Beranda / CEO / JERAT PESONA CEO DINGIN / BAB 79 ANNA MENGGODA RAY

Share

BAB 79 ANNA MENGGODA RAY

Penulis: Sigma Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Anna mengerjapkan matanya yang mengembun, ia tidak menyangka, kalau Ray memperhatikan dirinya. “Saya hanya memikirkan asyiknya bermain salju.”

Ray melayangkan tatapan menyelidik kepada Anna, ia merasa ada yang disembunyikan oleh Anna dan ia tidak mau mengatakan kepadanya. “Kau sudah tidak sabar untuk bermain salju, apakah itu permintaan dari bayi yang sedang kau kandung?” Tanya Ray.

Secara otomatis tangan Anna terulur untuk menyentuh perutnya, begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Ray. “Sepertinya memang begitu.”

Ray menghela napasnya, ia mengatakan kepada Anna, karena tidak mau bayi yang ada dalam perut Anna terus merengek untuk bermain salju. Ia akan membawa Anna sekarang juga untuk bermain.

Keduanya bangkit dari duduk mereka berjalan menuju halaman rumah, yang sudah tertutup oleh salju.

Anna mulai mengumpulkan butiran salju untuk ia bentuk menjadi boneka, Sementara Ray hanya diam saja, ia merasa usianya yang sudah lebih dari 40 tahun tidak pantas bermain boneka salju.

“Ayolah, R
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   ANNA DEMAM

    Mendengar apa yang dikatakan oleh orang kepercayaannya, Ray langsung saja menjadi bersemangat. ‘Cepat kamu tangkap orang itu, sebelum ia kabur lagi!’ perintah Ray di sambungan telepon.‘Baik, Tuan! Nanti akan kami kabari kembali, setelah kami berhasil menangkap orang itu,’ sahut orang kepercayaan Ray di ujung sambungan telepon.Ray menutup telepon, ia berjalan keluar ruang kerjanya kembali ke kamar. Alangkah terkejutnya Ray, saat melihat wajah Anna yang pucat dan bibirnya terlihat kering.Dengan langkah panjang ia sampai di dekat Anna. Didengarnya Anna bersuara, “Haus!”“Tunggu, Sayang! Akan saya ambilkan.” Ray mengambil botol air mineral, lalu menuangnya ke dalam gelas.“Apakah kamu bisa bangun?” Tanya Ray.Dengan suara lemah Anna berkata, “Iya.”Melihat Anna yang kesulitan untuk bangun, Ray dengan sigap membantu Anna. Ia memegang punggung istrinya itu, kemudian ia beri tumpukkan bantal untuk Anna bersandar. Setelahnya, Ray mengambil gelas berisi air untuk diminum Anna.Anna meminum

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 73 TAMAN BUNGA MISTERIUS

    Anna menatap Ray dengan bingung. “Kenapa kau bertanya, seperti itu? Apakah kau dalam bahaya?” Tanya Anna, dengan suara bergetar.Raut wajah Ray dingin dan tak terbaca. Ia tidak menjawab pertanyaan Anna, tetapi langsung saja berjalan pergi.“Saya akan setia menunggumu mengatakan cinta kepadaku, tetapi saya tidak akan ragu untuk mengatakan, kalau saya mencintaimu, Ray! Saya akan setia kepadamu,” ucap Anna lantang.Langkah Ray terhenti, ia membalikkan badan lalu berjalan cepat mendekati Anna. Diangkatnya Anna, yang langsung melingkarkan kaki di pinggang Ray, agar ia tidak terjatuh.Ray mencium bibir Anna dengan dalam, sampai istrinya itu mendesah karenanya. “Terima kasih, untuk cintamu dan maaf, saya belum bisa mengatakan hal yang sama.”Anna tertegun, karena untuk pertama kalinya Ray mengatakan maaf. Walaupun ia menyimpan rasa kecewa, karena suaminya itu belum mau mengatakan cinta kepadanya, karena Anna merasa pria itu sebenarnya mencintainya.Ray menurunkan Anna, kemudian ia melepaskan

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   RAY DAN BOB

    Raffael terdiam sejenak, ia terlihat, seperti berpikir. “Anna tidak akan melirik lelaki lain! Ia mencintaiku dan ia tidak akan berpaling dariku,” tegas Ray.Bob menatap Ray dengan lekat, ia merasa peduli kepada Ray yang pernah dikecewakan oleh wanita. “Pernahkah kau berpikir, kalau Anna bersedia menikah denganmu demi uang? Ia terlihat begitu muda bisa saja dirinya memiliki ambisi rahasia dan dirimu merupakan batu loncatan, agar ia bisa meraih tujuannya.”Ray memberikan tatapan tajam menusuk kepada Bob. Ia memukulkan kepalan tangannya ke atas meja dengan keras. Dengan suara bergetar, karena emosi ia mengatakan Bob hanya iri saja, karena ada seorang wanita muda yang bersedia menikah dengannya. Dan wanita itu mencintainya.Bob menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, ia terlihat tidak terpengaruh dengan kemarahan yang diperlihatkan oleh Ray. “Kau tentu mengetahui, bukan diriku ini tidak hanya sekedar asistenmu saja, tetapi saya juga adalah sahabatmu.”“Saya hanya menginginkan kamu

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   RAY CEMBURU KEPADA GURU ANNA

    ‘Apa! Ray berteriak di ujung sambungan telepon, begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Anna. Ia menggeram marah dan seakan tidak percaya mendengarnya.Bob yang duduk di samping Ray dan mau tidak mau mendengar apa yang dikatakan oleh Anna, meelalui sambungan telepon. Ia hendak menertawakan Ray, tetapi ia juga merasa kasihan kepada sahabatnya itu.Didengarnya Ray mengatakan kepada Anna, agar melakukan panggilan video, karena ia ingin melihat wajah pria itu.‘Baiklah, Ray!’ sahut Anna, melalui sambungan telepon.Mata Ray melotot dan terdengar umpatan nyaring keluar dari bibirnya, sehingg membuat Bob yang duduk di sebelahnya langsung menoleh.Ia merasa penasaran, dengan wajah pria yang menjadi guru Anna, karena sampai membuat Ray berteriak marah, seperti itu.Bob bersiul, begitu melihat wajah pria dalam layar ponsel Anna, dengan ringan ia berkata, “Berat, Ray! Sainganmu masih muda.”Ray memalingkan wajah melihat Bob, dengan tatapan yang seakan hendak membunuh Bob.Bob mengangkat kedua t

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   PERNYATAAN CINTA RAY

    Ray diam memperhatikan Anna yang menangis. Setelah dirasanya Anna sudah cukup meluapkan emosi, Ray menariknya ke dalam pelukan. Ia mengabaikan protes Anna, yang memukuli punggungnya dengan kepalan tangan mungi Istrinya itu. “Kamu salah, kalau berpikir seperti itu!”Anna dengan sengaja mengusap air matanya pada kemeja Ray. Ia benci, tetapi juga mencintai Ray. Dan ia tidak ingin pria yang menjadi suaminya itu mempermainkan perasaannya, setelah ia secara terbuka menyatakan perasaannya.Ray tersenyum kecil melihat Anna yang bertingkah, seperti anak kecil. Apa mungkin, karena usia istrinya itu yang masih 22 tahun, sementara ia sendiri sudah berumur. Ray mengusap punggung Anna diangkatnya dagu wanita itu, sehingga netra mereka bertemu.“Kamu tidak mau mendengar alasanku?” Tanya Ray, sambil menatap Anna, dengan lembut.Anna menatap Ray sendu, ia menggigit bibir untuk menahan isak tangis yang hendak keluar kembali. Ia memejamkan mata tidak tahan melihat mata Ray, yang menatapnya dengan lembut

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   REKAMAN SUARA RAY

    Claire tertawa mengejek mendengar apa yang dikatakan oleh Anna. Ia duduk di sofa ruang tamu dengan anggunnya. “Siapa kamu, yang merasa berhak menolakku berada di tempat ini? Kamu hanyalah seorang pelayan saja, yang berusaha naik tingkat, tetapi sayangnya hal itu tidak berhasil.”Anna menelan ludah dengan sukar, ia merasa lidah mantan istri dari suaminya ini terlalu tajam baginya. Ia berjalan dengan pelan dengan cara yang anggun.Dirinya duduk di sofa tunggal berhadapan dengan mantan istri Ray. Dengan suara yang tenang ia, berkata, “Cepat katakan apa maumu dengan datang ke sini dan setelah itu pergilah! Karena saya tidak mau berlama-lama melihat wajahmu.”Claire memberikan senyum mengejek di sudut bibir, dengan tatapan yang terkesan mencemooh. “Saya juga tidak sudi berlama-lama melihat wajahmu!”Claire membuka tas tangan yang dibawanya, kemudian ia mengeluarkan ponsel. Sementara Anna hanya diam saja, tetapi matanya tidak lepas mengamati apa yang dilakukan oleh Claire.Ia, kemudian mele

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   CINTA DAN CEMBURU

    Ray menggeram marah mendengarnya. Ia memberikan senyuman sinis yang terbit di bibirnya. “Tidak masalah sama sekali!”Ray bangkit dari duduk, lalu berjalan memasuki rumah. Ia langsung menaiki tangga dan menuju ruang kerjanya. Ia memang tidak peduli tidur di mana, biar saja Anna tidur sendiri di kamar mereka dan meredakan amarahnya.Sesampainya di dalam ruang kerja Ray langsung merebahkan badan di atas ranjang single. Dengan penutup kasur berwarna hitam. Ia berbaring, dengan berbantalkan kedua lengnnya.Peringatan yang ia berikan kepada Claire tidak didengarkan oleh mantan istrinya itu. Ia akan mencari cara lain, biar wanita itu berhenti mengganggu rumah tangganya. Dan juga ia sangat marah kepada Claire, karena sudah mendorong Anna.Dirinya harus mencari tahu, mengapa mantan istrinya bisa masuk ke rumahnya. Dan tidak ada yang melarang Claire memasuki rumahnya.Ray terbangun dari tidur untuk sesaat ia lupa, kalau dirinya tidak tidur bersama dengan Anna. Ia meraba kasur yang ada di sebel

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   ANNA MENJADI SEKRETARIS RAY

    Anna menelan ludah dengan sukar, ia merasa gugup mendengar nada suara Ray yang tegas, walaupun ia sudah sering mendengar tetap saja ia takut. “I-iya, Ray! Saya juga tidak suka dengannya.”Ray menegakkan badan, ia berlalu dari meja Anna dan duduk di kursi kerjanya yang empuk. Dinyalakannya komputer dan ia mulai memeriksa pekerjaan dari stafnya yang dikirim lewat email.Sementara Anna sendiri, pada awalnya ia sedikit bingung, karena tidak mengetahui apa yang harus dikerjakannya. Diperiksanya berkas yang ada di atas meja untuk ia pelajari. Anna menemukan catatan kerja mantan sekretaris Ray yang teratur, sehingga memudahkannya dalam memahami apa yang harus ia lakukan.Pintu ruang kerja Ray diketuk dan setelah dipersilakan, masuklah salah seorang staf Ray yang masih muda. Pada saat melewati meja Anna ia berhenti sebentar dan melihat ke arah Anna, dengan tatapan heran.“Siapa kamu? Dan mengapa kamu duduk di sini?” Tanya orang itu dengan tatapan penasaraan.Ia mengamati wajah cantik Anna den

Bab terbaru

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   AKHIR BAHAGIA UNTUK ANNA

    Ray yang berada di ujung sambungan telepon berseru memanggil nama Istrinya. ‘Anna! Apa yang terjadi? Siapa yang masuk kamarmu? Apa yang dilakukan orang itu?’ Tanya Ray tidak sabar.Sayangnya hanya suara dengung yang berasal dari ponsel Anna saja. Sementara Anna sendiri tidak memberikan jawaban kepada Ray.Makanan yang sudah ada di atas meja Ray terlupakan. Ia langsung menghubungi orang kepercayaannya.‘Halo, apakah kamu sudah sampai di salon tempat Istri saya berada?’ Tanya Ray, begitu sambungan telepon terhubung.‘Saya sedang dalam perjalanan, Tuan! Saya berusaha secepat mungkin untuk sampai di tempat Istri Anda berada,’ sahut orang kepercayaan Ray.‘Cepatlah!’ perintah Ray.Ray menutup sambungan telepon, ia berjalan keluar dari ruang kerjanya dengan terburu-buru. Sorot mata dan wajahnya yang penuh dengan amarah membuat staf hotel urung menyapanya. Mereka menghindari untuk berbicara dengan bos nya itu, daripada kena marah.Sesampainya di luar sopir Ray sudah siap membukakan pintu. Ia

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   KE SALON KECANTIKAN

    Anna yang sedari tadi terus-menerus untuk masuk kamar tidak dapat lagi menahan emosinya. “Mengapa tidak kamu dan pria itu, kalian semua memerintahkan kepadaku untuk masuk kamar? Apa kalian pikir saya akan aman di sana? Bagaimana, kalau pria itu menyusup masuk kamar, sementara kalian berdua tidak ada?”Ray menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal. Ia ingin bersikap tegas kepada Istrinya itu, tetapi ia juga harus jujur, kalau Anna pastinya merasa tidak yakin dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.“Turunlah kamu ke bawah! Dan lakukan apa yang tadi saya perintahkan,” tegas Ray kepada sopirnya.Sopir itu menganggukkan kepala, sambil memberikan sikap hormat kepada Ray. Ia berjalan meninggalkan Ray dan Istrinya yang tetap berada di tempat mereka berdiri.Ray merangkul pundak Anna, lalu membimbingnya untuk masuk kamar mereka. “Sekarang kita nikmati saja sarapan ini selagi masih panas.” ajak Ray ketika dilihatnya, kalau di atas meja sudah tersaji makanan dan minuman.Mau tidak mau An

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   ANNA DIAWASI

    Anna memejamkan mata, sebelum ia memutuskan untuk mengikuti perintah nakal dari suaminya. “Kamu membuatku bersikap liar, Ray!”Ray memasangkan bathrobe ke badan Anna, lalu memegang pundak Istrinya dengan lembut. “Ini belum liar, seperti apa yang kuinginkan!”Anna berjalan mendahului Ray keluar kamar mandi, sambil berkata, “Saya tidak akan mau memenuhi fantasimu untuk bersikap liar!”Dalam tiga langkah panjang Ray sudah berhasil mensejajari langkah Anna. Ia mengatakan kepada Istrinya itu, kalau dirinya tidak akan memaksa, tetapi Anna sendirilah yang akan melakukannya.Anna memutar bola mata, ia tahu pasti suaminya akan menggunakan pesona maskulinnya. Yang dengan mudah akan membuat Anna bersedia melakukan apa saja untuk menyenangkan suaminya itu.Keduanya, kemudian berganti pakaian bersih. Setelahnya, Anna dan Ray berjalan keluar kamar menuju ruang makan.“Ray! Saya merasa, kalau ada yang mengintip kita.” Anna berhenti berjalan, ia melihat ke arah jendela kaca. Ia tadi merasa melihat ad

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   MANDI BERSAMA

    Ray menjadi gusar mendengar apa yang dikatakan oleh Anna. Wajahya menjadi merah, dengan tatapan yang menyorot marah. “Kenapa menjadi pengecut, Anna? Kenapa kau suka sekali melarikan diri dari masalah?”Anna memaksakan diri untuk tetap menatap mata Ray, walaupun dalam hati ia merasa ciut melihat tatapan Ray. Kedua tangannya berkeringat dingin, tetapi ia harus menguatkan dirinya. “Saya buk annya ingin melarikan diri dari pesta itu. Hanya saja saya tidak yakin akan bisa menjadi seorang wanita yang anggun.”“Kamu terlalu memikirkan apa yang belum terjadi! Berhentilah untuk berpikir, seperti itu,” tegas Ray.Anna memejamkan mata, ia tampak berusaha untuk menenangkan dirinya, agar tidak berteriak kepada Ray, karena suaminya itu memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Satu hal yang berbeda dengan dirinya.Ia menjauhkan dirinya dari Ray berdiri di depan cermin besar. Dilihatnya pantulan dirinya, dengan mata yang sembab, karena terlalu banyak menangis. Dilepasnya ikat rambut, sehingga rambutn

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BERBINCANG SANTAI

    Anna mengambil pisau dari atas meja dapur, lalu ia genggam dengan erat. Jantungnya berdebar kencang, saat didengarnya suara langkah kaki dari arah luar rumah. ‘Ya, Tuhan! Siapa yang berada di luar dan tadi ia sudah masuk ke rumah ini? Diriku memang ceroboh, karena lupa mengunci pintu. Bagaimana, kalau itu adalah Derek dan ia mencoba untuk mencelakai diriku lagi?’ batin Anna.Tangan Anna terulur hendak menutup pintu dapur, ketika dilihatnya sebuah bayangan panjang. Lutut Anna terasa lemas, tetapi ia tetap memaksakan kakinya untuk tetap berdiri. Dengan tangan yang bergetar ia tetap memegang pisau berharap dapat dijadikan sebagai senjata untuk membela dirinya.“Anna! Apa yang kau lakukan berdiri di situ dengan pisau yang ada di tanganmu? Kau tidak mencoba untuk bunuh diri, bukan?” Tanya Ray dengan santainya.Mata Anna melotot tidak percaya, begitu melihat siapa yang berdiri di depannya. Pisau yang ia pegang jatuh ke lantai sampai menimbulkan bunyi yang nyaring.Begitu tersadar dari rasa

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BERBALIK ARAH

    Anna berjalan cepat mendekati Ray, begitu sudah dekat ia mengangkat kedua tangan hendak memukul dada bidang suaminya. “Kamu tidak punya hati, Ray!” maki Anna.Ray dengan cepat menangkap tangan Anna, lalu menghempaskannya dengan kasar. “Kamu yang sudah membuatku melakukannya!”Usai mengatakan hal itu Ray berjalan, lalu masuk mobilnya. Ia tidak peduli, ketika didengarnya suara tangis Anna.Sopir Ray menatap Anna dengan rasa tidak nyaman, karena melihat wanita itu bertengkar dengan bosnya sampai menangis.“Selamat tinggal, Nyonya Anna! Semoga Anda baik-baik saja.” sopir itu, kemudian memasuki mobil, karena ia mendengar suara tidak sabar dari tuannya.Anna hanya diam mematung tidak menyahut ucapan dari sopir Ray, yang memang tidak menunggu tanggapan darinya. Dipandanginya mobil itu perlahan menjauh sampai menghilang dari pandangan.Dirinya berjalan menuju bangku kayu yang berada di bawah pohon, lalu duduk di sana. Dirapatkannya jaket yang ia pakai, karena udara semakin dingin saja.‘Bagai

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   ANNA DAN BERTEMU KEMBALI

    Anna menjadi terkejut mendengar suara Ray, sampai-sampai keranjang telur yang ada di tangannya terjatuh ke rumput. “R-Ray! Kenapa kamu ke sini? Bukannya kamu lebih senang bersama dengan mantan Istrimu?” Tanya Anna dengan suara tersendat.Ray memejamkan mata dengan tangan ia kepalkan di samping badan. Ia harus menahan dirinya untuk tidak mengguncang tubuh Anna, agar Istrinya itu sadar akibat kekacauan yang telah dibuatnya.Anna mengamati Ray dengan takut-takut. Ia dapat melihat suaminya itu sedang menahan amarah dan itu semua dikarenakan dirinya. Ia juga dapat melihat, kalau Ray tidak dalam kondisi baik-baik saja.“Ka-kamu terluka Ray, apa yang telah terjadi kepadamu?” Tanya Anna, dengan suara pelan.Ray mendengus mendengar pertanyaan Anna. “Apakah kamu peduli kepadaku? Ataukah itu hanya sekedar pertanyaan basa-basi saja!” sindir Ray.Anna menghela napas, ia sudah menduga, kalau Ray akan bersikap skeptis kepadanya, setelah apa yang ia lakukan. Akan tetapi, kesalahan tidak sepenuh pada

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   PENCARIAN TERUS BERLANJUT

    Sopir itu membalikkan badan dengan gaya malas-malasan. Dimasukkannya tangan ke saku celana. Ia menatap Ray, dengan raut wajah tidak terbaca. “Istri Anda sudah meninggalkan apartemen ini.”Mata Ray melotot, dengan langkah yang tertatih ia mendekati sopirnya itu, lalu mencengkeram kerah kemejanya. “Kenapa ia bisa pergi dan kamu tidak bisa mencegahnya? Kamu tidak becus dalam menjalankan tugas, yang saya berikan!”Ray memaki sopirnya itu, ia mengangkat tangan ke udara hendak melayangkan pukulan ke wajah sopirnya itu, tetapi dengan cepat ia mengubahnya dan memukul dinding yang ada di samping kepala sopirnya itu, sehingga tangannya menjadi terluka.Dirinya berjalan menjauh dari sopirnya itu, lalu melihat ke sekeliling kamar apartemen yang baru disadari oleh Ray, bahwa apartemen itu terkesan sederhana dan tidak mempunyai banyak perabot.“Saya sungguh menyesal, Tuan! Namun, saya tidak akan berhenti untuk mencari keberadaan Istri Anda. Saya akan mencarinya sampai dapat dan membawa kembali Nyon

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   CLAIRE PEMBAWA MASALAH

    Ray menjadi terkejut, ia membalikkan badan. Ditatapnya pria yang baru saja melayangkan tinju ke arah pipinya, dengan keras. Ia berdiridari duduknya. “Saya juga tidak ingin berada di sini! Sekarang saya akan pergi dan katakan kepada istrimu untuk tidak menggangguku dan Istriku!”Ray berjalan menjauh dari suami Claire, dengan tangan terkepal di sisi badan. Ia gatal hendak balas menampar suami Claire. Hanya saja pria itu beruntung, karena Ray tidak ingin berurusan dengan pria itu.Ia hanya ingin cepat pergi dari tempat ini dan mencari keberadaan istrinya. Biar saja Claire menjadi tanggung jawab dari suaminya.‘Halo, apakah kamu sudah mendapatkan informasi kemana sopir taksi itu membawa istri saya?’ Tanya Ray, melalui telepon kepada sopir, sekaligus orang kepercayaannya.‘Saya saat ini sudah berada di depan gedung apartemen istri Anda, Tuan!’ sahut sopir Ray.‘Bagus! Saya sebentar lagi akan sampai di san. Tolong, kamu kirimkan alamatnya,’ ucap Ray.Ditutupnya sambungan telepon, lalu dima

DMCA.com Protection Status