Share

BADAI UNTUK TANAH WALAING

Penulis: Alexa Ayang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-20 21:35:47

"Sudah terbukti bukan? Jika bukan hamba yang menyuruh baik panglima Jentra atau siapapun untuk mengambil lontar Anarghya. Bahkan orang-orang Walaing sendri yang berusaha masuk ke ibukota dan menyerang kediaman Panglima Medang. Hal itu tentu tidak bisa dibiarkan Yang Mulia. Tidak cukup menghukum mati penebar fitnahnya saja. Tuanku juga harus menghukum pembesarnya yang telah berani merangsek masuk ibukota dan melakukan penyerangan di rumah pejabat istana." Kata Pangeran Balaputeradewa dengan berapi-api.

"Tapi itu kan juga tidak membuktikan kalau panglima Jentra tidak menyimpan lontar itu?" Pangeran Aswangga mencoba membela Rakai Walaing yang sama-sama masih berdarah Sanjaya dengannya.

"Apanya yang tidak terbukti? Jelas-jelas mereka mencari dan tidak menemukannya. Bahkan melukai perwira muda kita dengan sangat keji." sanggah Pangeran Balaputeradewa.

"Bisa saja disembunyikan di tempat lain." Mpu Ghek Sang Pati masih mencoba melawan pendapat Pangeran muda itu.

"Paman Rakyan Ghek Sang P
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   DUKA WALAING

    Air mata Megarana tidak berhenti menetes ketika sebuah kotak besar berisi jenasah Raras Hayu dikembalikan ke Walaing. Di dalam hati kecil ia berjanji akan membalaskan dendam kematian Raras Hayu. Ia bersumpah akan menghabisi Jentra dan Sriti yang dianggapnya telah menjadi penyebab kematian Raras Hayu. "Megarana, aku turut berduka cita ya atas kematian Raras Hayu. Kau tidak boleh hanyut di dalam kesedihan. Raras pasti juga ingin kau tetap melanjutkan hidup. Aku tidak menyangka, Maharaja akan begitu tega menjatuhkan hukuman tanpa mau mendengar apapun dari pihak kita."Kata Laturana. "Terima kasih, Laturana. Kau benar! Padahal Panglima Jentra dan kedua bikku itu jelas-jelas menyimpannya. Ini semua adalah kesalahan Panglima Jentra. Maka aku tidak akan membiarkannya begitu saja." Kata Megarana. Sementara itu Mpu Kumbhayoni segera datang dan memeluk Megarana. Ia sangat mengerti perasaan sahabatnya itu. Megarana dan Raras Hayu belum lama bertunangan. Rencananya akhir tahun ini akan menikah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   KENYATAAN YANG MENYAKITKAN

    Jentra terdiam saat ia dan Rukma di bawa oleh Pangeran Balaputeradewa ke kaki Candrageni, namun di sisi sebelah barat yang berbatasan dengan kerajaan Pengging. Ia sama sekali tidak mengira jika Pangeran Balaputeradewa ternyata menemui seorang kepala penjarah kayu dari Pengging bernama Pahula (kijang). Di sana Pangeran Balaputeradewa memberikan sejumlah uang kepada Pahula dan dari caranya menyerahkan uang itu, Jentra tahu jika Pangeran Balaputeradewa sudah biasa melakukannya. "Kali ini, kau tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk menebang di wilayah Song. Kujamin pasukanku dan pasukan penjaga kerajaan tidak akan menghentikanmu. Kau boleh juga mengambil sisi timur wanua Kemadang karena jati-jati besar yang bagus untuk membuat perahu ada di hutan Kemadang."Kata Pangeran Balaputeradewa. "Tapi Gusti, bagaimana jika orang-orang dari pihak Walaing yang menghentikan kami? Beberapa dari mereka sangatlah sakti."Tanya Pahula "Kau takut Pahula? Tenang saja. Jika mereka menangkapmu dan teman-temanm

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   MATA SANG GAGAK

    Rukma mengawasi semua hal yang diperintahkan kepadanya, termasuk membersihkan jalur yang memang telah disepakati oleh Pahula dan anak buahnya untuk mencuri kayu di tanah Walaing. Sebenarnya Rukma-pun sama seperti Jentra yang bertanya-tanya mengapa harus menggunakan para penjahat ini untuk menaklukan Walaing. "Ayolah Yu Ganika. Kau ini bagaimana? Ayah dan Kangmans Kumbhayoni kan sudah berpesan untuk tidak selalu mengambil air dari wanua Song." Kata Gaurika kepada kakak perempuannya. "Lalu mau kemana lagi? Kan memang tempat itu yang banyak airnya." Kata Ganika "Benar. Tapi maling-maling kayu itu juga sering menyergap orang di jalan menuju ke sana." Kata Gaurika "Kau takut?" Tanya Ganika "Bukan takut. Tapi kita sudah diperingatkan untuk tidak membuat kesalahan apapun untuk melindungi Sima kita. Berkelahi dengan para maling itu bukannya mencari masalah ya? Apalagi kita cuma berdua." Kata Gaurika "Sudah. Jangan berpikir macam-macam. Aku sudah tidak kuat dengan panasnya hari. Aku i

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   AIR DAN API

    Ganika sungguh tidak lagi bersabar pada Rukma. Ia mulai bergerak dengan mengarahkan pukulan beruntun ke arah dada Rukma. Rukma mundur dengan kecepatan angin. Namun Gaurika juga mengejar dengan tendangan dari samping sehingga Rukma harus melompat memutar menghindari serangan Gaurika. Rukma harus mengakui bahwa putri-putri pewaris Walaing bukanlah gadis-gadis lemah yang bisa disepelekannya. Mereka cantik, cerdas dan sakti. Belum lagi mereka juga memiliki kemampuan pengendalian api yang luar biasa. "Latu Wrastha!" Teriak Gaurika. Seketika tangannya memegang busur dengan anak-anak panah berapi yang langsung menghujani Rukma. Semua anak panah menyala itu bila mengenai kulit, efeknya hampir sama dengan tapak geni. Sehingga Rukma harus melindungi dirinya ekstra. "Beteng Warih!" Teriaknya. Seketika tubuh Rukma tertutup dengan lingkaran air yang mengeras dan memadamkan api di ujung anak panah sekaligus mematahkannya. Gaurika terkejut dan segera menghempaskan selendangnya ke wajah Rukma. U

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   SEBUAH PRASANGKA

    "Ke mana Rukma pergi?Apak dia tidak kembali malam ini?" Tanya Sriti. "Pangeran memberikan tugas khusus padanya untuk mengawasi Walaing." Jawab Jentra sekenanya. "Kau tampak sangat lelah, bagaimana kalau kubuatkan minuman hangat atau kau ingin makan sesuatu?" Sriti menawarkan semua itu dengan suara lembut. "Aku sudah makan. Berikan minuman hangat saja untukku." Kata Jentra sambil menjatuhkan diri di balai-balai. "Sudah empat hari aku di atas kuda. Badanku terasa sangat lelah. Aku ingin sekali tidur, namun mata ini susah terpejam. Sebenarnya aku tidak tega melepas Rukma menjalankan tugas ini. Ia masih terlalu muda." Lanjut Jentra "Ah tidak, juga. Dia sudah bisa suka dengan perempuan. Artinya ia bukan lagi anak remaja. Ia sudah delapan belas tahun. Sudah waktunya dia kawin." sahut Sriti. "Haahh kawin saja yang ada dipikiranmu. Jangan jadi perajurit Sandi, jadi saja istri pedagang atau bangsawan yang pasti akan menghujanimu dengan pakaian bagus dan perhiasan." Kata Jentra "Bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   RENCANA YANG HAMPIR GAGAL

    Jentra cukup terkejut ketika melihat Wiku Sasodara sudah ada di ruang utama bersama Amasu dan Rukma. "Rukma? Kau ada di sini? Bukankah seharusnya kau bertugas di Walaing?"Tanya Jentra. "Aku yang menculiknya pulang sebelum jadi daging panggang di Walaing. Namun aku sudah meminta ijin dari Pangeran Balaputeradewa untuk urusan yang lain."Jawab Wiku Sasodara. "Urusan yang lain?" Jentra seperti tidak mengerti "Pernikahanmu dengan Candrakanti." Kata Wiku Sasodara Jentra seketika lemas. Tulangnya serasa dilepaskan semua. Sementara Candrakanti menangis. Amasu langsung mencium ketidakberesan diantara keduanya. "Wah nampaknya kalian terharu sekali ya mendengar berita ini. Sampai menangis segala." Kata Amasu menyindir. "Aku juga berharap ini berita membahagiakan, mengingat kalian begitu lama menjalin hubungan diam-diam. Namun aku sudah mengupayakan agar Pangeran Balaputeradewa dan Permaisuri Sri Kahulunan membolehkan persatuan ini. Kasihan Gyandra kalau harus memanggilmu paman setiap

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PENDAKI-PENDAKI UDARATI

    Enam orang ksatria nampak mulai memasuki wanua Abhipraya di sebelah Selatan. Mereka berpakaian seperti pengembara dan berniat mendaki gunung Udarati. Namun semenjak berita mustika di puncak Udarati tersebar banyak orang mencoba peruntungannya. Hal itu berdampak sangat baik bagi warga sekitar karena mereka dengan mudah dapat menjual hasil kebun dan benda-benda hasil kerajinan tangan mereka. Namun bagi kerajaan Kanjuruhan, kedatangan para pencari harta ini meresahkan baik secara keamanan maupun kependudukan. "Kau yakin bisa mencapai puncak kakang Acala?" Tanya Baning (Kura-kura di dalam bahasa Kawi) salah satu dari keenam ksatria itu. "Yah. Gunungnya nampak sangat tinggi dan ditumbuhi hutan yang sangat lebat." sambung Waprakeswara. "Aduh Keswara, arti namamu saja adalah hantu gunung. Masak melihat gunung setinggi itu saja hatimu sudah mulai menciut." Jawab Acala. "Bukannya menciut. Tapi kita tahu benar reputasi gunung ini begitu menakutkan. Sementara untuk menghindari patroli praju

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PENGHUNI UDARATI

    Caluwak menuruni ngarai terjal untuk mendapatkan air dari mata air di bawah tebing. Dengan kemampuannya sebagai pasukan sandi, hal itu bukanlah pekerjaan yang sulit. Ilmu Akasawakya miliknya mampu membuatnya bisa melompat seringan kapas. Begitu sampai di bawah Caluwak langsung menuju ceruk mata air yang memancar deras dari dalam tanah. Namun karena kabut begitu tebal, Caluwak hanya bisa mengandalkan pendengarannya. Ada kecipak air dari dekat tempat itu. Bisa jadi itu adalah binatang yang sedang minum. Caluwak mengisi tempat airnya dengan cepat supaya dapat kembali kepada teman-temannya. Namun tiba-tiba kakinya tersandung sesuatu. "Apa ini?" Bisik Caluwak di dalam hati. Caluwak berjongkok dan memeriksa. "Seperti tubuh manusia. Namun mengapa dingin sekali?"Gumamnya. Caluwak-pun menyalakan obornya dan betapa terkejutnya ia melihat mayat yang terbujur kaku dengan isi perut yang terburai. "Aaaiihhh, ternyata mayat." Katanya sambil menyorotkan obornya ke wajah orang itu. "Ini....ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26

Bab terbaru

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   SEBUAH HUKUMAN

    Balaputerdewa dihadapkan pada majelis Pamgat yang dipimpin oleh Maharaja sendiri.Jentra, Rukma, Amasu dan Sasodara yang hadir di situ terpekur dengan sedihnya. Sebagai Mahamentri, kedatangan Balaputeradewa dikawal dan dijaga ketat oleh pasukan kawal istana maupun para Sanditaraparan. Namun kehadirannya dalam majelis itu masih diperkenankan memakai pakaian kebesarannya.Wiku Wirathu membuka sidang dengan pembacaan sutera dan segera setelahnya, para Pamgat yang terdiri dari pangeran-pangeran sepuh dan para Wiku duduk baik sebagai penuntut maupun sebagai pembela. Banyak Pangeran sepuh wangsa Syailendra yang berdiri dibelakang Sang Mahamentri I Halu. Tapi yang muda lebih banyak menentangnya karena fanatisme wangsa dianggap sebagai pemahaman kuno yang sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman. Sementara hakim yang mengadili adalah Maharaja sendiri di dampingi, Mahamentri I Hino yang dalam hal ini diwakili Rakai Pikatan, Wiku Wirathu dan Wiku Sasodara.Semua tuntutan dibacakan untuk m

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   RUNTUHNYA SANG BALAPUTERADEWA

    Ternyata kekuatan tentara Walaing, benar-benar tidak dapat dibandingkan dengan kekuatan pasukan Medang. Mereka menggulung kekuatan tentara Walaing seperti badai menelan segala yang dilewatinya, meskipun pesan Sang Rakai adalah tidak membunuh tapi hanya melumpuhkan saja. Welas asih dan dhamma yang diajarkan para Wiku ternyata begitu merasuk dalam hati Sang Pikatan sehingga peperangan yang dilakukan-pun seminimal mungkin membawa korban jiwa.Sementara Jentra menyusup memasuki kedaton Walaing yang telah mulai terbakar api. Rupanya Sang Balaputeradewa-pun telah bertekad untuk melakukan puputan yang artinya bahwa jika ia kalah maka ia akan menghadapi mahapralaya itu dengan kematiannya sendiri. Saat Balaputeradewa melihat pasukan belakangnya telah mencapai ambang kehancuran dan tentara musuh mulai menjejakan kaki ke halaman istananya. Ia telah mulai mencabut pedang dan kerisnya siap menjemput maut sebagai seorang ksatria dan Mahamentri wangsa besar yang dibanggakannya."Berhenti tuanku. Dul

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PUPUTAN

    "Gusti, apa Gusti akan yakin akan melakukan perang Puputan. Sekali lagi hamba mohon Gusti, jangan gegabah memutuskan untuk perang puputan. Gusti harus ingat bahwa di Walaing, bukan hanya peninggalan Walaing saja yang harus tuanku jaga. Tetapi di Walaing ada Abhaya Giri Wihara peninggalan Syailendra Wangsa Tilaka yang lainnya yaitu Sri Maharaja Rakai Panangkaran. Apa Gusti akan membiarkan putera wangsa Sanjaya menghancurkannya hingga rata dengan tanah." Aswin menyembah hingga hidungnya menempel ke tanah."Tetapi ini adalah masalah harga diri dan kehormatan Aswin. Apa kau rela kita akan hidup sebagai orang yang kalah dan dicemoohkan setiap kali? Itu-pun kalau Sri Maharaja Samarattungga tidak menghukum mati kita juga. Jadi apa bedanya Aswin?" Sahut Balaputeradewa saat bersiap untuk kembali ke Walaing."Permohonan saya, Iswari dan Karmika tetap sama Gusti. Lebih baik kita kehilangan harga diri dan kehormatan daripada kita berdosa kepada leluhur wangsa Syailendra. Apalagi putra tuanku masi

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERMATA WANGSA SYAILENDRA

    Pangeran Balaputeradewa menembus kabut tebal dan dinginnya malam untuk menyambut kedua buah hatinya. Bersama Aswin ia berkuda tanpa atribut sebagai seorang Mahamentri. Pengawal yang menyertainya juga hanya enam sampai tujuh orang saja, juga tanpa atribut sebagai perajurit tapi menyamar sebagai warga biasa."Apakah tempat itu sangat jauh Aswin?" Tanya Pangeran Balaputeradewa."Ya tuanku. Tapi dengan berkuda cepat seperti ini saya memperkirakan tengah malam kita akan sampai." Jawab Aswin."Aku tidak bisa meninggalkan Walain terlalu lama, karena kakak iparku Samarattungga pasti sudah tidak sabar untuk memotong kepalaku ini." Jawab pangeran Balaputeradewa."Jangan berpikir yang buruk tuanku. Apalagi di saat tuanku memiliki putra. Anggaplah keduanya hadiah dari Yang Maha Agung sehingga kelak akan menjadi permata wangsa Syailendra. Saya rasa tuanku Samarattungga tidak akan segera menyerang saat fajar menyingsing karena mengerahkan puluhan ribu pasukan bukanlah hal mudah." Aswin mencoba mene

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERLAWANAN TERAKHIR SANG PANGERAN

    Aswin mengikuti Pangeran Balaputeradewa ke bangsal agung Perdikan Walaing. Seluruh pasukan telah dimobilisasi, namun warga asli Walaing memilih untuk menyembunyikan diri di gua-gua yang tersebar di pesisir Walaing. Mereka ketakutan jika peristiwa pembantaian beberapa tahun lalu terjadi lagi."Atreya! Atreya!" Teriak Pangeran Balaputeradewa memanggil orang kepercayaan untuk menghadap. Atreya tergopoh-gopoh datang dan menyembah."Sembah hamba paduka Mahamentri I halu. Tuanku sudah kembali. Apa yang bisa hamba lakukan untuk tuanku?" Tanya Atreya. "Perkuat pertahanan dan tutup semua jalan menuju Walaing. Siagakan semua tentara cadangan, pasukan gajah dan pasukan berkuda." Kata Sang pangeran."Baik paduka. Tapi siapa musuh kita kali ini hingga semua sumber daya dikerahkan?"TanyaAtreya."Apa pedulimu lakukan saja. Kita akan berperang melawan orang-orang Kedu. Orang-orang Samarattungga." Jawab Pangeran Balaputeradewa tanpa rasa hormat.Atreya seketika bersujud di bawah kaki Sang pangeran, b

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   KELAHIRAN KEMBALI

    Rukma memacu kudanya menuju rumah Sriti, namun di dalam perjalanan ia harus berhadapan dengan sisa-sisa pasukan Pangeran Balaputeradewa. Mereka mencegat Rukma dan menghentikan kudanya."Berhenti ki sanak. Kau orang dari Kedu mau melintas ke mana?" tanya salah seorang prajurit."Aku hendak masuk ke dalam kota, apa pedulimu?" Rukma balik bertanya."Apakah kau tidak tahu bahwa kekacauan sedang terjadi sehingga tidak seorang-pun boleh melintas wilayah ini." Kata prajurit yang lain lagi."Istriku hendak melahirkan, jadi kau ijinkan atau tidak kau ijinkan aku akan tetap lewat wilayah ini. Lagipula wilayah ini masih merupakan wilayah Kedu jadi mengapa kau menghalangiku." Kata Rukma sambil menarik tali kekang kudanya sehingga kudanya berdiri dengan dua kaki naik ke atas dan hendak menendang prajurit di hadapannya. Prajurit itu-pun mundur, dan saat ada jalan Rukma langsung menghela kudanya."Dia lari, kejar!" teriak prajurit-prajurit itu, sambil melemparkan tombak ke arah Rukma. Namun Rukma be

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   LUKA SANG PANGLIMA

    Jentra Kenanga dan Kunara Sancaka mulai kewalahan menghadapi ribuan anak panah yang dilepaskan pasukan Mahamentri I Halu. Tembok air yang mereka gunakan untuk menahan panah-panah itu mulai tergerus dan panah-panah mulai menembusi tubuh mereka. Melihat keadaan semakin genting, Rakai pikatan tidak tinggal diam, Ia merapalkan mantra kekuatan pengendalian tanahnya."Rana bantala!" Teriaknya. Seketika tanah di bawah panggung di mana pasukan pemanah Mahamentri I Halu terangkat dan memutar. Pasukan panah itu-pun mulai panik. Namun Mahamentri I Halu memerintahkan untuk terus menghujani mereka dengan panah-panah itu.Rakai Pikatan meningkatkan kapasitas energinya hingga akhirnya tidak hanya tanah tempat pijakan mereka yang bergerak dan memutar, namun batu-batu besar yang terpendam mulai melayang ke permukaan. Batu-batu besar itu mulai menyerang pasukan-pasukan panah itu seperti peluru yang ditembakan. Wiku Sasodara yang ada disitu juga tidak tinggal diam, ia-pun mulai juga bergerak untuk men

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PEMILIK MUSTIKA UDARATI

    Perkawinan Agung antara Rakai Pikatan dengan Mahamentri I Hino benar-benar diselenggarakan dengan meriah. Banyak tamu yang hadir dalam perhelatan yang diselenggarakan selama hampir satu bulan. Rakyat-pun ikut menikmati kemeriahan pesta yang diselenggarakan istana dan mereka bisa menikmati aneka makanan serta jajanan gratis."Aku senang seluruh rakyat dapat menikmati pesta yang menyenangkan ini. Hanya semua pasti ada akhirnya bukan? Tidak selamanya kita akan berpesta. " Kata Andaka pada Kelwang, Munding dan Rukma."Benar. Tapi puncak acara yang sangat ditunggu adalah pemberian berkat bagi pengantin dari para Wiku. Aku jadi penasaran saja apa yang akan menjadi hadiah Wiku Wirathu dan Sasodara nanti bagi kedua mempelai." Rukma memang sedang bertanya-tanya apakah Wiku Sasodara benar-benar akan memberikan mustika Udarati pada kerajaan Medang atau justru menyimpannya untuk Pangeran Balaputeradewa."Kau benar Kakang Rukma. Aku juga sangat penasaran dan jika tidak salah. Puncaknya adalah mala

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERNIKAHAN AGUNG

    Bangunan suci di Bhumi Sambhara telah diresmikan. Semua orang berbahagia terutama para Wiku karena Bhumi Sambhara akan menarik banyak orang untuk datang dan bersembahyang di tempat suci itu. Sehingga persembahyangan itu tidak hanya mendatangkan berkat dari doa-doa mereka yang berziarah namun sekaligus akan menjadi pemicu peningkatan ekonomi Medang dari perdagangan dan wisatanya."Wiku Sasodara sekarang sampailah kita pada pemberian hadiah pada Silpin Agung yang telah menyelesaikan pembangunan Bhumi Sambhara Budura. Aku akan menganugerahkan gelar Rakai dan akan kuberikan wilayah Kailasa kepadanya." Maharaja Samarattungga bertitah. Mendengar berita itu Sang putri Dyah Meitala dan putranya Pikatan langsung berlutut. Warisan ayah mereka akhirnya kembali lagi kepadanya. "Mulai hari ini silpin Agung Medang akan bergelar Rakai, dan akan disebut sebagai Rakai Pikatan Dyah Saladu yang akan menguasai Keilasa dan sekitarnya di wilayah Kewu. Kami semua warga Medang berterima kasih kepadanya atas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status