Share

Petunjuk dari Masa Lalu

Penulis: HADAZTA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa hari setelah pertemuan mereka dengan Tom, Danu, Maya, dan Lara mulai menyelidiki sindikat baru yang dipimpin oleh sosok misterius bernama "The Phantom." Mereka mulai dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber di New York.

"Ini pasti sulit," kata Maya sambil memeriksa beberapa berkas yang baru saja mereka dapatkan. "The Phantom ini benar-benar tidak meninggalkan jejak."

"Aku setuju," tambah Lara. "Tapi kita tidak bisa menyerah. Pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan."

Danu mengangguk. "Kita perlu menggali lebih dalam. Maya, kau fokus pada jejak digital mereka. Lara, kau cari tahu tentang sindikat lama yang pernah kita hancurkan. Mungkin ada koneksi yang bisa kita temukan."

Maya dan Lara mengangguk, segera mulai bekerja. Danu duduk di meja kerjanya, merenung. "The Phantom... siapa sebenarnya dia?"

Malam itu, Maya menemukan sesuatu yang menarik di jejak digital sindikat. "Danu, kau harus melihat ini," katanya sambil menunjuk ke layar komputernya.

Danu mendekat. "Apa it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Mengungkap Identitas

    Penyelidikan mereka tentang sindikat baru yang dipimpin oleh The Phantom membawa Danu, Maya, dan Lara ke Berlin. Mereka mendapatkan informasi dari Tom bahwa ada seseorang yang mengaku memiliki informasi penting mengenai The Phantom. Orang itu dikenal sebagai Alex, seorang mantan anggota sindikat yang selamat.Di sebuah kafe kecil di Berlin, Danu dan timnya duduk menunggu. "Alex seharusnya tiba sekarang," kata Danu, memeriksa jam tangannya."Semoga informasi ini berguna," balas Maya. "The Phantom adalah sosok yang sangat misterius."Tak lama kemudian, seorang pria berperawakan tinggi dengan jaket kulit masuk ke kafe. Danu langsung mengenalinya dari deskripsi yang diberikan Tom. "Itu dia, Alex," bisik Danu.Alex mendekati meja mereka dan duduk. "Kalian pasti Danu dan timnya," katanya tanpa basa-basi."Ya, kami ingin tahu apa yang kau ketahui tentang The Phantom," jawab Danu.Alex tersenyum tipis. "Aku tahu banyak hal, tapi semuanya punya harga."Maya mengeluarkan amplop berisi uang dan

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kerjasama Internasional

    Danu berdiri di depan jendela kamarnya di New York, memandangi keramaian kota yang tidak pernah tidur. Pikiran tentang sindikat baru yang dipimpin oleh The Phantom terus menghantuinya. Keesokan harinya, dia memutuskan untuk menghubungi jaringan internasionalnya untuk mendapatkan bantuan."Good morning, Danu," Maya menyapa sambil membawa dua cangkir kopi. "Bagaimana tidurmu?""Tidak terlalu baik," jawab Danu, menerima kopi dari Maya. "Aku masih memikirkan tentang The Phantom. Kita harus segera bertindak."Lara masuk ke ruangan dengan membawa beberapa berkas. "Aku sudah menyiapkan laporan lengkap tentang The Phantom dan sindikatnya. Kita harus segera menghubungi agen-agen internasional untuk mendapatkan dukungan."Danu mengangguk setuju. "Baik, mari kita mulai dengan Interpol. Kita butuh semua informasi yang mereka miliki."Mereka menuju ruang konferensi dan mulai mengatur pertemuan dengan Interpol. Tak lama kemudian, wajah agen Park muncul di layar."Hello, Danu. Long time no see," sap

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengkhianatan

    Danu dan timnya duduk di ruang rapat, menganalisis data yang baru mereka dapatkan dari operasi terakhir. Mata mereka lelah, dan suasana tegang terasa di setiap sudut ruangan. Danu melihat ke arah layar monitor yang menampilkan peta dengan beberapa titik merah yang menandakan lokasi sindikat The Phantom."Kita harus bergerak cepat sebelum mereka melancarkan serangan berikutnya," kata Danu dengan tegas. "Namun, ada sesuatu yang menggangguku. Mereka selalu tahu setiap gerakan kita."Maya mengangguk. "Ya, ini sangat mencurigakan. Mungkin ada yang membocorkan informasi dari dalam tim kita.""Ethan," panggil Danu, "Apa yang kamu temukan dari analisismu tentang bocornya informasi ini?"Ethan, yang berada di sudut ruangan, mengangguk pelan. "Kami menemukan jejak komunikasi yang mencurigakan dari dalam jaringan kita. Seseorang telah mengirimkan informasi ke luar tanpa sepengetahuan kita.""Apakah kita tahu siapa yang melakukannya?" tanya Lara dengan nada cemas."Kita masih menelusurinya," jawa

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyergapa yang Gagal

    Tim Danu bersiap untuk penyergapan besar-besaran di markas The Phantom. Semuanya tampak berjalan lancar. Mereka telah mengumpulkan informasi intelijen yang cukup dan menyusun rencana yang matang. Dengan dukungan dari Interpol dan agen rahasia dari berbagai negara, mereka merasa siap untuk menggulung sindikat ini sekali dan untuk selamanya."Kita harus bergerak cepat dan tepat," kata Danu kepada timnya saat briefing terakhir. "Ingat, The Phantom adalah musuh yang licin. Jangan pernah meremehkan kemampuannya."Ethan menambahkan, "Kami telah memetakan semua pintu masuk dan keluar dari markas. Tim kita akan menyerang dari beberapa arah untuk mengepung mereka."Maya mengangguk. "Kita harus memastikan tidak ada yang lolos. Ini kesempatan terbaik kita."Danu mengangguk setuju. "Baiklah, semua orang siap?"Timnya mengangguk. Mereka semua memahami risiko yang dihadapi, tetapi semangat untuk menegakkan keadilan mengalahkan rasa takut mereka.Malam tiba. Dengan senyap, tim Danu bergerak menuju m

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyelamtan Maya

    Suasana di markas tim Danu begitu tegang setelah kegagalan penyergapan sebelumnya. Semua anggota tim merasa was-was, tidak tahu kapan sindikat akan menyerang kembali. Di tengah kekalutan itu, sebuah berita mengejutkan datang: Maya telah diculik oleh sindikat.Danu langsung memanggil semua anggota timnya untuk rapat darurat.“Kita harus segera menyelamatkan Maya,” kata Danu dengan nada tegas. “Kita tidak tahu apa yang akan mereka lakukan padanya.”Lara mengangguk. “Aku sudah memeriksa semua rekaman CCTV di sekitar area tempat Maya terakhir terlihat. Mereka membawa Maya dengan sebuah van hitam tanpa plat nomor.”Ethan, yang baru saja tiba dari New York, berdiri. “I have some contacts in the local police force. I'll get them to help us track the van.”“Thank you, Ethan. We need all the help we can get,” jawab Danu.Sementara itu, Maya terbangun di dalam sebuah ruangan gelap dengan tangan terikat. Dia mencoba mengingat bagaimana dia bisa sampai di sini. Suara langkah kaki mendekat membuat

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertarungan di Hutan

    Danu berdiri di tengah hutan terpencil di Eropa Timur, merasakan angin dingin yang menusuk kulit. Suasana sepi dan sunyi, hanya suara burung hutan yang terdengar dari kejauhan. Tempat ini telah dipilih oleh The Phantom untuk pertemuan terakhir mereka. Di depan Danu, sebuah pondok tua terlihat samar di antara pepohonan yang rimbun."Lara, Ethan, kalian sudah di posisi?" Danu berbicara melalui alat komunikasi di pergelangan tangannya."Siap, Danu. Kami berada di titik yang disepakati. Hati-hati di sana," jawab Lara."Roger that. We're ready when you are," tambah Ethan dengan aksen Inggrisnya yang kental.Danu menarik napas dalam-dalam. "Baiklah, aku akan masuk. Tetap waspada."Dia mulai melangkah menuju pondok dengan hati-hati, memeriksa setiap langkah untuk jebakan atau tanda-tanda bahaya. Saat mendekati pintu pondok, dia mendengar suara pelan dari dalam. Danu mendorong pintu yang berderit dengan hati-hati dan masuk ke dalam.Di dalam, Maya terikat di kursi dengan mulut dibekap. Matany

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertarungan

    Danu berdiri di depan jendela besar di markasnya, mengamati hujan yang turun dengan deras di luar. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai strategi dan rencana. Hari ini adalah hari yang menentukan. Mereka telah menemukan lokasi persembunyian The Phantom, dan ini adalah kesempatan terakhir untuk menangkapnya."Lara, Ethan, are we ready?" tanya Danu tanpa berbalik."We're set, Danu," jawab Ethan. "Our team is in position, and we've covered all possible escape routes."Lara mengangguk setuju. "All our intel points to this being their main base. If we move quickly and precisely, we can take them down."Danu menghela napas panjang. "Baiklah. Ingat, kita tidak hanya menghadapi The Phantom, tetapi juga pasukannya yang terlatih. Tetap fokus dan jangan meremehkan mereka."Maya, yang baru saja pulih dari cederanya, masuk ke ruangan dengan raut wajah tegas. "Aku akan ikut. Aku tidak akan membiarkan kalian menghadapi ini sendiri."Danu menatap Maya dengan penuh kekhawatiran. "Kamu yakin? Cedera kamu

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengorbanan

    Setelah mengalahkan The Phantom dan menghancurkan sindikatnya, Danu dan timnya kembali ke markas dengan perasaan lega bercampur duka. Mereka telah menyelesaikan misi besar, tetapi dengan harga yang mahal. Beberapa dari mereka terluka parah, dan ada juga yang tewas dalam pertempuran.Di ruang medis, Maya berbaring dengan luka yang dibalut perban. Lara duduk di sampingnya, menggenggam tangannya dengan erat. "Kamu akan segera sembuh, Maya. Dokter mengatakan kondisimu stabil."Maya tersenyum lemah. "Terima kasih, Lara. Tanpa kalian, aku tidak akan selamat."Danu masuk ke ruangan dengan wajah penuh kecemasan. "Bagaimana keadaan Maya?"Lara mengangguk. "Dia akan baik-baik saja. Kita semua membutuhkan waktu untuk pulih."Danu duduk di samping tempat tidur Maya. "Maya, aku berhutang nyawa padamu. Terima kasih sudah bertahan."Maya menggelengkan kepala. "Kita semua berjuang bersama, Danu. Ini adalah kemenangan kita bersama."Sementara itu, Ethan dan agen Park sedang berdiskusi di ruang briefin

Bab terbaru

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Perang Teknologi

    Setelah berhasil mendapatkan akses ke data sindikat Black Phoenix, Danu dan timnya dihadapkan pada tantangan terbesar mereka: menghancurkan markas utama sindikat tersebut. Black Phoenix tidak hanya memiliki pasukan yang terlatih, tetapi juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang bisa mengubah jalannya pertempuran kapan saja.Danu mengumpulkan timnya di markas sementara. "Kita sudah sejauh ini. Tidak ada jalan untuk mundur," katanya dengan tegas. "Kita harus menghancurkan mereka sekali dan untuk selamanya."Emily mengangguk setuju. "Aku akan menyiapkan semua peralatan yang kita butuhkan. Kita akan memanipulasi teknologi mereka dan menggunakannya untuk melawan mereka."Lara merapikan senjatanya. "Kita harus sangat berhati-hati. Mereka pasti sudah menyiapkan perangkap untuk kita."Tom, yang sedang memeriksa peta lokasi, menatap Danu. "Do you think we can do this, Danu? They have some of the best technology out there."Danu menjawab dengan tegas, "Yes, we can. We have Emily on our side

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Teknologi yang Mengancam

    Setelah berhasil menyelamatkan Lila, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Eropa Timur. Meskipun lega bisa menyelamatkan teman lama mereka, mereka tahu bahwa misi mereka belum selesai. Mereka harus menghancurkan sindikat Black Phoenix yang telah menyiksa dan mencuci otak Lila selama lima tahun.Lila duduk di ruang briefing, mencoba mengingat setiap detail yang mungkin berguna bagi tim. "Mereka memiliki teknologi canggih yang sangat sulit dikalahkan," kata Lila. "Drone, AI, sistem keamanan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Mereka selalu selangkah di depan kita."Danu mendengarkan dengan seksama. "Kita butuh bantuan ahli teknologi. Aku tahu seseorang yang bisa membantu."Tom mengangkat alisnya. "Who do you have in mind?""Dr. Emily Carter," jawab Danu. "Dia ahli dalam AI dan sistem keamanan. Aku akan menghubunginya."Danu mengambil ponselnya dan mulai mengetik pesan. "Aku harap dia bisa segera datang. Kita tidak punya banyak waktu."Beberapa jam kemudian, Dr. Emily C

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyelamatan Lila

    Danu dan timnya bekerja tanpa lelah sepanjang malam, menganalisis peta dan informasi yang mereka peroleh dari Irina. Mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas. Lila, seorang agen yang dianggap tewas lima tahun lalu, ternyata masih hidup dan ditahan oleh sindikat Black Phoenix.“Ini adalah lokasi penahanan yang paling mungkin,” kata Tom sambil menunjukkan titik di peta. “Tempat ini adalah gudang tua di pinggiran kota, jauh dari keramaian.”Danu mengangguk. “Kita harus bergerak cepat. Semakin lama kita menunggu, semakin besar risiko bagi Lila.”Mereka menyusun rencana dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap langkah diperhitungkan dengan baik. Mereka tahu bahwa penyelamatan ini akan berbahaya, tetapi tidak ada pilihan lain.Saat matahari mulai terbit, Danu dan timnya sudah siap. Mereka berangkat menuju lokasi penahanan dengan menggunakan van yang tidak mencolok. Dalam perjalanan, suasana di dalam van terasa tegang. Setiap orang mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.“Kita harus t

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengkhianatan dalam Tim

    Setelah berhasil menggagalkan pengiriman senjata Black Phoenix, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Praha. Malam itu, suasana di apartemen terasa tegang. Mereka tahu bahwa keberhasilan mereka hanya sementara. Masih ada pengkhianat di antara mereka yang harus ditemukan.“Kita harus segera menemukan siapa pengkhianat ini,” kata Danu dengan nada tegas sambil melihat ke arah peta di dinding. “Jika tidak, segala usaha kita bisa sia-sia.”Tom mengangguk setuju. “I’ve already started planting false information, hoping to catch the mole. We should know soon enough.”Lara, yang baru saja kembali dari tugasnya, masuk ke ruangan dengan wajah serius. “Aku mendapat beberapa informasi tambahan tentang Black Phoenix. Tapi aku merasa ada yang aneh. Mereka sepertinya tahu gerak-gerik kita.”Danu berpikir sejenak. “Mereka pasti mendapat informasi dari dalam. Kita harus lebih berhati-hati.”Keesokan harinya, Danu dan timnya berkumpul di ruang pertemuan. Tom telah menyiapkan beberapa do

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertemuan Rahasia

    Pagi itu, di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Praha, Danu dan timnya sedang merencanakan langkah berikutnya. Lila sedang beristirahat setelah malam yang panjang, dan Danu merasa sedikit lega melihatnya aman. Namun, masalah mereka masih jauh dari selesai.“Tom, kita perlu lebih banyak informasi tentang sindikat ini. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki rencana yang solid sebelum menyerang lagi,” kata Danu sambil memeriksa peta yang tergantung di dinding.Tom mengangguk. “I agree. We need to know their weak points. That’s why I’ve set up a meeting with Irina again. She might have more intel for us.”Mereka memutuskan untuk bertemu dengan Irina di sebuah lokasi yang lebih aman. Tom telah memilih sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, tempat yang ideal untuk bertemu tanpa menarik perhatian.Beberapa jam kemudian, Danu dan Tom tiba di kafe yang dimaksud. Tempat itu hampir kosong, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk sambil menikmati kopi mereka. Irina sudah menun

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kerjasama dengan Musuh Lama

    Danu melangkah masuk ke sebuah kafe tua di pusat kota Praha. Kafe itu dipenuhi dengan aroma kopi yang kuat dan suara percakapan dalam bahasa Ceko. Dia melihat ke sekeliling, mencari wajah yang dikenalnya. Di sudut ruangan, seorang pria berpenampilan rapi dengan rambut abu-abu dan wajah tegas duduk sambil membaca koran. Itu adalah Tom, mantan kolega yang dulu sering bekerja dengannya dalam berbagai misi rahasia.Tom mengangkat pandangannya dan melihat Danu, memberikan isyarat untuk duduk. Danu berjalan ke arah meja Tom dan duduk di depannya.“Long time no see, Tom,” kata Danu dengan senyum tipis.Tom melipat korannya dan tersenyum kembali. “Danu, it's been a while. How are you holding up?”Danu menghela napas. “Not great, to be honest. Things have been complicated.”Tom mengangguk, memahami situasinya. “I heard about Lila. I can’t believe she’s alive. We need to get her back.”Danu mengangguk setuju. “That’s why I need your help. This syndicate is much more dangerous than we thought. T

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyergapan di Bandara

    Setelah kejadian di bandara, Danu menghabiskan beberapa jam di markas sementara yang terletak di sebuah apartemen sewaan di pusat kota. Bersama Maya dan Lara, mereka merencanakan langkah berikutnya dengan hati-hati. Danu menyadari bahwa mereka harus segera bertindak untuk menyelamatkan Lila sebelum sindikat memiliki kesempatan untuk memindahkannya ke tempat lain atau lebih buruk lagi, menghilangkannya.“Aku baru saja mendapat informasi terbaru dari Tom,” kata Danu, membuka email di laptopnya. “Dia mengatakan bahwa sindikat ini memiliki beberapa lokasi operasi yang mungkin bisa kita selidiki. Salah satunya berada di luar kota, di sebuah gudang lama.”Maya mengamati peta yang terpampang di layar. “Kita harus hati-hati. Jika sindikat ini benar-benar kuat dan terorganisir, mereka pasti memiliki sistem pengamanan yang ketat di sekitar gudang itu.”Lara, yang duduk di meja lain, menyimak dengan serius. “Apakah kita sudah mendapatkan informasi tentang jumlah personel yang mereka miliki di sa

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kabar Buruk dari Masa Lalu

    Satu tahun telah berlalu sejak Danu dan timnya mengalahkan The Phantom dan menghancurkan sindikatnya. Kehidupan mereka di New York kembali tenang setelah berbulan-bulan pertarungan dan perjuangan. Markas mereka, yang terletak di lantai atas sebuah gedung pencakar langit modern, sekarang dipenuhi dengan peralatan canggih dan kenyamanan yang menandai kemenangan mereka. Namun, kedamaian yang mereka nikmati tampaknya tidak akan bertahan lama.Danu duduk di ruang kerjanya, memeriksa laporan-laporan terbaru di komputernya. Pikirannya terasa ringan saat dia memindai berita dan pembaruan yang datang, merasa sedikit nyaman dengan rutinitas baru mereka. Tiba-tiba, suara notifikasi email memecah keheningan ruangan. Subjek email itu, "Dari Masa Lalu," menarik perhatiannya.Dengan penasaran dan sedikit rasa cemas, Danu mengklik email tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah video dengan durasi singkat. Hatinya berdegup kencang ketika dia menekan tombol play. Gambar di layar menampilkan seorang wanita

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Awal Baru

    Danu kembali ke New York dengan perasaan campur aduk. Meskipun sindikat berhasil dikalahkan, bekas luka fisik dan emosional masih membekas. Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, Danu berdiri di atap gedung apartemennya, merenungkan langkah berikutnya. Kilauan lampu kota menyapanya, mengingatkan pada kenangan pahit dan manis yang pernah ia alami di sini.Maya datang membawakan dua cangkir kopi. "Here, you might need this," kata Maya, menyodorkan secangkir kopi kepada Danu.Danu menerima cangkir itu dengan senyum tipis. "Thanks, Maya. It's been a while since we had a quiet moment like this."Maya duduk di sebelahnya, menikmati angin malam yang sejuk. "So, what's next for you, Danu?"Danu menghela napas panjang. "I've been thinking about setting up an independent investigation agency. Something that can operate without the bureaucratic red tape, focusing on international crimes."Maya mengangguk, memahami arah pikiran Danu. "That's a big step. But I think it's exactly what we

DMCA.com Protection Status