Share

Bab 205

Tentara bayaran itu menembak lagi.

Retakan di kaca depan mobil Martin makin luas.

“Tetap merunduk!” perintah Martin pada sopirnya saat melihat retakan sudah hampir memenuhi seluruh permukaan kaca depan mobil.

Sementara di luar, beberapa tentara bayaran suruhan Duta Besar Bernard Wijaya mulai bergerak mendekati mobil sambil menyeringai buas. Semuanya membawa senjata api, tetapi tidak satu pun yang memegangnya dengan cara sewajarnya. Mereka menggenggam senjata pada larasnya, bukan pada gagangnya sebagaimana layaknya orang memegang pistol.

Sepertinya, mereka bukan ingin menggunakan senjatanya untuk menembak – melainkan sebagai alat pemukul.

Prang …!!!

Kaca depan mobil Martin pun pecah berantakan.

Di saat yang sama, tentara yang memukul hancur kaca mobil Martin – mendadak tumbang dengan tubuh yang juga hancur berantakan!

Bukan hanya satu tentara itu saja, tetapi ada belasan orang tentara bayaran suruhan Duta Besar Bernard Wijaya yang ternyata juga mengalami nasib sama. Belasan tentara itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status