Dengan menggunakan mobil, Brata mengajak Septi pergi ke suatu tempat. selama di dalam mobil, Septi selalu bertanya kemana Brata akan mengajaknya pergi??"Kemana kamu akan mengajakku pergi, Brata?"tanya Septi "Aku akan mengajakmu pergi ke suatu tempat yang menjadi tempat favoritku."jawab Brata mereka berdua saling diam didalam mobil, Septi dan Brata mereka berdua saling bertukar pandang dan tersenyum malu-malu.Rahmi yang baru saja terbangun dari tidurnya, dia mencari dimna keberadaan Septi "Mama!! mama! ma!"teriak Rahmi memanggil Septi Rahmi berjalan mencari dimana keberadaan Septi, namun tak juga dia temukan namun Septi tak ada di berbagai tempat membuat Rahmi sedih karena tiba-tiba saja mamahnya menghilang. karena tak menemukan Septi, akhirnya Rahmi berjalan menemui bik Ratih yang sedang memasak di dapu, dia langsung mendapatkan pelukan eat dari Rahmi yang sedang menangis tersedu-sedu mencari dimana keberadaan Septi "Rahmi, kenapa nangis?"tanya bik Ratih bik Ratih menghapus ai
Setelah melihat Wisnu yang kembali mendekati Rahmi, membuat Bik Ratih lebih waspada agar Rahmi tidak kembali dekat dengan Wisnu. “Bik Ratih, kenapa Rahmi tidak boleh dekat lagi dengan ayah?”tanya Rahmi“Karena, ayahmu itu adalah orang yang jahat. Bik Ratih tidak akan membiarkan Rahmi untuk dekat lagi dengan pak Wisnu.”jelas Bik RatihBik Ratih kembali mengajak kedua anak Septi untuk kembali pulang kerumah. “Rahmi dan Bagas ingin makan malam dengan apa? Bik Ratih akan menyiapkannya untuk kalian berdua.”ujar Bik Ratih“Rahmi ingin Nasi goreng!”ujar Rahmi “Apakah Rahmi ingin membantu bibik membuat nasi goreng?”tanya Bik Ratih “Mau!!”ujar RahmiMereka berdua berjalan pergi ke dapur untuk membuatkan makan malam nasi goreng untuk mereka semua, seraya menunggu Septi pulang kerumah.“Bik Ratih, mengapa mama belum juga pulang?”tanya Rahmi dengan penasaran“Karena mama sedang ada urusan penting sayang, jadi dia harus menyelesaikannya dulu.”alasan Bik RatihSelama di mobil Septi melihat ke a
Akibat Wisnu yang mendekati kedua anak Septi, membuat Barata tak bisa tinggal diam saja dia segera meminta pengawalnya untuk memantau Wisnu secara tersembunyi.“Pantau dia, jangan sampai kalian melewati apa saja yang dia lakukan. Jangan biarkan dia berhasil kembali melakukan niat buruknya itu.”perintah Barata“Baik, pak.”ujar pengawal mereka Wisnu yang sudah memberikan alasan palsu kepada Barata mnegenai tujuannya mendekati kedua anaknya, dia tak tinggal diam saja dia kembali melancarkan tujuannya dan berpura-pura menjadi pria yang baik didepan mata semua orang.“Aku tidak akan tinggal diam saja, membiarkan kedua anakku dekat dengan Barata. Aku tidak akan membiarkannya berhasil menang mengalahkanku, segala cara akan aku lakukan.”ujar WisnuWisnu tersenyum licik, dia pun segera pergi dari kantor dan membeli eskrim dan kue kesukaan kedua anaknya“Apa yang harus aku lakukan, jika aku tertangkap oleh Bik Ratih?”tanya Wisnu didalam hatinnyaWisnu pun tersenyum licik, dia berpikir alasan a
Setelah mengetahui Wisnu yang tidak datang ke kantor hari ini, membuat Barata semakin gencar untuk memperintahkan para pengawalnya untuk memeprketat penjagaan pada Wisnu. Diambilnya telpon dari dalam saku celana Barata, lalu dia menghubungi ketua pengawalnya untuk segera meluncur ke lokasi Septi dan memantau apa saja yang dilakukan oleh Wisnu kepada kedua anak Septi.“Halo, saya perintahkan kepada kamu, perintahkan anak buah kamu untuk segera meluncur ke lokasi Septi sekarang. Saya tak mau tahu apa yang sedang kalian urus sekarang, pokonya kalian harus mematuhi perintah saya.”tegas Barata dari dalam telponnya“Siap pak.”ucap ketua pengawal Barata menyetujui perintah dari Barata Dengan cepat, semua pengawal itu meluncur ke lokasi Septi mereka semua bergegas untuk melakukan pemantauan, membawa barang-barang yang diperlukan oleh seorang penguntit seperti kamera, audio sadap dan lain sebagainya mereka semua bawa menuju lokasi Septi. “Aku tidak akan membiarkan Wisnu begitu saja menjebakk
Berada didalam rung kerjannya, Septi merasakan bahwa ada yang tidak enak dengan hati dan pikirannya. Pikirannya terus saja menuju kepada kedua anaknya, seperti ada sesuatu yang terjadi membuatnya tidak dapat foku untuk bekerja“Buk Septi, ada apa buk?”tanya asisten Septi“Saya merasa tidak enak hati dan seperti hal buruk terjadi kepada kedua anak saya dan Barata. Membuat hati saya tidak tenang dan saya tidak bisa fokus bekerja. Entah apa yang sedang trejadi pada mereka.”gumam Septi Septi masih terdiam bingung dia memegang dadanya merasakan ketidak nyamanan dihatinnya, seakan sesuatu sedang akan terjadi membuatnya sangat tidak tenang.“Apakah menurutmu saya harus menyusul mereka semua?”tanya Septi kepada asistennya“Saya tidak tahu buk, menurut saya bagaimana jika ibu minum teh hangat terlebih dahulu? Agar ibu tenang dan tidak terlalu tegang.”ujar assiten pribadi Septi mencoba untuk membujuknya“Teh hangat? Boleh deh, buatkan saya teh hangat ya.”pinta Septi“Baik buk, akan saya buatka
Barata sungguh kelimpungan mencari dimana kedua anak Septi, pasalnya salah satu diantara kedua anak itu tidak ada yang membawa ponsel. Barata pun langsung mendatangi dimana tempat pusat informasi, dia yang sedang sangat pnaik itu langsung menghampiri salah satu penjaga tempat pusat informasi tersebut“Permisi, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu. Aku sudah kehilangan kedua anakku, mereka pergi ke toilet dan langsung menghilang begitu saja.”ujar Barata“Baik Pak, bisakah bapak beritahu kami seperti apa ciri-ciri kedua anak-anak bapak?”tanya penjaga tersebutBarata pun menyebutkan ciri fisik kedua anak-anak tersebut, tak dapat berbohong, dirinyya memang sangat panik dia sangat takut apabila kedua anaknya itu menghilang ataupun sudah masuk kedalam jebakan Wisnu. “Wisnu, menyingkirlah dariku.”pinta Septi“Tidak akan, aku hanya ingin membuktikan kepadamu kalau apa yang aku lakukan ini adalah benar dan terbukti bahwa Barata hanya ingin memisahkan kamu dan juga kedua anakmu.”ujar Wisnu“A
Barata masih sangat shyok, dia sangat tak percaya dengan praduga Septi yang berpikir bahwa dia yang menjadi dalang dibalik ini semua. Barata hanya diam didalam kamarnya semalaman, dia terlihat sangat prustrasi bahkan tak tidur semalaman karena memikirkan kondisi Septi dan kedua anak-anaknya. Barata terlihat sangat lesu dengan kulitnya yang pucat.“Pak Barata, sarapan dulu pak.” Pinta pelayan rumahnya “Tolong hubungkan aku dengan sekretaris Jung.”pinta Barata “Baik, pak.” Ujar pelayanPelayan tersebut pun menghubungkan panggilan itu denga sekretaris Jung yang sedang bekerja di kantornya“Halo Jung,” panggil Barata “Halo Pak Barata.”panggil JungDidalam kantor, setelah melakukan penjebakan untuk Barata, Wisnu dengan mudahnya masuk kedalam kantor dan bekerja seperti biasannya seolah-olah dia tak melakukan kesalahan apapun, hal ini yang membuat Jung geram padannya. “Pak Wisnu.”panggil Jung“Iya pak Jung.”jawab WisnuJung menatap Wisnu dengan tatapan benci dan tak terima bahwa atasanny
Septi menatap jendela ruangannya, dia termenung untuk kembali memikirkan tentang permasalahan yang telah terjadi kepadannya dan kedua anaknya kemarin, kepala Septi terasa pening setelah bekerja dia langsung memikirkan permasalahan yang terjadi dengan keluarga kecilnya“Aku tidak akan membiarkan Wisnu kembali melukai anakku, aku tidak bisa mnegambil resiko yang terlalu besar dengan membuat mereka berdua kembali bertemu.”ujar Septi dengan sedikit kesalSepti menyandarkan kepalannya diatas meja dia sedikit mengeluh merasa kepalannya yang pening, lalu dia mendapatkan panggilan dari Bik Ratih“Halo Bik.”jawab Septi“Buk Septi, saya ingin mengatakan sesuatu hal yang penting dengan buk Septi.”ujar Bik Ratih“Ada apa, bik?”tanya Septi kembali“Saya ingin sekali pulang kembali ke kampung halaman saya, buk. Saya sangat merindukan kampung halaman saya, Buk”ujar Bik Ratih“Pulang hari ini? jam berapa bik?”tanya Septi panik“Bik Ratih ingin pulang nanti malam, buk.”jawabnya “Oke kalau begitu saya