Lydia terbangun dengan wajah penuh make-up luntur. Baru pertama kali dalam hidupnya Lydia tidak membersihkan wajahnya sebelum tidur. “Oh, Tuhan bagaimana jika wajahnya jerawatan!” jeritnya dalam hati dengan panik.
"Semua ini karena Jacob, awas dia kalau wajahku sampai ada jerawat!” umpatnya kesal sambil menatap wajahnya yang berantakan di cermin kamar mandi. Matanya yang bulat besar kemerahan dan bengkak karena tangisnya yang tiada henti semalaman. Dia mendesah melihat lingkaran hitam di bawah matanya. Dengan jerit histeris dia mencuci wajahnya berulang kali.
Namun karena kesal Lydia malah kembali menangis. Awalnya karena wajahnya yang berantakan, lalu karena matanya yang bengkak, dan akhirnya dia mendesah dan menangisi Jacob lagi.
"Aku sudah taruh barang-barangku yang ini." Lydia menunjuk kamar di ujung lorong, Jacob mengangguk lalu segera mengambil kamar yang di ujung paling jauh dari Lydia. Pembawa koper segera membawa koper dan barang-barang Jacob ke kamar yang ditunjuk. Dengan canggung, mereka berdiri berdua saling tak mau tatap muka, lalu Jacob duluan yang menuju kamarnya tanpa berkata apa-apa.Seketika rasanya Lydia lumer ketika pintu kamar Jacob tertutup. Jantungnya tak bisa berhenti berdebar, "Aish, papa keterlaluan, masa anak gadisnya di suruh sekamar …. Yah tak sekamar juga sih, tapi setidaknya berdekatan terus dengan seorang pria dewasa yang tampan…, ganteng, wanginya enak,... pintar berciuman, aish Lydia, fokus!" Lydia mencoba menghilangkan bayangan Jacob yang mencumbunya sambil memeluknya erat waktu itu, dia menghentakkan kaki lalu
Jacob membencinya, dia terlihat murahan duduk di bar dengan baju tipis itu. Lekuk tubuhnya yang indah itu miliknya, dia malah mengumbarnya kemana-mana.Dia mendengus separuh mendengarkan penjelasan Cleon tentang desain atap tempat lifeguard akan duduk nantinya.Jacob berusaha berkonsentrasi, namun matanya terus tertuju dengan siluet baju renang dua potong yang Lydia pakai yang percuma ditutupi dengan gaun tipis itu, badannya yang seksi tetap terlihat jelas. "Apa yang ada di pikirannya?" batin Jacob, dia tak habis pikir, kalau pakaian terbuka seperti itu adalah mode."Jadi nanti rencananya kita akan tambahkan bahan sirap untuk mempercantik atapnya, tidak akan polos seperti ini pak." Cleon berusaha menjelaskan sekuat tenaga, selain ini adalah CEO dari jakarta. Gosipnya dia yang akan menjadi CEO grup yang baru, jika Cleon tidak salah dengar percakapan pak Kurnia pada Pak GM semalam di teleponDia menatap
Lydia terbangun dengan kepala bertalu-talu. Aish, tak seharusnya dia minum sebanyak itu semalam, sekarang kepalanya terasa seperti mau pecah. Dia mencoba berdiri lalu segera menyadari kalau ada tangan berat yang memeluknya. Dia segera menoleh, dan melihat Jacob yang tertidur di sampingnya. Hatinya bergetar, "Oh tampannya dia." desahnya dalam hati mengagumi kaum Adam di sebelahnya. Kali ini walau terbangun seranjang bersama lagi, Lydia tak akan menjerit lagi, dia malah akan menikmati tiap detik bersamanya.Jacob masih tertidur pulas, karena suara dengkurannya terdengar jelas. Dengan jantung berdebar kencang, Lydia lalu beringsut mendekati Jacob. Dia ingin merasakan kehangatan tubuhnya. Pria itu merasakan tubuh Lydia dan tersenyum walau matanya terpejam. Dengan jantung masih berdebar, Lydia menunggu apakah dia akan membuka mata, tapi tak lama dengkurannya kembali terdengar.
Lydia menatap pria itu, dia terlihat tulus dan sekaligus rapuh. Dengan tersenyum dia memberikan tangannya dan mereka menuju restoran untuk sarapan bersama.Lydia kembali ceria lagi dan banyak bercerita dengan Levi berbagai kisahnya di Korea. Entah kenapa dia tidak membanggakan dirinya sebagai Lydia Kurnia. Dia hanya Lydia bagi Levi. Dan dia juga tak mau ambil pusing siapa Levi sebenarnya."Hai guys, aku ni lagi sarapan pagi, cek deh sarapannya wow banget ya!" Lydia kembali melakukan live IG lagi. Dia lalu berputar memperlihatkan meja buffet yang diisi makanan melimpah dari makanan Barat, Jepang, Korea, Timur Tengah dan masakan Indonesia."Aku tuh orangnya suka sarapan ala barat, walau lama tinggal di Korea, mianhae yeorobun!" Lydia tertawa kecil. Levi dengan baik hati
"Ya bisa dikatakan begitu, ada masalah apa ya bu?" Ibu bertumbuh gempal itu tidak terintimidasi dengan Jacob yang bertanya dengan nada tidak suka. Jacob langsung berdiri di samping Cleon.“Pak GM sedang ke Jakarta pagi ini,” ujar Cleon menjelaskan secara berbisik.“Jadi, kamu yang mau tanggung jawab atas keracunannya suami saya?” tuduh Ibu itu dengan suara lantang sambil menunjuk Jacob di wajahnya. Jacob mendengus tak suka dan berusaha bersabar.“Mohon ibu tenang dulu dan ceritakan pada saya duduk perkaranya bagaimana?’’ Wanita itu menatap Jacob dengan hidung mendongak.“Sepertinya terlalu bertele-tele saya bukan mesin rekam yang harus mengulang lagi
Dengan kesal Lydia keluar dari kantor Hotel, setelah bertanya pada karyawan yang ketakutan dipecat karena kesalahan mereka. Mereka segera menceritakan setiap detail yang terjadi, Lydia segera tahu apa yang dia harus lakukan. Lydia segera ke rumah sakit tempat pria itu dirawat."Lyd...aku masih menunggu loh!" panggil Levi ketika Lydia keluar dari kantor."Lev…, sori aku sibuk, aku janji kita dinner ya, ganti makan siang, tetap kamu yang bayar," canda Lydia meninggalkan Levi yang kecewa di belakang.Sampai di rumah sakit, wanita pemarah tadi segera menuju kamar rawat suaminya. Jacob dan Cleon mengikutinya dalam diam. Cleon sungguh bersyukur kali ini ada Jacob, entah bagaimana jika dia harus menangani ini sendiri. GM pasti sekarang membayar untuk menyumpal mulut ib
Lydia mendongakkan kepalanya dengan angkuh lalu bergumam pelan.“Iya,” jawabnya sombong. "Kenapa aku mau ditantang begitu oleh Levi!" sesalnya dalam hati.“Oke, kalau begitu aku pesan untukku sendiri, aku lapar” Jacob lalu memesan makanan kesukaannya udang panggang dan sup hangat.Saat masakan datang, Jacob sengaja berlambat-lambat memakannya sehingga air liur Lydia muncul."Aish, dia sengaja membuatku kelaparan, dasar Jacob brengs*k!" batinnya kesal. Menatap asap mengepul dari sup Jacob, dan wanginya yang semerbak membuat perut Lydia bergetar tak tahu malu."Kamu yakin pacar barumu belum makan?" sindir Jacob sambil menye
“Siapa bilang aku mau tanganmu, aku mau coba gelatomu, bagaimana rasanya?” Hati Lydia yang berbunga-bunga langsung layu. Dia langsung menghempaskan tangannya yang sedang di genggam Jacob. Dengan geli Jacob menatap wajahnya yang cemberut saat masuk kembali ke mobil.“Nih!” dia menjejalkan cup dingin itu ke tangan Jacob lalu memasang sabuk pengaman. Jacob langsung mencoba gelato milik Lydia. Rasanya manis, dengan sedikit asin di ujungnya. Saat Jacob hendak mengembalikan cup itu, Lydia sudah terlanjur kesal untuk menerimanya lagi. Dan malu, dia sangat malu, apa yang ada dipikirannya tadi, berpikir kalau Jacob meminta tangannya. “Tentu saja dia meminta gelatomu, bodoh!” umpatnya dalam hati.Jacob melihat jam, sudah tepat jamnya, dan mengarahkan mobil ke tempat lain lagi. Lydia yang tidak tahu jalan, hanya bisa bergantung pada Jacob. Dia mencoba membaca arah jalan namun semua tampak asing baginya. bahkan
Lydia menatap perutnya yang datar lalu menatap foto hitam yang dokter itu berikan kepadanya. Dokter itu malah menatap Jacob dan Lydia dengan bingung.“Lho, kenapa? Kalian tidak mau anak ini, usianya sudah 6 minggu, sudah 1 bulan 2 minggu umurnya. Dia bayi yang sehat, walau mungil.” Lydia menatap Jacob dengan tidak percaya. “Dia hamil. Dia sungguh hamil!” pikirnya dalam hati.Jacob segera menarik Lydia dan menciumnya di seluruh wajahnya, sampai dokter ikut tertawa.“Saya pikir kalian sudah tahu?” ujarnya tertawa melihat reaksi Jacob.“Bayinya perempuan kan dok ?” Dokter tertawa lagi,“Tunggu ya, di bulan ke-4 bar
"Papa terus menunggu kalian kembali bersama, tapi kalian tak pernah kembali, karena itu, papa harus membuat ini.""Ini apa?" Lydia bingung."ANZ tidak mengalami penipuan pajak, semua itu hanya buatan," jawab Adam pelan, sambil menunduk meminta maaf pada Jacob.Lydia dan Jacob segera berpandangan dengan bingung."Maksudnya bagaimana, Adam?" tanya Jacob meminta penjelasan. Papa Kurnia kembali menepuk pundak Jacob."Papa yang meminta Adam melakukan ini semua,— semua penggelapan pajak, itu hanya rekayasa, penangkapan papa semua itu hanya buatan, agar Lydia kembali ke Jakarta. Sebenarnya, papa pikir papa haru
“Kenapa, mau coba lagi?” tanya Jacob bersemangat, yang langsung ditimpuk bantal oleh istrinya. Jacob tertawa menangkap bantal itu lalu menarik Lydia dalam pelukannya.“Kenapa, kamu tidak mau?” Jacob kembali memainkan jarinya di perut Lydia yang rata. Wanita itu bangkit miring ke arah suaminya, rambutnya yang panjang jatuh cantik di pundaknya sebelah kanan. Jacob kembali terpesona akan kecantikan alami istrinya.“Walau badanmu berubah aku akan tetap mencintaimu,” guman Jacob mendongak dan mengecup ujung hidung istrinya. Wanita itu mendengus kesal, “Apakah dia serius berpikir aku sedangkal itu?” sungut Lydia dalam hati.“Bukannya tak mau, tapi apakah aku bisa menjadi ibu yang baik, mengurus anak, membesa
Mata Lydia dan Jacob serempak membulat karena kaget. Papa Kurnia segera melenggang keluar dari pintu tahanan dengan seenaknya. Dia hanya melambai pada penjaga dan pria itu membuka pintu sehingga pria tua itu bisa mendekati anaknya. Dia menarik Lydia dalam pelukannya. Lalu Jacob juga. Karena terlalu bingung mereka hanya bisa terdiam dalam pelukan pria itu. “Ah papa kangen sekali dengan kalian,” ucapnya sambil menatap Lydia lalu Jacob. “Mana salad roll papa? Papa mau makan.” Lydia dengan bingung memberikan kantong plastik itu ke papanya, dan pria itu segera mengeluarkan salad rollnya dan membuka bungkusnya. “Ayo kita ke ruangan Pak Rangga,” ucapnya dengan mulut penuh salad. Pria itu berjalan dengan santai seakan kantor
Lydia tidak dapat menahan amarahnya lagi, dia bukan lagi menampar mulut tidak beradab itu tapi mengepalkan tangannya dan menonjok wajah jelek di hadapannya dengan sekuat tenaga. "TUTUP MULUTMU JELEK!" jeritnya dengan sekuat tenaga, Ava terpelanting tersungkur jatuh di kaki Lydia, dia kembali maju dan saat Lydia mau menendang Ava, Cleon masuk dan menahannya. "Biarkan aku, Cleon, mulutnya mau aku kasih sabun!" teriaknya memberontak. Tapi Cleon menariknya segera dan membawanya ke keluar dari toilet. Jacob berlari keluar saat mendengar suara istrinya memekik. Dengan panik dia mencari Lydia yang sedang memberontak dalam pelukan Cleon.
Ava tidak percaya kalau Jacob sudah dipecat dengan semudah itu. Dan menurut informannya, pria itu bahkan tidak melakukan perlawanan. Ava akan membantunya, Dia akan membantu Jacob kembali menjadi CEO, dengan itu akhirnya pria itu menyadari betapa besarnya cintanya kepada pria itu dan mereka akhirnya bisa kembali bersatu.Tapi betapa kagetnya saat pintu lift terbuka, dia melihat wanita brengsek itu ada lagi di hadapannya, bukankah wanita itu sudah disingkirkan kemarin, kenapa dia bisa muncul kembali? Ava mendesis kesal dalam hatinya.“Ah Ava, apa kabar? Kamu terlihat cantik,” puji Lydia menatap Ava yang mengenakan baju persis Lydia dulu. Wanita itu mengkopi bajunya persis. Sejak kembali ke Korea lalu kembali ke Jakarta sekarang, gaya Lydia berubah. Dia lebih dewasa dan bijaksana memilih baju. Dia menghilangkan kegilaannya a
“Sayang? Lydia?” panggilnya lagi, kembali masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia teringat akan teleponnya, tapi saat dia memanggil telepon Lydia, deringnya terdengar di kamar mandi. Dengan heran dia langsung menuju kamar mandi. Istrinya dengan bingung menatapnya. Wanita itu berdiri hendak mengangkat handphonenya yang berdering.“Kamu ngapain telepon aku?” tanyanya bingung, badannya masih penuh sabun. Wanita itu kembali meletakkan handphonenya di lemari handuk lalu dia segera kembali berjalan ke arah Jacuzzi. Tapi Jacob segera menariknya dan memeluknya erat-erat.“Aku pikir aku kehilanganmu!” ucapnya dengan penuh emosi, dia memeluk tubuh Lydia yang basah tanpa peduli lalu menciumnya dengan sepenuh hati.“Jacob, ada apa sih?&rd
Jacob tiba-tiba saja sudah kembali di atas Lydia, menidihnya sehingga Lydia memekik kegirangan. Hanya 1 hari Lydia dapat bertahan, konyol sekali, Dia memandang wajah tampan suaminya dengan susah payah, karena hentakan demi hentakan yang Jacob berikan membuat Lydia tidak dapat berkonsentrasi, dia tadi sedang berpikir apa? Tapi inti tubuhnya terus memberikannya sensasi yang luar biasa, entahlah apa yang dia pikirkan tadi, dia hanya ingin selalu bersama suaminya, setelah mendengar pengakuannya tadi, Lydia tidak mau lagi berpura-pura. “Aku mencintai pria ini, sangat mencintainya,” pikirnya sambil menggigit bibir bawahnya, menahan desahan yang mau keluar, tapi dia tak dapat menahannya lagi.“Ja...cob,” pekiknya saat Jacob menyentuh bagian atas dirinya dan memuntirnya dengan tanpa ampun.“Sakit? Ta
“Kamu luar biasa sayang, aku merindukanmu, sangat merindukanmu,” ucap Jacob mendesah sambil mulai mengelusnya di sana. Lydia terkesiap dan membuka matanya. Mereka kembali bertatapan, Jacob mengelus pipi Lydia lagi sambil menundukan wajahnya. Saat bibir mereka bertemu, erangan yang dari tadi Lydia coba tahan akhirnya terlepas. Mereka terjatuh di atas tempat tidur di belakang mereka. Jacob langsung mengambil posisi dan melepaskan bra yang sudah terbuka tadi ke lantai.Lydia tersenyum manja lalu mulai melepaskan kancing demi kancing kemeja suaminya, dasinya entah di mana, dia kah yang membukanya? Atau suaminya kah? Dia sudah tidak ingat, karena kecupan pria itu sangat nyata membuat tubuhnya menggeliat dengan nikmat di atas tempat tidur. Jemarinya dengan susah payah melepaskan kemeja itu dari tubuh suaminya. Saat akhirnya terlepas, Lydia meletakkan tangannya di perut suaminya ya