Share

Peninggalan Tio

Penulis: HADAZTA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat matahari terbenam dan menyinari desa Tumbal dengan cahaya hangat, Sari berdiri di depan toko buku sederhana, jarinya menyentuh buku yang menceritakan kisah saudaranya. Udara terasa penuh harapan, seakan-akan dinding-dinding bangunan itu menahan napas.

Sudah beberapa bulan sejak buku "Bayangan Masa Lalu: Kisah Sari" diterbitkan, dan dampaknya terasa di seluruh komunitas dan sekitarnya. Sari melihat penduduk desa berkumpul, wajah mereka penuh hormat dan harapan baru.

Danu berdiri di sampingnya, tangannya lembut di pundak Sari sebagai tanda dukungan. "Apakah kamu siap, Sari?" tanyanya dengan suara lembut.

Sari menarik napas dalam-dalam, matanya tertuju pada toko buku itu. "Sebisa mungkin, Danu. Kisah Tio pantas didengar, dan aku tahu membagikannya akan menjadi penghormatan yang layak untuk mengenangnya."

Dengan tekad yang kuat, Sari melangkah maju, membawa buku harian Tio. Saat dia masuk, aroma tinta dan kertas yang familiar menyelimutinya, membangkitkan emosi yang kuat.

Toko buku i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Awal Baru

    Saat sinar matahari terakhir terbenam di bawah cakrawala, langit berwarna oranye dan ungu, Sari berdiri di tepi desa, matanya tertuju pada jalan yang menuju ke dalam hutan. Beberapa bulan terakhir penuh dengan emosi, perjalanan yang diisi dengan kesedihan mendalam dan tujuan baru – dan sekarang, saat dia berdiri di ambang babak baru dalam hidupnya, dia merasakan perasaan penutupan yang manis dan pahit.Kisah Tio telah menjadi cahaya, bukan hanya bagi penduduk Tumbal, tetapi juga bagi mereka yang jauh di luar desa. Buku yang dia dan Danu buat dengan hati-hati telah menyentuh pembaca di seluruh wilayah, eksplorasi mendalam tentang kesedihan, ketahanan, dan ikatan keluarga yang tak terpisahkan menyentuh hati semua orang yang membacanya.Jari Sari menyusuri sampul kulit buku harian Tio, pengingat nyata tentang kehidupan yang begitu kejam direnggut, dan kekuatan yang akhirnya memungkinkannya menghadapi kegelapan dan menang. Berat buku tua itu memberikan kenyamanan, pengingat terus-menerus

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN    Jurnalis yang Dihantui

    Lampu-lampu kota berkilauan seperti sejuta bintang yang jatuh ke bumi, bayangannya berkilau di jalanan yang basah oleh hujan. Danu menatap keluar dari jendela apartemennya, menghela napas panjang. Sudah bertahun-tahun sejak ia menginjakkan kaki di kota yang ramai ini, tetapi bayangan masa lalunya masih terasa, selalu hadir.Jarinya memainkan tepi koran di tangannya, dengan tajuk utama yang mencolok tentang pembunuhan mengerikan lainnya yang mengguncang kota. Danu sangat tahu kegelapan yang mengintai di balik kilauan kota ini. Itu adalah kegelapan yang pernah dia hadapi sebelumnya, di desa terpencil yang berhantu, Tumbal.Bulu kuduknya meremang saat ingatan itu muncul kembali - bisikan menakutkan, roh-roh tak terlihat, perasaan takut yang mencekam. Danu keluar dari cobaan itu sebagai pria yang berubah, reputasinya sebagai jurnalis investigatif yang tak kenal takut terpatri oleh laporan mengerikannya. Namun bekas luka, baik fisik maupun emosional, tidak pernah benar-benar sembuh.Sekara

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kembali di Kota

    Jari-jari Sari gemetar saat ia meletakkan gagang telepon, suara lama temannya, Danu, masih terngiang di benaknya. Dia pikir dia sudah meninggalkan bayang-bayang Desa Tumbal, tapi tampaknya masa lalu bertekad untuk mengejarnya.Mengambil napas dalam-dalam, Sari menenangkan diri dan melangkah keluar ke jalanan kota yang ramai. Gedung-gedung tinggi dan kerumunan orang yang sibuk sangat berbeda dengan desa terpencil yang berhantu, tempat dia dan Danu menghadapi kengerian yang tak terbayangkan. Namun, saat Sari berjalan di trotoar yang penuh sesak, dia tidak bisa menghilangkan perasaan tidak nyaman bahwa kegelapan telah mengikutinya ke sini.Ketika Danu menelepon, suaranya penuh dengan urgensi, Sari sempat tergoda untuk mengabaikannya. Ingatan tentang Desa Tumbal masih menghantui mimpinya, teriakan-teriakan menyakitkan dan rasa takut yang mencekam di setiap tikungan. Tetapi ada sesuatu dalam nada suara Danu yang memaksanya untuk mendengarkan, dan sekarang dia di sini, melangkah kembali ke

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Detektif yang Skeptis

    Hujan sudah reda, tapi jalanan kota masih licin dan berkilauan saat Danu dan Sari menuju kantor polisi. Sepatu mereka berderap di trotoar, suaranya bergema di keheningan relatif malam itu.Sari merasa sedikit gelisah saat mereka mendekati gedung yang besar dan mengintimidasi itu. Terakhir kali dia menginjakkan kaki di kantor polisi, itu adalah setelah kejadian mengerikan yang mereka hadapi di Desa Tumbal. Kenangan itu masih menghantuinya, pemandangan dan suara dari hari naas itu tertanam kuat di benaknya.Danu pasti merasakan ketidaknyamanannya, karena dia dengan lembut meletakkan tangan di pundaknya, memberikan tekanan yang menenangkan. "Kita bisa menghadapinya, Sari," bisiknya, suaranya rendah namun penuh keyakinan. "Kita bersama dalam hal ini, ingat?"Sari mengangguk, mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Dengan Danu di sisinya, dia merasa memiliki tujuan baru, tekad untuk menghadapi kegelapan yang sekali lagi merayap ke dalam hidup mereka.Saat mereka melangkah me

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Peringatan Nyi Roro

    Hujan telah berhenti, tapi udara masih terasa berat dengan rasa tidak nyaman saat Danu dan Sari menuju pinggiran kota. Jalan-jalan yang ramai dan gedung-gedung tinggi berubah menjadi lanskap yang lebih tenang, hampir menyeramkan, di mana bayangan seolah berlama-lama dan lampu jalan memancarkan cahaya kuning yang lebih terasa mengancam daripada menenangkan.Jari-jari Danu mengerat di setir saat mereka mengemudi, pikirannya berputar dengan implikasi dari pembunuhan-pembunuhan baru-baru ini dan kaitannya yang mengganggu dengan kengerian yang mereka hadapi di Desa Tumbal. Di sebelahnya, Sari tetap diam, pandangannya terpaku pada pemandangan yang berlalu, ekspresinya sulit dibaca.Setelah pertemuan yang tegang dengan Detektif Raka, mereka tahu mereka perlu mencari bimbingan dari satu-satunya orang yang mungkin benar-benar memahami sifat kekuatan jahat yang mereka hadapi – Nyi Roro, sosok spiritual dari Desa Tumbal."Apakah menurutmu dia bisa membantu kita?" Sari akhirnya memecah keheningan

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Menyelami Kegelapan

    Jalanan kota berkilau di bawah lampu neon, seolah-olah normalitas yang menutupi ancaman mengerikan yang kini mengancam untuk menelan kota yang sibuk ini. Danu dan Sari berjalan berdampingan, langkah mereka semakin cepat mengikuti petunjuk dari Komisaris Arif dan Detektif Raka.Raka awalnya ragu untuk sepenuhnya menerima unsur supernatural dalam kasus ini, tetapi setelah peringatan mengerikan dari Nyi Roro, bahkan detektif yang skeptis itu tidak bisa mengabaikan beratnya situasi ini. Dengan menghela napas pasrah, dia setuju untuk bekerja sama dengan Danu dan Sari, menyadari bahwa keahlian mereka bisa menjadi kunci untuk mengungkap misteri ini.Saat mereka menavigasi gang-gang berliku dan jalanan yang gelap, Danu tidak bisa menyingkirkan perasaan bahwa mereka sedang diawasi. Matanya terus bergerak dari satu sudut gelap ke sudut lain, mencari tanda-tanda kekuatan tak terlihat yang menghantui Desa Tumbal."Kamu juga merasakannya?" Suara Sari hampir berbisik, pandangannya mencerminkan eksp

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Konspirasi Okultisme

    Kesunyian gudang yang menyeramkan dipecahkan oleh suara kaca pecah, diikuti oleh suara tubuh terjatuh ke lantai. Danu dan Sari berputar, jantung mereka berdebar, melihat Raka tergeletak di tanah, matanya terbuka lebar dengan kejutan dan tangannya gemetar."Raka! Apa yang terjadi?" Danu bergegas ke sisi detektif itu, pandangannya menyapu area untuk mencari tanda bahaya.Suara Raka bergetar, kata-katanya terputus-putus oleh napas yang terengah-engah. "Sesuatu... menyerangku. Keluar dari bayangan, seperti kegelapan yang hidup."Mata Sari membelalak, dan dia secara naluriah bergerak lebih dekat ke Danu, tangannya menggenggam lengannya. "Roh jahat, itu ada di sini. Aku bisa merasakan kehadirannya, seperti beban yang mencekik di udara."Danu mengangguk, ekspresinya suram. "Kita harus keluar dari sini, sekarang. Tempat ini penuh dengan energi gelap – terlalu berbahaya untuk tinggal."Seolah menanggapi kata-katanya, bisikan aneh dan tidak wajar terdengar menggemuruh melalui gudang, membuat me

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Melawan Waktu

    Udara di ruang okultisme dipenuhi dengan energi yang menggelisahkan, bayangan-bayangan tampak menekan di sekitar Danu dan Sari ketika kata-kata menakutkan dari sosok berjubah itu bergema di seluruh ruangan."Kota ini akan menjadi wadah untuk kembalinya roh itu, dan tidak ada yang bisa menghentikannya, termasuk kalian," kata sosok itu dengan suara penuh kebencian.Pikiran Danu berpacu, jantungnya berdetak kencang saat mencoba mencerna implikasi dari apa yang mereka temukan. Rencana kelompok okultisme itu lebih jahat dari yang bisa mereka bayangkan – mereka tidak hanya berusaha membangkitkan roh jahat dari Desa Tumbal, tetapi menggunakan seluruh kota sebagai media untuk kembalinya roh tersebut.Di sampingnya, Sari mencengkeram lengannya lebih erat, buku jarinya memutih. "Kita harus menghentikan mereka, Danu. Kita tidak bisa membiarkan makhluk itu menguasai kota ini."Danu mengangguk, pandangannya berpindah dari sosok berjubah itu ke altar rumit di tengah ruangan. "Kamu benar, Sari. Tapi

Bab terbaru

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Perang Teknologi

    Setelah berhasil mendapatkan akses ke data sindikat Black Phoenix, Danu dan timnya dihadapkan pada tantangan terbesar mereka: menghancurkan markas utama sindikat tersebut. Black Phoenix tidak hanya memiliki pasukan yang terlatih, tetapi juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang bisa mengubah jalannya pertempuran kapan saja.Danu mengumpulkan timnya di markas sementara. "Kita sudah sejauh ini. Tidak ada jalan untuk mundur," katanya dengan tegas. "Kita harus menghancurkan mereka sekali dan untuk selamanya."Emily mengangguk setuju. "Aku akan menyiapkan semua peralatan yang kita butuhkan. Kita akan memanipulasi teknologi mereka dan menggunakannya untuk melawan mereka."Lara merapikan senjatanya. "Kita harus sangat berhati-hati. Mereka pasti sudah menyiapkan perangkap untuk kita."Tom, yang sedang memeriksa peta lokasi, menatap Danu. "Do you think we can do this, Danu? They have some of the best technology out there."Danu menjawab dengan tegas, "Yes, we can. We have Emily on our side

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Teknologi yang Mengancam

    Setelah berhasil menyelamatkan Lila, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Eropa Timur. Meskipun lega bisa menyelamatkan teman lama mereka, mereka tahu bahwa misi mereka belum selesai. Mereka harus menghancurkan sindikat Black Phoenix yang telah menyiksa dan mencuci otak Lila selama lima tahun.Lila duduk di ruang briefing, mencoba mengingat setiap detail yang mungkin berguna bagi tim. "Mereka memiliki teknologi canggih yang sangat sulit dikalahkan," kata Lila. "Drone, AI, sistem keamanan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Mereka selalu selangkah di depan kita."Danu mendengarkan dengan seksama. "Kita butuh bantuan ahli teknologi. Aku tahu seseorang yang bisa membantu."Tom mengangkat alisnya. "Who do you have in mind?""Dr. Emily Carter," jawab Danu. "Dia ahli dalam AI dan sistem keamanan. Aku akan menghubunginya."Danu mengambil ponselnya dan mulai mengetik pesan. "Aku harap dia bisa segera datang. Kita tidak punya banyak waktu."Beberapa jam kemudian, Dr. Emily C

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyelamatan Lila

    Danu dan timnya bekerja tanpa lelah sepanjang malam, menganalisis peta dan informasi yang mereka peroleh dari Irina. Mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas. Lila, seorang agen yang dianggap tewas lima tahun lalu, ternyata masih hidup dan ditahan oleh sindikat Black Phoenix.“Ini adalah lokasi penahanan yang paling mungkin,” kata Tom sambil menunjukkan titik di peta. “Tempat ini adalah gudang tua di pinggiran kota, jauh dari keramaian.”Danu mengangguk. “Kita harus bergerak cepat. Semakin lama kita menunggu, semakin besar risiko bagi Lila.”Mereka menyusun rencana dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap langkah diperhitungkan dengan baik. Mereka tahu bahwa penyelamatan ini akan berbahaya, tetapi tidak ada pilihan lain.Saat matahari mulai terbit, Danu dan timnya sudah siap. Mereka berangkat menuju lokasi penahanan dengan menggunakan van yang tidak mencolok. Dalam perjalanan, suasana di dalam van terasa tegang. Setiap orang mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.“Kita harus t

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengkhianatan dalam Tim

    Setelah berhasil menggagalkan pengiriman senjata Black Phoenix, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Praha. Malam itu, suasana di apartemen terasa tegang. Mereka tahu bahwa keberhasilan mereka hanya sementara. Masih ada pengkhianat di antara mereka yang harus ditemukan.“Kita harus segera menemukan siapa pengkhianat ini,” kata Danu dengan nada tegas sambil melihat ke arah peta di dinding. “Jika tidak, segala usaha kita bisa sia-sia.”Tom mengangguk setuju. “I’ve already started planting false information, hoping to catch the mole. We should know soon enough.”Lara, yang baru saja kembali dari tugasnya, masuk ke ruangan dengan wajah serius. “Aku mendapat beberapa informasi tambahan tentang Black Phoenix. Tapi aku merasa ada yang aneh. Mereka sepertinya tahu gerak-gerik kita.”Danu berpikir sejenak. “Mereka pasti mendapat informasi dari dalam. Kita harus lebih berhati-hati.”Keesokan harinya, Danu dan timnya berkumpul di ruang pertemuan. Tom telah menyiapkan beberapa do

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertemuan Rahasia

    Pagi itu, di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Praha, Danu dan timnya sedang merencanakan langkah berikutnya. Lila sedang beristirahat setelah malam yang panjang, dan Danu merasa sedikit lega melihatnya aman. Namun, masalah mereka masih jauh dari selesai.“Tom, kita perlu lebih banyak informasi tentang sindikat ini. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki rencana yang solid sebelum menyerang lagi,” kata Danu sambil memeriksa peta yang tergantung di dinding.Tom mengangguk. “I agree. We need to know their weak points. That’s why I’ve set up a meeting with Irina again. She might have more intel for us.”Mereka memutuskan untuk bertemu dengan Irina di sebuah lokasi yang lebih aman. Tom telah memilih sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, tempat yang ideal untuk bertemu tanpa menarik perhatian.Beberapa jam kemudian, Danu dan Tom tiba di kafe yang dimaksud. Tempat itu hampir kosong, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk sambil menikmati kopi mereka. Irina sudah menun

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kerjasama dengan Musuh Lama

    Danu melangkah masuk ke sebuah kafe tua di pusat kota Praha. Kafe itu dipenuhi dengan aroma kopi yang kuat dan suara percakapan dalam bahasa Ceko. Dia melihat ke sekeliling, mencari wajah yang dikenalnya. Di sudut ruangan, seorang pria berpenampilan rapi dengan rambut abu-abu dan wajah tegas duduk sambil membaca koran. Itu adalah Tom, mantan kolega yang dulu sering bekerja dengannya dalam berbagai misi rahasia.Tom mengangkat pandangannya dan melihat Danu, memberikan isyarat untuk duduk. Danu berjalan ke arah meja Tom dan duduk di depannya.“Long time no see, Tom,” kata Danu dengan senyum tipis.Tom melipat korannya dan tersenyum kembali. “Danu, it's been a while. How are you holding up?”Danu menghela napas. “Not great, to be honest. Things have been complicated.”Tom mengangguk, memahami situasinya. “I heard about Lila. I can’t believe she’s alive. We need to get her back.”Danu mengangguk setuju. “That’s why I need your help. This syndicate is much more dangerous than we thought. T

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyergapan di Bandara

    Setelah kejadian di bandara, Danu menghabiskan beberapa jam di markas sementara yang terletak di sebuah apartemen sewaan di pusat kota. Bersama Maya dan Lara, mereka merencanakan langkah berikutnya dengan hati-hati. Danu menyadari bahwa mereka harus segera bertindak untuk menyelamatkan Lila sebelum sindikat memiliki kesempatan untuk memindahkannya ke tempat lain atau lebih buruk lagi, menghilangkannya.“Aku baru saja mendapat informasi terbaru dari Tom,” kata Danu, membuka email di laptopnya. “Dia mengatakan bahwa sindikat ini memiliki beberapa lokasi operasi yang mungkin bisa kita selidiki. Salah satunya berada di luar kota, di sebuah gudang lama.”Maya mengamati peta yang terpampang di layar. “Kita harus hati-hati. Jika sindikat ini benar-benar kuat dan terorganisir, mereka pasti memiliki sistem pengamanan yang ketat di sekitar gudang itu.”Lara, yang duduk di meja lain, menyimak dengan serius. “Apakah kita sudah mendapatkan informasi tentang jumlah personel yang mereka miliki di sa

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kabar Buruk dari Masa Lalu

    Satu tahun telah berlalu sejak Danu dan timnya mengalahkan The Phantom dan menghancurkan sindikatnya. Kehidupan mereka di New York kembali tenang setelah berbulan-bulan pertarungan dan perjuangan. Markas mereka, yang terletak di lantai atas sebuah gedung pencakar langit modern, sekarang dipenuhi dengan peralatan canggih dan kenyamanan yang menandai kemenangan mereka. Namun, kedamaian yang mereka nikmati tampaknya tidak akan bertahan lama.Danu duduk di ruang kerjanya, memeriksa laporan-laporan terbaru di komputernya. Pikirannya terasa ringan saat dia memindai berita dan pembaruan yang datang, merasa sedikit nyaman dengan rutinitas baru mereka. Tiba-tiba, suara notifikasi email memecah keheningan ruangan. Subjek email itu, "Dari Masa Lalu," menarik perhatiannya.Dengan penasaran dan sedikit rasa cemas, Danu mengklik email tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah video dengan durasi singkat. Hatinya berdegup kencang ketika dia menekan tombol play. Gambar di layar menampilkan seorang wanita

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Awal Baru

    Danu kembali ke New York dengan perasaan campur aduk. Meskipun sindikat berhasil dikalahkan, bekas luka fisik dan emosional masih membekas. Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, Danu berdiri di atap gedung apartemennya, merenungkan langkah berikutnya. Kilauan lampu kota menyapanya, mengingatkan pada kenangan pahit dan manis yang pernah ia alami di sini.Maya datang membawakan dua cangkir kopi. "Here, you might need this," kata Maya, menyodorkan secangkir kopi kepada Danu.Danu menerima cangkir itu dengan senyum tipis. "Thanks, Maya. It's been a while since we had a quiet moment like this."Maya duduk di sebelahnya, menikmati angin malam yang sejuk. "So, what's next for you, Danu?"Danu menghela napas panjang. "I've been thinking about setting up an independent investigation agency. Something that can operate without the bureaucratic red tape, focusing on international crimes."Maya mengangguk, memahami arah pikiran Danu. "That's a big step. But I think it's exactly what we

DMCA.com Protection Status