ALL THE BRIGHT PLACES
JULLIO mendengar deru mobil Hillary yang dan bunyi klakson yang mengganggu aktifitas bermain caturnya dengan satpam rumah Hillary. Sang satpam dengan sigap keluar dan membuka pintu gerbang. Mengikuti jejak si satpam, Jullio juga beranjak keluar dari kantor berukuran 2x2 meter itu. Ternyata Hillary menunggunya. Sepertinya Gadis itu tahu kebiasaan baerunya bermain catur dengan satpam.
“Hai…” Hillary menyapanya lebih dulu.
“Masuklah. Aku menyusul.” Sahut Jullio.
“Okay.” Hillary lalu melajukan mobilnya menuju garasi. Sementara itu Jullio mengambil tas yang semula ia letakkan di dalam kantor satpam. Usai berpamitan dengan satpam, Jullio segera menyusul Hillary yang ternyata sudah menunggunya di garasi. Senyum Jullio mengembang tatkala Hillary menyambutnya dengan sebuah senyum simpul.
“Wow…” Jullio melihat Hillary yang kelua
KISSINGHILLARY tidak bisa terus seperti ini. Bermain di antara dua laki-laki yang memiliki hubungan darah. Jullio dan Angkasa sama-sama baik dan tidak sepantasnya ia mempermainkan keduanya. Pagi harinya, entah jam berapa ia tidur semalam. Hillary bahkan lupa sampai di mana Jullio membacakan novel yang menurutnya bagus itu. Saat terbangun, Hillary tidak menemukan pria itu di pelukannya. Hillary memegangi kepalanya yang sedikit pening. Gadis itu turun dari ranjang dengan hati-hati. Tiba-tiba terdengar suara Jullio.“Selamat pagi, calon istri.”Hillary yang terkejut langsung memegangi dadanya dan berusaha menetralkan napas. “Jullio!” seru Hillary ketus.“Kenapa?” Jullio menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Kau mau aku mati sekarang?” Hillary mengerucutkan bibir. Benar-benar pemandangan paling diinginkan Jullio di pagi hari.“Aku akan ikut ma
SEPANJANG hari itu, Hillary berusaha fokus pada pelajarannya. Sebenarnya, ia tidak bisa berkonsentrasi penuh karena terus memikirkan kemungkinan jika Angkasa datang ke sekolah seperti hari-hari sebelumnya. Meskipun Hillary sudah berkali-kali mengatakan kepada Angkasa jika hari ini ia harus segera pulang karena Harry menjemputnya, tetapi gadis itu tidak lantas percaya begitu saja. Angkasa biasanya nekat datang tanpa persetujuannya terlebih dahulu. Itulah yang Hillary khawatirkan selama ini. Hillary takut jika Angkasa datang kemdian pemuda itu bertemu dengan Jullio. Kepala Hillary tiba-tiba pening memikirkan hal itu.Dentang bel terdengar di segala penjuru sekolah. Hillary yang biasanya selalu pulang paling akhir karena tidak mau berdesak-desakan dengan murid lain, kali ini ia memilih segera beranjak dari kursinya dan berjalan cepat menuju gerbang. Ia ingin memastikan apakah Angkasa datang atau tidak. Apakah kedua kakak-beradik itu bertemu dan membicaraka
EVERYTHING HAS ENDEDHILLARY menyunggingkan senyumnya saat mendengar ucapan manis dari Jullio. Wanita mana pun pasti akan dengan mudahnya jatuh cinta jika mendengar kaata-kata Jullio. Pun dengan dirinya. Apalagi, ia masih enam belas tahu. Usia di mana hampir semua manusia belum bisa bersikap dewasa. Terbilang labil.“Siap?” Jullio mengulurkan tangannya dan langsung diterima oleh Hillary.“Jadilah teman kencanku seumur hidupku.” Pinta Jullio lagi.“Hanya teman kencan?” Hillary melangkahkan kakinya, berjalan keluar dari kamar, menuruni tangga satu per satu. Mereka terus berbicara bahkan saat di garasi mobil. Sepanjang perjalanan Jullio dan Hillary menyanyikan lagu-lagu kesukaan mereka. Sesekali Jullio mengejek suara Hillary yang terbilang jelek. Berbeda dengan Hillary yang iri dengan suara merdu Jullio.Lelah berbanyi, Jullio bercerita tentang sesuatu hal yang menarik
INJUREDMARTIN baru saja kembali ke club setelah mengantar Bianca ke rumahnya. Bianca masih harus pergi ke sekolah selama satu tahu ke depan. Martin tidak mau mengganggu pelajaran gadis itu dan selalu memastikan Bianca mengikuti semua pelajaran dan mendapat nilai yang bagus. Setidaknya itulah yang dilakukan Martin untuk menjaga cintanya pada Bianca. Bagaimana pun, ia tidak bisa memaksa Bianca mencintai dirinya. Martin sepenuhnya sadar kalau Bianca menyukai Jullio. Namun ia tidak mau ingin menyerah dan suatu hari nanti Martin akan membuat Bianca jatuh cinta dengan cara yang tidak biasa.“Aku butuh bantuanmu.” Suara Jullio menginterupsi lamunan Martin. Jullio duduk di sisinya. Mereka berada di meja bartender. Pekerjaan Martin telah selesai. Dan ini adalah waktunya untuk beristirahat.“Ada apa?” Martin menyerahkan gelas yang berisi anggur kepada Jullio.“Aku tidak
MEMORIES“JULLIO!”Samar-sama Jullio mendengar Hillary memanggil namanya. Jullio masih memegang handle pintu. Tinggal satu gerakan lagi dan ia akan meninggalkan Hillary untuk selamanya. Sudah tidak ada lagi jalan untuk mereka kembali. Jullio terluka, tapi Hillary jauh lebih terluka. Jullio meneguk salivanya. Ia berdoa semoga kelak dirinya dan Hillary akan mendapatkan pasangan yang mampu membuat mereka bahagia.“Jullio!” Hillary kembali memanggilnya. Kali ini Jullio berbalik. Ia melihat Hillary menyibak selimutnya dan hampir beranjak.“Hillary!” melihat Hillary bergerak, Jullio bergegas menghampiri gadis itu dan meminta Hillary untuk kembali berbaring. “Apa yang kaulakukan!” sedikit kesal dengan ulah Hillary, Jullio sampai tidak menyadari nada suaranya berubah satu oktaf lebih tinggi. Jullio menyuruh Hillary kembali berbaring dan memasang selimut di tubuhnya.“Ap
I LOVE YOU.HILLARY kembali menyesap coklat panas yang dibuat oleh Jullio beberapa menit yang lalu. Kini mereka duduk di depan meja belajar Hillary dengan menghadap laptop. Durasi video yang dikirim oleh ayah Jullio lumayan panjang dan akan lebih nyaman jika dilihat melalui laptop.“Siap?” tanya Jullio seraya membelai lembut kepala Hillary.Hillary meletakkan cangkirnya kemudian medongak menatap Jullio. Gadis itu mengangguk.Jullio menarik pelan tangan Hillary dan meminta gadis itu untuk berdiri. Kemudian ia duduk di kursi dan meminta Hillary untuk duduk di pangkuannya. “Aku tidak memaksamu melihat ini.” Jullio kembali berbisik.“It’s okay.” Jullio menggenggam erat tangan Jullio yang melingkar di perutnya.Jullio menekan tombol play, video diputar. Hal pertama yang dilihat mereka berdua adalah ibu Hillary yang duduk di samping ayah Jul
BE MYSELF!KEMBALI KE SEKOLAH.Itulah yang dilakukan oleh Hillary pagi ini. Kemarin, Hillary tidak datang ke sekolah karena ia dan Jullio tidur saat matahari sudah terbit. Dan hari ini, Jullio membangunkannya pagi-pagi buta dan menyuruhnya untuk bergegas. Hillary memakai seragam sekolah lalu berlari menuruni tangga. Di ujung tangga, Jullio telah siap dengan segelas susu yang hendak diberikan untuknya.“Terima kasih!” Hillary mengambil gelas dari tangan Jullio lalu mengecup pipi pria itu.“Jangan berlari di tangga, Hill.” Tegur Jullio dengan nada penuh wibawa.“Sstttt…” Hillary berjalan mengabaikan teguran Jullio. “Jangan ceramah, ini masih terlalu pagi, Jullio.”“Aku hanya takut kau jatuh.” Jullio berjalan menuju pintu. Mulai sekarang, ia bertugas mengantar dan menjemput Hillary ke sekolah. Jullio juga akan mengantarkan Hillary kemana pun dia
BOYFRIEND.JULLIO!Suara Hillary terdengar jelas di telinganya, sekaligus menyayat hatinya. Jullio tidak bisa membayangkan air mata yang menitik di pipi Hillary. Ia pernah melihat gadis itu ketakutan dan putus asa setelah mengetahui hubungan tentang ibunya. Jullio bertanya dalam hati, apakah Hillary juga akan sedih jika terjadi hal buruk denganku?Jeritan dan pertanyaan itu kembali menyadarkan Jullio. Sementara mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi dan entah bagaimana Jullio bisa menggerakkan kakinya. Kaki Jullio hanya bergerak dua langkah ke belakang. Hal itu membuatnya tersandung kaki Hillary yang lebih dulu terjerembab. Jullio seketika terjatuh, punggungnya menindih tubuh bagian depan Hillary.Sementara mobil itu melintas dengan sangat cepat di depan Jullio dan Hillary yang sama-sama terjatuh ke tanah. Kaki Jullio yang panjang nyaris terlindas ban mobil. Kedua
INI ADALAH SERI KEDUA DARI #STOKES SERIES.UNTUK KE DEPANNYA AKAN AKU PUBLISH DI WORK INI KARENA JIKA DI WORK YANG BERBEDA AKAN SANGAT LAMA PROSESNYA.SELAMAT MEMBACASEMOGA KALIAN SUKA :)MARTIN AND BIANCABLURBBagi Bianca, Martin hanyalah objek fantasy seksual yang ia gunakan untuk melampiaskan hasratnya kepada laki-laki bernama Jullio yang mustahil ia miliki. Bianca sengaja memanfaatkan Martin agar ia bisa dekat dengan Jullio. Namun kedekatan mereka justru diartikan lain oleh keluarganya. Hingga suatu hari, saat keluarganya terpuruk, mereka memutuskan untuk menjodohkannya dengan Martin. Bianca tidak mencintai Martin, ia tidak mau menikah dengan pria itu meski mereka adalah pasangan yang sangat cocok di atas ranjang.Bagi Martin, Bianca adalah segalanya. Martin mencintai Bianca sejak pertama kali melihat gadis itu. Dan ketika gadis itu menawarkan tubuhnya untuk menjadi objek fantasi seksual, Martin dengan sen
MARRIAGE PROPOSAL 2HARRY membawa mobilnya memasuki sebuah kawasan elit perumahan yang bisa dibilang terlampau luas. Kawasan itu nyaris kosong, hanya ada beberapa rumah yang berdiri di sana. Harry mengira salah satu dari rumah itu miliki Jullio.Jullio. Sejak semalam, Harry tidak bisa berhenti memikirkan pria itu. Harry terus bertanya-tanya, sejak kapan Jullio dan adiknya menjalin hubungan? Dan bagaimana mereka bisa bertemu? Apakah selama ini Harry terlalu sibuk dengan Gabe sehingga melupakan kepentingan adiknya sendiri? Dan jika benar Jullio dan Hillary menjalin hubungan, kenapa selama ini justru Angkasa, adik kandung Jullio yang sering terlihat bersama Hillary?Sejujurnya, sejak semalam, Harry tidak bisa tidur atau melakukan pekerjaannya dengan benar. Harry terus memikirkan semua kata-kata Hillary. Selain hubungan adiknya dengan Jullio, ia juga tidak bisa terus-menerus memikirkan Gabrielle. Bagaimana wanita itu menghabiskan sepanjang masa kehamilannya dengan J
BYE, ANGKASA.ANGKASA memasuki rumahnya dengan membawa beberapa kotak makanan. Ia sengaja membeli banyak makanan karena ada kakaknya sekaligus Hillary. Hillary mungkin lupa kalau hari ini adalah hari jadi mereka berdua. Selama ini, gadis itu sepertinya terlalu sibuk dengan urusan sekolah dan pendaftaran di universitas sehingga melupakan momen penting itu. Tak lupa, Angkasa juga membeli sebuah kue dengan tulisan happy 1st anniversary Angkasa & Hillary. Dan sebuah lilin angka 1. Sungguh romantic. Angkasa juga menyiapkan kado berupa cincin yang ia beli dari hasil penjualan aplikasi yang ia dirikan bersama teman-temannya.Saat ia sampai di ruang tamu, tempat di mana Hillary menunggunya, Angkasa tidak menemukan gadis itu di sana. Ia meletakkan kue dan makanan yang dipesan oleh kakaknya. “Hill?” Seru Angkasa sedikit keras.Tidak ada sahutan. Kening Angkasa mengkerut, pandangannya kesana kemari, mencari Hillary. Angkasa berjalan menuju kamar mandi lalu
A GREAT PLANJULLIO membuka mata perlahan saat mendengar getaran ponsel di nakasnya. Rasanya, sudah lama sekali ia tidak tidur senyenyak ini. Ini kali pertama Jullio merasa seluruh bagian dari dirinya sangat ringan bak kapas sehingga mungkin saja ia terbang saat tertiup angin. Seulas senyum terpancar dari bibi Jullio. Pria itu bergegas mengambil ponsel dan melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini.Hillary. Ah, sepagi ini Jullio sudah dibuat bahagia hanya karena melihat nama yang tertera di ponselnya. Jullio mengangkat panggilan dari kekasihnya. Rasanya menyenangkan sekali bisa kembali memanggil Hillary kekasihnya lagi. “Selamat pagi, sayang.” Gumam Jullio dengan suara serak khas bangun tidur.“Selamat pagi, calon suami.” Sahut Hillary dari seberang.Mendengar hal itu, Jullio lantas tertekekeh. Ia tidak menyangka kalau Hillary akan memanggilnya seperti itu. Sama sekali tidak. Rasanya, baru kemarin mereka berbaikan setelah hampir
ONCE AGAINHILLARY memejamkan matanya lagi saat merasakan sentuhan tangan Jullio di kepalanya. Entah sudah berapa lama mereka tertidur. Setelah puas melepas kerinduan, Jullio dan Hillary terlelap begitu saja dengan tubuh masih saling bertautan. Hillary berada di atas tubuh kekar Jullio, salah satu posisi yang membuat keduanya memiliki satu sama lain dan mustahil dipisahkan."Jam berapa sekarang?" gumam Hillaru di dada Jullio."Entah. Apa kau mau pulang?" Jullio balik bertanya. Tangannya mengusap rambut lembut Hillary. Dan meski tubuhnya merasa keram karena harus menahan beban gadis itu, Jullio tidak keberatan sama sekali dengan semua itu.Hillary menggeleng. "Aku bisa mengakan kepada Harry kalau aku menginap di rumah temanku."Senyum Jullio terbit. "Apa kau mau menginap di sini?"Hillary mengangkat wajahnya, memandang Jullio yang masih menyunggingkan senyuman. "Kalau boleh aku mau tinggal di sini lagi.""Rumah ini milikmu, sayang."
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.THE PAIN.JULLIO mengembuskan napasnya perlahan. Pria itu menunggu sekian menit setelah mobil yang ditumpanginya berhenti di depan rumah. Seorang supir membuka pintu dan ia bergegas turun. Jullio berjalan perlahan melewati taman dan kolam kecil di depan rumahnya. Satu minggu berlalu sejak terakhir kali ia meninggalkan rumahnya dan situasinya masih sama seperti hari-hari sebelum ia pergi.Sesampainya di dpintu, Jullio melihat Gabrielle datang bersama putranya. Wanita itu menyunggingkan senyum terbaiknya. Meskipun awalnya Jullio mungkin membenci wanita itu, kini perasaannya tidak sama lagi. Jullio sudah memutuskan untuk menyukai Gabrielle dan menganggap wanita itu sebagai saudaranya. Dan bayi kecil dalam gendongan Gabrielle, Jullio bahkan sanggup menganggap anak itu putranya.&
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.AUNTY HILL.HILLARY tertegun saat mendengar ucapan Gabrielle. Ia ingin meminta Gabrielle mengulangi kata-katanya, tetapi hal itu hanya akan menambah kecanggungan di antara mereka berdua. Anak ini bukan anak Jullio. Hillary tidak akan melupakan kata-kata itu. Sekali Gabrielle mengucapkannya. Cukup sekali dan berhasil membuatnya merasa jauh lebih baik. Ya, setidaknya itulah yang diharapkan selama beberapa bulan terakhir. Kerap kali Hillary berharap Jullio bukan ayah biologis dari anak yang dikandung oleh Gabrielle sehingga kelak mereka bisa kembali bersama. Karena sampai sejauh ini, Hillary masih sangat mengharapkan Jullio. Namun, fakta baru itu belum tentu mengubah keadaan menjadi jauh lebih baik. Hillary tidak boleh menyimpulkannya terlalu cepat.“Maaf?” Hillary berusaha meng
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.MY BABY.GABRIELLE meletakkan anaknya yang masih berumur satu bulan ke dalam box bayi setelah anak itu kenyang menyusu dan tertidur pulas. Wanita itu lalu berdiri seraya memandangi putranya dengan perasaan haru. Gabrielle tidak menyangka, ia sudah menjadi seorang ibu sekarang. Seroang ibu dari anak yang tidak diakui oleh ayahnya sendiri. Jika mengingat bagaimana dulu ia nyaris menggugurkan kandungannya, sering kali Gabrielle merasa bersalah. Anaknya tidak berdosa, semua yang terjadi adalah murni kesalahannya dan Gabrielle seharusnya malu jika ia menyesali kehadiran anak itu dalam hidupnya.Tanpa ia sadari, senyuman manis tercetak di wajah cantiknya. Gabrielle sekali lagi mengusap pipi bayinya sebelum melangkah keluar, meniggalkan putranya sendiri di dalam kamarnya.Dengan enggan, Gabrielle
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.STUPID HEART.HILLARY mengembuskan napasnya perlahan. Senyumnya mengembang saat bel sekolah berdentang nyaring. Ada kebahagiaan yang tidak bisa ia sembunyikan dari siapa pun. Dan tampaknya, kebahagiaan itu juga dirasakan oleh sebagian besar murid di sekolahnya.Yap, hari ini, adalah hari terakhir ujian di sekolahnya. Setelah melewati serangkaian ujian yang membuatnya disibukkan dengan berbagai kelas dan mata pelajran, akhirnya Hillary bisa bernapas lega. Semuanya sudah dilewatinya dengan sangat baik. Hillary sudah berusaha semaksimal mungkin. Dan menurut perkiraannya, nilainya tidak akan mengecewakan. Sejauh ini, ia berhasil berada di posisi lima besar parallel. Freddy selalu menjadi nomor satu, lalu Axel dan disusul Elsa. Hillary nomor empat, tapi siapa peduli? Ia cukup puas dengan prestasi yang