Apakah Leo dan Rania akan benar-benar berpisah?
🏵️🏵️🏵️Hati Leo kini makin sakit karena Azzam membukakan pintu untuk Bayu. Kedua pemuda itu pun memasuki rumah. Leo tidak ingin beranjak dari rumah itu, ia memilih duduk di kursi teras. Ia berharap agar keluarga Rania bersedia memberikan maaf untuknya.Kesalahan yang Leo lakukan, kini membuat dirinya seperti orang asing di rumah mertuanya sendiri. Ia masih tetap memikirkan cara agar dapat kembali meluluhkan hati Rania. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya sangat menyesal atas apa yang menimpa wanita yang ia cintai tersebut.Leo pun membuka ponselnya. Ia menatap wajah Rania di layar benda tersebut. Ia tidak kuasa melihat kehamilan sang istri yang kala itu baru memasuki usia tiga bulan. Tanpa diminta, air mata Leo pun akhirnya jatuh membasahi pipi. Ia menyadari, setelah kandungan Rania makin membesar, hanya sekali saja ia menyentuhnya. Itu merupakan sentuhan pertama dan terakhir.Di sini, Leo sangat bersedih dan terluka karena mengingat sang buah hati yang belum sempat melihat dunia. Se
🏵️🏵️🏵️“Help me, please.” Rania menyusun sepuluh jari kepada pemuda yang saat ini berada di sampingnya.“Who are you?” Pemuda itu bertanya heran.“You don’t know me, but you must help me now.”Rania langsung menggunakan bahasa asing karena ia sangat yakin kalau orang pemuda tidak tahu bahasa Indonesia. Wajah orang itu sangat mirip dengan aktor Thailand favoritnya, James Jirayu.“Please, help me.” Rania kembali membuka suara. Kali ini, ia tidak dapat menahan air matanya agar tidak jatuh hingga membuat pemuda tersebut makin bingung.“Kamu ada masalah apa?” Kini, justru Rania yang terkejut mendengar pertanyaan pemuda itu.“What? Abang bisa bahasa Indonesia? Abang bukan bule?” Rania masih belum percaya dengan apa yang ia dengar tadi.“Yes. Papi saya asli Indonesia. Jadi, saya bisa ngomong bahasa Indonesia.”“Bagus, deh. Saya pun bisa ngomong dengan leluasa.”“Kenapa kamu masuk mobil saya? Saya buru-buru mau ngantor.” Pemuda itu kembali bertanya. Ia sangat terkejut karena Rania memasuki
🏵️🏵️🏵️Leo Archen Wirawan sangat heran melihat sikap Rania—gadis yang baru ia kenal. Ia tidak pernah membayangkan akan bertemu dengan seseorang yang menurutnya sangat langka. Ia menganggap Rania terlalu berlebihan karena mereka sebelumnya tidak saling kenal.Ia kembali mengingat kenapa dirinya harus berada di depan kampus Rania tadi. Semua itu terjadi karena ia harus mengantarkan berkas Bu May Sanoh Wirawan—ibunya, yang tertinggal di rumah.Telah lima tahun lamanya, Bu May menjadi donatur di STIE Pembangunan—kampus Rania. Ia memiliki impian untuk mengembangkan kampus tersebut karena telah melahirkan banyak sarjana berprestasi. Salah satunya, adik Pak Zainal Wirawan—ayah Leo.“Bisa diam, nggak, sih? Nggak usah cerewet, deh. Saya harus fokus nyetir.” Leo mengingatkan Rania.“Saya hanya ingin agar tas dan buku-buku saya kembali. Itu aja.” “Ini saya udah berusaha bantu. Jadi, jangan bawel.”“Bilang aja kalau Abang nggak ikhlas bantuin saya.” Rania meruncingkan bibirnya. “Kalau saya n
🏵️🏵️🏵️Rania tidak pernah menyangka kalau pemuda yang baru ia kenal seminggu yang lalu, kini sedang berbincang dengan kedua orang tuanya. Baginya, ini merupakan hal yang sangat langka. Padahal selama ini, tidak sedikit laki-laki yang berkenalan dengannya, tetapi tidak senekat Leo.Pak Bagas Wardana—ayah Rania, melemparkan senyuman kepada putri bungsunya lalu meminta gadis itu duduk. Sementara Bu Farida—ibu Rania, masih tertegun melihat ketampanan Leo. Ternyata Pak Bagas memperhatikan sikap istrinya tersebut.“Kita ke ruang TV, yuk, Mah.” Laki-laki itu berdiri lalu meraih tangan Bu Farida.“Papa duluan aja. Mama mau ikutan ngobrol.” “Mama ada-ada aja. Biarkan mereka ngomong berdua. Masa mau ikut campur urusan anak muda.” Pak Bagas tetap masih bersikeras menghentikan keinginan istrinya.“Iya, deh.” Bu Farida pun, berdiri. “Om dan Tante ke dalam dulu, ya, Nak Leo.” Wanita itu menunjukkan deretan gigi putihnya di depan Leo lalu ia dan sang suami beranjak dari ruangan itu.“Abang kenap
🏵️🏵️🏵️Cuaca tampak cerah walaupun hari sudah sore. Leo sangat menikmati suasana saat ini, tetapi tidak dengan Rania. Gadis itu masih bingung harus menentukan keputusan. Ia tidak mengerti kenapa pertemuannya dengan laki-laki yang baru ia kenal itu, akhirnya membawa perasaan yang membingungkan.Saat ini, posisi Leo dan Rania sedang duduk berhadapan. Mereka masih terdiam dengan pikiran masing-masing. Leo ingin memulai pembicaraan, tetapi merasa sungkan karena melihat wajah Rania yang murung.Sementara itu, Rania tidak tahu harus memulai dari mana untuk memberikan jawaban kepada Leo. Ia mengaku mengagumi pemuda itu, tetapi pernikahan belum tebersit dalam benaknya karena belum siap menjadi seorang istri.“Apa jawaban kamu, Nia?” Leo pun akhirnya membuka suara.“Aku harus jawab apa? Kenapa kamu senekat ini?” Rania mulai menunjukkan wajah kesalnya.“Apa salah jika aku ingin menghalalkan gadis yang kudambakan?”“Dambakan? Apa kamu nggak ingat kalau pertemuan kita hanya dua jam? Itu sama d
🏵️🏵️🏵️Leo sangat terkejut mendengar teriakan Rania. Pemuda itu segera berlari menuju pintu kamar mandi. Ia panik karena takut terjadi sesuatu terhadap istrinya. Ia pun mengetuk pintu sambil memanggil gadis yang ia cintai tersebut. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa Rania baik-baik saja.“Sayang, ada apa? Buka pintunya!” Rania tidak memberikan respons, tetapi justru makin takut karena lampu yang berada tidak jauh darinya, berkelip tidak hanya sekali. Ia pun memilih keluar dari bathtub lalu meraih handuk untuk menutupi tubuhnya. Ia berniat akan mengenakan pakaian, tetapi dirinya lupa kalau tadi tidak membawa baju ganti.Kini, ia tidak memiliki pilihan lain. Ia berpikir akan meminta Leo mengambil pakaiannya di tas yang ia bawa dari rumah orang tuanya. Namun, ia bingung karena merasa canggung jika Leo harus melihat isi tasnya. Ia benar-benar dihadapkan pada situasi yang serba salah.“Sayang, kenapa diam aja? Buka pintunya. Kamu baik-baik aja, ‘kan?” Leo kembali mengetuk pintu.Mendeng
🏵️🏵️🏵️Malam ini merupakan malam kedua untuk Rania tinggal di rumah Leo. Saat ini, anggota keluarga yang masih berada di rumah sang mertua adalah kakek dan nenek Leo dari pihak ayahnya. Mereka bersemangat berbincang bersama. Sementara Rania dan Leo lebih memilih menjadi pendengar.Kakek dan nenek Leo menceritakan masa lalu anak sulung mereka—Pak Zainal. Saat masih sekolah, laki-laki itu termasuk siswa nakal dan keras kepala. Oleh karena kenakalannya, ia beberapa kali mendapat surat panggilan dari kepala sekolah.“Dulu, papi mertuamu, nih ... nakal, Nia. Beda dengan pakcik dan makcikmu.” Bu Julia—nenek Leo, melihat ke arah Rania. Mahasiswi itu memberikan respons dengan tersenyum.“Tapi kenakalan saya nggak turun ke Leo, Mak.” Pak Zainal memberikan respons. Sementara Rania melirik ke arah Leo. Wanita itu tiba-tiba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Baginya, suaminya itu usil.“Leo, kan, anak baik.” Pak Thamrin—kakek Leo, langsung mem
🏵️🏵️🏵️Serba salah, itu yang Leo rasakan saat ini. Ia tidak bermaksud untuk menyembunyikan apa pun dari Rania. Ia sengaja tidak memberitahukan tentang dirinya yang tinggal di Tanjungpinang sejak kecil. Ia melakukan itu karena ingin memberikan kejutan.Akan tetapi, rencana Leo yang ingin menceritakan langsung tentang masa-masa sekolahnya kepada Rania, akhirnya gagal karena penjelasan sang ibu. Ia menyesal karena tidak memberitahukan niatnya terlebih dahulu kepada wanita yang telah melahirkannya itu.“Lagi lihat siapa, Bro?” tanya Damar—sahabat Leo, lima tahun yang lalu. Kala itu, Leo masih memakai seragam putih abu-abu dan duduk di bangku kelas dua belas. Saat itu, ia baru selesai menyelesaikan UN.“Kok, aku baru lihat cewek cantik itu, Bro?” Leo terpana melihat seorang siswi yang baru keluar dari sekolahnya. Siswi tersebut merupakan pendamping hidupnya sekarang.“Ke mana aja, Bro? Makanya jangan sibuk dengan fans, sampai nggak tahu ada cewek cantik di sebelah.” “Kau kenal dia?” Leo
🏵️🏵️🏵️Hati Leo kini makin sakit karena Azzam membukakan pintu untuk Bayu. Kedua pemuda itu pun memasuki rumah. Leo tidak ingin beranjak dari rumah itu, ia memilih duduk di kursi teras. Ia berharap agar keluarga Rania bersedia memberikan maaf untuknya.Kesalahan yang Leo lakukan, kini membuat dirinya seperti orang asing di rumah mertuanya sendiri. Ia masih tetap memikirkan cara agar dapat kembali meluluhkan hati Rania. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya sangat menyesal atas apa yang menimpa wanita yang ia cintai tersebut.Leo pun membuka ponselnya. Ia menatap wajah Rania di layar benda tersebut. Ia tidak kuasa melihat kehamilan sang istri yang kala itu baru memasuki usia tiga bulan. Tanpa diminta, air mata Leo pun akhirnya jatuh membasahi pipi. Ia menyadari, setelah kandungan Rania makin membesar, hanya sekali saja ia menyentuhnya. Itu merupakan sentuhan pertama dan terakhir.Di sini, Leo sangat bersedih dan terluka karena mengingat sang buah hati yang belum sempat melihat dunia. Se
🏵️🏵️🏵️Hubungan yang awalnya baik-baik saja, kini sedang menghadapi masalah. Cinta yang dulunya selalu bersemi, sekarang berubah seperti ilusi. Kenyataan pahit yang tidak pernah terpikirkan sama sekali, akhirnya menghampiri dua insan yang saling mencintai.Rania—wanita berparas cantik yang telah berusaha untuk tetap mempertahankan pernikahannya dengan Leo, kini akhirnya memutuskan kalau dirinya ingin terlepas dari ikatan suci. Ia mengaku tidak sanggup menjadi istri Leo.Sementara itu, Leo tetap memohon agar Rania mempertimbangkan keinginannya tersebut. Namun, Rania berkata bahwa semuanya telah terlambat. Wanita itu sangat yakin untuk segera berpisah dengan laki-laki yang telah mengubah statusnya dari gadis menjadi seorang istri.“Tolong pikirkan dengan matang, Sayang. Aku nggak sanggup jika harus berpisah denganmu.” Leo tetap memohon kepada Rania.“Hidupmu itu penuh dengan drama dan kebohongan. Kamu ninggalin aku selama tiga bulan, terbukti kalau kamu baik-baik saja. Kamu bahkan mem
🏵️🏵️🏵️Penyesalan selalu datang terlambat, itu yang Leo rasakan saat ini. Ia takut dengan ancaman wanita masa lalunya hingga tega mengorbankan istri yang telah menyerahkan segalanya untuknya. Sekarang Leo baru menyadari kalau selama ini, ia lebih mementingkan perasaan Laura daripada Rania.Leo telah dibutakan oleh rasa iba terhadap sang mantan kekasih. Ia tidak memikirkan seperti apa perasaan istrinya karena harus jauh darinya, apalagi dalam keadaan berbadan dua. Leo merasa sakit dan terluka ketika melihat wanita yang ia cintai, kini tidak berdaya.Sekarang, mobil yang membuat Rania terluka, akhirnya tiba di rumah sakit terdekat dari kejadian nahas itu. Setelah Leo menggendong Rania turun dari mobil, beberapa perawat pun membawa brankar. Mereka segera membawa wanita itu ke ruang IGD.Dokter akhirnya memeriksa keadaan Rania. Petugas medis itu menggeleng. Leo terkejut melihat reaksi dokter tersebut. Tidak menunggu lama, Rania disarankan agar segera menjalani operasi. Leo pun memberika
🏵️🏵️🏵️Sakit yang Rania rasakan sekarang, mengingatkan dirinya pada masa-masa sekolah. Dulu, ia sering dipuja dan diidolakan karena kecantikannya. Tidak sedikit pemuda yang mengaku patah hati karena penolakan darinya. Salah satu di antara mereka adalah Bayu.Bayu merupakan kakak kelas Rania ketika masih mengenakan seragam putih biru. Saat itu, ospek pertama dimulai, Rania hampir pingsan karena tidak sarapan. Sejak kecil, ia selalu menolak kalau orang tuanya memintanya sarapan.Perut Rania tidak bisa diajak kerja sama jika diisi di bawah jam tujuh pagi. Setiap ia mencoba sarapan sebelum berangkat sekolah, maka ia akan merasa mual hingga mengeluarkan makanan yang telah masuk.Rania akhirnya memilih langsung pergi sekolah kala itu walaupun ia belum sarapan. Ketika kegiatan ospek hari pertama selesai, Rania pun lemas dan hampir pingsan. Saat ia tidak berdaya, Bayu—laki-laki tertampan di sekolahnya kala itu, memberikan bantuan.Perkenalan mereka pun berawal dari kejadian itu. Setelah beb
🏵️🏵️🏵️Dua bulan lamanya, Rania tidak bertemu dengan Leo. Laki-laki itu mengaku masih sibuk membantu kakeknya di perusahaan. Rania tetap berusaha untuk percaya dan bertahan demi calon bayinya. Namun, sejak Leo berangkat ke Thailand, Rania lebih memilih tinggal di rumah orang tuanya. Wanita itu tidak kuasa mengingat semua kenangan bersama sang suami di rumah mertuanya. Kadang Rania bingung, kenapa Leo masih tetap bertahan tinggal di Thailand. Pak Zainal dan Bu May memberikan informasi bahwa perusahaan kakek Leo, kini sudah tidak bermasalah lagi. Semuanya telah kembali seperti sediakala.“Kenapa kamu betah banget di sana, Bang?” tanya Rania kepada Leo dua hari yang lalu melalui telepon.“Aku masih sibuk, Sayang.” Hanya itu alasan yang Leo berikan.“Kamu nggak ingin melihat perkembangan kehamilanku? Sejak aku hamil tiga bulan, kamu pergi. Sekarang perutku udah makin membesar. Kamu tega nggak pulang selama dua bulan. Aku nggak ngerti dengan jalan pikiranmu, Bang.” Rania sangat sedih ka
🏵️🏵️🏵️Leo disambut oleh Bu Kao—ibu Laura. Wanita paruh baya itu meminta pria yang dicintai putrinya tersebut agar duduk di samping tempat tidur Laura. Leo pun mengangguk lalu melangkah mendekati sang mantan kekasih yang sedang terbaring lemah.Bu Kao bahagia karena apa yang Laura inginkan, kini menjadi kenyataan. Laki-laki yang sangat dicintai anak semata wayangnya itu, akhirnya tiba di kediaman mereka. Bu Kao sangat yakin kalau saat ini, Laura juga merasakan hal yang sama.Leo pun bertanya tentang penyakit yang diderita Laura kepada Bu Kao. Wanita paruh baya itu menjelaskan bahwa anaknya mengidap penyakit leukemia. Setelah mendengar penuturan Bu Kao, Leo kaget karena tidak pernah menyangka kalau Laura merasakan penderitaan seberat itu.“Sejak kapan dia sakit, Tante?” tanya Leo kepada Bu Kao sembari menunjuk ke arah Laura, menggunakan bahasa Thai.“Hampir dua tahun.” Bu Kao menunjukkan wajah sedih.Sebelumnya, Leo tidak pernah tahu kalau Laura mengidap penyakit yang berat seperti s
🏵️🏵️🏵️Senin siang, akhirnya Leo kembali menginjakkan kaki di negara kakek dan nenek dari pihak ibunya. Walaupun dengan berat hati, ia tetap harus berangkat demi tanggung jawab. Ia sadar sebagai cucu tunggal yang harus memberikan yang terbaik untuk keluarga yang sedang dalam masalah.Bangkok yang kini berganti nama menjadi Krung Thep Maha Nakhon adalah ibu kota, juga kota terbesar di Thailand. Kota ini terletak di tepi barat Sungai Chao Phraya, dekat Teluk Thailand. Krung Thep Maha Nakhon merupakan salah satu kota berkembang terpesat dengan ekonomi yang dinamis dan kemasyarakatan yang progresif di Asia Tenggara.Kota tersebut merupakan tempat Leo melanjutkan pendidikan setelah lulus SMA dari Tanjungpinang. Ia memilih Chulalongkorn University kala itu. Kampus tersebut merupakan Institusi pendidikan tertinggi tertua di Thailand yang awalnya didirikan oleh pemerintahan Raja Chulalongkorn sebagai Sekolah Abdi Kerajaan pada tahun 1902 silam. Namun sekarang, institusi ini lebih jauh berke
🏵️🏵️🏵️Istri mana yang tidak luluh jika suaminya berusaha meminta maaf, apalagi kesalahan itu tidak sepenuhnya berasal dari sang suami. Hal itu yang Rania rasakan saat ini. Ia tidak mampu menolak apa yang Leo lakukan. Ia seolah-olah telah terhipnotis oleh pesona laki-laki tersebut.Leo menyandarkan kepala Rania ke dadanya, tidak ada penolakan sama sekali. Leo sangat lega karena Rania kini tidak menangis lagi. Namun, ia masih tetap memikirkan apa yang mertua dan kakak iparnya pikirkan saat ini setelah mendengar tangisan Rania tadi.Leo tidak tahu kenapa dirinya tidak mampu bersikap tegas terhadap Rania setelah mereka menikah. Ia bahkan berjanji ingin selalu memenuhi apa pun yang Rania inginkan. Ia mengakui bahwa dirinya terlalu mencintai istrinya itu.“Duduk dulu, ya, Sayang. Aku ambilin air putih ke dapur.” Rania pun duduk di tempat tidur.Saat Leo akan melangkah, Rania langsung meraih tangannya. “Jangan pergi! Aku mau kamu di sini.” Leo tersenyum melihat sikap Rania, ia pun langsu
🏵️🏵️🏵️Bunga yang baru berseri, kini tiba-tiba layu. Hati yang telah memberi, sekarang seakan membeku. Siapa yang akan menduga kalau hubungan yang awalnya baik-baik saja, saat ini sedang diuji. Pernikahan yang baru berjalan beberapa bulan, sekarang dilanda kebingungan.Rania tidak mampu membendung air matanya yang kini telah menganak sungai. Sebelumnya, ia tidak pernah berpikir kalau seseorang yang dulu mengisi hati Leo, kini kembali membawa luka. Ia merasa terlalu polos karena selalu yakin dan percaya bahwa pernikahannya akan baik-baik saja.Kepercayaan dalam diri Rania, akhirnya kini goyah. Wanita itu tidak ingin menyalahkan Leo, tetapi ia hanya merasa heran karena suaminya tidak segera memblokir nomor kontak yang telah membuat perasaannya sekarang tercabik. Ia tidak mengerti dengan hati Leo yang sebenarnya.[Apa kamu lupa dengan apa yang kita lakukan dulu?]Rania membaca pesan masuk di ponsel Leo menggunakan bahasa Thai. Dadanya sesak. Ia ingin melampiaskan kekesalannya saat ini