Wisnu terus berlari sangat kencang dia sangat ketakutan seseorang akan memergokinnya lagi, tak peduli apapun terpenting saat ini dia sudah lolos dari rumah ini dan segera pergi dari sana dia tak peduli dengan panggilan anaknya yang terus terdengar didalam telingannya dia tak pedulikan apapun terpenting dia bisa keluar dengan melompati pagar.Namun, naas, baru sampai di depan rumah. dia langsung di hadang oleh beberapa sekuriti yang curiga akan gerak-geriknya.“Mau kemana pak?”tanya sekuriti dengan sangat curiga melihat gerak gerik Wisnu yang terlihat seperti pencuriMereka langsung mengukung Wisnu dan membuat Wisnu menjadi sangat kebingungan“Saya tidak melakukan apapun, pergi dari saya!!”panik Wisnu dia berusaha untuk mendorong mereka Namun, kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan mereka. Sekuriti itu langsung menemukan perhiasan berharga milik Nyonya Septi yang terjatuh dilantai dan sekuriti itupun langsung mengambilnya dia memelototi mata Wisnu saat dua tertangkap basah mengam
Keadaan Wisnu semakin mengenaskan, dia dihina oleh ibu mertuannya sendiri karena tidak bekerja setiap hari dia akan pergi kerumah Septi untuk mengemis.“Istrimu akan lairan, kalau kamu tidak mempunya uang untuk lahiran istrimu, bagaimana istrimu bisa lahiran!! Kamu ini punya otak tidak, begitu saja tidak becus. Ayah macam apa kamu!”Marni terus memarahi WisnuWisnu melihat istrinya yang sudah kesakitan karena ingin lahiran, dia memegangi perutnya dan terus mengeluh kesakitan“Mas, perutku sakit mas...”Keringat peluh terus mengalir membasahi tubuh Jihan membuat Wisnu semakin tidak tega melihat istrinya yang sangat kesakitan seperti itu, membuatnya ingin sekali menolong istrinnya dengan membawannya ke rumah sakit tapi apa daya yang dia punya, dia tidak punya apapun bahkan uang sepeserpun dia tidak punya“Istrimu mau lahiran, kenapa kau hanya diam saja seperti ini Wisnu!! Cepat carikan uang untuknya lahiran, apa kau tega melihat istrimu kesakitan seperti itu? dimana akal pikiranmu!!”Wis
Setelah mendapatkan uang dari Septi, kini giliran Wisnu melakukan tes DNA kepada anaknya dia mendatangi rumah sakit terdekat dengan membawa anaknya yang berhasil dia rebut dari Jihan dan Marni. Didalam rumah sakit selama menunggu hasil tes DNA. Wisnu menunggu diruang tunggu menggendong anaknya yang masih bayi, dia melihat seorang dokter yang keluar dari dalam ruangan dan memanggil namannya“Pak Wisnu.”panggil dokterWisnu pun berjalan masuk kedalam ruangan, dia berjalan masuk dengan menggendong anaknya lalu menunggu dokter untuk memberikan kepadannya hasil tes DNA“Pak Wisnu, ini hasil tes DNA milikmu.”Wisnu memegang lembar hasil itu dan hatinnya sangat senang dia sangat bahagia sekali karena hasilnya anak yang ada dipelukannya ini sepenuhnya adalah anaknya“Terimakasih banyak, dokter.”ucap Wisnu sangat bahagiaDengan perasaan bahagia dan senang, Wisnu segera pulang membawa hasil tes DNA milik anaknya dia menunjukan kepada semua orang kalau dia adalah ayah kandungnya tapi saat dia pu
Di sisi lain, Septi juga sedang membutuhkan investor untuk perusahaannya. Maka hari itu, dia pun bertemu dengan salah satu pemilik perusahaan terbesar di negeri ini. Ingin melakukan presentase atas proyek yang akan dikerjakan sehingga investor tertarik untuk menanamkan modal.“Aku harus menemui investor yang mau menanam saham di perusahaanku.”ujar SeptiSepti pun datang menemui seorang investor yang akan melakukan penanaman saham dengannya di salah satu perusahaaan besar yang ada dipusat kota.“Permisi.”ucap SeptiSepti masuk kedalam ruangan pemilik si pengusaha yang ingin menanamkan saham ke perusahaanya betap terkejutnya Septi saat mengetahui orang yang akan melakukan penanaman modal itu adalah Brata“Brata?!”Septi benar-benar sangat terkejut melihatnya, Brata yang miskin kini berubah menjadi seorang yang kaya raya, ini sungguh mengejutkan Septi, bagaimana bisa?“Bagaimana bisa?”tanya Septi dengan sangat bingungBarata yang diajak bicara itupun menanggapi pertanyaan Septi dia menja
Hubungan Septi dan Brata semakin dekat, mereka berdua sama-sama sudah saling membuka hati satu sama lain. Melihat sikap baik Brata dan kelembutan hati Brata membuat Septi luluh dengannya.Septi yang sedang duduk santai menatap layar tv dia melihat kedua anaknya yang berlari memeluknya dengan erat“Mama, om Brata tidak datang lagi?"Mendengarkan pertanyaan seperti itu dari anaknya membuat Septi sangat terkejut, dia tidak tahu apa yang sudah Brata lakukan kepada anaknya hingga membuat mereka nyaman dengan Brata.“mama, kenapa om Brata tidak datang lagi?”Kedua anaknya itu kompak bertanya tentang Brata mereka berdua sama-sama sudang sangat nyaman dengan hadirnya papa baru untuk mereka tapi entah mengapa Septi masih meerasa ragu dengan keputusan yang akan dia ambil itu.“Anak-anak pergilah tidur dengan bik Ratih ya, mama mau mengurus pekerjaan mama dulu.”ujar SeptiMelihat kedua anak-anaknya yang sudah berjalan menaiki tangga dan pergi untuk tidur, kini gilian Bik Ratih yang mengajak Sept
Sepulang dari tempat wisata bermain dengan anak-anak Septi, membuat Brata cukup senang karena dia dapat mendekatkan diri dengan anak Septi dan hal yang paling menyenangkan yang lainnya adalah melihat anak-anak Septi yang merasa nyaman dengan Brata, bahkan rasannya Brata tak perlu bersusah payah untuk mendekatkan diri dengan anak-anak Septi, mereka anak yang baik.Hal itu memang cukup menyenangkan....Namun, Brata berdiri dibawah shower dia menatao ke arah cermin, hatinnya gundah karena Septi menolaknya, entah karena alasan apa Septi menolak pria baik seperti Brata. Padahal, jika dipikir sudah tak ada penghalang diantara mereka yang membuat Septi haru menolak Brata. Pasalnya, anak-anak Septi saja menyukai Brata, mereka tampak nyaman untuk dekat dengan Brata tapi mengapa, wanita cantik itu masih belum bisa membuka hatinnya untuk menyambut cinta Brata dengan baik? “Aku sangat bingung, apa yang membuat wanita cantik itu menolakku. Aku melihat anak-anaknya yang sudah menerimaku dengan bai
Setelah pergi dari supermarket, Brata mengajak Rahmi dan juga Bagas untuk sampai dikantornya mereka bersama-sama pergi. Berada didalam mobil, Rahmi yang duduk dibangku depan disamping Brata, dia melihat adanya benda dengan ukuran kecil dengan banyak tombol yang menempel di dashboard mobil membuat Rahmi yang sangat penasaran untuk mengetahui lebi lanjut benda apa yang menempel “Om, apa ini?”tanya Rahmi dengan penasaran menunjuk ke arah benda yang memiliki tombol tersebut“Itu adalah radio.”jawab Brata“Mama punya Radio juga dirumah sama seperti yang om punya ini.”ujar Rahmi“Wah, iyakah? Itu bagus.”ujar BrataSesampainya di kantor, Brata mengajak kedua anak untuk masuk kedalam kantornya, mereka melewati beberapa karyawan yang sedang bekerja. “Wah, kantor om banyak sekali karyawannya.”ujar Rahmi kagum“Iya, mereka sedang bekerja.”ujar BrataMereka pun sampai ke dalam kantor Brata, mereka melihat seorang pria dengan mengenakan kemeja kantor dia menghampiri Brata sambil membawa dokumen
Bagas dan Rahmi mereka berdua saling bersitatap mereka takut kalau Brata akan marah dengan mereka berdua, mereka menarik-narik baju Lintang dan menatap wanita itu dengan cemas “Ini kesalahanmu Rahmi, bagaimana kalau Om Brata lebih marah sama seperti ayah marah dengan kita?”kesal Bagas dengan adiknya sendiri“Tidak akan, Om Brata tidak akan marah.”ujar Rahmi dengan merasa sangat bersalah atas apa yang telah dia lakukan kepada lukisan Brata Mereka bertigapun masuk kedalam ruangan Brata, melihat Brata yang sedang sibuk membuat agenda untuk pekerjaannya, dia terlihat sedang sangat sibuk yang membuat kedua anak Septi menjadi semakin cemas “Permisi, Pak Brata.”sapa Lintang yang masuk kedalam ruangan Brata dengan gelisahBrata melepaskan agendannya dan melihat mereka bertiga dengan wajah senang, apa yang dilakukan Brata membuat mereka berdua terkejut karena biasannya papa mereka akan marah jika mereka menganggunya.“Ada apa anak-anak, apakah kalian ingin pergi bermain?”tanya Brata“Bukan