Share

Pengakuan dan Ketenangan

Penulis: HADAZTA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam itu terasa begitu tenang di John Jay College. Danu duduk di ruang baca perpustakaan, menatap buku-buku yang menumpuk di hadapannya. Setelah semua yang terjadi, akhirnya dia bisa merasakan kedamaian. Namun, pikirannya masih sibuk, merenungi semua yang telah dilalui.

Keesokan paginya, upacara penghargaan diadakan di aula utama kampus. Danu, Maya, Lara, dan Rina berkumpul bersama, memakai pakaian formal. Suasana di sekitar mereka penuh dengan kegembiraan dan kebanggaan. Professor Wilson, Detective Ramirez, dan Agent Park juga hadir untuk memberikan dukungan.

"Saya tidak percaya kita akhirnya sampai di sini," bisik Lara dengan senyum bangga.

"Ini semua berkat kerja keras kita," jawab Maya. "Dan tentu saja, keberanian Danu."

Ketika nama Danu dipanggil ke panggung, seluruh aula memberikan tepuk tangan meriah. Danu berjalan dengan tenang, meskipun hatinya berdegup kencang. Dia menerima penghargaan dari Kepala Sekolah, yang memberinya senyum hangat.

"Danu, atas keberanian dan dedikasi l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Masa Depan yang Tak Pasti

    Malam itu, langit New York City penuh dengan bintang, menambah keindahan kampus John Jay College yang sunyi. Danu berdiri di atap gedung perpustakaan, memandang kota yang tak pernah tidur. Setelah semua yang terjadi, malam ini adalah malam perenungan. Dia telah berhasil menggagalkan sindikat kriminal internasional, namun di hatinya, Danu tahu bahwa perjuangan untuk keadilan tidak pernah benar-benar berakhir.Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat. Danu menoleh dan melihat Maya, Lara, dan Rina berjalan menghampirinya. Mereka tampak sama lelahnya, namun dengan senyum yang menggambarkan kepuasan dan kebanggaan."Menikmati pemandangan, Danu?" tanya Maya dengan senyum.Danu mengangguk. "Ya, hanya berpikir tentang semua yang telah kita lalui. Rasanya seperti mimpi."Lara menatap langit. "Kadang-kadang aku masih tidak percaya bahwa kita benar-benar berhasil mengalahkan sindikat itu.""Tapi kita berhasil," kata Rina dengan yakin. "Dan itu semua berkat kerja keras kita bersama."Mere

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Memulai yang Baru

    Danu menghirup udara segar pagi hari di New York. Ini adalah hari pertamanya kembali ke kota setelah menyelesaikan pendidikan di John Jay College. Meskipun dia telah meninggalkan kampus, kenangan tentang pertarungannya melawan sindikat kriminal masih segar di benaknya.Dia menatap ke arah gedung-gedung tinggi yang menjulang, menyadari bahwa dunia nyata jauh lebih kompleks dan berbahaya daripada yang dia bayangkan selama ini. Dengan langkah mantap, dia berjalan menuju kantor barunya di sebuah gedung di pusat kota.Kantor detektif swasta tempat Danu bekerja terletak di lantai lima belas, menawarkan pemandangan yang menakjubkan dari jendela besar. "Selamat pagi, Danu," sapa Marie, resepsionis kantor itu dengan senyum ramah."Selamat pagi, Marie," jawab Danu sambil membalas senyum. "Bagaimana hari pertamaku di sini?""Busy, as always," kata Marie sambil menyerahkan beberapa berkas. "You've got a couple of new cases already. Welcome to the real world."Danu mengangguk dan masuk ke ruang ke

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Jejak Lama

    Danu bangun lebih awal hari itu, menyambut sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela apartemennya di New York. Hari ini adalah hari pertamanya sebagai penyelidik swasta. Meski sudah tak sabar untuk mulai bekerja, pikiran tentang sindikat kriminal yang pernah dia hadapi bersama teman-temannya masih menghantuinya.Di sisi lain kota, Maya juga bangun lebih awal. Dia sudah resmi bergabung dengan FBI dan hari ini dia ditugaskan untuk menangani kasus baru. Sementara itu, Lara memulai harinya dengan rapat di organisasi nirlaba tempatnya bekerja, yang fokus membantu korban perdagangan manusia.Pagi itu, ketiganya menerima pesan dari Danu untuk bertemu di sebuah kafe kecil yang sering mereka kunjungi di dekat Central Park.“Pagi, teman-teman,” sapa Danu saat mereka tiba.“Pagi, Danu. Apa kabar?” jawab Lara dengan senyum ramah.“Baik, terima kasih. Bagaimana dengan kalian?”“Sama, masih beradaptasi dengan pekerjaan baru,” kata Maya sambil memesan kopi. “Tapi ada sesuatu yang ingin kubahas

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Musuh dalam Bayangan

    Pagi itu, Danu berjalan dengan cepat di trotoar yang sibuk di Manhattan, menuju kantornya. Kicauan burung bercampur dengan deru kendaraan yang berlalu-lalang. Di benaknya, berbagai pertanyaan terus berkecamuk. Sindikat kriminal yang mereka hadapi dulu tampaknya belum sepenuhnya hancur. Maya dan Lara juga merasakan hal yang sama. Mereka semua tahu bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi di balik bayangan.Sesampainya di kantor, Danu segera mengecek emailnya. Ada pesan dari Maya dan Lara.From: Maya Subject: Temuan BaruDanu, aku menemukan sesuatu yang menarik. Sepertinya sindikat ini menggunakan teknologi canggih untuk menyembunyikan jejak mereka. Ada beberapa pola yang mirip dengan operasi mereka dulu. Aku akan mengirimkan detailnya nanti.From: Lara Subject: Informasi PentingDanu, ada beberapa korban yang aku temui mengatakan bahwa mereka melihat wajah-wajah baru yang tampak sangat terorganisir. Kita perlu mengumpulkan lebih banyak bukti. Mari kita bertemu malam ini untuk membahas l

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Aliansi TaknTerduga

    Danu duduk di kursi rotan di kantor penyelidikannya yang sederhana di Brooklyn. Jendela besar di belakangnya memberikan pemandangan jalan yang sibuk di bawah sana. Sejak petunjuk terbaru dari Maya dan Lara, ia tidak bisa tenang. Sindikat kriminal yang mereka kira telah hancur tampaknya kembali bangkit, lebih kuat dan lebih berbahaya.Telepon berdering, menginterupsi pikirannya. Danu mengangkatnya dengan cepat.“Hello, Danu here.”“Danu, it’s Maya. I’ve got some news. I’ve been talking to Agent Park from Interpol. He’s interested in our case and wants to meet. Can you join us?”“Of course, where and when?”“Tomorrow at noon. There’s a small café near Central Park called Café Moca. Be there.”“Got it. See you tomorrow, Maya.”Keesokan harinya, Danu tiba lebih awal di Café Moca. Ia memesan kopi hitam dan duduk di meja dekat jendela, menunggu Maya dan Agent Park. Tak lama kemudian, Maya masuk, diikuti oleh seorang pria berjas dengan penampilan tegas dan tatapan tajam.“Danu, this is Agent

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Perang Cyber

    Danu, Maya, dan Lara berkumpul di apartemen Danu di Brooklyn untuk membahas langkah selanjutnya. Di hadapan mereka terhampar berbagai dokumen dan peta yang mereka kumpulkan dari berbagai sumber.“Kita harus mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam operasi cyber mereka,” kata Maya, membuka diskusi. “Sindikat ini lebih canggih dari yang kita kira, dan kita membutuhkan ahli untuk menghadapi mereka.”Lara mengangguk setuju. “Saya setuju. Kita butuh Rina. Keahliannya dalam keamanan siber sangat dibutuhkan.”Danu menghubungi Rina melalui telepon. “Rina, can you join us? We have a critical situation involving a sophisticated cyber operation by the syndicate.”Rina, yang bekerja di sebuah perusahaan teknologi terkemuka di Silicon Valley, menjawab dengan cepat. “I’ll be there as soon as possible. Send me the details, and I’ll start working on it right away.”Beberapa hari kemudian, Rina tiba di New York. Mereka berkumpul di sebuah ruang konferensi kecil di kantor Danu. Rina segera menge

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengkhianatan Berulang

    Suasana di ruang pertemuan kecil itu terasa tegang. Danu, Maya, Lara, dan Rina duduk di sekitar meja, memperhatikan peta dan dokumen yang tersebar. Mereka tahu bahwa sindikat kriminal yang mereka hadapi tidak akan mudah dikalahkan. Kali ini, mereka dihadapkan pada tantangan baru yang lebih berbahaya."Kita sudah cukup jauh dalam penyelidikan ini," kata Maya, membuka pembicaraan. "Tapi saya merasa ada sesuatu yang salah. Setiap kali kita mendekati titik krusial, kita selalu gagal."Danu mengangguk setuju. "Saya juga merasakannya. Sepertinya ada yang membocorkan informasi kita."Rina mengetik sesuatu di laptopnya, mencoba menemukan jejak digital yang mencurigakan. "Saya akan mencari tahu apakah ada aktivitas yang mencurigakan di jaringan kita. Tapi, kita harus siap menghadapi kemungkinan bahwa ada mata-mata di antara kita."Lara terlihat berpikir dalam. "Kita perlu lebih berhati-hati dan tidak mempercayai siapa pun tanpa bukti kuat. Kepercayaan kita yang dipertaruhkan di sini."Beberapa

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyamaran yang Berbahaya

    Danu, Maya, dan Lara sedang merencanakan penyusupan ke dalam organisasi kriminal yang selama ini mereka buru. Mereka tahu bahwa risiko yang akan mereka hadapi sangat tinggi, tetapi tidak ada jalan lain untuk menghancurkan sindikat ini. Dengan informasi yang mereka peroleh dari Jason, mereka merancang rencana yang matang."Ini adalah kesempatan kita untuk mengungkap pemimpin sindikat," kata Maya dengan serius. "Tapi kita harus sangat berhati-hati. Jika mereka curiga sedikit saja, kita bisa terbunuh."Danu mengangguk. "Kita harus memastikan semua langkah kita terencana dengan baik. Tidak ada ruang untuk kesalahan."Rina, yang kini menjadi pakar keamanan siber dalam tim mereka, bekerja keras untuk menciptakan identitas baru bagi Danu dan Lara yang akan menyusup. "Aku telah membuat identitas palsu yang cukup kuat untuk menipu sindikat ini," kata Rina sambil menunjukkan dokumen-dokumen di layar komputernya. "Danu, kamu akan menjadi seorang penjudi profesional dari Eropa Timur, dan Lara, ka

Bab terbaru

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Perang Teknologi

    Setelah berhasil mendapatkan akses ke data sindikat Black Phoenix, Danu dan timnya dihadapkan pada tantangan terbesar mereka: menghancurkan markas utama sindikat tersebut. Black Phoenix tidak hanya memiliki pasukan yang terlatih, tetapi juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang bisa mengubah jalannya pertempuran kapan saja.Danu mengumpulkan timnya di markas sementara. "Kita sudah sejauh ini. Tidak ada jalan untuk mundur," katanya dengan tegas. "Kita harus menghancurkan mereka sekali dan untuk selamanya."Emily mengangguk setuju. "Aku akan menyiapkan semua peralatan yang kita butuhkan. Kita akan memanipulasi teknologi mereka dan menggunakannya untuk melawan mereka."Lara merapikan senjatanya. "Kita harus sangat berhati-hati. Mereka pasti sudah menyiapkan perangkap untuk kita."Tom, yang sedang memeriksa peta lokasi, menatap Danu. "Do you think we can do this, Danu? They have some of the best technology out there."Danu menjawab dengan tegas, "Yes, we can. We have Emily on our side

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Teknologi yang Mengancam

    Setelah berhasil menyelamatkan Lila, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Eropa Timur. Meskipun lega bisa menyelamatkan teman lama mereka, mereka tahu bahwa misi mereka belum selesai. Mereka harus menghancurkan sindikat Black Phoenix yang telah menyiksa dan mencuci otak Lila selama lima tahun.Lila duduk di ruang briefing, mencoba mengingat setiap detail yang mungkin berguna bagi tim. "Mereka memiliki teknologi canggih yang sangat sulit dikalahkan," kata Lila. "Drone, AI, sistem keamanan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Mereka selalu selangkah di depan kita."Danu mendengarkan dengan seksama. "Kita butuh bantuan ahli teknologi. Aku tahu seseorang yang bisa membantu."Tom mengangkat alisnya. "Who do you have in mind?""Dr. Emily Carter," jawab Danu. "Dia ahli dalam AI dan sistem keamanan. Aku akan menghubunginya."Danu mengambil ponselnya dan mulai mengetik pesan. "Aku harap dia bisa segera datang. Kita tidak punya banyak waktu."Beberapa jam kemudian, Dr. Emily C

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyelamatan Lila

    Danu dan timnya bekerja tanpa lelah sepanjang malam, menganalisis peta dan informasi yang mereka peroleh dari Irina. Mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas. Lila, seorang agen yang dianggap tewas lima tahun lalu, ternyata masih hidup dan ditahan oleh sindikat Black Phoenix.“Ini adalah lokasi penahanan yang paling mungkin,” kata Tom sambil menunjukkan titik di peta. “Tempat ini adalah gudang tua di pinggiran kota, jauh dari keramaian.”Danu mengangguk. “Kita harus bergerak cepat. Semakin lama kita menunggu, semakin besar risiko bagi Lila.”Mereka menyusun rencana dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap langkah diperhitungkan dengan baik. Mereka tahu bahwa penyelamatan ini akan berbahaya, tetapi tidak ada pilihan lain.Saat matahari mulai terbit, Danu dan timnya sudah siap. Mereka berangkat menuju lokasi penahanan dengan menggunakan van yang tidak mencolok. Dalam perjalanan, suasana di dalam van terasa tegang. Setiap orang mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.“Kita harus t

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengkhianatan dalam Tim

    Setelah berhasil menggagalkan pengiriman senjata Black Phoenix, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Praha. Malam itu, suasana di apartemen terasa tegang. Mereka tahu bahwa keberhasilan mereka hanya sementara. Masih ada pengkhianat di antara mereka yang harus ditemukan.“Kita harus segera menemukan siapa pengkhianat ini,” kata Danu dengan nada tegas sambil melihat ke arah peta di dinding. “Jika tidak, segala usaha kita bisa sia-sia.”Tom mengangguk setuju. “I’ve already started planting false information, hoping to catch the mole. We should know soon enough.”Lara, yang baru saja kembali dari tugasnya, masuk ke ruangan dengan wajah serius. “Aku mendapat beberapa informasi tambahan tentang Black Phoenix. Tapi aku merasa ada yang aneh. Mereka sepertinya tahu gerak-gerik kita.”Danu berpikir sejenak. “Mereka pasti mendapat informasi dari dalam. Kita harus lebih berhati-hati.”Keesokan harinya, Danu dan timnya berkumpul di ruang pertemuan. Tom telah menyiapkan beberapa do

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertemuan Rahasia

    Pagi itu, di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Praha, Danu dan timnya sedang merencanakan langkah berikutnya. Lila sedang beristirahat setelah malam yang panjang, dan Danu merasa sedikit lega melihatnya aman. Namun, masalah mereka masih jauh dari selesai.“Tom, kita perlu lebih banyak informasi tentang sindikat ini. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki rencana yang solid sebelum menyerang lagi,” kata Danu sambil memeriksa peta yang tergantung di dinding.Tom mengangguk. “I agree. We need to know their weak points. That’s why I’ve set up a meeting with Irina again. She might have more intel for us.”Mereka memutuskan untuk bertemu dengan Irina di sebuah lokasi yang lebih aman. Tom telah memilih sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, tempat yang ideal untuk bertemu tanpa menarik perhatian.Beberapa jam kemudian, Danu dan Tom tiba di kafe yang dimaksud. Tempat itu hampir kosong, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk sambil menikmati kopi mereka. Irina sudah menun

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kerjasama dengan Musuh Lama

    Danu melangkah masuk ke sebuah kafe tua di pusat kota Praha. Kafe itu dipenuhi dengan aroma kopi yang kuat dan suara percakapan dalam bahasa Ceko. Dia melihat ke sekeliling, mencari wajah yang dikenalnya. Di sudut ruangan, seorang pria berpenampilan rapi dengan rambut abu-abu dan wajah tegas duduk sambil membaca koran. Itu adalah Tom, mantan kolega yang dulu sering bekerja dengannya dalam berbagai misi rahasia.Tom mengangkat pandangannya dan melihat Danu, memberikan isyarat untuk duduk. Danu berjalan ke arah meja Tom dan duduk di depannya.“Long time no see, Tom,” kata Danu dengan senyum tipis.Tom melipat korannya dan tersenyum kembali. “Danu, it's been a while. How are you holding up?”Danu menghela napas. “Not great, to be honest. Things have been complicated.”Tom mengangguk, memahami situasinya. “I heard about Lila. I can’t believe she’s alive. We need to get her back.”Danu mengangguk setuju. “That’s why I need your help. This syndicate is much more dangerous than we thought. T

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyergapan di Bandara

    Setelah kejadian di bandara, Danu menghabiskan beberapa jam di markas sementara yang terletak di sebuah apartemen sewaan di pusat kota. Bersama Maya dan Lara, mereka merencanakan langkah berikutnya dengan hati-hati. Danu menyadari bahwa mereka harus segera bertindak untuk menyelamatkan Lila sebelum sindikat memiliki kesempatan untuk memindahkannya ke tempat lain atau lebih buruk lagi, menghilangkannya.“Aku baru saja mendapat informasi terbaru dari Tom,” kata Danu, membuka email di laptopnya. “Dia mengatakan bahwa sindikat ini memiliki beberapa lokasi operasi yang mungkin bisa kita selidiki. Salah satunya berada di luar kota, di sebuah gudang lama.”Maya mengamati peta yang terpampang di layar. “Kita harus hati-hati. Jika sindikat ini benar-benar kuat dan terorganisir, mereka pasti memiliki sistem pengamanan yang ketat di sekitar gudang itu.”Lara, yang duduk di meja lain, menyimak dengan serius. “Apakah kita sudah mendapatkan informasi tentang jumlah personel yang mereka miliki di sa

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kabar Buruk dari Masa Lalu

    Satu tahun telah berlalu sejak Danu dan timnya mengalahkan The Phantom dan menghancurkan sindikatnya. Kehidupan mereka di New York kembali tenang setelah berbulan-bulan pertarungan dan perjuangan. Markas mereka, yang terletak di lantai atas sebuah gedung pencakar langit modern, sekarang dipenuhi dengan peralatan canggih dan kenyamanan yang menandai kemenangan mereka. Namun, kedamaian yang mereka nikmati tampaknya tidak akan bertahan lama.Danu duduk di ruang kerjanya, memeriksa laporan-laporan terbaru di komputernya. Pikirannya terasa ringan saat dia memindai berita dan pembaruan yang datang, merasa sedikit nyaman dengan rutinitas baru mereka. Tiba-tiba, suara notifikasi email memecah keheningan ruangan. Subjek email itu, "Dari Masa Lalu," menarik perhatiannya.Dengan penasaran dan sedikit rasa cemas, Danu mengklik email tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah video dengan durasi singkat. Hatinya berdegup kencang ketika dia menekan tombol play. Gambar di layar menampilkan seorang wanita

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Awal Baru

    Danu kembali ke New York dengan perasaan campur aduk. Meskipun sindikat berhasil dikalahkan, bekas luka fisik dan emosional masih membekas. Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, Danu berdiri di atap gedung apartemennya, merenungkan langkah berikutnya. Kilauan lampu kota menyapanya, mengingatkan pada kenangan pahit dan manis yang pernah ia alami di sini.Maya datang membawakan dua cangkir kopi. "Here, you might need this," kata Maya, menyodorkan secangkir kopi kepada Danu.Danu menerima cangkir itu dengan senyum tipis. "Thanks, Maya. It's been a while since we had a quiet moment like this."Maya duduk di sebelahnya, menikmati angin malam yang sejuk. "So, what's next for you, Danu?"Danu menghela napas panjang. "I've been thinking about setting up an independent investigation agency. Something that can operate without the bureaucratic red tape, focusing on international crimes."Maya mengangguk, memahami arah pikiran Danu. "That's a big step. But I think it's exactly what we

DMCA.com Protection Status