Jerat Cinta 28Pagi-pagi sekali, Erlan sudah rapi. Dia akan melakukan konferensi pers tentang apa yang terjadi. Meminta maaf pada konsumen yang sudah dirugikan, akan bertanggung jawab, juga berjanji akan menyelesaikan dan mencari orang yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Melody membantu suaminya memakai kemeja dan dasi, wanita itu sudah mulai terbiasa melakukan. Dia sendiri sudah lebih dahulu rapi karena suaminya meminta dia untuk ikut serta, tak mau meninggalkan di kamar hotel sendirian. "Isi daya dong, saya akan melakukan sesuatu yang besar," pinta Erlan sembari memajukan pipinya pada Melody. "Tadi kan udah di kamar mandi, malah lebih dari cium," ucap Melody, wanita itu menjauhkan diri dari Erlan tak ingin riasannya berantakan. "Tadi belum full," sahut Erlan."Bagaimana belum full, tadi kan itunya di ..." Melody menggantung kalimatnya sambil menatap ke bagian bawah suaminya. Erlan tertawa lebar melihat tingkah istrinya yang menggemaskan. Melody yang tiba-tiba masuk
JERAT CINTA 29"Kenapa aku harus melakukannya di sini dan sekarang," protes Erlan. Tentu saja dia keberatan dengan permintaan istrinya itu."Itu agar kamu tidak minta mengisi daya pada Ariana," sahut Melody dengan mata membulat menatap suaminya."Astaga, Melody, bagaimana mungkin aku melakukan itu," bisik Erlan. Lelaki itu menatap pada Ariana, tak mungkin dia akan melakukan hal-hal seperti yang dia lakukan pada Melody. Mereka tidak pernah dekat secara emosional selama ini. Lagipula dia adalah tipe lelaki yang setia. "Mas Erlan, ayo cepetan," teriak Ariana tidak sabaran. Apalagi melihat ditambah melihat Melody yang seperti bertingkah, sengaja tak memberikan ini pada suaminya. "Jangan harap kamu bisa pergi, kalau nggak mau melakukan apa yang aku inginkan," ancam Melody, wanita itu mengengam erat pergelangan tangan Erlan. Baru kali ini Erlan harus menghadapi sikap aneh istrinya.Erlan menarik nafas dalam-dalam, sepertinya dia memang harus menekan rasa malu saat ini jika dia memang ing
Erlan berusaha mengurai pelukan Ariana namun wanita itu malah menarik tengkuknya hingga bibir lembut milik Ariana menempel pada bibirnya. Pria mana yang bisa menolak jika sudah seperti itu. Ariana bukanlah wanita yang tidak cantik. Dia cantik dan menarik, juga pintar dan berwawasan, Erlan sempat terbuai dalam panasnya ciuman Ariana. "Awas saja kalau kamu mengisi daya sama Ariana!" Suara Melody bergema di telinganya.Erlan segera mendorong tubuh Ariana. "Astaga, apa yang aku lakukan!" Erlan mengumpat dirinya sendiri dalam hati. Nafusnya memang mendadak naik, tapi beruntung logikanya masih berjalan. "Tidurlah, kau mabuk. Tidak akan sadar dengan apa yang kamu lakukan," ucap Erlan sambil berlalu meninggalkan Ariana. Di sisi lain, Ariana tampak geram karena merasa dicampakkan. Dia sudah menjatuhkan harga dirinya di depan pria yang dikaguminya, tapi nyatanya lelaki itu malah meninggalkannya begitu saja. Dia berjanji akan melakukan apa saja untuk mendapatkan pria itu. Erlan bergegas per
Jerat Cinta 31Melody sedang bersantai, menikmati pemandangan alam dengan posisi kaki dimasukkan ke dalam air. Kedua pasangan suami istri itu sekarang pindah menginap di alam terbuka. Alih-alih ingin berlibur ke luar negeri, berbelanja sesuka hati, Melody malah mengajak suaminya camping saat Erlan menawarkan Melody ingin apa setelah urusan pekerjaan Erlan di luar kota selesai.Wanita itu memang selalu memberi kejutan pada Erlan. Camping diusia setua ini, rasanya tentu saja enggan. Ribet, malas, Erlan beralasan. Akhirnya kedua memilih jalan tengah yaitu berkemah ala modern yang lebih dikenal dengan Glamping. Glamour camping atau glamping adalah salah satu istilah yang kini cukup populer di kalangan traveler. Glamping merupakan cara traveling modern, di mana berbagai fasilitas maupun akomodasi yang memadai telah disiapkan oleh pengelola. Dengan begitu, pengunjung bisa menikmati menginap di alam terbuka dengan nyaman dan tenang tanpa harus repot-repot memikirkan tenda, makanan, atau h
JERAT CINTA ISTRI MUDA 32Melody hanya bisa terdiam saat dirinya diintrogasi bagaikan terdakwa di rumah mertuanya sendiri. Di hadapannya sekarang ada dua orang wanita dengan usia berbeda sedang menanyainya. Mereka berdua adalah Ariana dan Santika, mertuanya. Hal yang ditanyakan padanya adalah kebenaran dia keguguran karena meminum obat penggugur kandungan. Hal itu benar adanya. Namun satu yang tidak benar adalah, bukan Melody yang meminumnya dan juga hal itu terjadi bukan karena bayi yang dikandungnya adalah anak haram. Anak yang bukan merupakan darah daging Erlan seperti yang dituduhkan padanya.Melody ingin menyangkal semuanya, namun siapa yang akan dia salahkan. Apakah Erlan, suaminya? Memang pria itulah yang bersalah dia yang menyebabkan Melody harus kehilangan bayinya. Tapi Melody tak mampu berkata-kata. "Mama kecewa padamu, Melody," ucap Santika. "Selama ini Mama sudah berusia menahannya, mama sudah tahu sejak kalian pulang dari berpergian waktu itu. Tapi benar kata Ariana. M
Jerat Cinta 33Erlan menceritakan bagaimana kronologi dia memaksa Melody meminum cairan penggugur kandungan, bagaimana dia memaksa istrinya meskipun wanita itu menolak dengan sekuat tenaga dan menangis dengan histeris. "Kenapa kamu lakukan itu, Erlan!" teriak Santika dengan murka. Wanita itu tidak menyangka jika putranya bisa melakukan semua itu. Bagaimana bisa, dan kenapa? Itu yang menjadi pertanyaannya sekarang. "Apa karena itu juga Melody memilih pulang pada orang tuanya, masih untung dia mau kembali ke sini. Kenapa kamu sekejam itu pada istri dan calon anakmu." Santika tampak sangat terpukul dengan pengakuan dan apa yang dilakukan oleh putranya."Kenapa kamu melakukan itu," cecar Santika. Erlan terdiam, sampai kapanpun dia tak akan mengatakan alasan sebenarnya. Kalau dia mengatakannya, bisa jadi celah orang lain untuk menyalakan istrinya. Dulu dia terlalu marah dan tergesa-gesa mengambil keputusan. Dia tak menyadari apa yang telah dilakukan pada istrinya hingga wanita itu bisa
Jerat Cinta 34Ariana kesal luar biasa sejak pulang dari rumah Erlan. Tak menyangka jika usahanya untuk membuat wanita itu keluar dari rumah itu gagal. Dia seakan tidak percaya Erlan membela Melody. Tapi satu yang menjadi pertanyaannya, kenapa Erlan melakukan itu. Alasan apa yang mendasarinya. Apakah awalnya Erlan berpikir seperti yang dia pikirkan, menanggap anak itu bukan anak Erlan. Ariana membuka ponselnya lalu tangannya dengan lincah menari di atas layar smartphone yang ada dalam genggamannya, tak lama kemudian dia menghubungi seseorang. "Cari tahu tentang wanita itu sejelas-jelasnya. Mulai dari dia kuliah hingga belum lama ini menikah," perintah Ariana pada seseorang di ujung telepon sana. Ariana menghela nafas panjang, rasanya dia belum ingin menyerah untuk mendapatkan pria idamannya dan menyikirkan wanita kemarin sore yang tidak menurutnya tak memiliki kelebihan sama sekali.***"Faya, apa yang kamu lakukan?" tanya Erlan pada putrinya. "Bawa baju Kak Melody ke kamar tamu.
"Bu, kita sudah sampai," ucap pria yang ada di balik kemudi mobil yang di tumpangi Melody. Melody yang tertidur, segera bangun begitu dibangunkan oleh pria yang mengaku salah satu karyawan Erlan tersebut. "Sudah sampai, Pak?" tanya Melody. "Sudah, Bu.""Hotel," gumam Melody, matanya memindai sekeliling yang memperlihatkan gedung bertingkat. Mereka berhenti tepat di depan pintu masuk. "Pak Erlan meminta saya membawa Ibu ke sini. Ini kartu akses masuknya, nomor kamarnya 439." Pria itu berkata sambil menyerahkan sebuah kartu pada Melody. "Mas Erlan menyuruh saya langsung ke kamar hotelnya?" tanya Melody memastikan. "Betul.""Ngapain sih Mas Erlan pakai acara menyuruhku ke hotel segala, mau ngapain coba," batin Melody. Namun, otaknya sudah dipenuhi dengan berbagai bayangan panas yang akan terjadi jika dia mendatangi suaminya sekarang. Melody segera turun dari mobil setelah menerima key card yang diberikan oleh sang supir. Dengan langkah ringan, wanita itu berjalan memasuki bangunan