"Kita bawa Rindu ke rumah sakit," perintah Fahri. "Bawa Rindu ke mobil saya!"
Tanpa berpikir lagi, Albani pun langsung menggendong Rindu dan membawanya masuk ke mobil Fahri. Sebelum pergi, Albani sempat berteriak pada Bu Risma tetangganya untuk menitip rumah.Bu Risma yang kebetulan melihat kejadian itu pun mengangguk dan langsung mengunci pintu rumah tetangganya itu.Dengan wajah prihatin, Bu Risma menatap kepergian mobil mewah yang membawa Rindu dan Albani saat itu.Berharap tak terjadi hal buruk menimpa pasangan suami istri itu.Sesampainya di rumah sakit Bersalin, Rindu langsung mendapati penanganan medis di ruang UGD sementara Fahri dan Albani di minta menunggu di luar.Saat itu Fahri tampak duduk tenang di salah satu kursi tunggu rumah sakit, sementara Albani terus berdiri mundar-mandir di depan pintu ruang UGD. Dua kelopak mata lelaki itu tampak memerah dan berair. Sepertinya, Albani benar-benar sangat mengkhawatirkan kondSatu bulan berlalu setelah kejadian di rumah sakit tempo hari.Semua berjalan seperti biasa.Albani membawa Rindu pulang dari rumah sakit pasca mengalami keguguran dan mendapat perawatan intensif selama beberapa hari di rumah sakit akibat pendarahan hebat yang dialami sang istri, bahkan Rindu sampai menghabiskan dua kantong darah untuk transfusi.Selama satu bulan ini Albani dengan sabar mengurus Rindu yang masih harus beristirahat total untuk memulihkan kembali kondisi kesehatannya.Jika biasanya Rindu yang seringkali bangun pagi untuk membuat sarapan, kali ini Albani yang harus turun tangan. Lelaki itu bangun pagi-pagi buta untuk membuatkan Rindu sarapan karena sang istri harus meminum obat. Lalu lelaki itu mencuci pakaian terlebih dahulu sebelum berangkat bekerja.Sore harinya selepas pulang bekerja, jika lelah Albani akan membeli makan diluar tapi jika dia tidak lelah Albani akan kembali memasak untuk mereka makan malam.Sem
Ini sudah satu bulan lewat setelah Fahri melaporkan Adelia Kartika Wibowo atas tuduhan perzinahan dengan asisten pribadi Adel sendiri yang bernama Damar Prasetyo.Kasus mereka masih berlanjut di jalur hukum dan sudah melalui dua kali tahap persidangan.Hari ini adalah hari sidang terakhir kasus tersebut di mana hakim akan memvonis ke dua terdakwa dengan hukuman setimpal sesuai perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.Dan hari ini juga, Fahri telah memutuskan untuk mencabut gugatannya atas diri Adel.Fahri jelas tidak rela, jika sang istri yang sangat dia cintai itu harus mendekam di penjara. Sebab apa yang Fahri lakukan terhadap Adel sejauh ini hanyalah untuk membuat Adel jera dan mengakui semua kesalahannya baik dihadapan Fahri maupun segenap keluarga Fahri sendiri.Fahri hanya ingin Adel bisa mengambil hikmah dan pelajaran atas semua kekacauan yang telah terjadi akibat sikap dan perilaku istrinya yang sudah melampaui batas.
Waktu terus berjalan.Musim berganti.Detak jarum jam terus berputar pada porosnya.Detik dan menit yang berlalu seakan menjadi penghitung mundur sisa kehidupan.Sebab itulah, manusia berlomba mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat.Hal-hal yang membahagiakan.Sama seperti apa yang kini sedang diusahakan oleh Albani dan Rindu yang harus membangun kembali tembok kepercayaan di antara mereka. Mengukuhkannya dengan benteng terkuat agar tidak lagi goyah apalagi lapuk termakan waktu.Jika kesetiaan itu modal utama bagi utuhnya bahtera rumah tangga, maka kepercayaan adalah pasangannya. Tanpa rasa saling percaya, niscaya sekokoh apapun dinding yang dibangun dalam membina biduk rumah tangga pasti akan hancur sewaktu-waktu.Setelah berusaha meyakinkan hati dan berdamai dengan keadaan, akhirnya Albani mampu memberikan kembali rasa kepercayaannya pada sang istri yang sempat hancur. Albani sadar dirinya tidak berarti apa
Rindu masih larut dalam pikirannya mengenai permintaan Mbak Delfa.Dia merasa kesulitan untuk menjelaskan pada Mbak Delfa mengenai asal muasal puisi itu.Puisi yang sebenarnya bukan hasil karya Rindu.Yap, puisi berjudul SAUDADE yang Rindu taruh di salah satu tulisannya itu memang bukan hasil karyanya sendiri melainkan hasil karya orang lain.Dan sampai detik ini, Rindu belum memiliki keberanian untuk meminta izin secara pribadi pada sang penulis puisi terkait tentang hal itu.Rindu paham dirinya bisa saja terkena masalah karena sudah mempublikasikan hasil karya orang lain tanpa izin ke publik apalagi itu demi keuntungan pribadi, hanya saja, Rindu tahu betul bahwa puisi itu memang ditulis oleh sang penulis untuk dirinya.Sejenak, ingatan Rindu pun kembali pada kejadian dua tahun lalu di puncak.Tepatnya di sebuah pendopo di tengah-tengah kebun teh.*"Boleh aku pinjem pulpen sama buku catatanmu, Rin?" u
Dua tahun berlalu.Waktu yang dirasa sangat singkat untuk Fahri dan Adelia lalui.Sejak hari di mana Adel dan Fahri memutuskan untuk kembali melanjutkan bahtera rumah tangga mereka yang hampir saja hancur, hari-hari setelahnya menjadi hari-hari terbaik bagi mereka.Perubahan signifikan atas sikap Adel membuat kepercayaan Fahri perlahan-lahan kembali.Jika sebelumnya Adel selalu bangun siang, kini dia lebih bisa bertanggung jawab menjalani perannya sebagai seorang istri.Pagi-pagi buta Adel sudah bangun dan langsung menyibukkan diri di dapur. Membuatkan sarapan untuk Fahri. Menyiapkan pakaian kantor sang suami, memakaikan dasi, dan tak lupa Adel sering menyiapkan bekal makanan untuk sang suami makan siang di kantornya.Karena seringnya Adel mengasah kemampuan memasaknya, masakan yang tadinya tidak enak, hambar atau seringkali keasinan lambat laun pun berubah menjadi makanan yang selalu Fahri rindukan karena rasanya yang sangat ena
Malam pertama Fahri dan Adelia menginap di kediaman utama keluarga Hendrawan di Surabaya setelah hampir setengah tahun mereka tidak pulang kampung karena kesibukan Fahri di kantornya di Jakarta.Suasana asri kota Surabaya seakan menyejukkan hati dan menentramkan jiwa-jiwa yang lelah karena terus berkutat dengan rutinitas membosankan di Jakarta."Besok kamu mau jalan-jalan kemana?" tanya Fahri saat dirinya selesai melakukan rutinitas wajib sebelum tidur di kamar mandi."Kemana aja, terserah kamu," jawab Adel acuh.Fahri mendekati Adel yang sedang asik menatap ponselnya. Fahri menarik selimut dan ikut menutupi sebagian tubuhnya seraya menjatuhkan kepalanya di atas bahu sang istri."Lagi liat apaan sih? Serius banget," tanyanya sambil mengintip apa yang sebenarnya sedang dilakukan Adel saat itu."Aku lagi baca cerita online, seru banget ceritanya," jawab Adel sambil senyum-senyum."Sejak kapan kamu suka baca?" tanya Fahri k
Detik berganti menit, menit berganti jam dan jam berganti hari.Waktu demi waktu berlalu seperti sebuah lantunan melodi indah bersyairkan kalimat-kalimat cinta yang romantis.Hari-hari yang dilalui ke dua pasangan suami istri, Fahri-Adel dan Rindu-Albani terasa begitu sempurna.Perhatian berlebih kerap diberikan para suami pada istri-istri mereka yang sedang hamil muda.Apapun hal yang diinginkan sang istri pasti akan diusahakan oleh si suami.Jika Rindu seringkali mengidam makan-makanan pedas, beda ceritanya dengan Adel yang seringkali ingin memakan-makanan manis.Intensitas mual ke dua bumil itu pun berbeda kadarnya.Jika Adel mengalami mual parah hingga mengharuskannya istirahat total tanpa sedikit pun melakukan aktifitas fisik, sementara Rindu terlihat masih bisa melakukan aktifitas normal meski terkadang dirinya sering merasa mual jika mencium aroma tubuh sang suami."Aku udah mandi kok Ndu, masa masih dibi
Akhirnya Fahri bisa bernapas lega setelah mendapati apa yang dia pesan sudah tersedia saat dirinya dan Adel sampai di lokasi pantai Ancol.Adel memekik girang saat mendapati apa yang menjadi keinginannya terwujud. Wanita berpakaian tertutup itu langsung berlari ke arah ayunan dan menaikinya. Wajah cantik Adel tampak berseri-seri dengan senyuman lebar yang terus menghiasi wajahnya.Sesungguhnya, tak ada pemandangan yang lebih indah bagi seorang Fahri Hendrawan ketika dirinya mendapati sebuah senyuman merekah di wajah istrinya. Bahkan pemandangan itu bisa mengalahkan segala pemandangan indah yang ada di muka bumi."Udah puas sekarang? Mau apa lagi, Bumil cantik?" tanya Fahri yang berdiri setengah membungkuk bak seorang pelayan kerajaan.Adel terkekeh. "Aku mau, kamu temenin aku di sini Beb, kita selfie yuk?" ajak Adel sumringah.Fahri pun menurut. Setelah dia menggulung lengan kemeja hitamnya sampai siku, Fahri mengeluarkan ponsel di saku c