“Mantan… aku hidup untuk bekerja, jadi aku tak perlu mantan, atau pacar. Aku hanya butuh koneksi,” dengus pria itu. Lydia mengerutkan keningnya tiba-tiba entah darimana teringat ucapan Levi waktu itu. “Ah itu hanya ucapan Levi saja agar aku marah, Jacob tak mungkin menikahiku hanya karena aku putri CEO, dia mencintaiku apa adanya,” pikir Lydia mencoba mengenyahkan kata-kata buruk Levi yang Lydia baru sadari telah tertanam di hatinya.
“Jadi aku cinta pertamamu?” Lydia menatap suaminya. Pria itu menunduk dan membuang muka segera berjalan ke mobil.
"Aish, pria itu!" ucap Lydia kesal dalam hati, dan segera mengejar suaminya.
Saa Lydia baru saja masuk, Jacob segera memasangkan sabuk pengaman bagi istrinya.
"Iya, kamu cinta pertamaku, satu-satunya. Karena itu kamu jangan macam-macam," ujarnya segera mencium bibir istrinya dengan rakus.
H
Hati Jacob mencelos ketika menyadari mengapa dia merasa nama itu tidak asing. Pria itu dengan seenaknya menarik istrinya dan memeluknya.Jacob dengan marah menarik Lydia yang terkejut."Ah…Oppa, kenalkan ini suamiku, Jacob." Pria itu terbelalak dan menatap Lydia dengan berbagai emosi muncul di wajahnya."Benar, dia sekarang istriku," pikir Jacob segera menarik Lydia menjauhi pria itu dengan posesif. Lydia merasa terkejut karena perubahan emosi Jacob. Pria itu terlihat marah dan sangat waspada.Hanseo tersenyum walau terlihat terkejut. Dia menyodorkan tangannya."Jang Han Seo.""Jacob Isaac." Kedua pria itu bertatapan dengan intens. Sehingga Lydia merasa harus mencairkan suasana."Kebetulan sekali bisa bertemu kamu disini, Oppa?" ucap Lydia dengan ceria sambil menarik tangan Jacob agar melepaskan jabat tang
Jacob yang terbangun terlebih dahulu, dan menatap Lydia yang tertidur di sampingnya, lalu teringat dengan kejadian tadi malam saat dia merajuk. Kini wanita itu masih tertidur nyenyak, suara dengkuran pelan terdengar dari bibirnya yang mungil. Jacob merasa bersalah karena tertidur saat dia merajuk. pria itu mendekati Lydia dan mengecupnya pelan.Wanita cantik itu masih belum menyadarinya, lalu Jacob menarik wanita itu mendekat lalu mulai mengecupnya lagi."Hmm, aku masih mau tidur," gumamnya dengan mata yang masih tertutup. Dia berusaha beringsut menjauh tapi Jacob malah menahannya dan menariknya agar menempel pada dadanya. Tangannya mulai mengelus lembut tubuh istrinya."Aish, sayang aku masih mau tidur," keluhnya dengan suara mendesah manja saat jemari Jacob mulai memasuki
Dia mengenakan gaun itu dengan cepat. Tubuhnya terbalut sempurna, sehingga walau sebenarnya gaun itu cukup sopan, tapi karena pikiran Jacob yang sudah ternoda, dia tetap menganggap gaun itu cukup memprovokasinya."Eh pikir-pikir jangan pakai gaun itu deh, cari yang lain," ucap suaminya segera menggeledah lemarinya. Dia membolak balik gantungan baju-baju Lydia dan mendengus kasar dengan kesal."Kenapa bajumu semuanya kurang bahan!" Matanya memandang Lydia dengan kesal. Lydia menatap koleksi bajunya, semua baju keluaran designer terbaru ada disitu. Versace, Dolce, Yves Saint Laurent, Kenzo ada semua. "Kenapa dia norak sekali sih, ini trend, ini tuh baju wajib sosialita Lydia Kurnia… Isaac sekarang!" pikirnya kesal."Ini baju tren dan bermerek semua, bukan kurang bahan."
Meeting dapat dikategorikan sukses, semua senang dengan angin segar yang Jacob tawarkan pada grup. Walau banyak juga yang mencela cara Jacob untuk mencapai puncak, tapi akhirnya mereka terdiam karena ternyata Jacob memang terlihat mampu memimpin grup ANZ. Namun Jacob tahu, sedikit kesalahan akan menyeretnya langsung ke kolam celaaan. Jacob harus bermain licin dan mulus di antara dewan direksi dan komisaris sekarang.Ava ingin menghampiri Jacob namun, banyak CEO PT lain yang langsung cari muka dengan Jacob. "Di depan Jacob mereka terlihat memujanya, tapi para CEO itu memiliki agenda masing-masing, cih para penjilat," pikir Ava kesal. Dia menatap Lydia yang duduk sendirian sambil memainkan game di handphone-nya."Hai Lyd," tegurnya. Lydia menoleh dengan tatapan dungu. "Bagaimana wanita ini bisa bermain game di dalam ruang rapat?" Ava m
Dia segera mendorong suaminya agar menjauh. Perasaan aneh itu muncul lagi, muncul perasaan ragu-ragu di hatinya. Pria itu terkejut dan terbatuk pelan."Ini di lift, dan ini di kantor ada CCTV dimana-mana Jacob," tegas Lydia merapikan rambutnya. Jacob menatapnya dengan mata memerah penuh gairah tapi dia segera tertawa canggung untuk menutupi keterkejutannya."Kamu benar sekali, kita pulang aja yuk, melanjutkan yang tadi?" pinta Jacob kini jujur dengan apa maksudnya."Aku lapar," ucap Lydia menatap angka di atas yang menunjukkan angka 1, akhirnya setelah melewati 33 lantai mereka sampai juga ke lantai dasar. Lydia lega, jika dia terus menempel seperti itu, dia pasti tidak dapat mengendalikan dirinya. Dia segera keluar dan menghirup dalam-dalam udara luar lift yang terasa sanga
Namun sejak hari itu, Jacob semakin sibuk, pria itu pergi pagi dan pulang malam selalu dalam keadaan lelah. Pada awalnya Lydia masih mengikuti suaminya ke kantor, namun semakin lama dia semakin diacuhkan dan Lydia memilih untuk tinggal di rumah. Setiap hari kegiatannya belanja dan bersolek. Hanya bertahan seminggu dan Lydia sudah bosan. Rumah Jacob sudah berubah model, semua interior rumah Jacob berubah. Pada awalnya Jacob membiarkan kelakuan istrinya. Tapi saat dia memasang foto pernikahan mereka yang sebesar pintu, Jacob akhirnya mengeluarkan taringnya.“Aku tahu kamu bosan, tapi ngga seperti ini juga Lydia.” keluh Jacob menatap dinding rumahnya yang kini dipenuhi foto-foto mereka, lebih tepatnya foto Lydia dan Jacob yang terselip dimana-mana. Pria itu baru pulang kerja, kepalanya agak pusing karena harus memandang layar komputer seharian. Walau sudah minum paracetamol, pusingny
Pagi itu Lydia menggeliat dengan nikmat menggeliat di atas dada suaminya. Dia mencium mesra kulit berbulu itu, membuat Jacob mengerang, dan membuka matanya. Dia menatap pemandangan yang sangat indah, senyuman istrinya yang memperlihatkan giginya yang rata.“Morning sayang,” ucap Jacob dengan suara serak. Wanita itu trsenyum dan mengecup dadanya lagi.“Mau lagi?” Wanita itu terkikik tapi bangkit dan merebahkan diri disamping suaminya. Jacob segera berguling dan menimpa istrinya, agar Lydia tidak melarikan diri.“Ish, aku mau mandi.” keluh Lydia mendorong suaminya, tapi pria itu tak bergeming.“Buat apa? Kamu mau kemana?” tanya Jacob sibuk mengecup wajah istrinya.
Jacob terkejut melihat perubahan sikap Leonard yang tiba-tiba kasar. Lydia kembali merasakan hatinya mencelos, kata-kata itu persis seperti yang dikatakan Ava. Dia menatap Jacob yang terlihat sangat marah."Tidak usah melotot semua juga tahu kalau kamu menikahi wanita ini hanya agar bisa menjadi CEO!" lanjut Leonard menggebu-gebu, tiba-tiba wajahnya yang tampan itu mendapatkan tamparan keras dari Lydia. Jacob terperangah dan tersenyum bangga melihat istrinya."Suamiku mencintaiku!" teriak Lydia dengan marah. Dengan segera Adam memegang tangan Leonard yang masih terkejut."Saya akan membawanya ke pihak keamanan pak." Pria itu dengan sigap membawa Leonard yang mulai memberontak, tapi Adam yang tadinya terlihat pendiam, ternyata kuat, pria itu dikuncinya dan tak bisa berg
Lydia menatap perutnya yang datar lalu menatap foto hitam yang dokter itu berikan kepadanya. Dokter itu malah menatap Jacob dan Lydia dengan bingung.“Lho, kenapa? Kalian tidak mau anak ini, usianya sudah 6 minggu, sudah 1 bulan 2 minggu umurnya. Dia bayi yang sehat, walau mungil.” Lydia menatap Jacob dengan tidak percaya. “Dia hamil. Dia sungguh hamil!” pikirnya dalam hati.Jacob segera menarik Lydia dan menciumnya di seluruh wajahnya, sampai dokter ikut tertawa.“Saya pikir kalian sudah tahu?” ujarnya tertawa melihat reaksi Jacob.“Bayinya perempuan kan dok ?” Dokter tertawa lagi,“Tunggu ya, di bulan ke-4 bar
"Papa terus menunggu kalian kembali bersama, tapi kalian tak pernah kembali, karena itu, papa harus membuat ini.""Ini apa?" Lydia bingung."ANZ tidak mengalami penipuan pajak, semua itu hanya buatan," jawab Adam pelan, sambil menunduk meminta maaf pada Jacob.Lydia dan Jacob segera berpandangan dengan bingung."Maksudnya bagaimana, Adam?" tanya Jacob meminta penjelasan. Papa Kurnia kembali menepuk pundak Jacob."Papa yang meminta Adam melakukan ini semua,— semua penggelapan pajak, itu hanya rekayasa, penangkapan papa semua itu hanya buatan, agar Lydia kembali ke Jakarta. Sebenarnya, papa pikir papa haru
“Kenapa, mau coba lagi?” tanya Jacob bersemangat, yang langsung ditimpuk bantal oleh istrinya. Jacob tertawa menangkap bantal itu lalu menarik Lydia dalam pelukannya.“Kenapa, kamu tidak mau?” Jacob kembali memainkan jarinya di perut Lydia yang rata. Wanita itu bangkit miring ke arah suaminya, rambutnya yang panjang jatuh cantik di pundaknya sebelah kanan. Jacob kembali terpesona akan kecantikan alami istrinya.“Walau badanmu berubah aku akan tetap mencintaimu,” guman Jacob mendongak dan mengecup ujung hidung istrinya. Wanita itu mendengus kesal, “Apakah dia serius berpikir aku sedangkal itu?” sungut Lydia dalam hati.“Bukannya tak mau, tapi apakah aku bisa menjadi ibu yang baik, mengurus anak, membesa
Mata Lydia dan Jacob serempak membulat karena kaget. Papa Kurnia segera melenggang keluar dari pintu tahanan dengan seenaknya. Dia hanya melambai pada penjaga dan pria itu membuka pintu sehingga pria tua itu bisa mendekati anaknya. Dia menarik Lydia dalam pelukannya. Lalu Jacob juga. Karena terlalu bingung mereka hanya bisa terdiam dalam pelukan pria itu. “Ah papa kangen sekali dengan kalian,” ucapnya sambil menatap Lydia lalu Jacob. “Mana salad roll papa? Papa mau makan.” Lydia dengan bingung memberikan kantong plastik itu ke papanya, dan pria itu segera mengeluarkan salad rollnya dan membuka bungkusnya. “Ayo kita ke ruangan Pak Rangga,” ucapnya dengan mulut penuh salad. Pria itu berjalan dengan santai seakan kantor
Lydia tidak dapat menahan amarahnya lagi, dia bukan lagi menampar mulut tidak beradab itu tapi mengepalkan tangannya dan menonjok wajah jelek di hadapannya dengan sekuat tenaga. "TUTUP MULUTMU JELEK!" jeritnya dengan sekuat tenaga, Ava terpelanting tersungkur jatuh di kaki Lydia, dia kembali maju dan saat Lydia mau menendang Ava, Cleon masuk dan menahannya. "Biarkan aku, Cleon, mulutnya mau aku kasih sabun!" teriaknya memberontak. Tapi Cleon menariknya segera dan membawanya ke keluar dari toilet. Jacob berlari keluar saat mendengar suara istrinya memekik. Dengan panik dia mencari Lydia yang sedang memberontak dalam pelukan Cleon.
Ava tidak percaya kalau Jacob sudah dipecat dengan semudah itu. Dan menurut informannya, pria itu bahkan tidak melakukan perlawanan. Ava akan membantunya, Dia akan membantu Jacob kembali menjadi CEO, dengan itu akhirnya pria itu menyadari betapa besarnya cintanya kepada pria itu dan mereka akhirnya bisa kembali bersatu.Tapi betapa kagetnya saat pintu lift terbuka, dia melihat wanita brengsek itu ada lagi di hadapannya, bukankah wanita itu sudah disingkirkan kemarin, kenapa dia bisa muncul kembali? Ava mendesis kesal dalam hatinya.“Ah Ava, apa kabar? Kamu terlihat cantik,” puji Lydia menatap Ava yang mengenakan baju persis Lydia dulu. Wanita itu mengkopi bajunya persis. Sejak kembali ke Korea lalu kembali ke Jakarta sekarang, gaya Lydia berubah. Dia lebih dewasa dan bijaksana memilih baju. Dia menghilangkan kegilaannya a
“Sayang? Lydia?” panggilnya lagi, kembali masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia teringat akan teleponnya, tapi saat dia memanggil telepon Lydia, deringnya terdengar di kamar mandi. Dengan heran dia langsung menuju kamar mandi. Istrinya dengan bingung menatapnya. Wanita itu berdiri hendak mengangkat handphonenya yang berdering.“Kamu ngapain telepon aku?” tanyanya bingung, badannya masih penuh sabun. Wanita itu kembali meletakkan handphonenya di lemari handuk lalu dia segera kembali berjalan ke arah Jacuzzi. Tapi Jacob segera menariknya dan memeluknya erat-erat.“Aku pikir aku kehilanganmu!” ucapnya dengan penuh emosi, dia memeluk tubuh Lydia yang basah tanpa peduli lalu menciumnya dengan sepenuh hati.“Jacob, ada apa sih?&rd
Jacob tiba-tiba saja sudah kembali di atas Lydia, menidihnya sehingga Lydia memekik kegirangan. Hanya 1 hari Lydia dapat bertahan, konyol sekali, Dia memandang wajah tampan suaminya dengan susah payah, karena hentakan demi hentakan yang Jacob berikan membuat Lydia tidak dapat berkonsentrasi, dia tadi sedang berpikir apa? Tapi inti tubuhnya terus memberikannya sensasi yang luar biasa, entahlah apa yang dia pikirkan tadi, dia hanya ingin selalu bersama suaminya, setelah mendengar pengakuannya tadi, Lydia tidak mau lagi berpura-pura. “Aku mencintai pria ini, sangat mencintainya,” pikirnya sambil menggigit bibir bawahnya, menahan desahan yang mau keluar, tapi dia tak dapat menahannya lagi.“Ja...cob,” pekiknya saat Jacob menyentuh bagian atas dirinya dan memuntirnya dengan tanpa ampun.“Sakit? Ta
“Kamu luar biasa sayang, aku merindukanmu, sangat merindukanmu,” ucap Jacob mendesah sambil mulai mengelusnya di sana. Lydia terkesiap dan membuka matanya. Mereka kembali bertatapan, Jacob mengelus pipi Lydia lagi sambil menundukan wajahnya. Saat bibir mereka bertemu, erangan yang dari tadi Lydia coba tahan akhirnya terlepas. Mereka terjatuh di atas tempat tidur di belakang mereka. Jacob langsung mengambil posisi dan melepaskan bra yang sudah terbuka tadi ke lantai.Lydia tersenyum manja lalu mulai melepaskan kancing demi kancing kemeja suaminya, dasinya entah di mana, dia kah yang membukanya? Atau suaminya kah? Dia sudah tidak ingat, karena kecupan pria itu sangat nyata membuat tubuhnya menggeliat dengan nikmat di atas tempat tidur. Jemarinya dengan susah payah melepaskan kemeja itu dari tubuh suaminya. Saat akhirnya terlepas, Lydia meletakkan tangannya di perut suaminya ya