Share

Bab 203

Martin meninggalkan ruang kerja pribadi Kakek Sanjaya dengan langkah ringan dan penuh tekad, selaras dengan wajah tuanya yang entah kenapa mendadak tampak seperti belasan tahun lebih muda. Samar-samar, tampak seulas senyum dingin mengembang di bibirnya yang berwarna kecokelatan. Siapa pun yang pernah mengenal lelaki gagah berlengan tunggal itu di masa lalu, pasti mengerti bahwa senyum dingin itu mewakili titah Dewa Kematian!

Hari itu, Martin akhirnya memperoleh dukungan dan persetujuan pemimpin tertinggi Keluarga Sanjaya untuk mengibarkan bendera perang dan menyerang Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus secara terbuka!

Sebagai langkah awal, dia berencana menemui Gubernur Morgan Hanjaya – untuk meminta izin.

Akan tetapi, rencana tersebut harus langsung batal begitu saja saat sebuah limusin putih yang dilengkapi dengan bendera Negara Vicinus ternyata sudah lebih dahulu terparkir dengan angkuh di depan paviliun utama kediaman resmi Gubernur Hanjaya.

Ter

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status