Share

PERSETERUAN SERU

Author: Alexa Ayang
last update Last Updated: 2024-06-28 21:23:30

Candrakanti yang menerima tanda mata dari Sriti berupa hiasan pinggang milik Jentra menahan kesedihan dan kemarahannya.

"Kakang Jentra kau tega sekali. Mengapa kau mengkhianatiku lagi, apa semua yang kulakukan untukmu tidaklah cukup?"Tangis Candrakanti.

"Ada apa, Bu?"Tanya Gyandra pada ibunya. Candrakanti cepat-cepat menghapus air matanya supaya Gyandra tidak tahu kesedihannya.

"Tidak ada apa-apa ndhuk. Ibu hanya menunggu ayahmu, mengapa belum kembali juga?" Candrakanti berpura-pura tidak terjadi apapun. Gyandra tertawa melihat ibunya.

"Ibu ini lucu. Bukankah beberapa tahun selalu bersama ayah di Udarati, masak baru ditinggalkan sebentar saja sudah rindu lagi." Katanya.

"Kemarilah." Candrakanti memeluk putrinya yang telah beranjak dewasa itu.

"Nanti jika kau sudah menikah, kau akan merasakan bagaimana merindu pada suamimu dan kau juga akan merasakan apa yang ibu rasakan jika ayahmu belum kembali. Apalagi ini sudah hampir lebih enam minggu ayahmu belum kembali." lanjut Candrakanti.

"B
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   UJIAN KESABARAN

    "Kanti, maafkan aku." Kata Jentra sambil mendekap erat istrinya. Candrakanti tidak menjawab. Jentra tahu, hal ini pasti akan berbuntut panjang. Kesabarannya akan benar-benar diuji meskipun ia juga menyadari jika ini adalah kesalahannya."Marah, kesal, sedih tentu aku paham yang kau rasakan. Tetapi masalahnya tidak sesederhana itu." Jentra melanjutkan."Lalu apa yang bagimu sederhana kakang? Perempuan itu hamil dan dia bilang anak dalam kandungannya adalah anakmu. Sementara kau juga tidak berbuat apa-apa untuk anak perempuanmu saat Wiku Sasodara memotong rencana perjodohannya? Lalu apa yang bisa kuharapkan darimu Panglima Jentra? Apa kau begitu gagah di luar sana membela negara dan bangsamu tapi kau begitu lemah untuk melindungi keluargamu?" Tanya Candrakanti. Jentra terdiam. Apa yang dikatakan Candrakanti bukanlah hal yang keliru, tapi entah mengapa ia sendiri seperti terkunci dalam kotak yang tidak bisa dibuka dan membuatnya hanya bisa menerima sebuah kenyataan seperti kebenaran."Me

    Last Updated : 2024-06-29
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   SIASAT PANGERAN BALAPUTERADEWA

    Malam itu Jentra dipanggil menghadap Pangeran Balaputeradewa di perdikannya di Walaing. Sementara Rukma diminta Jentra untuk menjaga Candrakanti dan Gyandra supaya mereka tidak benar-benar meninggalkan Jentra, sekaligus membuat Rukma tidak harus menjawab pertanyaan Mahamentri I Halu terkait dengan kepergian Ganika. Jentra-pun duduk bersila menunggu kehadiran Pangeran Balaputeradewa. Saat Sang Pangeran datang, Jentra menerima perlakuan seperti saudara laki-laki jauh yang baru saja kembali. Pangeran Balaputeradewa memeluknya."Jentra, akhirnya setelah sekian lama kita bertemu lagi. Kenapa kau tidak pernah nampak menua?" Sambut Pangeran Balaputeradewa."Udara gunung sangat baik untuk kulit Gusti. Airnya-pun jernih dan murni sehingga kami benar-benar merasakan keberkahan dari semesta melalui semua anugerah alam yang seringkali kita abaikan." Jawab Jentra."Aku percaya Jentra. Kau semakin tampan saja, tidak berniat menambah istri? Jika kau berminat, aku bisa mengatur perjodohanmu dengan S

    Last Updated : 2024-06-30
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   RENCANA JENTRA

    Jentra diam-diam mengumpulkan orang-orang yang bisa dipercayanya untuk menghadang pasokan batu dan kayu yang digunakan untuk membangun Bhumi Sambhara Budura. Mereka sengaja membuat dam-dam besar dengan menarik air dari seluruh penjuru wilayah, kemudian mereka membuka dam-dam itu saat pasokan batu datang dari Gunung Candramuka atau Candrageni. Strategi ini di sebut sebagai serangan dengan air. Serangan ini akan membuat kapal-kapal pengangkut batu pecah berantakan sementara batu-batu itu akan tenggelam di sungai yang dalam dan berbuaya. Hal ini sudah pasti menyulitkan anak buah Pikatan untuk mendapatkan batu-batu terbaik ketika membangun Bhumi Sambhara Budura. Mereka harus mengumpulkan batu-batu itu lagi satu per satu dengan bantuan gajah-gajah besar yang tidak takut pada buaya.Serangan-serangan air ini dilakukan dengan sangat baik dan tepat sasaran. Sehingga para silpin menjadi kesulitan jika tiba-tiba wilayah mereka dibanjiri air. Bagi orang-orang Syailendra hal ini bukanlah hal su

    Last Updated : 2024-07-01
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERTEMPURAN CINTA

    Kelwang mengendap-endap diantara pepohonan bersama Laturana menuju salah satu titik api yang di maksud Pikatan di hulu anak-anak sungai yang nantinya bermuara di Progo atau Elo. Ia melihat sekelompok pria muda yang dipimpin seorang wanita muda."Apakah ini yang dimaksud Kakang Rukma sebagai Gyandrawati Wulan, putri dari Paman Jentra Kencana? Ternyata gadis ini sangatlah cantik Ratna Widuri bukanlah lawan yang sepadan dengan kecantikannya. Pantas saja, Gusti Ayu Dyah Meitala tadinya akan menikahkan gadis ini dengan Gusti Pikatan. Sungguh pasangan yang sangat serasi. Tampan dan cantik." Kata Kelwang lirih."Ah, tapi kau juga tidak kalah tampan dibandingkan Gusti Pikatan, Kelwang. Hanya berbeda warna kulit saja, kau hitam manis dan Gusti Pikatan putih susu. Namun semua memiliki daya tariknya sendiri." Laturana yang diam-diam mendengar perkataan Kelwang menanggapi. Kelwang menjadi malu. "Biarkan Ratna Widuri menjadi kekasih Megarana saja. kasihan dia, sudah mulai tua tapi belum ada jodo

    Last Updated : 2024-07-02
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERSETERUAN API, UDARA DAN AIR

    "Kakang Jentra Kenanga, mengapa kau lakukan ini kepada kami?" Tanya Mpu Kubhayoni saat akhirnya ia berhasil mencapai puncak perbukitan dimana Jentra dan anak buahnya mencoba menarik seluruh air ke dalam semacam embung untuk nantinya digunakan membanjiri sungai utama yang mengangkut material batuan ke Bhumi Sambhara Budura."Maaf Gusti Kumbhayoni, saya hanya menjalankan tugas dari junjungan saya?" Jawab Jentra meskipun dengan hati yang sangat berat, andaikata ia tak membuat kesalahan pada Candrakanti, semua pasti akan menjadi berbeda kisahnya."Siapa junjunganmu itu Kakang? Bukankah Maharaja menginginkan Bhumi sambhara diselesaikan?" Tanya Mpu Kumbhayoni."Dan siapakah anda Gusti? Mengapa anda tiba-tiba membantu musuh bebuyutan anda yang telah membunuh kakek dan ayah tuanku? Tuluskah atau hanya kepentingan politik semata? Terkadang dunia memang lucu Gusti. Jadi apapun pilihan kita yang sebenarnya, bisa saja terganjal kepentingan dan ambisi serta kenyataan yang ada." Jawab Jentra. Mpu

    Last Updated : 2024-07-05
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   KEKECEWAAN SANG PANGERAN

    Setelah Wiku Sasodara menghentikan serangan Jentra Kenanga terhadap iring-iringan kapal pengangkut bahan material pembangunan Bhumi Sambhara, maka Pikatan berhasil menyelesaikan bagian-bagian penting candi besar dalam waktu yang luar biasa singkat. Ia mengerahkan silpin-silpin terbaik yang didatangkan dari Pengging. Kecepatan pembuatan ornamen dan ukiran-pun luar biasa singkat. Keahlian mereka dalam pengendalian tanah, menjadikan ukiran-ukiran batu terasa mudah bagi jemari mereka."Aku belum pernah melihat orang mengukir batu dengan jari-jemarinya. Sungguh luar biasa. Jika orang-orang yang tidak tahu pasti akan mengira Gusti Pikatan menggunakan bantuan jin dan siluman untuk menyelesaikan candi ini." Kata Rukma pada Laturana."Ya, kemampuan para pengendali tanah memang luar biasa. Kalau aku mengukir dengan kekuatan apiku, yang ada batunya gosong, ukirannya nggak terbentuk." Laturana tertawa pahit."Apalagi aku, yang ada batunya lumutan, ukirannya nggak muncul." Rukma menimpali."Coba k

    Last Updated : 2024-07-07
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERNIKAHAN AGUNG

    Bangunan suci di Bhumi Sambhara telah diresmikan. Semua orang berbahagia terutama para Wiku karena Bhumi Sambhara akan menarik banyak orang untuk datang dan bersembahyang di tempat suci itu. Sehingga persembahyangan itu tidak hanya mendatangkan berkat dari doa-doa mereka yang berziarah namun sekaligus akan menjadi pemicu peningkatan ekonomi Medang dari perdagangan dan wisatanya."Wiku Sasodara sekarang sampailah kita pada pemberian hadiah pada Silpin Agung yang telah menyelesaikan pembangunan Bhumi Sambhara Budura. Aku akan menganugerahkan gelar Rakai dan akan kuberikan wilayah Kailasa kepadanya." Maharaja Samarattungga bertitah. Mendengar berita itu Sang putri Dyah Meitala dan putranya Pikatan langsung berlutut. Warisan ayah mereka akhirnya kembali lagi kepadanya. "Mulai hari ini silpin Agung Medang akan bergelar Rakai, dan akan disebut sebagai Rakai Pikatan Dyah Saladu yang akan menguasai Keilasa dan sekitarnya di wilayah Kewu. Kami semua warga Medang berterima kasih kepadanya atas

    Last Updated : 2024-07-08
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PEMILIK MUSTIKA UDARATI

    Perkawinan Agung antara Rakai Pikatan dengan Mahamentri I Hino benar-benar diselenggarakan dengan meriah. Banyak tamu yang hadir dalam perhelatan yang diselenggarakan selama hampir satu bulan. Rakyat-pun ikut menikmati kemeriahan pesta yang diselenggarakan istana dan mereka bisa menikmati aneka makanan serta jajanan gratis."Aku senang seluruh rakyat dapat menikmati pesta yang menyenangkan ini. Hanya semua pasti ada akhirnya bukan? Tidak selamanya kita akan berpesta. " Kata Andaka pada Kelwang, Munding dan Rukma."Benar. Tapi puncak acara yang sangat ditunggu adalah pemberian berkat bagi pengantin dari para Wiku. Aku jadi penasaran saja apa yang akan menjadi hadiah Wiku Wirathu dan Sasodara nanti bagi kedua mempelai." Rukma memang sedang bertanya-tanya apakah Wiku Sasodara benar-benar akan memberikan mustika Udarati pada kerajaan Medang atau justru menyimpannya untuk Pangeran Balaputeradewa."Kau benar Kakang Rukma. Aku juga sangat penasaran dan jika tidak salah. Puncaknya adalah mala

    Last Updated : 2024-07-16

Latest chapter

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   SEBUAH HUKUMAN

    Balaputerdewa dihadapkan pada majelis Pamgat yang dipimpin oleh Maharaja sendiri.Jentra, Rukma, Amasu dan Sasodara yang hadir di situ terpekur dengan sedihnya. Sebagai Mahamentri, kedatangan Balaputeradewa dikawal dan dijaga ketat oleh pasukan kawal istana maupun para Sanditaraparan. Namun kehadirannya dalam majelis itu masih diperkenankan memakai pakaian kebesarannya.Wiku Wirathu membuka sidang dengan pembacaan sutera dan segera setelahnya, para Pamgat yang terdiri dari pangeran-pangeran sepuh dan para Wiku duduk baik sebagai penuntut maupun sebagai pembela. Banyak Pangeran sepuh wangsa Syailendra yang berdiri dibelakang Sang Mahamentri I Halu. Tapi yang muda lebih banyak menentangnya karena fanatisme wangsa dianggap sebagai pemahaman kuno yang sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman. Sementara hakim yang mengadili adalah Maharaja sendiri di dampingi, Mahamentri I Hino yang dalam hal ini diwakili Rakai Pikatan, Wiku Wirathu dan Wiku Sasodara.Semua tuntutan dibacakan untuk m

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   RUNTUHNYA SANG BALAPUTERADEWA

    Ternyata kekuatan tentara Walaing, benar-benar tidak dapat dibandingkan dengan kekuatan pasukan Medang. Mereka menggulung kekuatan tentara Walaing seperti badai menelan segala yang dilewatinya, meskipun pesan Sang Rakai adalah tidak membunuh tapi hanya melumpuhkan saja. Welas asih dan dhamma yang diajarkan para Wiku ternyata begitu merasuk dalam hati Sang Pikatan sehingga peperangan yang dilakukan-pun seminimal mungkin membawa korban jiwa.Sementara Jentra menyusup memasuki kedaton Walaing yang telah mulai terbakar api. Rupanya Sang Balaputeradewa-pun telah bertekad untuk melakukan puputan yang artinya bahwa jika ia kalah maka ia akan menghadapi mahapralaya itu dengan kematiannya sendiri. Saat Balaputeradewa melihat pasukan belakangnya telah mencapai ambang kehancuran dan tentara musuh mulai menjejakan kaki ke halaman istananya. Ia telah mulai mencabut pedang dan kerisnya siap menjemput maut sebagai seorang ksatria dan Mahamentri wangsa besar yang dibanggakannya."Berhenti tuanku. Dul

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PUPUTAN

    "Gusti, apa Gusti akan yakin akan melakukan perang Puputan. Sekali lagi hamba mohon Gusti, jangan gegabah memutuskan untuk perang puputan. Gusti harus ingat bahwa di Walaing, bukan hanya peninggalan Walaing saja yang harus tuanku jaga. Tetapi di Walaing ada Abhaya Giri Wihara peninggalan Syailendra Wangsa Tilaka yang lainnya yaitu Sri Maharaja Rakai Panangkaran. Apa Gusti akan membiarkan putera wangsa Sanjaya menghancurkannya hingga rata dengan tanah." Aswin menyembah hingga hidungnya menempel ke tanah."Tetapi ini adalah masalah harga diri dan kehormatan Aswin. Apa kau rela kita akan hidup sebagai orang yang kalah dan dicemoohkan setiap kali? Itu-pun kalau Sri Maharaja Samarattungga tidak menghukum mati kita juga. Jadi apa bedanya Aswin?" Sahut Balaputeradewa saat bersiap untuk kembali ke Walaing."Permohonan saya, Iswari dan Karmika tetap sama Gusti. Lebih baik kita kehilangan harga diri dan kehormatan daripada kita berdosa kepada leluhur wangsa Syailendra. Apalagi putra tuanku masi

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERMATA WANGSA SYAILENDRA

    Pangeran Balaputeradewa menembus kabut tebal dan dinginnya malam untuk menyambut kedua buah hatinya. Bersama Aswin ia berkuda tanpa atribut sebagai seorang Mahamentri. Pengawal yang menyertainya juga hanya enam sampai tujuh orang saja, juga tanpa atribut sebagai perajurit tapi menyamar sebagai warga biasa."Apakah tempat itu sangat jauh Aswin?" Tanya Pangeran Balaputeradewa."Ya tuanku. Tapi dengan berkuda cepat seperti ini saya memperkirakan tengah malam kita akan sampai." Jawab Aswin."Aku tidak bisa meninggalkan Walain terlalu lama, karena kakak iparku Samarattungga pasti sudah tidak sabar untuk memotong kepalaku ini." Jawab pangeran Balaputeradewa."Jangan berpikir yang buruk tuanku. Apalagi di saat tuanku memiliki putra. Anggaplah keduanya hadiah dari Yang Maha Agung sehingga kelak akan menjadi permata wangsa Syailendra. Saya rasa tuanku Samarattungga tidak akan segera menyerang saat fajar menyingsing karena mengerahkan puluhan ribu pasukan bukanlah hal mudah." Aswin mencoba mene

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERLAWANAN TERAKHIR SANG PANGERAN

    Aswin mengikuti Pangeran Balaputeradewa ke bangsal agung Perdikan Walaing. Seluruh pasukan telah dimobilisasi, namun warga asli Walaing memilih untuk menyembunyikan diri di gua-gua yang tersebar di pesisir Walaing. Mereka ketakutan jika peristiwa pembantaian beberapa tahun lalu terjadi lagi."Atreya! Atreya!" Teriak Pangeran Balaputeradewa memanggil orang kepercayaan untuk menghadap. Atreya tergopoh-gopoh datang dan menyembah."Sembah hamba paduka Mahamentri I halu. Tuanku sudah kembali. Apa yang bisa hamba lakukan untuk tuanku?" Tanya Atreya. "Perkuat pertahanan dan tutup semua jalan menuju Walaing. Siagakan semua tentara cadangan, pasukan gajah dan pasukan berkuda." Kata Sang pangeran."Baik paduka. Tapi siapa musuh kita kali ini hingga semua sumber daya dikerahkan?"TanyaAtreya."Apa pedulimu lakukan saja. Kita akan berperang melawan orang-orang Kedu. Orang-orang Samarattungga." Jawab Pangeran Balaputeradewa tanpa rasa hormat.Atreya seketika bersujud di bawah kaki Sang pangeran, b

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   KELAHIRAN KEMBALI

    Rukma memacu kudanya menuju rumah Sriti, namun di dalam perjalanan ia harus berhadapan dengan sisa-sisa pasukan Pangeran Balaputeradewa. Mereka mencegat Rukma dan menghentikan kudanya."Berhenti ki sanak. Kau orang dari Kedu mau melintas ke mana?" tanya salah seorang prajurit."Aku hendak masuk ke dalam kota, apa pedulimu?" Rukma balik bertanya."Apakah kau tidak tahu bahwa kekacauan sedang terjadi sehingga tidak seorang-pun boleh melintas wilayah ini." Kata prajurit yang lain lagi."Istriku hendak melahirkan, jadi kau ijinkan atau tidak kau ijinkan aku akan tetap lewat wilayah ini. Lagipula wilayah ini masih merupakan wilayah Kedu jadi mengapa kau menghalangiku." Kata Rukma sambil menarik tali kekang kudanya sehingga kudanya berdiri dengan dua kaki naik ke atas dan hendak menendang prajurit di hadapannya. Prajurit itu-pun mundur, dan saat ada jalan Rukma langsung menghela kudanya."Dia lari, kejar!" teriak prajurit-prajurit itu, sambil melemparkan tombak ke arah Rukma. Namun Rukma be

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   LUKA SANG PANGLIMA

    Jentra Kenanga dan Kunara Sancaka mulai kewalahan menghadapi ribuan anak panah yang dilepaskan pasukan Mahamentri I Halu. Tembok air yang mereka gunakan untuk menahan panah-panah itu mulai tergerus dan panah-panah mulai menembusi tubuh mereka. Melihat keadaan semakin genting, Rakai pikatan tidak tinggal diam, Ia merapalkan mantra kekuatan pengendalian tanahnya."Rana bantala!" Teriaknya. Seketika tanah di bawah panggung di mana pasukan pemanah Mahamentri I Halu terangkat dan memutar. Pasukan panah itu-pun mulai panik. Namun Mahamentri I Halu memerintahkan untuk terus menghujani mereka dengan panah-panah itu.Rakai Pikatan meningkatkan kapasitas energinya hingga akhirnya tidak hanya tanah tempat pijakan mereka yang bergerak dan memutar, namun batu-batu besar yang terpendam mulai melayang ke permukaan. Batu-batu besar itu mulai menyerang pasukan-pasukan panah itu seperti peluru yang ditembakan. Wiku Sasodara yang ada disitu juga tidak tinggal diam, ia-pun mulai juga bergerak untuk men

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PEMILIK MUSTIKA UDARATI

    Perkawinan Agung antara Rakai Pikatan dengan Mahamentri I Hino benar-benar diselenggarakan dengan meriah. Banyak tamu yang hadir dalam perhelatan yang diselenggarakan selama hampir satu bulan. Rakyat-pun ikut menikmati kemeriahan pesta yang diselenggarakan istana dan mereka bisa menikmati aneka makanan serta jajanan gratis."Aku senang seluruh rakyat dapat menikmati pesta yang menyenangkan ini. Hanya semua pasti ada akhirnya bukan? Tidak selamanya kita akan berpesta. " Kata Andaka pada Kelwang, Munding dan Rukma."Benar. Tapi puncak acara yang sangat ditunggu adalah pemberian berkat bagi pengantin dari para Wiku. Aku jadi penasaran saja apa yang akan menjadi hadiah Wiku Wirathu dan Sasodara nanti bagi kedua mempelai." Rukma memang sedang bertanya-tanya apakah Wiku Sasodara benar-benar akan memberikan mustika Udarati pada kerajaan Medang atau justru menyimpannya untuk Pangeran Balaputeradewa."Kau benar Kakang Rukma. Aku juga sangat penasaran dan jika tidak salah. Puncaknya adalah mala

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERNIKAHAN AGUNG

    Bangunan suci di Bhumi Sambhara telah diresmikan. Semua orang berbahagia terutama para Wiku karena Bhumi Sambhara akan menarik banyak orang untuk datang dan bersembahyang di tempat suci itu. Sehingga persembahyangan itu tidak hanya mendatangkan berkat dari doa-doa mereka yang berziarah namun sekaligus akan menjadi pemicu peningkatan ekonomi Medang dari perdagangan dan wisatanya."Wiku Sasodara sekarang sampailah kita pada pemberian hadiah pada Silpin Agung yang telah menyelesaikan pembangunan Bhumi Sambhara Budura. Aku akan menganugerahkan gelar Rakai dan akan kuberikan wilayah Kailasa kepadanya." Maharaja Samarattungga bertitah. Mendengar berita itu Sang putri Dyah Meitala dan putranya Pikatan langsung berlutut. Warisan ayah mereka akhirnya kembali lagi kepadanya. "Mulai hari ini silpin Agung Medang akan bergelar Rakai, dan akan disebut sebagai Rakai Pikatan Dyah Saladu yang akan menguasai Keilasa dan sekitarnya di wilayah Kewu. Kami semua warga Medang berterima kasih kepadanya atas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status