Share

KEBAHAGIAAN YANG MEMBUAT DINDA KALUT

“Nduk, baca doa. Mohon pertolongan pada Allah,” ucap Bu Teti saat melihat Dinda berlinangan airmata.

“Kenapa gak ada selesainya musibah ini, Bu? Aku harus bagaimana lagi?”

Dinda menunduk sembari mengusap genangan air mata yang seakan-akan tak mau menyusut.

“Sudah, Nduk! Insyaallah masih ada jalan. Gak boleh putus asa.”

Setiba di klinik, ibu dan anak bergegas menuju loket pendaftaran lalu ikut antre. Dinda dan Bu Teti duduk menunggu di bangku panjang dengan beberapa pasien lain. Seorang wanita tua menghampiri Dinda lalu duduk di bangku kosong sebelah.

Wanita tersebut menatap lekat ke perut Dinda, hingga membuat risih sang wanita muda.

“Bu, boleh tukar tempat duduk?”

“Ada apa, Nduk?”

Dinda tak menjawab, tetapi telunjuknya mengarah ke wanita tua. Bu Teti segera bergeser untukbertukar tempat. Beberapa menit kemudian, nama Dinda dipanggil petugas. Ia dan sang ibu bangkit lalu melangkah ke ruang dokter kandungan.

Sampai di dalam, Dinda diminta ke toilet untuk mengambil simple urine. Ia dipe
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status