah kalah di depan semua orang.Alessandra, yang menyaksikan semuanya dari atas panggung, menatap Dante dengan ekspresi bangga dan kagum. Dia tahu bahwa kehadiran Dante di sisinya telah membuat perbedaan besar. Dengan tegas, dia berdiri di atas panggung, memandangi semua orang yang kini berlutut di hadapannya, termasuk Matteo yang terikat.***Saat mata

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 73 : Kakek Alessandra

    Para pelayan lalu-lalang membawa nampan berisi makanan dan minuman, musik jazz mengalun lembut, memberi kesan elegan pada pesta malam itu.Alessandra sesekali melirik ke arah Dante dan Lorenzo, memberikan senyum kecil penuh arti. Dia tahu kedua pria itu telah berperan besar dalam membawanya ke posisi ini, dan meskipun semua hanya sandiwara, ia merasa lebih kuat dan percaya diri.***Di tengah meriahnya pesta, suasana mendadak menjadi hening ketika seorang pria tua dengan jubah elegan dan tatapan berwibawa berjalan masuk ke ruang perjamuan. Alejandro, ayah Lorenzo sekaligus kakek Alessandra, melangkah di antara para tamu yang segera membungkuk memberi hormat kepadanya. Di sebelahnya, seorang pemuda tampan yang tampak patuh dan setia. Jose yang dirawat oleh Alejandro sejak kecil hingga menjadi orang kepercayaannya.Alessandra segera menghampiri mereka dengan senyum lebar di wajahnya, tampak begitu bahagia melihat kedatangan kakeknya dan pria yang sudah dianggap sebagai kakak. "Kakek A

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 74 : Menghina Lorenzo

    Alejandro hanya mengangkat alisnya, agak terkejut melihat reaksi spontan cucunya yang tampak begitu akrab dengan Dante. Di sisi lain, Jose berdiri diam, memperhatikan bagaimana Alessandra memeluk lengan Dante dan terlihat begitu riang. Ada sedikit ekspresi tak suka di wajahnya.“Terima kasih karena sudah menyelamatkanku dari situasi yang membuatku sesak. Mereka membuatku frustasi. Ingatkan aku untuk memberimu hadiah.”Alessandra dan Dante berjalan cepat ke arah deretan panggangan besar di luar ruangan, di mana puluhan sapi utuh sedang dipanggang diatas bara api, dengan asap harum yang menggoda dan membuat perut siapapun bergemuruh kelaparan. Para koki berdiri di setiap masing-masing panggangan, sibuk mengolah dan mengoleskan bumbu, serta memastikan setiap bagian matang dengan sempurna.Alessandra berdecak kagum melihat pemandangan tersebut. "Ini sangat luar biasa!" Serunya dengan penuh kekaguman, memandang barisan panggangan yang seolah tak berujung itu.Ketika hidangan siap, para tam

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 75 : Musuh Baru Dante

    Jose menyipitkan mata, semakin kesal karena pria itu tidak bereaksi. Dengan senyum yang tetap terpampang di wajahnya, Jose mendekatkan wajahnya lebih dekat ke arah Lorenzo dan berbisik lebih tajam, "Dengar, kau hanyalah pengawal level rendah. Jangan pernah bertingkah di luar batas, kau tidak punya hak untuk menatapku seperti itu. Kau bisa ada disini karena kami kasihan padamu.Lorenzo menahan diri dengan susah payah, dia tetap diam tanpa membalas. Dalam hati, dia merasakan bom waktu dalam dirinya semakin mendekati batasnya. Sifat asli Jose yang angkuh dan merasa lebih tinggi dari orang lain membuat Lorenzo muak. Namun, karena penyamarannya, ia hanya bisa menahan amarahnya.Jose tertawa kecil, lalu menepuk bahu Lorenzo dengan kasar untuk menghinanya. "Jaga sikapmu, ya? Kalau tidak, aku pastikan kau akan menyesal."Lorenzo mengepalkan tangannya di balik punggung, mencoba menenangkan dirinya. Meski wajahnya tetap tenang, dalam hati dia sudah memastikan bahwa Jose adalah ancaman yang per

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 76 : Tugas Pertama Alessandra

    Alessandra menggeleng dengan tatapan lembut, dan meminta Dante duduk di sampingnya. "Biar luka kecil tetap harus di obati. Ayo, duduk."Dante perlahan menghela nafas, namun menuruti Alessandra, duduk di sampingnya dan membiarkan Alessandra membuka kotak P3K itu. Dengan hati-hati, Alessandra mengambil kapas dan antiseptik, lalu perlahan mengoleskannya ke luka di bibir Dante. Sentuhannya lembut, dan matanya fokus pada luka di bibir Dante, tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Apakah sakit?" Tanyanya lembut sambil menatap wajah Dante.Dante menggeleng, meskipun dia merasakan sedikit perih. "Tidak terlalu, selama yang mengobati adalah kau." jawabnya dengan nada bercanda, meskipun sebenarnya ada kehangatan dalam ucapannya.Alessandra tersenyum kecil, sedikit tersipu. "Kau selalu bercanda, Dante. Padahal aku serius mengobatimu."“Aku serius. Jika luka seperti ini saja sudah membuatku mengeluh di depan Ketua, lalu mana mungkin aku bisa menjadi anggota Serigala Malam.”“Kau ini, selalu bermul

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 77 : Obat Varian baru

    Saat mereka melangkah masuk, udara lembab dan aroma khas jamur memenuhi ruangan. Di dalam sana, Alessandra dan yang lainnya melihat deretan rak-rak besar yang penuh dengan jamur langka berwarna-warni. Setiap jamur tampak unik, beberapa berwarna ungu gelap dengan bercak putih, sementara yang lain berwarna kuning kehijauan. Cahaya lampu redup di sekitar rak memberikan kesan misterius yang menarik.Esteban berhenti di depan rak utama, menunjuk tumbuhan jamur itu dengan bangga. "Ini adalah proyek terbaru kami, Nona Alessandra," katanya. "Jamur-jamur ini merupakan bahan utama untuk produk obat jenis baru yang kami kembangkan. Kandungan alami dari spesies ini menghasilkan efek yang jauh lebih kuat daripada obat kualitas terbaik yang saat ini beredar dipasaran."Alessandra mengamati jamur-jamur tersebut dengan tatapan penasaran. "Jadi, apakah sudah ada contoh obat yang dibuat dari bahan ini?" Tanyanya sambil melirik Esteban.Esteban tersenyum, lalu mengangkat tangannya sebagai isyarat kepad

Bab terbaru

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 87 : Lorenzo Terluka

    Air sungai membawa mereka menjauh dari musuh, tapi arus yang kuat membuat Lorenzo kesulitan menjaga kesadarannya. Luka di pinggangnya membuat tubuhnya semakin lemah, namun ia tetap berusaha berenang, menjaga agar Dante tetap di dekatnya. "Kau baik-baik saja?" Tanya Dante dengan suara keras, mencoba melawan suara arus. "Jangan pikirkan aku," sahut Lorenzo sambil mengatur napas. "Kita harus keluar dari sini sebelum arus membawa kita terlalu jauh."Tiba-tiba saja terdapat pusaran air yang cukup kuat menyeret tubuh Lorenzo, dan tanpa ampun kepalanya membentur batu hingga tidak sadarkan diri.Dante berusaha sekuat tenaga menahan tubuh Lorenzo agar tidak tertelan pusaran air. Sambil berpegangan pada akar pohon yang menjuntai, dengan sisa tenaga, Dante berenang menuju tepian sungai, mencari tempat yang aman untuk beristirahat. Malam mulai tiba, dan luka di kepala Lorenzo terlihat parah.***Dante memapah Lorenzo, satu tangannya melingkari tubuh Lorenzo yang lemah, sementara tangan lainny

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 86 : Pelarian Dante & Lorenzo

    “Kalian menjebak kami!” Teriak Dante kepada pimpinan kelompok pembeli.“Omong kosong! Kami bukan orang serendah itu!” Setelah berkata sebutir peluru dari sniper melubangi tengkoraknya membuatnya tersungkur di depan Dante.Peluru mulai berdesing di udara dari segala arah, menghantam dinding dan barang-barang di dalam gudang. Kelompok lain yang ikut dalam transaksi langsung jadi sasaran utama. Mereka tewas di tempat, satu per satu roboh tanpa sempat melawan. “Sepertinya tempat ini sudah terkepung,” ujar Dante. Dante dan Lorenzo langsung berlindung di balik kotak kayu dan karung besar bersama anak buahnya. "Kita harus keluar dari sini secepatnya jika tidak ingin mati konyol," ujar Lorenzo sambil memasang ekspresi serius. "Aku tahu," jawab Dante, mengambil senjata dan mulai membalas tembakan. Dengan bantuan Nexus yang memberi informasi tentang posisi musuh, Dante dan kelompoknya berhasil menciptakan celah untuk kabur. Mereka keluar dari gudang melalui pintu rahasia yang berada di l

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 85 : Penyergapan

    Kesuksesan Alessandra dalam memperkenalkan dan memasarkan obat jenis baru tidak hanya membawa kekayaan bagi Serigala Malam, tetapi juga meningkatkan reputasi mereka.Semua tidak lepas dari peran Dante. Dan Alessandra memuji Dante di depan semua anggota.Hal itu membuat semua anggota semakin menghormati Dante, melihatnya sebagai pemimpin kedua setelah Alessandra. Gosip dengan cepat menyebar. Bahkan organisasi lain mulai memandang Dante dengan rasa kagum dan ketertarikan, berpikir betapa bagusnya jika jenius seperti Dante bergabung dengan mereka. Namun, tidak semua orang memuji Dante. Di La Fortezza, ada satu orang yang merasa terganggu oleh semua pencapaian Dante, Alejandro, kakek Alessandra. Alejandro duduk di balkon pribadinya bersama Jose, mengamati Alessandra dan Dante yang tengah bercanda mesra di taman bawah. Wajahnya yang biasanya angkuh kini terlihat semakin masam. Jose, yang berdiri di belakang Alejandro, memberanikan diri untuk bicara. "Tuan Alejandro, Anda sepertinya ter

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 84 : Kecemburuan Alessandra

    Alessandra tampak terkejut, alisnya naik sedikit. "Kenapa kau tanyakan itu sekarang? Membuat mood-ku menjadi buruk," katanya kesal, melepaskan tangannya dari leher Dante dan menyilangkannya di dada. "Ketua, aku bertanya karena dia belum kembali sejak pulang dari Nepal," jawab Dante dengan singkat, pandangannya tajam. “Jadi kau juga akhirnya mengakui jika kalian pergi bersama ke luar negeri? Hebat sekali, aku menyuruhmu melakukan tugas, tapi kau malah asik bersenang-senang dengan seorang wanita,” ucap Alessandra, dan kali ini suaranya lebih keras dari biasanya.Dante melirik ke sekeliling dimana para pengawal berbaju hitam rapi berdiri, dengan satu isyarat darinya, mereka semua serentak berbalik dan memasang earphone di kedua telinga mereka.“Kami disana untuk melaksanakan tugas darimu…”“Kenapa harus dia? Aku bisa menemanimu.” Alessandra menghela nafas, lalu berenang mundur dengan elegan, menjaga jarak. "Kau tenang saja, gadis kecilmu masih bernafas. Kau beruntung, jika aku seperti

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 83 : Pengumuman Kematian Lorenzo

    Breaking News siang itu, semua stasiun televisi nasional menyiarkan konferensi pers penting dari sebuah rumah sakit forensik terkemuka. Ruang konferensi di penuhi oleh wartawan dari berbagai media. Kamera terus bergerak mengambil gambar setiap sudut, dan suara klik kamera mendominasi suasana. Di podium utama, seorang juru bicara pemerintah berdiri dengan dokumen tebal di tangannya, siap memberikan pernyataan resmi yang baru saja mereka terima."Setelah melalui serangkaian tes DNA yang dilakukan secara teliti," kata juru bicara itu dengan suara penuh percaya diri, "tim kami dapat mengonfirmasi bahwa sisa-sisa tubuh yang ditemukan di mobil yang jatuh ke jurang adalah benar milik Lorenzo Sabatini, pemimpin organisasi kriminal Serigala Malam."Ruang konferensi langsung ramai, para wartawan berebut mengajukan pertanyaan. Nama Lorenzo yang selama ini dianggap sebagai bayangan gelap dalam dunia kejahatan kini kembali menjadi berita utama di seluruh negeri. "Apakah ini akhir dari Serigala Ma

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 82 : peluncuran Produk Baru

    Setelah kembali dari Nepal, Dante dan Sofia tiba di La Fortezza, markas besar organisasi. Begitu turun dari mobil, Sofia langsung disambut oleh beberapa anggota tim elite khusus, yang memintanya untuk menghadap Alessandra di ruang interogasi.Sofia menghela napas, melirik Dante sebelum pergi. "Kita bicara nanti," katanya dengan raut wajah tegang, mencoba tersenyum namun jelas terlihat gugup.Dante menatapnya sejenak, memberi anggukan kecil yang menenangkan. "Jangan khawatir. Kamu akan baik-baik saja, Ketua hanya ingin bertanya tentang kegiatanmu di luar selama ini." katanya pelan. Sebelumnya Nexus memberikan informasi tidak ada alat penyadap lain di tubuh Sofia, jadi Dante tidak merasa khawatir.Sofia melangkah pergi, dan Dante berbalik menuju area terlarang, tempat rahasia di La Fortezza yang disiapkan khusus untuk budidaya tanaman. Tempatnya bersebelahan dengan ladang jamur langka. Tidak sembarang orang yang dibolehkan masuk ke area terlarang. Itu sebabnya area terlarang memiliki si

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 81 : Berburu madu Halusinogen di Nepal

    Dante tersenyum kecil, “Berbohong padamu? Mana aku berani… nona intel yang terhormat.”Sofia duduk di pangkuan Dante, mengangkat alis, menatapnya dengan tatapan curiga. "Lalu… apa yang sebenarnya kau lakukan di sana? Kenapa kau mau mengambil resiko?”Dante tersenyum kecil, lalu mengangkat bahu seolah-olah itu bukan hal besar. "Aku hanya menjalankan tugas dari Alessandra. Aku tak menyangka tempat itu sudah kacau dan Esteban juga terluka, kami tidak bicara banyak sebelum akhirnya dia tewas.”Sofia tampak tak sepenuhnya yakin, tetapi berusaha menerima jawaban Dante. “Kami mendapat informasi tentang jamur yang digunakan sebagai bahan campuran obat terlarang. Namun semua terbakar habis, tidak ada bukti tersisa.”Dante menggeleng, menatap Sofia dengan tenang. "Sayang sekali."Sofia menghela napas. "Dante, kita bekerja sama," katanya sambil memandang Dante, ekspresi wajahnya mulai melunak. "Aku merasa punya hak untuk tahu segalanya. Kau berhutang padaku untuk apa yang telah kulakukan terakhi

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 80 : Budidaya Jamur & Madu Halusinogen

    Alessandra memandang serius matanya menunjukkan kekhawatiran. "Dante, apa yang sebenarnya terjadi? Kau bertemu Esteban dimana?"Dante menarik napas panjang, memutar ulang kejadian yang baru saja ia alami. "Aku bertemu Esteban," jawabnya pelan, menatap Alessandra. "Dia terluka parah dan meminta aku membawa koper ini untukmu. Tapi tak lama setelah itu, Matteo dan anak buahnya datang mengejar. Mereka ingin koper ini juga."Alessandra tampak terkejut, ekspresinya berubah menjadi muram. "Matteo... jadi dia menginginkan koper itu juga? Tapi kenapa sampai meledakkan tempat Esteban?"Dante menggeleng pelan, tak sepenuhnya yakin. Namun, di dalam pikirannya, Nexus mulai mengumpulkan informasi, menyaring data yang berhasil ia akses secara diam-diam."Dante," bisik Nexus di dalam benaknya, "ledakan dan pembakaran ini direncanakan oleh Vincent. Dia menginginkan jamur itu lebih dari Matteo. Vincent-lah yang berada di balik semua ini."Dante tersentak mendengar informasi itu, tapi ia berusaha tetap

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 79 : Organisasi Esteban Di Eliminasi

    Dante menatap Alejandro, "Tuan Alejandro, apa yang anda lakukan?”Alejandro terdiam, menatap Jose yang terbaring di tanah dengan lengan penuh darah.Dengan jalan terhuyung yang disengaja, Dante berjalan pergi, meninggalkan Alejandro dalam kebingungan. ***Pagi itu, Alessandra tergesa-gesa memasuki kamar Dante, langsung menarik selimut Dante dengan cepat, membuatnya terbangun dari tidurnya yang lelap. "Dante, bangun! Ini penting!" Serunya sambil menggoyangkan bahu Dante dengan sedikit panik.Dante mengerjap-ngerjapkan mata, masih dalam keadaan setengah sadar. "Ada apa, Alessandra?" Tanyanya dengan suara berat, sambil memeluk bantalnya kembali."Esteban menelepon," jawab Alessandra cepat. "Dia meminta aku mengirim seseorang yang aku percayai untuk bertemu dengannya. Dia tidak bilang apa-apa, tapi suaranya terdengar tergesa-gesa dan khawatir." Tatapannya serius.Dante langsung terbangun. "Baiklah, aku akan pergi sekarang juga," jawabnya sambil segera bangkit dari tempat tidur dan mulai

DMCA.com Protection Status