Atas permintaan Farha, Agnia masuk kembali menemui kedua orang tua Jefri. Sejauh ini, Farha sang kakak sangat baik pada Agnia. Sesama wanita, jelas ia mengerti perasaan calon adik iparnya.
Farha pun ingin tahu bagaimana bisa ada Leon di antara mereka. Selama bersama Jefri pun tidak pernah bercerita tentang wanita selain Bianca. Namun, kali ini tiba-tiba saja datang bersama seorang wanita dan anak yang diakui sebagai darah dagingnya.
Bu Fira masih menatap sinis kedatangan Agnia lagi. Seorang ibu hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Begitu Bu Fira yang tidak ingin Jefri salah langkah atau ditipu seseorang. Mungkin rumor tentang putra Gemilang emas sudah tersebar.
“Kita makan, silakan duduk,” ujar Farha.
“Terima kasih.”
Makan siang begitu sunyi, hanya terdengar dentingan garpu dan sendok yang saling bersahutan. Agnia sibuk menyuapi Leon, sedangkan dia saja belum makan.
“Kamu tidak makan, Agni?” tanya Jefri
“Terserah kamu mau memenjarakan Ibu saya sampai kapan. Saya tidak peduli tentang itu, apalagi tentang permintaan konyol kamu.” Agra tertawa di hadapan Hana. Tidak semudah itu bisa menikah dengannya, apalagi jika mereka hanya bermain drama untuk menjeratnya dalam sebuah pernikahan.Hana tidak menyangka Agra menolaknya. Padahal sudah ia rencanakan hal itu dengan matang. Sepertinya sampai kapan pun, Hana tidak bisa memiliki pria yang dicintainya. Sudah banyak pengorbanan yang dia lakukan, tapi tidak ada balasan. Cintanya bertepuk sebelah tangan.“Kamu akan membiarkan Ibumu membusuk di penjara?” Hana kembali bicara saat pria itu melewatinya.“Itu urusanmu dengan Ibuku, selesaikan dengannya. Hutang perusahaan sudah banyak, jika aku membayar hutang Ibu, kasihan karyawanku tidak bisa menghidupi keluarganya.” Sontak pernyataan Agra membuat Hana semakin panas.Hutang Bu Sukma begitu banyak padanya. Apalagi saat Hana dengan sukar
[Apa kabar kamu?]Jefri kembali membuka pesan masuk itu saat sampai di kantor. Netranya, tidak bisa berpaling dari sebuah pesan yang dikirimkan oleh Bianca. Ia kembali mengingat ocehan sang kakak tentang menetapkan hati. Pikirannya jadi tidak karuan dipenuhi banyak hal yang membuat bimbang untuk menikah dengan Agnia.“Lebih baik jangan diteruskan jika nanti hanya kembali menyakiti. Agnia sudah sekali gagal dalam pernikahan, tolong jangan kembali menyakitinya.” Kalimat Farha terus berputar di otaknya.Sementara, kisahnya bersama Bianca belum semua bisa dilupakan. Cukup lama mereka bersama hingga sulit untuk Jefri memutuskan semuanya.Emosi sesaat membuat ia mengambil keputusan untuk menyudahi hubungan dengan Bianca. Setelah itu, memutuskan untuk menikah dengan Agnia. Jefri menjambak rambut yang tidak gatal, ia merasa bersalah jika membuat Agnia terluka. Namun, di satu sisi ia merasa goyah dengan hadirnya sebuah pesan dari Bianca.T
Remon melihat Leon yang berada di samping Jefri. Pria itu mencoba menalar apa yang dikatakan oleh Jefri. Pria tua itu memindahi wajah kedua pria berbeda generasi itu. Sekilas memang begitu mirip, bahkan bagaikan pinang d belah dua.“Maksudmu apa?” Remon bertanya.“Dia anakku, dia yang akan mewarisi seluruh harta peninggalanku.” Jefri lantang mengatakan hal itu.Seluruh orang yang berada di sana menjadi tegang dengan apa yang dikatakan oleh Jefri. Terutama orang tua Jefri, mereka sudah mencoba untuk tidak membuka semua, tapi malah Jefri datang bersama dengan Leon.“Siapa anak itu?” Natan—adik Jordi bertanya.Pria itu menghampiri dan berjongkok di depan Leon. “Anak tampan, siapa namamu?” tanya Natan.Leon mendongak ke arah Jefri, anak itu mungkin bingung mau menjawab apa karena Leon tidak mengenal Natan.“Namanya Leon, dia berusia 5 tahun. Dia anakku.”Kembali semu
Agra kembali menaruh gelas di meja. Perkataan sang adik tentang pernikahan yang seharusnya terjadi antara dirinya dan Hana untuk mengeluarkan Bu Sukma dari penjara. Sebuah telepon masuk dari nomor tidak di kenal membuat ia malas mengangkatnya.Akan tetapi nomor itu kian gencar menghubunginya. Sampai akhirnya mengirimkan pesan.[Kami dari kepolisian, mau mengabarkan jika ibu Anda mengalami demam panas dan mengigil hebat, kami melarikan ke rumah sakit]Agra langsung menyambar tas dan mencari kunci mobil. Detik itu ia langsung meluncur ke rumah sakit di mana sang ibu di rawat. Sepanjang jalan ia terus memikirkan nasib sang ibu. Baru beberapa hari saja sudah mengalami trauma dan demam. Agra menelepon Gio untuk datang ke rumah sakit.Dengan menggunakan kecepatan yang cepat, Agra tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai rumah sakit. Gegas ia mencari ruang di mana Bu Sukma di rawat. Terlihat beberapa polisi menjaganya dengan ketat.“Ibu saya
“Licik sekali kamu, Hana. Masih bagus aku mau menikah dengan kamu, masih meminta hartaku, cih!” Agra begitu geram saat Hana mulai mengeluarkan bisanya.Agra tidak menyangka jika Hana semakin licik. Ia hanya menutup mata sebentar lalu kembali mencoba bicara dengan Hana.“Baiklah, aku mau menikahimu dan memberikan 50 persen hartaku.”Hana tersenyum semringah saat keinginan terwujud. Ia bisa menikah dengan pria yang dicintainya tanpa perlu memohon dan besusah payah.“Akan kubuat pernyataan di atas kertas dan materai. Tolong bebaskan dulu ibuku.” Agra meminta pada Hana.“Nikahi aku dulu, baru kucabut tuduhanku,” ujar Hana.Agra kembali geram mendengar kelicikannya. Semua di luar dugaannya. Namun, itu yang hanya bisa ia lakukan untuk mengeluarkan ibunya. Untuk membayar hutang sang ibu pun tidak mungkin karena perusahaan miliknya sedang di ujung tanduk.“Baik, kita menikah siri dulu. Set
Bianca melempar majalah berisi berita hangat tentang Jefri dan Leon. Ia berteriak histeris dan melempar semua barang ke sembarang tempat. Bianca menarik napas panjang, lalu ia terduduk lesu saat semua berita penuh dengan wajah sang suami di YouTube.“Bi, tenang, kamu kenapa?” Siska—manajer Biaca datang menenangkannya.“Bagaiamana aku bisa tenang melihat semua berita di Indonesia memberitakan tentang Jefri dan anak sialan itu! Gila!” Bianca terus mengoceh.Siska mengambil ponsel dan melihat berita di YouTube. Nama Jefri memang sedang menjadi perbincangan hangat. Apalagi standing uplouse untuknya saat mau mengakui anak yang lama tidak diketahuinya. Semua menuju sifat pria berparas tampan menggoda.“Ya, kamu nggak bisa marah, dong. Kalian sudah berpisah, bukannya kamu lebih memilih karir dari pada percintaanmu dengannya?” Siska kembali mengingatkan Bianca.“Ya, memang. Tapi, aku seperti tidak berharga. D
Sudah perceraian Agnia dan Agra sudah jeruk palu sejak beberapa bulan. Agra pun sudah menikah dari sebelum mereka ketuk palu perceraian. Bu Sukma pun sudah bebas dari penjara. Namun, ia tidak seperti dulu yang bisa melakukan apa pun. Hubungannya dengan menantu baru kurang begitu baik.Bahkan, Hana selalu saja memojokkan sang mertua walau dulu mereka adalah pasangan yang kompak. Bisnis keluarga Agra sudah mulai goyah, beberapa investor pun banyak yang mencabut sahamnya karena kebijakan baru yang di buat Hana.Selama menjadi istri Agra, wanita itu memegang kendali setengahnya. Apalagi saat perusahaan itu hampir bangkrut, Hana mampu menutup dengan beberapa investor yang mau bekerja sama.“Kamu tidak bisa seenaknya saja melakukan perubahan kebijakan. Aku masih pemilik perusahaan ini, Hana!” Agra tidak bisa menerima apa yang Hana lakukan. Wanita itu seolah-olah merasa paling pintar dan hebat.“Tapi saham ini sebagian milikku, kau lupa kalau a
Pengusiran Remon menjadi buah bibir di kantor. Sebelumnya, pria itu datang dengan suara begitu nyaring dan mengatakan akan mengganti posisi Jefri dengan Yoga—anaknya.Banyak karyawan yang mencemaskan hal itu. Akan tetapi, Jefri kembali menenangkan para karyawannya.Akhirnya satu masalah pun selesai. Jefri bisa bernapas lega saat akan menghadapi pernikahannya.Menjelang pernikahan mereka, Agnia pun ikut sibuk karena mengurusi beberapa proyek terakhir sebelum ia keluar dari pekerjaannya. Sudah beberapa malam ia pun pulang malam.Stella—salah satu karyawan marketing sejak beberapa hari memperhatikannya. Wanita itu curiga jika Agnia memiliki fair dengan Jefri karena melihat beberapa kali Agnia terlihat bersama Jefri.“Ehem, kalian sadar nggak sih, kok Agnia itu, selalu dapat projek dan ya tahu lah pasti bonusnya besar banget, aku curiga, dia ada main sama bos kita.” Beberapa orang memandang ke arah Agnia.Telinga Agnia mu
Agnia terus memperhatikan Farha yang tersipu saat sedang berbincang dengan Agra. Walau Mereka sedang berkumpul bersama, Agnia masih bisa membedakan saat Farha dan Agra saling tatap. Bukan karena tidak suka dengan hubungan mereka, tapi lebih ke Agra yang baru saja bercerai dengan Hana.“Kamu kenapa?” tanya Jefri sedikit berbisik.“Aku, nggak kenapa-kenapa.” Agnia kembali fokus pada Leon yang sudah tertidur di pangkuannya. Ia memilih pamit untuk menaruh sang anak.Jefri pun mengikuti Agnia karena ada hal yang terlihat tidak baik. Wajah Agnia seperti sedang kebingungan, hal itu membuat sang suami gegas menghampirinya. Ia ingin tahu apa yang mengganggu pikiran Agnia.Setelah menaruh Leon, Agnia kembali beranjak ke luar. Namun, Jefri memintanya untuk tetap di kamar dengannya.“Ada apa?” tanya Agnia heran.“Kamu sedang memikirkan apa?”Walau berusaha menutupi, tapi Jefri sebagai seorang suami
Jefri menghampiri Agnia yang sedang membaca novel, ia duduk di sebelah sang istri. Stelah menidurkan Leon, pria itu gegas menemui Agnia untuk membahas kesalahan yang telah ia buat. Agnia terlihat sangat cantik dengan piyama sutra yang dikenakannya.“Kamu masih marah sama aku?” tanya Jefri.Agnia menutup bukunya, lalu beralih pandang ke sang suami. Ia teringat pesan sang mertua, sebuah kepercayaan adalah kunci dari langgengnya rumah tangga. Terlepas dari masalah yang memang berpatok pada logika.Tatapan sang istri membuat Jefri ketar-ketir, ia takut emosi Agnia belum stabil. Lalu, ia sepertinya mengurungkan niat untuk membahas masalah kemarin.“Mau ke mana?” tanya Agnia.Jefri duduk kembali saat Agnia menahan tangannya. Ia pikir wanita itu masih diam karena marah. Akan tetapi, Agnia sudah menegurnya.“Aku nggak mau ganggu kamu,” ujar Jefri.“Kamu pikir aku masih marah?” Agnia kembali bert
“Sudah papa katakan, jangan pernah gegabah. Buang rasa iba kamu pada wanita itu. Sadarlah, perbuatannya bukan kamu yang harus bertanggungjawab. Itu pilihan dia, jadi untuk apa kamu merasa karena dirimu dia menjadi seperti itu.” Jordi mengomel saat tahu Jefri sengaja datang ke sel untuk menemui Bianca.Jordi pun sudah mendengar gosip yang beredar di kalangan masyarakat tentang isu persekongkolan Jefri dengan Bianca untuk membunuh Remon. Keluarga itu pun sudah bersiap jika ada hal yang membuat nama baik keluarga itu tercemar.Jefri sudah mengaku salah, apalagi rasa ibanya malah menyakiti sang istri. Sebelum terlambat, ia gegas untuk memperbaiki diri.“Lebih baik kau pikirkan perasaan istrimu, jaga hatinya. Bukan malah memikirkan orang yang merusak keluarga.” Lagi, Jordi memberi nasihat pada sang anak.Jefri mengangguk, sebelumnya ia meminta maaf atas kelalaiannya. Pria itu pun berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya. Jefri kembal
Setelah menerima pesan masuk dari Agnia, Jefri gegas pulang dan menemui sang istri yang mungkin saat ini sedang kacau. Benar dugaannya, Agnia duduk dengan wajah penuh air mata.“Kamu nggak apa-apa?” tanya Jefri saat menghampiri sang istri.“Kamu bilang tidak ada apa-apa?” Agnia mulai meninggikan suaranya.Jefri langsung memeluk Agnia, tapi sang istri menolaknya. Agnia meminta untuk sang suami jangan mendekatinya. Emosi memuncak saat menerima foto dari orang yang tak dikenalnya.“Untuk apa kamu menemuinya?” Agnia bertanya dengan napas memburu.“Aku hanya sedikit berbicara, tidak ada hal yang bisa membuat aku kembali padanya. Kamu tenang saja, Sayang.” Jefri mencoba menenangkan sang istri.Agnia masih sangat kecewa dengan sang suami karena janji Jefri tak ditepatinya. Pria itu menemui Bianca karena merasa iba dan bersalah. Namun, ia tidak memikirkan hal nanti yang akan diterimanya. Agnia cemburu
Farha menyambut pelukan Agnia, rasanya hanya dua Minggu saja seperti bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Kedua wanita itu kembali tertawa memikirkan betapa lebainya mereka saat ini. Agnia lalu gegas menemui sang anak yang sedang bermain dengan ibunya.Leon berlari dan memeluk sang ibu. Begitu juga Agnia yang menyambut sang anak ke dalam pelukannya. Yang paling dirindukannya adalah anak laki-lakinya yang selalu membuatnya sangat rindu.“Leon nggak kangen sama papa?” Jefri menghampiri sang anak yang berada di pelukan Agnia. Leon pun berpindah dan berada di pelukan sang ayah. Kembali cium sayang membasahi pipi merah anak laki-laki itu.Kepulangan Agnia dan Jefri di sambut bahagia kedua orang tuanya. Oleh-oleh pun sudah disiapkan keduanya untuk orang-orang terkasih. Terutama anak mereka yang sangat dirindukan sepanjang bulan madu.“Jef, Papa mau bicara.” Jordi mengajak sang anak masuk ke ruang kerjanya.Jefri berpamitan pada Ag
Farha belum tenang jika Bianca belum mendapat hukuman yang setimpal. Janda satu anak itu sudah berulang kali mengunjungi penjara dan mendiskusikan masalah pembunuhan sang paman. Belum lagi, ia harus mengurusi beberapa kasus sang adik. Sejak kejadian yang menimpanya, Jefri dan Agnia memutuskan untuk pergi bulan madu ke luar negeri dan menitipkan anak mereka pada kakek dan neneknya.Farha menyeruput milk shake yang ia pesan tadi. Duduk santai di kafe adalah hal yang paling ia suka untuk menghilangkan penat sembari menikmati beberapa makanan kesukaannya.“Bu Farha.”Farha menoleh sesaat kala ia mendengar seseorang memanggil namanya. Wajah wanita itu menjadi semringah melihat Agra datang menyapa.“Hai, kok bisa ketemu di sini?” tanya Farha.“Kebetulan habis diskusi dengan pengacara, suntuk kalau di kantor. Bu Farha sendiri, kok bisa ada di sini, sama siapa?” Agra bertanya sembari memerhatikan sekeliling.Farha
Merasa lelah, Jefri pun langsung tertidur saat sampai di rumah. Ia sama sekali tidak menyapa Agnia yang berada di kamar Leon. Pria itu datang, mandi dan terlelap. Agnia mendengar derap langkah saat seseorang memasuki kamar. Ia yakin itu sang suami, tapi Jefri tidak menghampirinya.Agnia menutup tubuh Leon dengan selimut, kemudian gegas pergi ke kamar untuk melihat suaminya. Pria itu begitu lelap tertidur hingga Agnia tidak mau mengganggunya. Ia duduk di samping ranjang sembari menatap wajah Jefri yang begitu jelas sangat lelah.Jefri bergerak, lalu kembali tertidur. Agnia hendak beranjak dari samping ranjang, tapi ia kembali terduduk dan mencoba mendengarkan sang suami mengingau.“Bi—Bi—Bianca!” Jefri terbangun lalu mengusap wajah. Tanpa sadar, ia langsung menoleh ke arah sang istri.Wanita mana yang tidak sakit hati saat sang suami menyebut nama mantan kekasihnya saat ia tertidur. Dada Agnia begitu sesak hingga ia memilih pe
Jefri terduduk lemas setelah menelepon Farha. Pria itu tidak bisa berbicara banyak karena merasa syok dengan kabar kematian Remon juga penyebab kematiannya. Sang istri menghampiri saat melihat wajah Jefri begitu pucat.“Ada apa?” Agnia bertanya pelan.Lidah pria itu begitu kelu untuk berbicara. Perasaannya bercampur aduk dengan berita tentang pembunuhan pamannya oleh Bianca. Jefri bergeming sejenak saat Agnia terus saja bertanya tentang Farha. Dia takut terjadi sesuatu dengan Farha—kakak iparnya.“Ada apa dengan Ka Farha?” Agnia tak sabar hingga mengguncangkan tubuh sang suami.“Farha nggak apa-apa. Tapi, Om Remon—“ Jefri kembali menjeda ucapannya.“Kenapa dengan Om Remon?”“Dia meninggal tertikam oleh—“Agnia semakin penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Gegas ia merampas ponsel Jefri dan melihat pesan masuk dan berita tentang kematian Remon. Agnia menu
Cukup lama Bianca menunggu karyawan bank itu memeriksa hingga akhirnya memanggil namanya. Bianca menghampiri dengan cepat untuk mengambil beberapa uangnya.“Maaf, Mbak. Untuk dana ini tidak bisa dicairkan karena perusahaan Gading Putra milik Pak Remon sedang pailit. Tidak ada yang bisa ditarik.” Karyawan itu menjelaskan.“Setengahnya saja, Mbak, bisa kan? Coba cek ulang, takutnya Mbak salah.” Bianca terus memaksa karyawan itu kembali meneliti.“Maaf, tidak bisa. Mau berulang kali kamu mengeceknya pun hasilnya akan tetap sama. Cek ini tidak bisa dicairkan.Tubuh Bianca lemas seketika, uang bermiliar-miliar yang dijanjikan Remon hanya kebohongan semata. Ia melangkah goyah setelah kembali mencoba karyawan mengecek ulang. Hasilnya tetap sama, cek itu tidak bisa dicairkan. Habis sudah hidupnya, bayangan ke luar negeri pun kandas begitu saja. Karier yang ia bangun harus hancur karena keegoisannya.Bianca gegas ke kantor Remo